Sunteți pe pagina 1din 3

Pendewasaan Politik dengan NLP

Dear all,

Apa kabar?
Saya yakin kawan-kawan sudah mulai menemui berbagai atribut partai politik di manapun Anda
berada. Bahkan mungkin di depan pagar rumah Anda, atau di kaca mobil Andapun ditempel
orang atribut ini.Hampir semua titik sudah dipenuhi dengan atribut partai ini.

Entah harus diartikan apa fenomena ini…, Anda sendiri memaknakan fenomena ini apa? Apakah
harus dimaknakan sebagai :

1. Pertanda diperbolehkan mencuri start asalkan smart.


2. Atau ini pertanda majunya dunia periklanan dalam melayani sektor pasar politik?
3. Atau Anda memilih makna bahwa dunia cetak digital sedang menemui jaman keemasan
dan menangguk untung luar biasa?
4. Ataukah ini cara caleg dan politisi menunjukkan “integritas”-nya dalam mengikuti aturan
mainPemilu?
5. Ataukah kotornya wajah dan dinding kota Jakarta bukan lagi sekedar oleh sampah,
graffity dan mural…, namun kini ditambah oleh sampah yang berasal dari iklan politik?
6. Ataukah ini pertanda wajah demokrasi yang semakin membaik…

Well,

Boleh-boleh saja kita memilih makna yang sesuai, bukankah kita memang dikaruniai Tuhan
suatu kecerdasan pikiran untuk mampu menciptakan makna yang berguna dan baik bagi kita…
Atau selama ini kita hanya menurut bak kerbau dicucuk hidung oleh pendapat orang-orang di
atas sana yang “mendikte” makna untuk kita pada seluruh peristiwa politik?

Saatnya dunia NLP berbicara!

Oke…

Bagi pembelajar NLP, tentunya Anda sudah mempelajari bahwa makna suatu peristiwa,
tergantung siapa yang memberikannya. Semua dari kita bisa dan mampu memberikan makna
pada suatu peristiwa di dunia ini. Nah, apabila kita merasa makna tidak cocok untuk kita, kenapa
kita tidak menggantinya saja? Kalau kita memandang makna yang disajikan tidak
memberdayakan, kenapa kita tidak mengganti dengan makna yang lebih memberdayakan? Kalau
bagi kita kedengarannya maknanya membodohi, kenapa kita tidak mengganti dengan makna
yang lebih memperpintar? Toh NLP sudah memberikan kita tools yang disebut reframing, alias
membingkai ulang.

Nah, NLP mengajarkan kita membingkai ulang dalam 2 hal secara konteks (Context Reframing),
dan secara isi (Content Reframing), di pelatihan NLP Practitioner kita tambahkan satu lagi
secara waktu (Time Reframing). Lha, kalau sudah belajar, mari kita praktekkan…
Artikel ini adalah tantangan bagi para praktisi NLP untuk ikut serta memberi makna pada
berbagai peristiwa di tanah air. Kali ini, mari kita pertajam kemampuan kita melakukan 3 jenis
reframing itu. Nah, kita berlatih dengan mensikapi pendapat-pendapat di luar sana yang
dilakukan oleh orang-orang yang secara alami memiliki kemampuan reframing ini.

Jika Anda praktisi NLP, silahkan kalimat-kalimat ini di reframe menggunakan reframing yang
cocok, kemudian jelaskan reframing jenis apa yang Anda pakai. Jika Anda bukan praktisi NLP,
cukup Anda ubah aja makna kalimat di bawah ini secara kreatif.

Ingat, tidak ada yang benar, tidak ada yang salah. Ini adalah forum pembelajaran…, semua
berhak memiliki pandangan dalam menilai hidup. Mohon lakukan secara sopan dan beretika.
Beberapa kalimat ini saya ambil dari judul berita / artikel di media massa.

1. Jumlah parpol yang luar biasa banyak menunjukkan demokrasi berjalan baik di Indonesia.

2. Kembalinya para politisi era orde baru di kancah politik membuat dunia politik Indonesia
lebih terasa matang.

3. ABRI seharusnya tidak memiliki hak pilih, karena hanya akan disalahgunakan oleh pemegang
kekuasaan.

4. “Mikul duwur mendem jero” merupakan cermin budaya bangsa yang adiluhung.

5. Harga bensin turun 3 kali di jaman SBY merupakan prestasi pertama kali dari semua Presiden
yang pernah ada di Indonesia

6. Tertangkapnya Caleg PKS dari kota Jambi di panti pijat oleh polisi menunjukkan Polisi tidak
tebang pilih.

7. Karena diusulkan jadi Cawapres, Sultan HB X diprotes pendukungnya

8. Akbar Tandjung memprediksi Partai Golkar akan mengalami penurunan suara di Pemilu 2009
karena mekanisme dan soliditas partai tidak berjalan dengan baik.

9. Menurut Sosiolog UI, usulan pencopotan Kapolda Sumut, pasca tewasnya Ketua DPRD
Sumut dalam demo anarkis 2 Februari dinilai tidak menyelesaikan masalah.

10. Anggota DPRD Medan menyatakan “Sudah sewajarnya pimpinan Dewan diberi izin dari
pihak kepolisian memiliki senjata api untuk mempersenjatai diri.”

Oke, para praktisi…

Ini bukan latiihan melakukan meta model lho…, sekalipun Anda gatal untuk melakukannya.
Namun ini adalah latihan experimental untuk melakukan reframing.
Baik saya tunggu pendapat Anda yang bertanggung jawab, mari kita memperdewasakandiri
dalam berpolitik, dengan mengerti proses penciptaan makna melalui reframing…

Salam cerdas politik!

Untuk info lebih lengkap tentang NLP klik : www.belajarNLP.com

S-ar putea să vă placă și