Sunteți pe pagina 1din 3

6 Steps Reframing Bagi Kesehatan

Pada suatu saat mungkin anda mengalami simptom tubuh yang amat mengganggu, dan Anda
tidak suka. Pada kondisi ini biasanya kita ingin menghentikannya, misal rasa amat ngilu pada
saat sakit gigi, dan lain-lain.

Nah, seringkali kita ingin segera menghilangkan sakit ngilu itu dengan cara minum ponstan atau
obat penghilang nyeri lain. Namun sebenarnya ini sangat tidak bijaksana, karena bisa diibaratkan
seperti mematikan alarm kebakaran tanpa memadamkan kebakaran itu sendiri. Lho kok?

Begitu rasa ngilu itu hilang, maka kita lantas tenang dan kembali beraktivitas. Jika ngilu itu
datang lagi, maka akan segera minum obat penghilang nyeri tadi, agar ngilunya segera lenyap.
Sungguh suatu kesalahpahaman yang amat besar, umumnya masyarakat tidak bisa membedakan
antara ‘rasa ngilu’ dan ’sakit gigi’. Kita perlu mengerti bahwa ‘rasa ngilu’ berbeda dengan ’sakit
gigi’ itu sendiri.

Salah satu presuposisi NLP mengatakan bahwa: “Seluruh tindakan memiliki maksud yang
positif”. Jadi jika tubuh kita melakukan suatu tindakan, yang mungkin menurut kita adalah
masalah, namun sebenarnya tubuh kita bermaksud positif. Misal, rasa ngilu pada saat sakit gigi
bagi kita adalah masalah. Padahal sebenarnya tubuh bermaksud positif kepada kita. Tubuh ingin
menginformasikan bahwa ada hal yang tidak beres pada gigi kita bahwa ada penyakit atau
masalah pada gigi / gusi kita.

Dengan cara memberikan rasa ngilu itu, maka kita menjadi tahu bahwa “ada masalah dalam gigi
atau gusi kita”. Semakin kuat rasa ngilu itu, semakin besar niat positif tubuh memberi tahu
betapa masalah pada gigi kita adalah masalah yang besar!

Nah, jika niat baik itu kita basmi dengan obat penghilang rasa ngilu tasi, berarti kita tidak
merespek niat baik dari tubuh kita, bahkan cenderung “membunuh” kemampuan tubuh dalam
memberikan alarm saat ada bahaya seperti itu.

Bayangkan situasinya begini, Anda menitipkan rumah pada seorang Satpam supaya diawasi.
Namun setiap Satpam tersebut memberi tahu ada bahaya yang mungkin mengancam, Anda
malah membungkamnya, dan tidak berterima kasih atas informasinya. Karena Anda pikir cara si
Satpam memberi tahu ini kok sangat mengganggu, “……masak sih harus mukul kentongan
sampai keras begitu, khan mengganggu tidurku?” Nah, akhirnya Anda menegur si Satpam,
bahkan menyumpal kentongan itu supaya nggak bunyi lagi.

Setelah mengalami hal itu berkali-kali, kira-kira bagaimana kemudian perilaku si Satpam? Saya
rasa sudah jelas di sini.

Coba, bandingkan dengan cara ini : Anda berterima kasih pada si Satpam karena sudah bekerja
keras dan berfungsi dengan baik. Kemudian Anda menegosiasikan pada si Satpam cara lain
dalam memberitahu jika ada bahaya mengancam dan meminta cara lain yang lebih ekologis pada
lingkungan.
Bagaimana…., jelas cara kedua ini yang lebih baik. Karena si Satpam merasa dihargai, dan
bahkan ia dipicu kreatifitasnya supaya menggunakan cara lain yang lebih ekologi, misal
menggunakan metode keliling dan melibatkan seluruh satpam piket di lokasi itu, menggunakan
lampu merkuri agar lingkungan menjadi sangat terang dan maling takut masuk, memasang portal
dan lain sebagainya.

6 STEPS REFRAMING

Kembali pada persoalan sakit gigi tadi. Pada saat seperti itu, biasanya tidak bisa di lakukan
conscious reframing, apakah contex reframing maupun content reframing tidak akan jalan,
karena sekalipun kita sudah mendapatkan secondary gain-nya, tetap aja rasa sakit gigi itu terasa
mengganggu.

Nah, disaaat inilah kita butuh 6 step reframing, untuk menyelesaikan persoalan tersebut agar
terjadi integrasi unconscious-conscious integration. 6 Steps Reframing di NLP merupakan teknik
klasik yang amat terkenal, dan masih dapat diandalkan saat ini.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa teknik ini sudah digantikan dengan teknik parts
integration. Hal ini benar untuk beberapa hal, parts integration cocok terutama untuk
menyelesaikan konflik parts dalam tubuh kita, namun tidak bisa menggantikan sepenuhnya
teknik 6 step reframing ini. Teknik six step reframing ini jelas sangat berguna sekali untuk
membantu mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di dalam tubuh kita, misal
menghilangkan rasa ngilu saat sakit gigi tadi, dll.

Pada proses 6 Step Reframing ini kita diminta untuk berbicara dengan bagian dari diri sendiri.
Hal ini mungkin terasa sedikit aneh, namun jika dilakukan Anda akan merasakan begitu besar
manfaatnya bisa berkomunikasi dengan tubuh kita sendiri.

LANGKAH

1. Identifikasi persoalan.

Identifikasi tindakan yang ingin diubah. Misalkan “Saya ingin tetap mengetahui jika saya sakit
gigi namun saya tidak perlu mengalami ngilu yang luar biasa”.

2. Jalinlah komunikasi dengan bagian-bagian yang bertanggungjawab atas tindakan itu.

Tenangkan diri, tarik nafas halus keluarkan sehingga Anda cukup rileks. Kemudian masuklah ke
dalam diri Anda dan tanyakan pada bagian yang menciptakan perilaku itu.

“Bersediakah Anda berkomunikasi denganku, jika ya berikan tanda padaku”. Perhatikan setiap
self talk, gambar mental, perasaan tertentu, atau gerakan involuntary muscle yang mungkin
merupakan adalah signal dari bagian tubuh anda.
Jika belum memperoleh signal yang jelas, mintalah pada bagian tubuh Anda untuk
memberikannya, dengan cara mendefinisikan sesuai keinginan Anda “Tolong gerakkan sedikit
jari jempol saya, jika jawabannya adalah Ya”

3. Pisahkanlah maksud positif dari tubuh yang memiliki problem.

Masuklah kedalam dan berterimakasih untuk bagian yang berkomunikasi dengan Anda dan
menanyakan “Apa maksud positif hal ini untuk saya?”
Kaakan terima kasih atas jawabannya.

4. Tanyakan pada sisi kreatif anda untuk menemukan cara lain agar tujuan intensi positif
itu tetap terpenuhi.

Mintalah 3 pilihan yang memenuhi tujuan positif dari bagian tubuh tetapi tidak memiliki akibat
negatif dari gejala itu.

5. Tawarkan 3 pilihan itu pada bagian tubuh yang telah membuat simptom itu.

Mintalah signal jika ia menerima alternatif pilihan. Jika pilihan tidak dapat diterima, atau tidak
ada signal, jalani langkah 4 atau tambahkan pilihan.

6. Periksa kondisi apakah sudah ekologis dengan seluruh tubuh yang lain.

Temukanlah jika ada bagian lain yang menolak perubahan. Pergilah kedalam dan tanyakan,
Apakah ada bagian yang menolak perubahan? Jika Ya, identifikasikan bagiannya dan lanjutkan
ke langkah 2, ulangi daur dengan bagian itu, implementasikan pilihan, masuk kembali dan
tanyakan bagian yang bertanggungjawab atas permaslahan itu.

PENUTUP
Beberapa teman yang sudah saya perkenalkan dengan teknik ini lantas menggunakan hal ini
untuk mengubah beberapa gejala seperti : gejala sakit saat mens, gejala pusing jika naik pesawat,
dan sebagainya. Tentunya Anda juga akan bisa menggunakan untuk berbagai keperluan lain
juga.

Satu catatan yang harus diingat dalam mempraktekkan hal ini adalah setelah Anda mengubah
cara tubuh memberikan alarm bahaya ini, maka Anda harus segera menemui dokter untuk
meminta pengobatan atau terapi yang berhubungan dengan hal ini, agar masalah benar-
benar terselesaikan.

Gambarnnya adalah : suara alarm sudah tidak mengganggu lagi, namun kebakaran tetap harus
dipadamkan, dan sumber kebakaran harus diamankan agar tidak berpotensi menimbulkan
kebakaran lagi.

Filed Under: NLP

Untuk info lebih lengkap tentang NLP klik : www.belajarNLP.com

S-ar putea să vă placă și