Sunteți pe pagina 1din 7

http://translate.google.co.id/translate?

hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.nurse.or.jp/jna/english/midwifery/definition.html

Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Bidan


yang
Definition and the Scope of Practice of the Midwife Definisi
dan Ruang Lingkup Praktek Bidan yang
The midwife and her activities are defined under the Public Health Nurse, Midwife and Nurse
Law (Law No. 203) established in 1948. Bidan dan kegiatan nya didefinisikan di bawah
Kesehatan Masyarakat Perawat, Bidan dan Perawat (UU Nomor 203) yang didirikan pada tahun
1948. In December 2001, the law was partially revised, and the title of the law in Japanese was
changed slightly. Pada Desember 2001, hukum sebagian direvisi, dan judul hukum dalam bahasa
Jepang telah diubah sedikit.

The purpose of this law is to improve the quality of public health nurses, midwives, and nurses,
and promote medical care and public health. Tujuan hukum ini adalah untuk meningkatkan
kualitas perawat kesehatan masyarakat, bidan, dan perawat, dan mempromosikan perawatan
medis dan kesehatan masyarakat.

The definition and the scope of practice of the midwife under this law are as follows: Definisi
dan ruang lingkup praktek bidan di bawah hukum ini adalah sebagai berikut:

[ Definition of midwife ] [Definisi bidan]

Article 3 Pasal 3

Under this law, "Midwife" refers to a woman licensed by the Minister of Health, Labour and
Welfare, who practices midwifery or provides health care to pregnant women, women in the
postpartum period, and newborn infants. Menurut hukum ini, "Bidan" mengacu pada wanita
lisensi oleh Menteri Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan, yang praktek kebidanan atau
menyediakan perawatan kesehatan untuk wanita hamil, wanita pada periode pasca-melahirkan,
dan bayi baru lahir.

[ Restrictions on midwifery activities ] [Pembatasan kegiatan kebidanan]

Article 30 Pasal 30

Only a midwife licensed under Article 3 shall engage in these activities, except in situations
where those activities are performed in accordance with the provisions of the Medical
Practitioners Law (Law No. 201, 1998). Hanya seorang bidan dilisensikan di bawah Pasal 3 wajib
terlibat dalam kegiatan tersebut, kecuali dalam situasi di mana kegiatan dilakukan sesuai dengan
ketentuan Medical Practitioners (UU No 201, 1998).

The Japanese Nursing Association (JNA) is a member of the International Confederation of


Midwives (ICM) and has adopted the following ICM Definition of the Midwife, which was
revised at the ICM International Council Meeting in Kobe in 1990 and ratified by the FIGO
(International Federation of Gynecology and Obstetrics) in 1991, and then by the WHO (World
Health Organization) in 1992. The Perawatan Asosiasi Jepang (JNA) adalah anggota dari
Konfederasi Internasional Bidan (PTT) dan telah mengadopsi ICM Definisi berikut ini Bidan,
yang direvisi pada ICM International Council Meeting di Kobe pada tahun 1990 dan disahkan
oleh FIGO (International Federasi Ginekologi dan Obstetri) pada tahun 1991, dan kemudian oleh
WHO (World Health Organization) pada tahun 1992.

A midwife is a person who, having been regularly admitted to a midwifery educational program,
duly recognized in the country in which it is located, has successfully completed the prescribed
course of studies in midwifery and has acquired the requisite qualifications to be registered
and/or legally licensed to practice midwifery. bidan adalah seseorang yang, yang telah secara
teratur mengaku program pendidikan kebidanan, telah diketahui di negara yang bersangkutan,
telah berhasil menyelesaikan program studi yang ditentukan dalam kebidanan dan telah
memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk didaftarkan dan / atau hukum lisensi untuk
praktek kebidanan.

She must be able to give the necessary supervision, care and advice to women during pregnancy,
labor and the postpartum period, to conduct deliveries on her own responsibility, and to care for
the newborn and the infant. Dia harus dapat memberikan pengawasan yang diperlukan,
perawatan dan nasihat kepada perempuan selama kehamilan, persalinan dan periode pasca-
melahirkan, untuk melakukan pengiriman pada tanggung jawab sendiri, dan untuk merawat bayi
yang baru lahir dan bayi. This care includes preventative measures, the detection of abnormal
conditions in mother and child, the procurement of medical assistance, and the execution of
emergency measures in the absence of medical help. perawatan ini termasuk tindakan preventif,
pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan anak, pengadaan bantuan medis, dan pelaksanaan
tindakan darurat dengan tidak adanya bantuan medis. She has an important task in health
counseling and education, not only for women as a whole, but also within the family and the
community. Dia memiliki tugas penting dalam konseling kesehatan dan pendidikan, tidak hanya
untuk perempuan secara keseluruhan, tetapi juga di dalam keluarga dan masyarakat. The work
should involve antenatal education and preparation for parenthood and extends to certain areas of
gynecology, family planning and child care. Pekerjaan harus melibatkan pendidikan antenatal
dan persiapan untuk orangtua dan meluas ke daerah-daerah tertentu dari ginekologi, keluarga
berencana dan perawatan anak. She may practice in hospitals, clinics, health units, domiciliary
conditions or in any other service. Dia mungkin praktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan,
kondisi rumah tangga atau layanan lain.

Source Sumber

ICM Position Statement "Definition of the Midwife" Posisi PTT Pernyataan "Definisi Bidan yang"
http://www.internationalmidwives.org http://www.internationalmidwives.org
The right for a midwife to establish an independent practice is given in the Medical Service Law,
and the obligation to patient confidentiality is stated in the penal code. Hak untuk bidan untuk
mendirikan praktek mandiri diberikan dalam Pelayanan Kesehatan Hukum, dan kewajiban untuk
kerahasiaan pasien dinyatakan dalam hukum pidana. In addition, the title "Birth Control
Instructor" is given under the Maternal Protection Law. Selain itu, judul "Birth Control
Instruktur" diberikan di bawah UU Perlindungan Ibu.

1. Independent practice (Administration of the midwifery home) Independen praktek (Administrasi


rumah kebidanan)

When a midwife has established a midwifery home, she has to notify the governor of the
prefecture where the midwifery home is located, of the fact within ten days of the
establishment. Ketika bidan telah mendirikan rumah kebidanan, dia harus memberitahu
gubernur prefektur di mana rumah kebidanan terletak, fakta dalam waktu sepuluh hari
pendirian. (Medical Law, Article 8) (UU Kedokteran, Pasal 8)

2. Birth Control Instructor Birth Control Instruktur

Maternal Protection Law, Article 15 states as follows: "the practice of instructing women
about birth control utilizing the contraceptive device specified by the Minister of Health,
Labour and Welfare is only allowed to physicians and those who are designated by the
governor of the prefecture". Ibu Perlindungan Hukum, Pasal 15 menyatakan sebagai
berikut: "praktek mengajar perempuan tentang pengendalian kelahiran menggunakan alat
kontrasepsi yang ditentukan oleh Menteri Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan
hanya diperbolehkan untuk dokter dan mereka yang ditunjuk oleh gubernur prefektur" .
Those who may be designated by the governor of the prefecture are midwives, public
health nurses or nurses who has finished the courses which the governor of the prefecture
certifies according to the standard set by the Minister of Health, Labour and Welfare.
Mereka yang mungkin ditunjuk oleh gubernur prefektur adalah bidan, perawat kesehatan
publik atau perawat yang telah menyelesaikan kursus yang gubernur prefektur yang
menyatakan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, Perburuhan
dan Kesejahteraan. (Article 15, Paragraph 2) (Pasal 15, Ayat 2)

3. Obligation to confidentiality Kewajiban kerahasiaan

Article 134 of the Penal Code states that physicians, vendors of the pharmaceutical
products, midwives, layers, defendants and notaries, as well as those who used to be
engaged in these occupations, are to be given a punishment by imprisonment for six
months or over, or maximum fine of 100,000 yen, when they have breached the
confidentiality without legitimate grounds and disclosed others the clients' information
obtained through their practice. Pasal 134 dari KUHP menyatakan bahwa para dokter,
vendor produk farmasi, bidan, lapisan, terdakwa dan notaris, serta orang-orang yang dulu
terlibat dalam pekerjaan ini, harus diberi hukuman penjara selama enam bulan atau lebih ,
atau denda maksimum 100,000 yen, ketika mereka telah melanggar kerahasiaan tanpa
alasan yang sah dan diungkapkan lain informasi klien yang diperoleh melalui praktik
mereka.
http://d3kebidanan.blogspot.com/2009/11/landasan-hukum-kebidanan.html

LANDASAN HUKUM KEBIDANAN

1. Kewenangan Bidan
Pengelolaan oleh bidan sesuai dengan kompetensi bidan di Indonesia, dalam kasus hamil dengan
hiperemesis gravidarurn, bidan memiliki kemandirian untuk melakukan asuhannya dalam
Kepmenkes RI/No.900/Menkes/SK/VII/2002 Bab V pasal 14 16 tentang registrasi dan praktek
bidan. Dalam kasus ini pengelolaan kasus hamil dengan hiperemesis gravidarum sesuai dengan
pasal 14 16.
BAB V
PRAKTIK KEBIDANAN Pasal 14
Bidan dalam menjalankan prakteknya berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :
a. Pelayanan kebidanan Pasal 15
1) Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf a ditujukan kepada ibu dan
anak.
2) Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pranikah, prahamil, masa kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, menyusui, dan masa antara (periode interval).
Pasal 16
1) Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi
a) Penyuluhan dan konseling
b) Pemeriksaan fisk
c) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus iminens,
hiperemesis gravidarum tingkat 1, pre ekalmpsia ringan, anemi ringan.
2. Standar Pelayanan Kebidanan
Dalam kasus hiperemesis gravidarum bidan menggunakan
Standar 4 : Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama
untuk menilai apakah perkembangan berlangsung norrnal.
Bidan juga harus mengenal kehamilan resti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi,
PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat clan penyuluhan kesehatan serta
tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.
Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka
harus mampu mengambil tinclakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
1). Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi dini dan penanganan
komplikasi kehamilan.
2). lbu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa
yang harus dilakukan.
3. Kompetensi Bidan
Kompetensi ke 3 : Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan, atau rujukan, dari
a. Pengetahuan Dasar
1). Anatomi clan fisiologi tubuh manusia.
2). Siklus menstruasi clan proses konsepsi.
3). Tumbuh kembang janin dan faktor faktor yang mempengaruhinya.
4). Tanda tanda clan gejala kehamilan.
5). Mendiagnosa kehamilan.
6). Perkembangan normal kehamilan.
7). Komponen riwayat kesehatan.
8). Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal.
9). Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran dan atau tinggi fundus
uteri.

10). Mengenal tanda dan gejala anemia ringan clan berat, hyperemesis gravidarum, kehamilan
ektopik terganggu, abortus iminens, mola hydaticlosa clan komplikasinya clan kehamilan ganda,
kelainan letak serta pre eklampsia.
11). Nilai normal dari pemeriksaan laboratoriurn seperti haemogiobin dalam clarah, test gula,
protein, aceton clan bakteri dalam urine.
12). Perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik, keticlaknyamanan yang
lazim, pertumbuhan funclUS Uteri yany cliharapkan.
13). Perubahan psikologis yang normal dalam keharnilan dan darnpak kehamilan terhadap
keluarga.
14). Penyuluhan dalam kehamilan : perubahan fisik, perawatan buah dada, ketidaknyamanan,
kebersihan, seksualias, nutrisi, pekerjaan dan aktifitas (senam hamil).
15). Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil clan janin.
16). Penatalaksanaan imunisasi pada wanita hamil.
17). Pertumbuhan dan perkembangan janin.
18). Persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua.
19). Persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran bayi.
20). Tanda tanda dimulainya persalinan.
21). Promosi dan dukungan pada ibu menyusui.
22). Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan dan kelahiran.
23). Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan.
24). Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan.
25). Penggunaan obat obatan tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi ketidaknyamanan
selama kehamilan.
26). Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol dan obat terlarang bagi wanita
hamil dan janin.
27). Akibat yang ditimbulkan/ditularkan oleh binatang tertentu terhadap kehamilan, misalnya
toxoplasmosis.
28). Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancarn jiwa, seperti pre eklamsia,
perdarahan pervaginam, kelahiran prematur, anemia berat.
29). Kesejahteraan janin termasuk DJJ dan pola aktivitas janin.
30). Resusitasi kardiopulmonary.
Dalam menangani kehamilan dengan hiperemesis gravidarum menggunakan pengetahuan dasar
pada nomer 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, dan 24.
b. Ketrampilan Dasar
1). Mengmpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisanya pada setiap
kunjungan atau perneriksaan ibu harnil.
2). Melakukan pemeriksaan fisik umum secara sisternatis dan lengkap.
3). Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk pengukuran tinggi fundus uteri
atau posisi atau presentasi dan penurunan janin.
4). Melakukan penilaian pelvic, termasuk ukuran dan struktUr Wlang panggul.
5). Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk detak jantung janin dengan menggunakan
fetoscope (Pinard) dan gerakan janian dengan palpasi uterus.
6). Menghitung usia kehamilan dan hubungannya dengan kornplikasi kehamilan.
7). Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan pertumbuhan janin.
8). Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya derigan komplikasi kehamilan.
9). Memberikan penyuluhan pada klien atau keluarga mengenai tanda tanda berbahaya dan serta
bagaimana menghubungi bidan.

10). 10)Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hyperemesis gravidarum


tingkat 1, abortus iminens, dan pre eklampsia ringan.
Dalam rangka menangani kehamilan dengan hiperemesis gravidarum, bidan menggunakan
ketrampilan dasar pada nomer 1, 2, 3, 7, 8, 9, dan 10.
4. Peran dan Fungsi Bidan
a. Peran sebagai pelaksana
1). Tugas mandiri
a) Menetapkan manajemen kebiclanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
b) Memberikan pelayanan clasar pada anak remaja dan wanita pra nikah dengan melibatkan
klien.
c) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
d) Memberikan asuhan kebiclanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan
klien/keluarga.
e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
f) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan
klien/keluarga.
g) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana.
h) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam
masa klimakterium clan menopause.
i) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.
2). Tugas kolaborasi
a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.

b) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama
kegawat darurat@n yang memerlukan tindakan kolaborasi.
c) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan
keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarrga.
d) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tir.dakan kolaborasi
dengan klien dan keluarga.
e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalarni
kornplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
f) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawat daruratar. yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
keluarga.
3). Tugas merujuk
a) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi
keterlibatan klien dan keluarga.
b) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan kegawat daruratan.
c) Memberikan asuhan kebidanan melalui konSLJltasi dan rLijukan pada masa persalinan
dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
d) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi clan rujukan pada ibu dalam masa nifas
denagan penyulit tertentu dengan kegawat claruratan dengan melibatkan klien clan keluarga.
e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelalaian tertentu clan kegawatan
claruratan yang memerlukan konsultasi clan rujukan dengan melibatkan keluarga.
f) Memberikan asuhan kebiclanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu clan kegawatan
yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien/keluarga.
b. Peran sebagai pengelola
1). Mengembangkan pelayanan clasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk indiviclu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan
masyarakat/klien.
2). Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah
kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan
lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
c. Peran sebagai pendidik
1). Memberikan pencliclikan clan penyuluhan kesehatan kepada individu keluarga, kelompok
clan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan
dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dan kelurga berencana.
2). Melatih dan membina kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina dukun di
wilayah atau tempat kerjanya
d. Peran sebagai peneliti/investigator
Melakukan investigasi/penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun
secara kelompok.

S-ar putea să vă placă și