Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
KELOMPOK 4
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
Februari 2010
BAB I
PENDAHULUAN
Amebiasis adalah penyakit infeksi usus besar yang disebabkan oleh parasit usus
Entamoeba histolytica. Penyakit ini tersebar hampir diseluruh dunia terutama di negara
sedang berkembang yang berada di daerah tropis. Hal ini disebabkan karena faktor kepadatan
penduduk, hygiene individu dan sanitasi lingkungan hidup serta kondisi sosial ekonomi dan
kultural yang menunjang. Sekitar 90% infeksi asimtomatik, sementara sekitar 10% lainnya
menimbulkan berbagai sindrom klinis, mulai dari disentri sampai abses hati atau organ lain.
Penyakit ini ditularkan secara fekal oral baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sebagai sumber penularan adalah tinja yang mengandung kista amuba yang berasal dari
carrier. Laju infeksi tertinggi didapatkan di tempat-tempat sanitasi lingkungan hidup yang
cukup buruk. Oleh karena itu dinegara yang sudah maju banyak dijumpai penderita
asimtomatik, Sementara di negara berkembang yang beriklim tropis banyak dijumpai
penderita yang simtomatik.
Di Indonesia, laporan mengenai insidens amebiasis sampai saat ini masih belum ada.
Akan tetapi, berdasarkan laporan mengenai abses hati ameba pada beberapa rumah sakit
besar, dapat diperkirakan insidensnya cukup tinggi. Penyakit ini cenderung endemik jarang
menimbulkan epidemik. Epidemik sering terjadi lewat air minum yang tercemar.
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
Seorang Bapak berusia 45 tahun, datang ke Rumah Sakit dengan keluhan demam dan ikterik.
Anamnesis
1. Identitas pasien
Nama : Tn. M
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Nama orang tua :-
Alamat :-
Pemeriksaan Laboratorium
Kimia klinik
Diagnosis
Penatalaksanaan
Pengobatan amubiasis hati dapat diberikan metronidazol 4x500mg/ hari selama 5-10
hari atau dapat diberikan klorokuin dengan dosis 2x500 mg/ hari selama 1-2 hari, kemudian
dilanjutkan dengan 2x250 mg/ hari selama 7-12 hari. Selain itu, dapat diberikan amusid yaitu
paromomisin dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 5 hari. Untuk pengobatan amubiasis
luminal dapat diberikan diloksanid furoat 3x500 mg/ hari selama 10 hari.
Prognosis
Prognosis pada pasien ini adalah ad bonam. Apabila dilakukan tindakan pungsi untuk
mengeluarkan abses pada hati dan diberikan pengobatan yang adekwat.