Sunteți pe pagina 1din 2

Pelajaran Hypnotic Language Pattern dari Campaign

Obama
Kemenangan Barrack Obama, memang menyisakan banyak euphoria, desas desus dan spekulasi
dalam berbagai hal. Di internet puluhan artikel mungkin sudah menuliskan dan menuduh bahwa
Obama menggunakan conversational hypnosis, dari tuduhan serius terang-terangan, ataupun
yang secara malu-malu mengatakannya.

Wow,
Benarkah Obama menggunakan hypnosis untuk kemenangannya…?
Tidak ada pengakuan sekalipun dari Obama mengenai hal ini… Jadi kita anggap saja Obama
tidak pernah melakukan dengan sengaja, kita anggap saja kemampuannya ber-linguistic adalah
alamiah. Toh demikian, kita tetap bisa mereguk banyak manfaat dari gaya pidatonya.

Jadi bagaimana?
Mari kita gunakan NLP untuk menganalisis pidato-pidato Obama…, khususnya menggunakan
Milton Model dan Meta Model dong…

“Yes We Can!”

Adalah semboyan yang sangat terkenal dari Obama, dipakai hampir di setiap saat sebagai yel-yel
pemilunya. Kalimat ini sangat memenuhi Milton Model….

Yes :

Suatu kata yang menggenerate suatu agreement “state of mind” dari setiap orang.

Yes, artinya persetujuan, konfirmasi, dukungan…

Kata Yes juga memiliki makna optimisme…, mengajak untuk optimis!

Jadi mengucapkan kata Yes di awal kata, akan mudah dalam mendapatkan persetujuan dari
pendengarnya.

We :
Kata ini adalah Lack Of Referential Index.
Disebut Lack Of Referential Index karena kata “we” tidak jelas mengacu ke konteks siapa saja
dan scope yang seluas apa?

Siapa saja tepatnya yang dimaksud dalam kata “We” ini? Karena konteks dan Scope-nya tidak
jeas, maka “siapapun” akan dapat merasa termasuk (rasa inclusive bagi pendengarnya)…

Can :
Can adalah suatu Modal Operator yang membuat orang akan masuk pada suatu kondisi merasa
“bisa” atau “dapat” atau “capable”. Jadi luar biasa memberdayakan dan memberi angin segar,
memberi harapan bagi pendengarnya.

Hebatnya, modal operator ini juga sekaligus tidak jelas (Unspecified Modal Operator), sehingga
ketidak-jelasannya ini menjadikan kata-kata ini menduduki kondisi yang cukup “chunk up”!
Akibatnya, semua hal yang berkorelasi dengan kata “can”, seperti capable dan sebagainya secara
otomatis terwadahi. Ketidakspesifikan-nya ini membuat kata ini akan seslalu sesuai (related)
dengan kondisi pikiran (internal map) siapapun… Lagi-lagi kata ini adalah inclusive…

Yes We Can!
Sementara itu, dari keseluruhan kalimat “Yes We Can” sendiri adalah suatu Simple Deletion,
karena tidak jelas, “What We Can Do, Specifically?”

Akibatnya pendengar akan mengisi kekosongan ini dengan sendirinya (fill the blank) jadi kalimat
ini secara utuh akan membuat inclusive bagi semua orang pada seluruh level komunikasi.
Dahsyat sekali!

Jika seorang politisi memiliki jargon yang bisa membuat SEMUA PENDENGAR merasa
dilibatkan, dan tidak melawan realitas internal siapapun…, maka ia akan memilki kans didukung
oleh massa yang luar biasa besar! Melebihi jumlah konstituen aslinya, dan akan menggeret
masuk (inclusive) massa konstituens dari kompetitor politiknya…!

Demikianlah, sekilas manfaat NLP dalam hal ini adalah Meta Model dan Milton Model dalam
menganalisis Jargon Politik Ala Obama….

Untuk info lebih lengkap tentang NLP klik : www.belajarNLP.com

S-ar putea să vă placă și