Sunteți pe pagina 1din 3

Istilah tes telah sedemikian populernya di Indonesia.

Boleh dikatakan setiap orang pernah mendengar,


membicarakan, atau bahkan mengalami pengukuran suatu tes dalam situasi dan keperluan yang berbeda.
Tetapi apakah sebenarnya tes itu? Kiranya tidak banyak orang yang dapat menjelaskan secara baik dan
lengkap.
Bila dilihat dari wujud fisiknya, suatu tes tidak lain dari sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau
tugas yang harus dikerjakan yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu
berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subyek melakukan tugasnya.
Penjelasan ini mungkin terlalu sederhana, karena pada kenyataannya tidak sembarang kumpulan
pertanyaan cukup berharga untuk dinamakan suatu alat tes. Banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi
terlebih dahulu agar pertanyaan itu dapat dinamai suatu alat tes.
Anne Anastasi (1976) mengatakan bahwa tes pada dasarnya adalah suatu pengukuran yang obyektif dan
standar terhadap sampel perilaku. Brown (1976) mengatakan bahwa tes adalah suatu prosedur yang
sistematis guna mengukur sample perilaku seseorang. Nampaknya Brown menganggap bahwa cirri
sistematis tersebut telah mencakup pengertian obyektif, standar, dan syarat-syarat kualitas lainnya.
Definisi yang lebih lengkap dapat dikutipkan langsung dari pendapat Cronbach yang dikemukakan dalam
bukunya Essentials of psychological Testing, yaitu: “….a systematic procedure for observing a person’s
behavior and describing it with the aid of a numerical scale or a category system” (Cronbach, 1970).
Dari batasan-batasan mengenai tes tersebut diatas, dapatlah kita tarik kesimpulan pengertian, antara
lain:
1.Tes adalah prosedur yang sistematis, artinya (a) item-item dalam tes disusun dengan cara dan aturan
tertentu, (b) prosedur administrasi dan pemberian angka (skoring) tes harus jelas dan dispesifikasikan
secara terperinci, dan (c) setiap orang yang mengambil tes tersebut harus mendapat item-item yang sama
dan dalam kondisi yang sebanding.
2.Tes yang berisi sampel perilaku, artinya (a) betapapun panjangnya suatu tes isi yang tercangkup
didalamnya tidak akan lebih dari seluruh item yang mungkin ada, dan (b) kelayakan suatu tes tergantung
pada sejauh mana item-item di dalam tes itu mewakili secara representatif kawasan (domain) perilaku yang
diukur.
3.Tes mengukur perilaku, artinya item-item dalam tes menghendaki subyek agar menunjukkan apa yang
diketahui atau apa yang telah dipelajari subyek dengan cara menjawab item-item atau mengerjakan tugas-
tugas yang dikehendaki oleh tes.
Sedangkan beberapa hal yang tidak tercangkup dalam batasan tes adalah:
1.Tes tidak memberi spesifikasi formatnya, artinya tes dapat disusun dlaam berbagai bentuk dan tipe sesuai
dengan tujuan dan maksud diadakannya tes.
2.Tes tidak membatasi isi yang dapat dicangkupnya, artinya tes dapat melakukan fungsi ukur terhadap hasil
belajar, abilitas, kamampuan khusus atau bakat, intelegensi, dan sebagainya sesuai dengan untuk apa tes
itu dibuat.
3.Subyek yang dikenai tes idak selalu perlu dan harus tahu kalau ia sedang dikenai suatu tes, lebih lanjut,
subyek tidak selalu perlu tahu aspek psikologis apa yang sedang diukur dari dirinya.

Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk


menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat
kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam
kegiatan pengukuran ini, antara lain adalah sebagai berikut:
1. tujuan pengukuran.
2. ada objek ukur
3. alat ukur
4. proses pengukuran
5. hasil pengukuran kuantitatif.

Pengertian pengukuran menurut para ahli:

1. Menurut Budi Hatoro pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau
kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih
bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.

2. Menurut Akmad Sudrajat pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka


atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta
didik telah mencapai karakteristik tertentu.

3. Menurut Lien pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan
alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.

4. Menurut Suharsimi Arikunto pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan


suatu ukuran.

5. Menurut Pflanzagl’s pengukuran adalah proses menyebutkan dengan pasti angka-


angka tertentu untuk mendiskripsikan suatu atribut empiri dari suatu produk atau kejadian
dengan ketentuan tertentu.

Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).

Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif
atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang
mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya

Menurut Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L

Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif
atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang
mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.

Suharsimi Arikunto (2004 : 1) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi


tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi
dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision
maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah
dilakukan

Worthen dan Sanders (1979 : 1) evaluasi adalah mencari sesuatu yang berharga
(worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program,
produksi serta alternatif prosedur tertentu. Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru
dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang.
Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang
dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula.

stufflebeam dalam worthen dan sanders (1979 : 129) evaluasi adalah : process of
delineating, obtaining and providing useful information for judging decision alternatives.
Dalam evaluasi ada beberapa unsur yang terdapat dalam evaluasi yaitu : adanya sebuah
proses (process) perolehan (obtaining), penggambaran (delineating), penyediaan
(providing) informasi yang berguna (useful information) dan alternatif keputusan

Sedangkan, Rooijackers Ad mendefinisikan evaluasi sebagai ;setiap usaha atau proses


dalam menentukan nilai”. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai
proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan
pengambilan keputusan

Dan menurut Anne Anastasi (1978) mengartikan evaluasi sebagai ; a systematic process
of determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils”.
Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan
merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah
berdasarkan tujuan yang jelas

S-ar putea să vă placă și