Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PROSEDUR
MUTASI JABATAN ANGGOTA POLRI DENGAN LEVEL KEPANGKATAN
PERWIRA TINGGI, KOMBES POL, AKBP MANTAP DAN AKBP PROMOSI (KAPOLRES)
I PENDAHULUAN.
1. Tujuan
Sebagai Prosedur bagi anggota Polri di Bagian Mutjab Biro Binkar As SDM Polri dalam
melakukan proses mutasi jabatan anggota Polri dengan level kepangkatan Perwira
Tinggi, Kombes Pol, AKBP mantap dan AKBP promosi (Kapolres).
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk pelaksanaan mutasi jabatan anggota Polri yang dilakukan
oleh As SDM Polri dengan level kepangkatan Perwira Tinggi, Kombes Pol, AKBP
mantap dan AKBP promosi (Kapolres).
3. Pengertian
a. Anggota Polri adalah Pegawai Negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia.
c. Mutasi adalah pemindahan personel Polri dari suatu jabatan ke jabatan lain atau
antar daerah.
d. Mutasi jabatan adalah pemindahan anggota Polri dari suatu jabatan ke jabatan
yang lain, baik yang sifatnya meningkat/promosi, setara maupun demosi.
e. Mutasi antar daerah adalah pemindahan anggota Polri antar Polda atau antar
Satuan Induk Organisasi di lingkungan Mabes Polri atau dari Polda ke Mabes Polri
atau sebaliknya tanpa menunjuk jabatan.
32 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEP/ /IX/2010
TANGGAL : SEPTEMBER 2010
f. Mutasi jabatan bersifat promosi adalah pemindahan anggota Polri yang dilakukan
dari suatu jabatan ke jabatan lain yang tingkatannya lebih tinggi.
g. Mutasi jabatan bersifat setara adalah pemindahan anggota Polri yang dilakukan
dari suatu jabatan ke jabatan lain yang tingkatannya sejajar.
h. Dewan Pertimbangan Karier Polri adalah Badan yang bersifat non struktural,
keanggotaannya terdiri dari pejabat struktural yang ditunjuk dan bertugas
memberikan saran serta pertimbangan berkaitan dengan pembinaan karier anggota
Polri.
j. Catatan Personel adalah hasil yang didapat oleh setiap anggota Polri atas
penghargaan/prestasi atau perbuatan pelanggaran disiplin, kode etik dan tindak
pidana yang telah dilakukan oleh personel Polri.
a) Prestasi personel.
1) Jabatan Perwira Tinggi Polri, Kombes Pol, AKBP Mantap & AKBP Promosi
(Kapolres)
Setiap ruang jabatan bagi personel dengan level kepangkatan Perwira Tinggi,
Kombes Pol, AKBP Mantap dan AKBP Promosi (Kapolres) harus diisi oleh
personel yang memenuhi syarat jabatan. Untuk itu berikut ini diuraikan mengenai
persyaratan jabatan secara spesifik sebagai prosedur untuk memperoleh
personel terbaik dari yang baik dan memenuhi syarat administrasi.
(b) Perwira Tinggi Polri berpangkat Irjen Pol, yang menduduki jabatan
Perwira Tinggi Bintang Dua di struktur Polri atau diluar struktur Polri
Ruang jabatan bagi personel dengan level kepangkatan Irjen Pol eselon
IA dapat diduduki oleh personel dengan kualifikasi sebagai berikut :
(a) Perwira Tinggi Polri berpangkat Irjen Pol yang menduduki jabatan
Pati Bintang Dua di struktur Polri atau diluar struktur Polri.
(c) Memiliki latar belakang penugasan dan pendidikan yang sesuai dan
mendukung untuk menduduki jabatan tersebut.
Ruang jabatan bagi personel dengan level kepangkatan Irjen Pol eselon
IB dapat diduduki oleh personel dengan kualifikasi sebagai berikut :
(a) Perwira Tinggi Polri berpangkat Irjen Pol yang menduduki jabatan
Pati Bintang Dua di struktur Polri atau diluar struktur Polri.
(b) Perwira Tinggi Polri berpangkat Brigjen Pol dengan Eselon IIB1.
(d) Memiliki latar belakang penugasan dan pendidikan yang sesuai dan
mendukung untuk menduduki jabatan tersebut.
(a) Perwira Tinggi Polri berpangkat Brigjen Pol yang menduduki jabatan
Perwira Tinggi Bintang Satu di struktur Polri atau diluar struktur Polri.
(b) Perwira Menegah Polri berpangkat Kombes Pol dengan Eselon IIB1.
(d) Memiliki latar belakang penugasan dan pendidikan yang sesuai dan
mendukung untuk menduduki jabatan tersebut.
(a) Perwira menengah dengan level kepangkatan AKBP IIIA atau AKBP
Promosi (IIIB).
1) Mutasi didasarkan atas usul dari Kepala Satuan Induk Organisasi Mabes
Polri/Kapolda dengan tetap memProseduri persyaratan administrasi, dan yang
berhak menandatangani adalah Kepala Satuan Induk Organisasi Mabes
Polri/Kapolda.
4) Untuk menjaring personel Polri yang terbaik dari yang baik guna menduduki suatu
jabatan, Kasatker berkewajiban untuk mengaplikasikan metode fit and proper test
(uji kelayakan dan uji kepatutan) terhadap calon yang akan diajukan, terutama
terhadap personel yang akan diajukan sebagai calon Kasatwil.
b. Proses surat usulan mutasi personel Perwira Tinggi Polri, Kombes Pol, AKBP
Mantap dan AKBP Promosi (Kapolres) dari Kasatker.
1) Usulan mutasi personel dari Kasat Induk Organisasi Mabes Polri/Kapolda diajukan
langsung kepada Kapolri.
2) Kapolri mendelegasikan usulan yang diajukan oleh Kasat Induk Organisasi Mabes
Polri/ Kapolda kepada As SDM Kapolri guna dilakukan penelitian dan mengajukan
Draft MUTASI JABATAN KAPOLRES AKBP Promosi (Eselon IIIB)
40 LAMPIRAN V KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEP/ /IX/2010
TANGGAL : SEPTEMBER 2010
kembali personel yang telah memenuhi syarat jabatan untuk diproses melalui sidang
Wanjak/DPK.
3) As SDM Kapolri memerintahkan Karo Binkar untuk menindak lanjuti usulan dari
Kasat Induk Organisasi Mabes Polri/Kapolda guna memeriksa kesesuaian syarat
jabatan dengan personel yang diajukan. Dalam hal ini Karo Binkar melakukan
seleksi terhadap berkas usulan mutasi jabatan personel yang diajukan oleh satuan
kewilayahan maupun Satker Mabes Polri.
4) Karo Binkar memerintahkan Kabag Mutjab yang dibantu oleh staf Pamenti untuk
memeriksa data personel yang diusulkan meliputi kepangkatan, eselonisasi,
nivellering, pendidikan pengembangan dan pendidikan umum, kompetensi,
spesialisasi, pengalaman penugasan, TMT jabatan dan catatan personel, sebagai
dasar pertimbangan untuk melihat kesesuaian dengan persyaratan Jabatan yang
diperlukan, serta melakukan entri data mengenai personel yang diusulkan oleh
Kasatker sebagai bahan dalam penyusunan rencana mutasi jabatan.
c. Prosedur penyusunan rencana mutasi jabatan Perwira Tinggi Polri, Kombes Pol,
AKBP Mantap dan AKBP Promosi (Kapolres).
Usulan mutasi personel dari Kasatker yang akan diajukan ke Sidang Pra
Wanjak maupun Sidang Wanjak/DPK, diawali dengan menyusun rencana mutasi oleh
As SDM Kapolri bersama Karo Binkar dan Kabag Mutjab beserta staf Pamenti melalui
prosedur sebagai berikut :
2) Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap data personel yang diusulkan oleh Kasat
Induk Organisasi Mabes Polri/Kapolda maka personel yang dinilai telah memenuhi
persyaratan jabatan akan dimasukan dalam susunan rencana mutasi personel Polri
untuk kemudian diajukan ke sidang Pra Wanjak dan Sidang Wanjak.
3) Sedangkan bagi personel yang diusulkan oleh Kasat Induk Organisasi Mabes Polri/
Kapolda namun dinilai tidak memenuhi persyaratan jabatan, maka As SDM Kapolri
berkewajiban untuk mengkomunikasikan hal tersebut kapada Kasatker yang
mengusulkan.
5) Jika calon yang diajukan oleh Kasat Induk Organisasi Mabes Polri/Kapolda untuk
suatu jabatan hanya terdiri dari satu orang calon, maka As SDM Kapolri dapat
menyertakan calon alternatif hingga mencapai 3 (tiga) orang calon yang telah
memenuhi persyaratan jabatan berdasarkan penilaian yang objektif dari As SDM
Kapolri.
6) Untuk menjaga objektifitas As SDM Kapolri dalam memilih calon alternatif yang
terbaik dari yang baik, guna mendampingi calon tunggal yang diusulkan oleh
Kasatker, maka wajib melakukan penilaian terhadap unsur persyaratan administrasi
jabatan secara lebih spesifik dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
c) Melihat peringkat hasil penilaian sosiometri yang diikuti personel baik pada saat
mengikuti pendidikan pembentukan maupun pendidikan pengembangan.
Sebagai tolak ukur penilaian dalam memilih calon alternatif, maka As SDM
Kapolri berkewajiban memilih personel yang memiliki rangking terbaik dalam
pendidikan pembentukan, pendidikan pengembangan serta hasil penilaian
sosiometri dan assessment serta mapping psikologi.
7) Berdasarkan hasil dari pemeriksaan data personel yang diusulkan oleh Kasatker
serta mempertimbangkan ruang jabatan yang tersedia, maka As SDM Kapolri
merumuskan rencana mutasi jabatan personel Perwira Tinggi Polri, Kombes Pol,
AKBP Mantap dan AKBP Promosi (Kapolres) yang akan diajukan ke Sidang Pra
Wanjak dan Sidang Wanjak.
10) Berdasarkan hasil penelitian mengenai catatan personel yang dilakukan oleh Div
Propam Polri, maka As SDM Kapolri dapat mengajukan nama-nama personel yang
tidak memiliki catatan negatif ke sidang Pra Wanjak.
1) Pelaksanaan sidang Pra-Wanjak dipimpin oleh Wakapolri dan dihadiri oleh Irwasum
Polri, Kadiv Propam Polri, As SDM Kapolri dan Karo Binkar Polri.
2) Dalam menentukan kebijakan pada sidang Pra Wanjak, Wakapolri berperan untuk
memilih calon yang terbaik dari yang baik serta telah memenuhi persyaratan
administrasi jabatan dari beberapa calon yang diajukan oleh As SDM Kapolri.
5) Dalam mengambil keputusan mengenai calon personel yang akan diajukan pada
sidang Wanjak/DPK, Wakapolri senantiasa mempertimbangkan asas keadilan
dengan tetap berpegang pada komitmen mengenai terpenuhinya persyaratan
administrasi jabatan oleh seluruh calon sebagai syarat utama.
6) Apabila seluruh calon yang diajukan oleh As SDM Kapolri untuk menduduki suatu
jabatan ditolak oleh peserta sidang Pra-Wanjak, maka Wakapolri dapat memilih
calon pengganti. Dalam hal ini calon pengganti harus tetap memenuhi syarat
administrasi jabatan yang telah ditentukan. Dalam memilih calon pengganti
mengutamakan personel yang memiliki rangking terbaik dalam pendidikan
pembentukan, pendidikan pengembangan serta hasil penilaian sosiometri dan
assessment serta mapping psikologi.
a) Memutuskan mutasi personel Polri yang akan memasuki masa pensiun/ mutasi
dalam rangka pensiun, namun tidak dirangkai dengan pengambilan keputusan
untuk menentukan calon penggantinya.
c) Untuk memproses usulan mutasi jabatan yang diajukan oleh Kasatker terhadap
personel yang memiliki kualifikasi khusus (kedokteran, keuangan, identifikasi,
laboratorium forensik, psikologi dan lain-lain). Hal ini bertujuan agar proses
mutasi personel dengan kualifikasi khusus dapat direalisasikan tidak lebih dari 2
bulan setelah usulan diajukan.
1) Pelaksanaan sidang Wanjak/DPK dipimpin langsung oleh Kapolri dan dihadiri oleh
Wakapolri, Irwasum Polri, Kadiv Propam Polri, As SDM Kapolri dan Karo Binkar
Polri.
3) Sebagai pemegang hak prerogatif Kapolri dapat menerima atau menolak hasil
sidang Pra Wanjak dan dapat menetapkan keputusan untuk memilih calon lain.
Calon pengganti harus tetap memenuhi syarat administrasi jabatan yang telah
ditentukan. Selain itu calon pengganti juga diutamakan memilih personel yang
memiliki rangking 10 besar terbaik dalam pendidikan pembentukan, pendidikan
pengembangan serta hasil penilaian sosiometri dan assessment serta mapping
psikologi.
Dalam tahap ini hasil keputusan sidang Wanjak/DPK ditindak lanjuti dengan
mekanisme sebagai berikut :
2) As SDM Kapolri bertanggung jawab untuk membuat Surat Keputusan Kapolri sesuai
dengan hasil keputusan Sidang Wanjak.
2) Setelah surat telegram Kapolri ditandatangani oleh As SDM Kapolri, maka dilakukan
audit terhadap rangkaian mutasi jabatan tersebut untuk memastikan tidak terjadinya
kesalahan dalam rangkaian mutasi, yang antara lain :
1) Memastikan tidak adanya satu ruang jabatan yang diduduki oleh 2 personel yang
berbeda.
2) Memastikan tidak adanya satu orang personel yang menduduki lebih dari satu
ruang jabatan.
3) Setelah terlaksananya proses audit terhadap surat telegram Kapolri maka jika
ditemukan adanya kesalahan dalam rangkaian mutasi jabatan personel, hal ini akan
dilaporkan secara berjenjang dari mulai As SDM Kapolri hingga ke Kapolri untuk
dilakukan perbaikan.
4) Jika tidak ditemukan adanya kesalahan dalam rangkaian mutasi jabatan personel,
selanjutnya surat telegram Kapolri akan diparaf oleh Kabag Mutjab sebagai bentuk
otentifikasi bahwa proses audit telah dilaksanakan.
1) Pengawasan internal pada tahap penyusunan rencana mutasi jabatan personel Polri.
a) Melakukan pemeriksaan internal untuk melihat jumlah usulan mutasi jabatan dari
para Kasatker yang telah terealisasi.
2) Karo Binkar Polri juga berkewajiban untuk memberikan konseling kepada Kasatker
yang mengajukan keberatan atas putusan mutasi jabatan yang menempatkan
personel pada satuan yang dipimpinnya.
4) Salah satu Kabag pada Div Propam Polri berkewajiban untuk memberikan konseling
terhadap Kasatker atau personel yang ditolak usulan mutasinya karena adanya
catatan personel.
III PENUTUP
Prosedur ini pelaksanaan mutasi jabatan anggota Polri yang dilakukan oleh As SDM Polri
dengan level kepangkatan Perwira Tinggi, Kombes Pol, AKBP mantap dan AKBP promosi
(Kapolres) ini untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : September 2010
a.n. KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
As SDM