Sunteți pe pagina 1din 13

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA (PERMENAKERTRANS)


NOMOR PER.07/MEN/V/2007 (7/2007)
TENTANG
PEDOMAN POLA KARIR DAN POLA PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL
PENGANTAR KERJA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :
bahwa sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor KEP. 06/M.PAN/2/2000 tentang Jabatan Fungsional Pengantar Kerja dan Angka
Kreditnya, perlu mengatur pola karir dan pola pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional
pengantar kerja yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri;

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39. Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor
22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4263);
8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil;
9. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004, tentang Pembentukan Kabinet
Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah dan yang terakhir
dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
10. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP.06/M-
PAN/2/2000 tentang Jabatan Fungsional Pengantar Kerja dan Angka Kreditnya;
11. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor KEP. 40/MEN/2000 dan Nomor 15.A Tahun 2000
tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengantar Kerja dan Angka
Kreditnya;
12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER.60/PAN/6/2005
tentang Ketentuan Lampiran I dan atau Lampiran II Jabatan Fungsional dan Angka
Kreditnya;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI TENTANG PEDOMAN
POLA KARIR DAN POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL
PENGANTAR KERJA.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri yang dimaksud dengan :


1. Pengantar Kerja adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan antar kerja yang meliputi Pelayanan, konsultasi, penempatan, perijinan
dan informasi kepada instansi pemerintah/swasta.
2. Pengantar Kerja Tingkat Ahli adalah Pengantar Kerja yang mempunyai kualifikasi
profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan
ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis di bidang pengantar kerja.
3. Antar Kerja adalah suatu mekanisme pelayanan kepada pencari kerja untuk
memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya baik
untuk sementara waktu maupun tetap, dan di dalam maupun di luar hubungan
kerja serta pelayanan kepada pemberi kerja untuk memperoleh tenaga kerja yang
sesuai dengan kebutuhannya.
4. Angka Kredit adalah nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir
kegiatan yang harus dicapai oleh pengantar kerja dan digunakan sebagai salah
satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan jabatan/pangkat.
5. Penempatan Tenaga Kerja adalah hasil antar kerja yang menyatakan bahwa
pencari kerja mendapatkan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan
kerja.
6. Informasi Pasar Kerja adalah kegiatan yang memberikan keterangan mengenai
kebutuhan tenaga kerja dan persediaan tenaga kerja serta karakteristik-
karakteristik yang berhubungan dengan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja
secara terus menerus.
7. Pencari Kerja adalah tenaga kerja yang sedang menganggur dan mencari
pekerjaan, maupun yang sudah bekerja tetapi ingin pindah atau alih pekerjaan
yang dinyatakan dengan aktivitasnya mendaftarkan diri kepada pelaksana
penempatan tenaga kerja atau melamar pekerjaan kepada pemberi kerja.
8. Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja adalah instansi pemerintah yang
bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan den lembaga penempatan tenaga
kerja swasta.
9. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan-
badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
10. Pejabat yang berwenang mengangkat, membebaskan sementara dan
menghentikan dalam dan dari jabatan fungsional pengantar kerja adalah Pejabat
Pembina Kepegawaian yang bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk.
11. Pemberhentian adalah pemberhentian dari Jabatan Fungsional Pengantar Kerja
dan bukan memberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil.
12. Lembaga Pelatihan adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau lembaga pelatihan/pembelajaran pemerintah
daerah yang telah mendapat akreditasi dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
13. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pengantar Kerja adalah Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
14. Pendidikan, dan Pelatihan Fungsiorlal Pengantar Kerja adalah Diklat yang
dipersyaratkan bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan menduduki Jabatan
Fungsional Pengantar Kerja.
15. Pendidikan dan Pelatihan Teknis Bidang Antar Kerja adalah Diklat yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan profesionalisme/keahlian
serta sikap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidang antar kerja.
16. Pola Karir adalah Pola Pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang menggambarkan
alur pengembangan karir, yang menunjukan keterkaitan dan keserasian antara
jabatan, pangkat, diklat jabatan, kompetensi serta masa jabatan seseorang
Pegawai Negeri Sipil sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai
dengan pensiun.
17. Pola Diklat adalah kerangka pembinaan Pegawai Negeri Sipil melalui diklat, guna
peningkatan dan pengembangan kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja) seorang Pegawai Negeri Sipil dalam menyelesaikan tugas dan
pekerjaannya.
18. Jabatan Karir Terbuka adalah jabatFJn yang dapat diduduki oleh setiap Pegawai
Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan.
19. Pembinaan Karir adalah pembinaan dalam upaya untuk meningkatkan kedudukan
seseorang dalam susunan jabatan.
20. Sertifikasi adalah suatu proses pemberian surat keterangan bagi Pegawai Negeri
Sipil yang telah lulus mengikuti diklat atau telah mengikuti uji kompetensi.
21. Jenjang Jabatan adalah tingkatan kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seseorang dalam kaitannya dengan karir.
22. Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
23. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Pasal 2
(1) Pedoman Pola Karir dan Pola Diklat Jabatan Fungsional Pengantar Kerja ini
sebagai acuan bagi Pejabat Fungsional Pengantar Kerja dan Pejabat Pembina
Kepegawaian dalam melakukan pembinaan terhadap Pejabat Fungsional
Pengantar Kerja.
(2) Pedoman Pola Karir dan Pola Diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 3

Ruang lingkup Pedoman Pola Karir dan Pola Pendidikan dan Pelatihan ini, meliputi
ketentuan yang berkaitan dengan karir Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan
Fungsional Pengantar Kerja di lingkungan instansi Pemerintah maupun instansi
pemerintah daerah.

Pasal 4

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Mei 2007

MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
ttd
ERMAN SUPARNO

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : PER.07/MEN/V/2007
TENTANG
PEDOMAN POLA KARIR DAN POLA PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL
PENGANTAR KERJA

BAB I
PENDAHULUAN

Untuk meningkatkan, mengembangkan dan memperluas pelayanan terhadap


pencari kerja dan pengguna tenaga kerja diperlukan Pegawai Pengantar Kerja yang
profesional, berdaya guna dan berhasil guna, bersih dan berwibawa serta penuh
pengabdian. Oleh karena itu peningkatan kualitas Pejabat Fungsional Pengantar Kerja
melalui pendidikan dan pelatihan sangat diperlukan sebagai upaya membentuk Pejabat
Fungsional Pengantar Kerja yang kompeten dan profesional. Hal ini sesuai dengan
v ketentuan yang diamanatkan dalam Konvensi ILO Nomor 88 yang telah diratifikasi
dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2002, yang salah satunya
mengamanatkan bahwa Staf Lembaga Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja harus
diberikan pendidikan dan pelatihan yang memadai agar dapat menjalankan tugas-
tugasnya. Sejalan dengan hal tersebut, maka pembinaan Pegawai Negeri Sipil
khususnya yang memangku Jabatan Fungsional Pengantar Kerja perlu dilakukan dengan
sebaik-baiknya atas dasar sistem karir dan prestasi kerja.
Departemen Tenaga Kerja dan Transrmigrasi sebagai instansi pembina jabatan
fungsional pengantar kerja sesuai Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 06/KEP/M.PAN/2/2000 tentang Jabatan Fungsional Pengantar Kerja dan Angka
Kreditnya, berkewajiban dan mempunyai tanggungjawab untuk melakukan pembinaan
dan pengembangan Pejabat Fungsional Pengantar Kerja. Untuk adanya kesamaan
dalam melakukan pembinaan terhadap Pejabat Fungsional Pengantar Kerja perlu ada
Pedoman Pola Karir dan Pola Diklat Pengantar Kerja. Dengan demikian diharapkan dapat
menghasilkan Pejabat Fungsional Pengantar Kerja yang memiliki kualitas tertentu untuk
memenuhi salah satu persyaratan jabatan baik fungsional maupun strukturan di bidang
antar kerja.

BAB II
KARIR PENGANTAR KERJA

Karir pengantar kerja merupakan jenjang jabatan dan kepangkatan bagi setiap
Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Pengantar Kerja, sehingga
terdapat kepastian atau jaminan bagi mereka yang memangku atau memilih jalur jabatan
fungsional ini dalam pengembangan karirnya dimasa yang akan datang.
Jabatan Fungsional Pengantar Kerja merupakan jabatan karir terbuka bagi Pegawai
Negeri Sipil pusat maupun daerah yang melaksanakan fungsi-fungsi pelayanan antar
kerja, meliputi pelayanan perantaraan kerja, informasi pasar kerja, penyuluhan dan
bimbingan jabatan. Dalam hal ini mengandung arti bahwa untuk kepentingan dinas
dan/atau dalam rangka menambah pengetahuan, pengalaman dan pengembangan karir,
seorang pengantar kerja dapat dipindahkan dan/atau pindah ke jabatan struktural atau
jabatan fungsional lainnya sesuai ketentuan yang berlaku. Demikian pula sebaliknya bagi
pejabat struktural, atau fungsional lainnya dapat diangkat menjadi Pejabat Fungsional
Pengantar Kerja Sepanjang memenuhi persyaratan untuk pengangkatan jabatan
Pengantar Kerja. Untuk meniti jenjang jabatan Pengantar Kerja dilakukan pembinaan
secara sistematis, vertikal, horizontal dan diagonal melalui pendidikan dan pelatihan, uji
kompetensi, pengalaman kerja yang dimiliki, penugasan serta pengembangan profesi
yang sesuai dengan keahliannya.
A. Jabatan Fungsional Pengantar Kerja
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 87 rahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor O6/KEP/M.PAN/2/2000 tentang Jabatan Fungsional
Pengantar Kerja dan Angka Kreditnya bahwa Jabatan Fungsional Pengantar Kerja
termasuk dalam rumpun ilmu sosial dan yang berkaitan. Sedangkan kedudukan,
tugas pokok dan fungsi Pengantar Kerja, adalah sebagai berikut:
1. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
a. Kedudukan
1) Pengantar Kerja merupakan pejabat pelaksana teknis
fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana tehnis
dalam melaksanakan kegiatan antarkerja yang berkedudukan
pada instansi pemerintah;
2) Jabatan Fungsional Pengantar Kerja adalah jabatan karir
yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.
b. Tugas Pokok
Tugas Pokok Pengantar Kerja adalah melaksanakan pelayanan dan
konsultasi antar kerja dan pengembangan antar kerja.
c. Fungsi
Pengantar kerja berfungsi melakukan pelayanan kepada pencari
kerja untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai bakat, minat dan
kemampuan serta pelayanan kepada pengguna tenaga kerja untuk
memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya.
2. Jenjang Jabatan, Pangkat dan Golongan
Pola Karir dan Pola Diklat Pengantar Kerja yang diatur dalam pedoman ini
terbatas pada kategori Pengantar Kerja Ahli. Adapun jenjang jabatan,
pangkat dan golongan Pengantar Kerja Ahli adalah sebagai berikut:
a. Jenjang Jabatan
Jenjang Jabatan Pengantar Kerja Ahli terdiri dari:
1) Pengantar Kerja Pertama;
2) Pengantar Kerja Muda; dan
3) Pengantar Kerja Madya
b. Jenjang Pangkat dan Golongan
Jenjang pangkat dan golongan ruang Pengantar Kerja Ahli dari yang
terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu:
1) Pengantar Kerja Pertama terdiri dari:
a) Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
b) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
2) Pengantar Kerja Muda terdiri dari:
a) Penata, golongan ruang Ill/C,dan
b) Penata TK.I, golongan ruang III/d.
3) Pengantar Kerja Madya terdiri dari:
a) Pembina, golongan ruang IV/a;
b) Pembina TK.I, golongan ruang IV/b; dan
c) Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

B. Pembinaan Karir Jabatan Fungsional Pengantar Kerja


Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam Jabatan Fungsional Pengantar Kerja
tidak dapat menduduki jabatan rangkap, baik dalam jabatan struktural maupun
jabatan fungsional lainnya. Dengan demikian diharapkan Pejabat Fungsional
Pengantar Kerja akan dapat berkonsentrasi sepenuhnya pada bidang tugasnya,
sehingga pencapaian angka kredit sebagai salah satu unsur untuk kenaikan
jabatan dan pangkat akan dapat terpenuhi. Selanjutnya hal-hal yang terkait
dengan pembinaan karir pengantar kerfa adalah sebagai berikut :
1. Pengangkatan Pertama Dalam Jabatan Fungsional Pengantar Kerja
a. Persyaratan
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat pertama kali dalam Jabatan
Fungsional Pengantar Kerja Ahli harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1) berijazah serendah-rendarnya Sarjana (S1/D-IV) sesuai
dengan kualifikasi yang ditentukan;
2) pangkat serendah-rendahnya Penata Muda, golongan ruang
(III/a);
3) telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional
Pengantar Kerja;
4) setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3)
sekurang-kurangnya bernilai "Baik" dalam 1 (satu) tahun
terakhir;
5) tidak sedang menjalani hukuman disiplin atau dalam proses
penjatuhan hukuman disiplin tingkat sedang atau berat;
6) untuk pengangkatan pertama berdasarkan perolehan angka
kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
b. Tata Cara
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat pertama kali dalam Jabatan
Fungsional Pengantar Kerja dilakukan oleh:
1) Menteri untuk instansi pembina kepegawaian tingkat pusat;
dan
2) Gubernur/Bupati/Walikota untuk instansi pembina
kepegawaian tingkat daerah.

2. Kenaikan Pangkat dan Jenjang Jabatan Fungsional Pengantar Kerja


a. Kenaikan Pangkat Kenaikan pangkat dalam Jabatan Fungsional
Pengantar Kerja merupakan kenaikan pangkat pilihan. Persyaratan
yang harus dipenuhi untuk kenaikan pangkat bagi Pejabat
Fungsional Pengantar Kerja adalah sebagai berikut:
1) dipenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi;
2) sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat
terakhir;
3) setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3
sekurang-kurangnya bernilai "Baik" dalam 2 (dua) tahun
terakhir.
b. Kenaikan Jenjang Jabatan
Pejabat Fungsional Pengantar Kerja yang telah menerima kenaikan
pangkat untuk golongan tertentu dapat diberikan kenaikan jabatan
dengan persyaratan sebagai berikut:
1) telah menerima keputusan kenaikan pangkat misalnya dari;
a) Golongan III/b ke Golongan III/c; atau
b) Golongan 1II/d ke Golongan IV/a.
2) sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan
terakhir;
3) dipenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan
setingkat lebih tinggi dan telah ditetapkan o1eh pejabat yang
berwenang;
4) setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3
sekurang-kurangnya bernilai "Baik" dalam 1 (satu) tahun
terakhir;
5) tidak sedang menjalani hukuman disiplin atau dalam proses
penjatuhan hukuman disiplin tingkat sedang atau berat.
3. Perpindahan Jabatan
Untuk kepentingan dinas dan/atau menambah pengetahuan, pengalaman
dan pengembangan karir pengantar kerja dapat dipindahkan atau dialihkan
di dalam jabatan struktural atau jabatan fungsional lainnya sepanjang
memenuhi persyaratan jabatan.
a. Perpindahan ke dalam jabatan struktural
1) Pegawai Negeri Sipil yang telah diangkat dalam Jabatan
Fungsional Pengantar Kerja dapat diangkat ke dalam jabatan
struktural yang berada di lingkungan unit kerja perlempatan
tenaga kerja;
2) Pejabat Fungsional Pengantar Kerja dapat diangkat ke dalam
jabatan I struktural di luar unit kerja ponempatan tenaga kerja,
tetapi masih dalam lingkup bidang ketenagakeljaan sepanjang
memenuhi persyaratan jabatan.
b. Perpindahan ke dalam jabatan fungsional lainnya Pejabat
Fungsional Pengantar Kerja dapat dipindah/diangkat ke dalam
jabatan fungsional lain dan atau sebaliknya sepanjang memenuhi
persyaratan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.
c. Perpindahan dari jabatan struktural atau jabatan fungsional lainnya
kedalam jabatan fungsional pengantar kerja pejabat struktural atau
fungsional lainnya dapat diangkat dalam Jabatan Fungsional
Pengantar Kerja sepanjang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada
pengangkatan pertama;
2) melaksanakan tugas di bidang antar kerja sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun;
3) usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum batas usia
pensiun;
4) DP-3 dalam (dua) tahun terakhir bernilai "Baik"
4. Pembebasan Sementara, Pengangkatan Kembali dan Pemberhentian dari
Jabatan Fungsional Pengantar Kerja
a. Pejabat fungsional pengantar kerja dapat dibebaskan sementara dari
jabatannya, apabila :
1) dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam
Jabatan Pengantar Kerja, tidak dapat mengumpulkan angka
kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi bagi Pengantar Kerja Pertama pangkat Penata Muda
golongan ruang (III/a) sampai dengan Pengantar Kerja Madya
pangkat Pembinan Tingkat I (IV/b);
2) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diangkat dalam pang
kat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit 20 (dua
puluh) bagi pengantar kerja Madya pangkat Pembir,an Utama
Muda golongan ruang (IV/c);
3) dijatuhi hukuman disiplin tirlgkat sedang atau berat berupa
penurunan pangkat;
4) diberhentikan sementara sebngai Pegawai Negeri Sipil;
5) ditugaskan secara penuh di luar jabatan fungsional pengantar
kerja;
6) menjalani cuti di luar tanggungan negara;
7) menjalani tugas belajar lebih dati 6 (enam) bulan.
b. Pejabat Fungsional Penganter Kerja dapat diangkat kembali dalam
jabatannya, apabila :
1) telah selesai menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau
berat (penurunan pangkat setingKat lebih rendah);
2) telah mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan;
3) ditugaskan kembali secara par.uh dalam Jabatan Fungsional
Pengantar Kerja;
4) telah selesai menjalani tugas belajar;
5) telah selesai menjalani cuti di luar tanggungan negara.
c. pejabat Fungsional Pengantar Kerja diberhentikan dalam
jabatannya, apabila :
1) dalam jangka waktu 1 (sat.u) tahun sejak dibebaskan
sementara dari jabatannya tidak dapat mengumpulkan angka
kredit yang ditentukan bagi Pengantar Kerja Pertama pangkat
Pengatur Muda golongan ruang (III/a) sampai dengan
Pengantar Kerja Madya pangkat Pembinan Tingkat I
golongan ruang (IV/b);
2) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diangkat dalam
pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) bagi pengantar kerja
Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang (IV/c);
atau
3) dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap kecuali hukuman disiplin tingkat
berat berupa penurunan pangkat.
Pembebasan sementara, pengangkatan kembali, dan pemberhentian dari Jabatan
Fungsional Pengantar Kerja sebagaimana dimaksud pada angka 4, ditetapkan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk
olehnya.

BAB III
KOMPETENSI PENGANTAR KERJA

Kompetensi pengantar kerja merupakan sejumlah kemampuan kerja yang dipersyaratkan


sebagai Pejabat Fungsional Pengantar Kerja sesuai jenjang jabatannya yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai standar kompetensi yang
,ditetapkan untuk dapat rr.elaksanakan pelayanan antar kerja yang meliputi : perantaraan
kerja, penyuluhan dan bimbingan jabatan dan informasi pasar kerja.
A. Kompetensi Perantaraan Kerja
Kompetensi perantaraan kerja merupakan sejumlah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kerja yang harus dikuasai untuk melaksanakan tugas penyediaan dan
penempatan ,tenaga kerja, baik di dalam hubungan kerja maupun di luar
hubungan kerja.
B. Kompetensi Penyuluhan dan Bimbingan Jabatan Kompetensi penyuluhan dan
bimbingan jabatan merupakan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja untuk
membantu seorang/pencari kerja dalam memecahkan permasalahan yang
berhubungan dengan pemilihan jabatan/pekerjaan, baik di dalam hubungal1 kerja
maupun di luar hubungan kerja.

Tujuannya untuk mempertemukan antara karakteristik individu dengan


peluang/kesempatan kerja, sehingga seorang/pencari kerja dapat memiliki gambaran
secara obyektif tentang peluang/kesempatan kerja yang tersedia dan menyadari realitas
potensi dirinya can pad a akhirnya akan mampu menentukan
pilihan pekerjaan dan karirnya secara tepat. Disisi lain juga merupakan upaya untuk
memberikan pelayanan kepada penggJna tenaga kerja untuk mendapatkan tenaga kerja
yang memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan yang dibutuhkan.

C. Kompetensi Informasi Pasar Kerja


Kompetensi informasi pasar kerja merupakan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja seorang pengantar kerja di bidang pengumpulan, pengolahan, analisis,
dan penyebarluasan informasi pasar kerja.

BAB IV
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
BIDANG ANTAR KERJA

Peningkatan kualitas Pejabat Fungsional Pengantar Kerja dilakukan melalui diklat, bimtek,
seminar, lokakarya yang sesuai dengan bidangnya. Diklat Pengantar Kerja
diselenggarakan dalam rangka memenuhi kompetensi untuk penunjukan dan
pengangkatan pertama sebagai Pejabat Fungsional Pengantar Kerja dan/atau dalam
Jabatan Struktural Bidang Antar Kerja oleh Menteri atau Pejabat pembina Kepegawaian.
A. Klasifikasi Pendidikan dan Pelatihan
1. Diklat Pengantar Kerja
Diklat Pengantar Kerja merupakan dik,lat wajib yang harus diikuti sebagai
salah satu persyaratan bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan ditunjuk
dan/atau diangkat sebagai Pejabat Fungsional Pengantar Kerja maupun
Pejabat Struktural di Bidang Antar Kerja.

Persyaratan peserta Diklat Pengantar Kerja:


a. Pegawai Negeri Sipil pusat darj daerah;
b. pendidikan formal minimal Sarjana/diploma IV;
c. pangkat minimal penata muda (III/a);
d. usia maksimal 45 tahun, bila dipandang perlu disesuaikan dengan
kebutuhan;
e. lulus seleksi diklat.
2. Diklat Peningkatan (Up-Grading)
Diklat peningkatan (Up-Grading) merupakan diklat yang diselenggarakan
untuk pemenuhan kebutuhan kompetensi dan/atau penambahan
kompetensi bagi Pejabat Fungsional Pengantar Kerja yang disebabkan
adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilaksanakan
melalui seminar, lokakarya, bimtek, dan diklat teknis yang terkait.
3. Diklat Teknis
Diklat teknis bidang antar kerja dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan profesionalisme/keahlian, serta sikap
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
antar kerja.
a. Diklat teknis bidang antar kerja, antara lain meliputi:
1) analisis jabatan;
2) penyuluhan dan bimbingan jabatan;
3) informasi pasar kerja;
4) perencanaan tenaga kerja;
5) penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri;
6) penempatan tenaga kerja di luar hubungan kerja (pemanduan
teknologi tepat guna, padat karya, kewirausahaan, dan lain
sebagainya).
b. Diklat teknis bidang antar kerja dapat berkembang lebih lanjut sesuai
dengan kebutuhan.
B. Program Diklat Pengantar Kerja
1. Program diklat pengantar kerja sesuai dengan klasifikasinya ditetapkan oleh
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi setelah berkoordinasi dengan
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota;
2. Dalam menentukan program diklat bidang antar kerja, baik fungsional
maupun teknis, lembaga/intitusi diklat harlJS berkonsultasi dengan unit
kerja yang bertanggungjawab di bidang penempatan tenaga kerja di
lingkungan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
3. Kepesertaan diklat pengantar kerja disesuaikan dengan klasifikasi diklat
pengantar kerja berdasarkan ketentuan yang berlaku;
4. waktu penyelenggaraan diklat ditetapkan berdasarkan kebutuhan untuk
pemenuhan setiap unit kompetensi pada standar kompetensi yang
dipersyaratkan;
5. tenaga kependidikan dan kepelatihan dapat berasal dari:
a. widyaiswara;
b. widyaiswara luar biasa;
c. tenaga ahli/pakar.
6.s Sarana dan prasarana diklat pengantar kerja, meliputi:
a. ruang kelas;
b. alat-alat audio visual;
c. laboratorium;
d. alat-alat deteksi/riksa uji;
e. perpustakaan;
f. dan lain-lainnya.
7. Penyelenggara dan Penyelenggaraan Diklat
a. Penyelenggara Diklat
1) Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi/instansi yang menangani
bidang ketenagakerjaan; dan
2) Lembaga diklat daerah yang terakreditasi.
b. Metoda Diklat dapat diselenggarakan d 31am bentuk :
1) Diklat klasikal; dan ,
2) Diklat non klasikal (Diklat Jarak Jauh/DJJJ).
c. Pembiayaan Diklat
Pembiayaan Diklat Pengantar Kerja bersumber pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi/lnstnasi yang menangani bidang ketenagakerjaan atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pemerintah daerah serta
sumber pembiayaan lainnya yang sah dan tidak mengikat.
C. Surat Keterangan Diklat
Setiap peserta diklat yang dinyatakan lulus seluruh kompetensi berhak
memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau
Sertifikat, dengan ketentuan:
1. STTPP diberikan kepada lulusan diktat berjenjang sedangkan sertifikat
diberikan kepada lulusan diklat non jenjang;
2. bentuk dan format STTPP ditentukan oleh instansi pembina diklat pegawai;
3. Instansi yang berwenang mengeluarkan STTPP/sertifikat adalah Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pedoman Pola Karir dan Pola Pendidikan dan Pelatihan Pengantar Kerja ini disusun
untuk dijadikan acuan dalam melakukan pembinaan karir dan diklat oleh seluruh
instansi/lembaga di tingkat Pemerintah maupun pemerintah daerah yang memiliki Pejabat
Fungsional Pengantar Kerja agar terdapat persamaan persepsi.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Mei 2007
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
ttd
ERMAN SUPARNO

S-ar putea să vă placă și