Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Meningitis adalah penyakit infeksi yang akut yang fatal, disebabkan oleh berbagai
mikraorganisme. Tingkat kematian mulai 2% pada infan dan anak-anak dan 30% pada
neonates. Ketulian atau gejala sisa neurologis jangka panjang dapat di jumpai pada 1/3 kasus
dari anak yang bertahan.
Penyakit meningitis dapat membunuh dalam hitungan jam dan memakan lebih dari
seratus nyawa di UK setiap tahunnya. Hal ini tidak hanya terkait dengan risiko yang
signifikan dari mortalitas, tetapi juga dengan morbiditas jangka panjang. Mereka yang
sembuh dapat mengalami kecacatan yang secara dramatis mengubah kehidupan mereka,
termasuk amputasi, jaringan parut, defisit sensorik, gangguan intelektual, epilepsi, dan
berbagai kurang spesifik kognitif dan gangguan psikologis. Meningokokus adalah bakteri
penyebab utama meningitis pada anak-anak dan dewasa muda, dan penyebab umum
septikemia dan shock pada usia tersebut. 1
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi syarat dari kepanitraan klinik
senior di RS. H. Adam Malik secara umumnya, dan dapat menjadi panduan untuk para
pembaca secara khususnya.
1.3 Manfaat
1
BAB II
LAPORAN KASUS
USIA : 40 Tahun
SUKU : Melayu
AGAMA : Islam
STATUS : Menikah
2.2. ANAMNESA
KU : Penurunan Kesadaran
Telaah :
Hal ini telah di alami oleh OS lebih kurang dalam seminggu ini secara perlahan-lahan saat
OS beristirahat ( makan siang ) disertai rasa lemah pada lengan dan tungkai kanan.
Demam tinggi dijumpai lebih kurang 10 hari yang lalu, kejang (-), nyeri kepala (+) terjadi
1minggu sebelum OS mengalami penurunan kesadaran, muntah (+). Riwayat darah
2
tinggi(-). Riwayat sakit gula (+), riwayat penyakit jantung (-), Merokok (-), riwayat
penyakit TB (+) selama 2 bulan.
ANAMNESA TRAKTUS
ANAMNESA KELUARGA
ANAMNESA SOSIAL
Pendidikan : S1
3
2.3. PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN UMUM
Nadi : 88 x/i
Temperatur : 37 ˚c
4
GENITALIA
SENSORIUM : Apatis
KRANIUM
Bentuk : Bulat
Fontanella : Tertutup
PERANGSANGAN MENINGEAL
Muntah : (-)
Kejang : (-)
5
NERVUS KRANIALIS
Lapangan Pandang
Fundus Okuli
6
NERVUS III,IV,VI Okuli Dextra (OD) Okuli Sinistra (OS)
Pupil
Motorik
Sensorik
7
• Selaput lendir : Mukosa basah Mukosa Basah
Reflex Kornea
Motorik
Sensorik
NERVUS VIII
8
• Pendengaran : Sulit dinilai Sulit dinilai
Vestibularis
NERVUS IX,X
NERVUS XII
Lidah
• Tremor : (-)
• Atropi : (-)
9
• Fasikulasi : (-)
Ujung lidah sewaktu istirahat : Ke kiri
Ujung lidah sewaktu dijulurkan : Sulit dinilai
SISTEM MOTORIK
Tropi : Eutrofi
Tonus Otot : Normotonus
Kekuatan otot : Sulit dinilai, kesan lateralisasi ke kanan
Sikap : Berbaring
TEST SENSIBILITAS
10
REFLEKS
Reflex Patologis
KOORDINASI
11
Percobaan apraksia : sulit dinilai
Mimic : sulit dinilai
Tes Telunjuk-telunjuk : sulit dinilai
Tes Telunjuk-Hidung : sulit dinilai
Diadokhokinesia : sulit dinilai
Tes Tumit-lutut : sulit dinilai
Tes Romberg : sulit dinilai
VEGETATIF
VERTEBRA
Bentuk
• Normal : (+)
• Scoliosis : (-)
• Hiperlordosis : (-)
Pergerakan
12
Test Naffziger : sulit dinilai
GEJALA-GEJALA SEREBRAL
FUNGSI LUHUR
Afasia
13
Apraksia : Sulit Dinilai
Agnosia
• Agnosia Visual : Sulit Dinilai
• Agnosia Jari-jari : Sulit Dinilai
• Akalkulia : Sulit Dinilai
• Disorientasi Kanan-Kiri : Sulit Dinilai
RR : 25x/i
T : 37˚C
S.Kranialis
14
N.VII : Sudut mulut jatuh ke kiri
N.VIII : (+)
2.6 DIAGNOSA
- Meningitis Purulenta
- Enchepalitis
2.7 PENATALAKSANAAN :
• O2 2-3L
• NGT-Kateter
15
• IVFD R-Sol20gtt/i
• Cefriaxon 2gr/12jam
• Ranitidin 1amp/12jam
• Rifampicin 1x450mg
• Pirazinamid 3x500mg
• INH 1x300mg
• Vit B6 2x1
• Elektrolit
• KGD ad random
• SGOT SGPT
• Lumbal punksi
• EKG
• Foto Thoraks
• Head CT-Scan
16
• Darah Rutin : (19-01-2010)
• Metabolisme Karbohidrat
• Elektrolit
17
o bikarbonat 28,1 ( 22 - 26 )
18
N III.IV.VI : SDN N III.IV.VI :SDN N III.IV.VI : SDN
N V : Reflek kornea + N V : Reflek kornea + N V : Reflek kornea +
N VII : sudut mulut jatuh kekiri N VII : sudut mulut jatuh kekiri N VII : sudut mulut jatuh kekiri
N VIII : (+) N VIII : (+) N VIII : (+)
N IX.X : gangguan reflek + N IX.X : gangguan reflek + N IX.X: gangguan reflek +
N XI : SDN N XI : SDN N XI : SDN
N XII : Lidah Istirahat kekiri N XII : Lidah Istirahat kekiri N XII : Lidah Istirahat ke kiri
19
lanjut 1amp/6jam lanjut 1amp/6jam lanjut 1amp/6jam
Tappering Off 3 Hari Tappering Off 3 Hari Tappering Off 3 Hari
• Inj. Ranitidin 1amp/12jam • Inj. Ranitidin 1amp/12jam • Inj. Ranitidin 1amp/12jam
• Rifampicin 1x450mg • Rifampicin 1x450mg • Rifampicin 1x450mg
• Pirazinamid 3x500mg • Pirazinamid 3x500mg • Pirazinamid 3x500mg
• INH 1x300mg • INH 1x300mg • INH 1x300mg
• Inj.Streptomisin • Inj.Streptomisin • Inj.Streptomisin 1x750mg/hr
1x750mg/hr 1x750mg/hr • Vit B6 2x1
• Vit B6 2x1 • Vit B6 2x1
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
20
Meningitis merupakan salah satu infeksi pada susunan saraf pusat yang mengenai
selaput otak dan selaput medulla spinalis yang juga disebut sebagai meningens. Meningitis
dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan
parasit. Meningitis Tuberkulosis tergolong ke dalam meningitis yang disebabkan oleh bakteri
yaitu Mycobacterium Tuberkulosa. Bakteri tersebut menyebar ke otak dari bagian tubuh yang
lain.
3.2 Epidemiologi
Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur syaraf yang
halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan
serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:
• Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang
belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk
struktur-struktur ini.
• Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan dura meter.
• Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan
ikat tebal dan kuat.
21
3.4 Etiologi8
1. Bakteri:
• Pneumococcus
• Meningococcus
• Haemophilus influenza
• Staphylococcus
22
• Escherichia coli
• Salmonella
• Mycobacterium tuberculosis
2. Virus :
• Enterovirus
3. Jamur :
• Cryptococcus neoformans
• Coccidioides immitris
Pada laporan kasus meningitis tuberkulosa ini, mycobacterium tuberculosis merupakan faktor
penyebab paling utama dalam terjadinya penyakit meningitis.
3.5 Patogenesis
Kebanyakan bakteri masuk ke cairan serebro spinal dalam bentuk kolonisasi dari
nasofaring atau secara hematogen menyebar ke pleksus koroid, parenkim otak, atau selaput
meningen. Vena-vena yang mengalami penyumbatan dapat menyebabkan aliran retrograde
transmisi dari infeksi. Kerusakan lapisan dura dapat disebabkan oleh fraktur , paska bedah
saraf, injeksi steroid secara epidural, tindakan anestesi, adanya benda asing seperti implan
koklear, VP shunt, dll. Sering juga kolonisasi organisme pada kulit dapat menyebabkan
meningitis. Walaupun meningitis dikatakan sebagai peradangan selaput meningen, kerusakan
meningen dapat berasal dari infeksi yang dapat berakibat edema otak, penyumbatan vena dan
memblok aliran cairan serebrospinal yang dapat berakhir dengan hidrosefalus, peningkatan
intrakranial, dan herniasi6
23
Skema patofisiologi meningitis tuberkulosa
Multiplikasi
Penyebaran hematogen
Meningens
Membentuk tuberkel
24
Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid
MENINGITIS
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot
ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun.tanda Kernig’s dan
Brudzinsky positif.8
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa
yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala,
pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa
pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.8
Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel muncul
bercak pada kulit tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku,
dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan.8
25
• Gejala infeksi akut
Panas
Anak lesu
Kesadaran menurun
Kejang-kejang
kaku kuduk
Kernig
• Gejala prodromal non spesifik : apatis, iritabilitas, nyeri kepala, malaise, demam,
anoreksia
Stadium II : Intermediate
• Mengantuk, kejang,
• Defisit neurologik fokal : hemiparesis, paresis saraf kranial(terutama N.III dan N.VII,
gerakan involunter
26
• Penurunan kesadaran
3.7 Diagnosis
2. Lumbal pungsi
• Limfositer
• Protein meningkat
• TB milier
3. CT scan otak
• Komplikasi : hidrosefalus
27
4. MRI
Diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dengan PCR, ELISA dan aglutinasi Latex.
Baku emas diagnosis meningitis TB adalah menemukan M. tb dalam kultur CSS. Namun
pemeriksaan kultur CSS ini membutuhkan waktu yang lama dan memberikan hasil positif
hanya pada kira-kira setengah dari penderita
3.8 Penatalaksanaan8
Terapi Farmakologis yang dapat diberikan pada meningitis TB berupa :
• Rifampicin ( R )
• INH ( H )
• Pyrazinamid ( Z )
• Streptomycin ( S )
• Ethambutol ( E )
28
Etambutol 25 mg/kgBB/hari p.o selama 2 bulam pertama
Dilanjutkan 15 mg/kgBB/hari
29
3) Ubun-ubun cembung (anak)
3.9 Prognosis
Prognosis meningitis tuberkulosa lebih baik sekiranya didiagnosa dan diterapi seawal
mungkin. Sekitar 15% penderita meningitis nonmeningococcal akan dijumpai gejala sisanya.
Secara umumnya, penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik
atau mental atau meninggal tergantung : 6
o umur penderita.
30
o Jenis kuman penyebab
o Berat ringan infeksi
o Lama sakit sebelum mendapat pengobatan
o Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan
o Adanya dan penanganan penyakit.
3.10 Kesimpulan
31
DAFTAR PUSTAKA
5. Nofareni. Status imunisasi bcg dan faktor lain yang mempengaruhi terjadinya meningitis
tuberkulosa. Available from http://library.usu.ac.id/download/fk/anak-nofareni.pdf
6. Koppel BS. Bacterial, Fungal,& Parasitic infections of the Nervous System in Current
Diagnosis and Treatment Neurology. USA; The McGraw-Hill Companies. 2007. p403-
08, p421-23.
32