Sunteți pe pagina 1din 26

JUMAT, JULI 31, 2009

Alasan mengapa asuransi itu haram?


Mungkin kamu kanget dengan judul di atas,mungkin juga tidak.Tapi yang jelas asuransi itu secara islam hukumnya haram!kenapa?di artikel ini saya akan jelaskan selengkap2nya mengenai apa,bagaimana,dan kenapa yang namanya asuransi itu haram.

Bukan bermaksud untuk mencermarkan nama baik beberapa perusahaan asuransi di Indonesia tapi yang namanya asuransi dan segala jenisnya hukumnya haram,baik berupa asuransi jiwa,perniagaan,properti,organ tubuh seperti betis,mata,tenggorokan dll,maupun asuransi kebakaran dan kecelakaan.Karena asuransi mengandung unsur riba,judi,dan tipu daya.Inilah ketetapan mayoritas ulama pada majelis al-mujamma' alfiqhiy (komisi ulama fikih) yang diadakan di Mekah al Mukarramah.Pendapat ini juga telah ditegaskan oleh dar al-ifta almishriyyah (lembaga fatwa mesir).Penetapan haramnya asuransi ini dilandasi oleh bebrapa hal,di antaranya:

1.

Bahwa akad asuransi komersial termasuk ke dalam akad pertukaran harta yang berpotensi mengandung tipuan besar.Karena saat akad dilakukan,pihak pembayar asuransi tidak bisa memperkirakan kadar atau jumlah yang harus dibayarnya,atau yang akan di terima dari pihak penerima asuransi.Kadang si pembayar baru membayar satu atau dua bulan kemudian kecelakan terjadi.Saat itu dia berhak mendapatkan pembayaran sepenuhnya yang menjadi kewajiban penerima asuransi.Kadang juga kecelakaan tidak pernah terjadi sama sekali,sehingga si pembayar harus membayar seluruh angsuran dan tidak mendapat kompensasi apa2.Begitu juga sama penerima asuransi,ia tidak bisa menentukan seberapa banyak yang harus di beri atau di ambilnya dari setiap akad perorangan.Dalam hadis dinyatakan bahwa Rasulullah s.a.w melarang jual beli yang mengandung unsur tipuan. 2. Akad asuransi komersial termasuk ke dalam salah satu bentuk judi,karena mengandung resiko dalam proses pertukaran hartanya,juga mengandung unsur denda (ganti rugi) tanpa ada pelanggaran dan unsur keuntungan tanpa kompensasi atau mengandung kompensasi yang tidak seimbang.Pihak pembayar kadang membayar satu kali angsuran,kemudian kecelkaan terjadi,akibatnya pihak penerima asuransi (perusahaan asuransi) harus membayarkan semua jumlah total pembayaran yang telah disepakati.Kadang kecelakaan tidak terjadi sama sekali,akibatnya pihak perusahaan asuransi mendapatkan keuntungan dari angsuran pembayaran,tanpa kompensasi apa-apa.Jika praktek asuransi ini mengandung unsur ketidakjelasan,berarti ini termasuk perjudian yang terlarang seperti dalam firman allah s.w.tQ.S Al-Maidah:90.Cari sendiri ayatnya dan artinya. 3. Akad asuransi komersial mengandung riba jenis al-fadhl dan an-nasa.Jika perusahaan asuransi membayar kepada nasabahnya atau ahli waris dan pihak yang terkait lebih banyak dari yang di bayarkan nasabah kepadanya maka di sini berarti terkandung riba al-fadhl.Dan jika perusahaan asuransi membayarkan uang itu kepada nasabah sebesar yang dibayarkan nasabah kepadanya maka di sini terkandung riba an-masa.Kedua jenis riba ini haram hukumnya berdasarkan nash dan ijma. 4.

Akad asuransi komersial termasuk ke dalam praktek taruhan yang di haramkan,karena kedua praktek sama-sama mengandung ketidak jelasan,tipuan,dan perjudian.Syariat tidak membolehkan praktek taruhan kecuali yang bertujuan untuk membantu agama islam dan untuk mengibarkan syiarnya.Nabi s.a.w telah membatasi bolehnya taruhan dengan kompensasi tertentu hanya dalam tiga hal dengan sabdanya,"Tak di perbolehkan mengambil hadiah uang dalam kompetisi apapun,kecuali dalam tiga perlombaan,lomba balap unta,balap kuda,dan lomba memanah."Dan asuransi tidak termasuk ke dalam ketiga perlombaan tersebut,dengan demikian hukumnya haram. 5. Dalam akad asuransi komersial terdapat pengambilan harta orang lain tanpa kompensasi atau ganti.Mengambil sesuatu tanpa kompensasi dalam akad pertukaran harta dan perdagangan diharamkan karena termasuk perbuatan yang dilarang dalam firman Allah s.w.t di Q.S. An-nisa:29. 6. Dalam akad asuransi perdagangan ada obligasi (kewajiban) yang tidak ditentukan secara syar'i,dengan asumsi bahwa pihak perusahaan asuransi bukanlah pihak yang menciptakan dan menyebabkan terjadinya kecelakaan.Akan tetapi,obligasi itu terbentuk berdasarkan satu kesepakatan bahkan pihak perusahaan akan menjamin bahaya dan kerugian sebagai ganti dari sejumlah uang yang dibayarkan oleh nasabah,padahal pihak perusahaan tidak pernah memberikan jasa apa pun untuk pihak nasabah.Maka hal seperti ini hukumnya haram.

Dampak dari pengharamkan Asuransi Seorang muslim tidak diperkenankan melakukan transakasi seperti ini secara sadar dan dengan kemauannya sendiri.Namun jika ia terpaksa melakukannya maka ia tidak dikenakan dosa (kenapa?jangan tanya saya,si penulis blog ini juga ga tau alasannya).Oleh karena itu harus di bedakan antara keadaan terpakasa dengan pilihan sendiri.Bagi seorang Muslim tidak diperbolehkan berhubungan dengan perusahaan -perusahaan asuransi seperti yang telah dijelaskan di atas.Karena hubungan semacam ini adalah kerja sama dalam dosa dan pelanggaran.Jika Allah mengharamkan sesuatu maka juga akan mengharamkan nilai dan uangnya. Itu dia alasan kenapa asuransi haram.Saya bukan sarjana ekonomi,ahli bisnis atau orang yang tau persisi apa itu asuransi,cara kerjanya bla bla bla dll tentang asuransi tapi saya cuma nyontek dari buku "Jual Beli" yang di tulis Sa'id Abdul Azhim terbitan Qisthi Press cetakan ke-1,Januari 2008.Saya cuma mempublishnya ke blog supaya lebih banyak lagi orang yang tau klo asuransi itu haram hukumnya bagi orang islam.Tapi klo k amu bukan orang islam ya gpp.Ok,sekian dari saya,tunggu artikel selanjutnya yah.......

[daarut-tauhiid] Asuransi Lebih Haram daripada Bank


syaikhu_pdklapa Thu, 21 Jan 2010 04:17:52 -0800

Bismillahirrahmanirrahim Ketika berbicara keuangan syariah, sebagian kita cenderung untuk berpikir tentang perbankan syariah. Ketika berbicara tentang menghindari riba, sebagian kita cenderung merasa cukup hanya dengan tidak menabung di bank konvensional, atau tidak memakan bunga dari bank konvensional. Sebagian kita cende rung lupa pada bagian sistem keuangan yang lain, yaitu asuransi. Padahal asuransi konvensional jauh lebih haram daripada bank konvensional. Jika bank konvensional fokus hanya pada praktik riba, maka asuransi konvensional mengandung semua prinsip haram yang utama dalam syariat muamalah; riba, gharar (ketidakjelasan), dan maysir(judi). Riba terkandung dalam transaksi asuransi konvensional terjadi ketika seorang klien asuransi mendapat klaim di atas jumlah premium yang telah dibayarkan. Setiap bulan hanya bay ar premium 100ribu, tapi ketika sakit setahun kemudian, pihak asuransi menanggung beban 10 juta misalnya. Jelas bahwa, 8.8 juta (10 -(100rb x 12)) yg kita pakai dalam pengobatan merupakan riba (tambahan nilai tanpa usaha sepadan). Asuransi konvensional juga mengandung gharar karena jenis klaim yang akan ditanggung tidak pasti bentuknya. Misalnya asuransi kecelakaan. Kecelakaan yang akan terjadi pada pihak klien di masa yang akan datang tidak dapat dipastikan detailnya. Selain itu gharar juga terdapat pad a harga klaim yang tidak bisa dipastikan. Jenis klaim di masa yang akan datang yang tidak dapat dipastikan, berakibat pada tidak dapat dipastikannya harga yang akan dibayar perusahaan asuransi kepada klien. Asuransi konvensional juga memiliki unsur maysir karena keuntungan masing-masing pihak baik perusahaan maupun klien terjadi atas permainan probabilitas di mana keuntungan pihak perusahaan didapat dari probabilitas tidak terjadinya klaim dari klien, yang mana berakibat klien menderita kerugian karena tel ah membayar premium, dan sebaliknya. Jadi jelas bahwa asuransi konvensional lebih haram daripada bank konvensional. Sebagian kita mungkin kurang memperhatikan hal ini karena kita cenderung lebih familiar dengan bank, daripada asuransi. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, asuransi mulai menjadi hal yang lumrah. Oleh karena itu, hendaklah kita memperhatikannya dengan seksama, sehingga tidak menjadi orang yang pro islam dan ekonomi islam, tapi masih bernikmat -nikmat dengan asuransi konvensional. Sejenak mari lupakan ancaman bagi pelaku gharar dan maysir, cukuplah kita renungkan janji Allah terhadap pemakan riba. Bukankah Allah telah menjanjikan neraka bagi mereka? "Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (QS : 2/275). Ya, neraka, tidak cukupkah ia sebagai pengancam? Atau kita masih memerlukan perkataan ini? . . "(Dosa) riba itu memiliki tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan ialah semisal dengan (dosa) seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri." (Riwayat At Thobrany dan lainnya serta dishahihkan oleh Al Albany).

Subhanallah, tidakkah riba begitu menjijikkan? Setelah mengetahui betapa menjijikkannya riba, apakah kita masih betah bernikmat -nikmat menggunakan asuransi konvensional? Atau kita ingin menganggap diri kita orang yang terpaksa? Jika kita termasuk orang -orang yang merasa benar -benar terpaksa, maka berpikir keraslah, lakukan analisis terbaik, dan siapkanlah jawaban yang super bagus, agar dalam wawancara di akhirat nanti Allah juga meenganggap kita benar -benar terpaksa. Wallahul-musta'an

[daarut-tauhiid] Dr.Yusuf Qardhawi : HALAL WAL HARAM (Asuransi)


Yanthie Y. Tue, 06 Jun 2006 21:36:09 -0700
oleh Yusuf Qardhawi ----------------------------------------------------4.2.13 Kerjasama dalam Suatu Pekerjaan dan Tentang Masalah Kapital Barangkali akan ada orang bertanya: Bahwa Allah telah membagi rezeki dan kecakapan pada tiap -tiap manusia menurut ukurannya masing -masing. Sehingga banyak sekali kita jumpai di kalangan manusia ada yang mempunyai kecakapan dan pengetahuan, tetapi mereka tidak mempunyai modal uang. Sebaliknya tidak sedikit pula kita jumpai orang yang mempunyai uang banyak, tetapi pengetahuannya sangat minim atau boleh dikatakan samasekali tidak ada. Tetapi mengapa si pemilik modal tidak boleh memberikan uangnya itu kepada orang yang cakap dan b erpengalaman, untuk diputar dan dikembangkan, dengan suatu imbalan keuntungan yang telah ditentukan. Sehingga dengan demikian yang mempunyai kecakapan itu bisa mengambil keuntungan uang tersebut, dan si pemilik uang pun dapat keuntungan dari kecakapan oran g tersebut. Lebih lebih kalau di situ ada projek besar yang memerlukan saham dari beberapa orang, sedang banyak di antara mereka yang memiliki kelebihan uang, padahal mereka tidak mempunyai kemampuan untuk mengembangkan uangnya itu. Dalam keadaan demikian, mengapa uang yang banyak ini tidak boleh dipergunakan untuk projek vital yang besar yang dikembangkan oleh orang -orang yang ahli managemen dan pengetahuan? Kami akan menjawab: sesungguhnya Islam tidak menghalang -halangi kerjasama kapital dan pengetahuan, atau antara uang dan pekerjaan, sebagaimana dibenarkannya oleh fiqih Islam, tetapi kerjasama ini harus dilandasi dengan suatu perencanaan yang baik. Kalau si pemilik uang telah merelakan uangnya itu untuk syirkah dengan orang lain, maka dia harus berani menanggung segala resiko karena syirkahnya itu. Oleh karena itu syariat Islam memberikan syarat dalam mu'amalah seperti ini yang oleh ahli -ahli fiqih dinamakan mudharabah (kongsi) atau qiradh (memberikan modalnya kepada orang lain), yaitu kedua belah piha k bersekutu dalam keuntungan dan kerugian. Prosentase keuntungan dan kerugian ini menurut persetujuan bersama. Keduanya boleh menentukan untuk salah satu

pihak mendapatkan 1/2, 1/3, 1/4 atau kurang dari itu atau lebih; sedang sisanya untuk yang lain. Kalau begitu, maka kerjasama antara modal dan pekerjaan, adalah kerjasama antara dua orang yang berserikat, yang masing -masing akan mendapatkan bagiannya, sedikit atau banyak. Kalau ada untung, maka keuntungannya dibagi menurut perjanjian yang telah ditentukan bersama. Dan jika rugi, maka kerugian itu diambilkan dari keuntungan. Dan jika kerugian itu sampai menghabiskan keuntungan, bahkan bertambah, maka diambilkan dari modal, menurut besar -kecilnya kerugian. Dan kerugian yang diderita oleh pemilik uang bukan s atu hal yang mustahil, sama halnya dengan kerugian yang dialami oleh kongsinya yang telah mengeluarkan tenaga dan keringatnya. Begitulah peraturan Islam dalam persoalan ini. Adapun menentukan keuntungan kepada pemilik modal, tidak lebih dan tidak kurang s ekalipun keuntungan itu berganda atau kerugian berlipat, maka cara seperti ini merupakan tikaman terhadap keadilan dan bisa membawa modal untuk menentang pengetahuan dan pekerjaan, bertentangan dengan hukum hidup yang memberi dan menahan dan dapat menggala kkan orang untuk mencintai pekerjaan tanpa kerja dan tanpa menanggung resiko. Inilah jiwa riba yang jahat itu. Oleh karena itu Rasulullah s.a.w. melarang menyewakan tanah dengan cara muzara'ah,14 yaitu menetapkan hasil dari bagian tanah tertentu, atau menentukan ukuran tertentu dari luar, misalnya satu kwintal atau dua kwintal. Dilarangnya hal tersebut karena ada persamaannya dengan riba dan spekulasi. Sebab tanah itu kadang -kadang hanya menghasilkan sebanyak yang ditentukan itu dan kadang -kadang samas ekali tidak menghasilkan. Maka waktu itu berarti di satu pihak menggaruk hasil dan di lain pihak menderita kerugian. Cara semacam ini tidak dapat diterima oleh keadilan. Larangan muzara'ah ini dinyatakan dengan nas yang tegas. Dan menurut pendapat saya, i ni adalah merupakan masalah prinsip, karena ijma' ulama yang menyatakan dalam mudharabah tidak boleh menentukan keuntungan tertentu untuk salah satu pihak15 baik untung maupun rugi. Alasan para ulama tentang tidak bolehnya mudharabah seperti ini, sama deng an alasannya tentang tidak bolehnya muzara'ah, yaitu: karena apabila salah satu pihak menentukan syarat dengan keuntungan tertentu, padahal mungkin dia tidak akan beruntung kecuali pas sebanyak persyaratan tersebut, maka waktu itu dia akan mengambil keuntungannya itu semuanya; dan mungkin juga samasekali tidak beruntung. Atau kadang -kadang juga mendapat keuntungan yang besar sekali, maka waktu itu dia cukup merugikan pemilik uang.16 Alasan ini sesuai dengan jiwa Islam yang akan membangun setiap bentu k mu'amalah dengan landasan keadilan yang kukuh dan terang. 4.2.14 Syirkah antara Pemilik -Pemilik Modal Sebagaimana Islam telah membenarkan seorang muslim menggunakan uangnya secara perorangan dalam usaha -usaha yang mubah, dan sebagaimana dibolehkannya seorang muslim untuk menyerahkan modalnya kepada orang yang ahli dengan cara mudharabah, maka begitu juga Islam memberi perkenan kepada para pemilik modal untuk mengadakan syirkah dalam suatu usaha apakah berupa perusahaan atau perdagangan dan sebagainya. Sebab di antara pekerjaan -pekerjaan dan projek -projek ada yang sangat membutuhkan banyak fikiran, tenaga dan modal. Sedang seseorang itu dinilai kecil apabila sendirian, tetapi dinilai banyak kalau bersama yang lain.

Untuk ini maka berfirmanlah Allah: "Dan tolong -menolonglah kamu atas kebaikan dan taqwa." (al -Maidah: 3) Semua perbuatan dan sikap hidup yang menguntungkan seseorang atau masyarakat atau yang kiranya dapat melindungi seseorang dari marabahaya, dipandang sebagai perbuatan baik dan taqwa kala u disertai dengan niat yang baik. Islam tidak hanya sekedar memberikan perkenan syirkah ini, bahkan akan memberkati pekerjaan tersebut dengan suatu pertolongan dari Allah di dunia ini dan pahala kelak di akhirat, selama dalam memutarkan roda pekerjaan ini mengikuti jalan yang dihalalkan Allah, tidak dengan riba, ghurur, zalim dan khianat dengan segala macamnya. Dalam hal ini Rasulullah s.a.w, pernah bersabda sebagai berikut: "Tangan Allah bersama dua orang yang berserikat, selama salah satu pihak tidak, berkhianat kepada yang lain; apabila salah satu pihak ada yang mengkhianati kawannya, maka tanganNya itu akan ditarik dari keduanya." (Riwayat Daraquthni) Tangan Allah di sini adalah sebagai kata sindiran (kinayah), yakni pertolongan dan barakah. Dalam hadis Qudsi, Allah mengatakan: "Saya adalah ketiga dari dua orang yang bersyarikat itu, selama salah satu pihak tidak mengkhianati kawannya; jika salah satu mengkhianati kawannya, maka saya akan keluar dari antara mereka berdua itu." (Riwayat Abu Daud d an Hakim dan ia sahkannya) Ibnu Razin dalam kitab Jami'nya menambahkan: (dan akan datang syaitan). 4.2.15 Asuransi Di antara bentuk mu'amalah baru, yaitu apa yang disebut asuransi. Ada yang berhubungan dengan masalah hidup, yang dinamakan asuransi jiwa da n ada pula asuransi sebagai jaminan kalau terjadi kecelakaan. Bagaimanakah pandangan Islam? Dibenarkankah? Sebelum kami menjawab pertanyaan ini, terlebih dahulu kami ingin menanyakan tentang jiwa daripada perusahaan ini. Apa jiwanya? Dan bagaimana hubungannya antara yang menjadi anggota asuransi itu dengan pihak perusahaan? Atau dengan kata lain: Apakah anggota asuransi itu penuh sebagai anggota syirkah bagi perusahaan tersebut? Kalau benar demikian, setiap anggota syirkah (anggota asuransi) harus t unduk (bersekutu) terhadap keuntungan dan kerugian yang diperoleh dan diderita oleh perusahaan tersebut, menurut ketentuan ajaran Islam. Dalam asuransi kecelakaan yaitu seorang anggota membayar sejumlah uang (x rupiah misalnya) setiap tahun. Apabila dia b isa lolos dari kecelakaan, maka uang jaminan itu hilang (perdagangan, perusahaan, kapal ataupun lainnya), sedang si pemilik perusahaan akan menguasai sejumlah uang tersebut dan sedikitpun tidak mengembalikan kepada anggota asuransi itu. Tetapi jika terjadi suatu kecelakaan, maka perusahaan akan membayar sejumlah uang yang telah disetujui bersama. Usaha semacam ini samasekali jauh dari watak perdagangan dan solidaritas berserikat. Dalam asuransi jiwa, apabila anggota asuransi itu membayar sejumlah uang

$2,000.00 misalnya pada periode pertama kemudian mendadak meninggal dunia, maka dia akan mendapat pengembalian sejumlah uang tersebut dengan penuh, tidak kurang satu sen pun. Tetapi kalau dia itu bersyirkah dalam berdagangan, maka dia akan memperoleh kembalia n uang sejumlah uang yang disetor pada periode itu ditambah dengan keuntungannya. Kemudian apabila dia berkhianat kepada perusahaan dan tidak bisa lagi membayar untuk periode -periode berikutnya sedang dia sudah pernah membayar sebagiannya, maka sejumlah u angnya yang disetor itu atau sebagian besarnya akan hilang. Ini paling tidak dapat dikatakan: suatu perjanjian yang rusak. Dan alasan karena antara kedua belah pihak sudah ada saling kerelaan dan keduanya sudah saling mengetahui kemanfaatannya itu tak ber bobot. Sebab antara pemakaian riba dan yang memberinya makan juga sudah ada saling merelakan begitu juga kedua pemain judi sudah merelakan. Namun tokh karena kerelaannya itu tidak dianggap sebagai alasan halalnya perbuatan tersebut, selama mu'amalah ini tidak menegakkan prinsip -prinsip keadilan dengan tegas yang tidak dicampuri tipuan dan kezaliman serta perampasan oleh satu pihak terhadap pihak lain sedang keadilan dan tidak saling membahayakan adalah pokok. 4.2.15.1 Apakah Asuransi dapat Digolongkan Yaya san Dana Bantuan Apabila kita belum mendapat kejelasan dari segi manapun, bahwa hubungannya antara anggota asuransi dan perusahaan sebagai hubungan antara anggota syirkah dengan anggota lainnya, maka apa watak hubungan antara keduanya itu sekarang? Apakah hubungan setia kawan? Kalau benar demikian, maka lembaga ini adalah termasuk lembaga sosial yang ditegakkan berdasarkan saham dari orang -orang yang ingin menyumbangkan sejumlah uangnya dengan tujuan saling mengadakan bantuan satu sama lain. Namun agar di s itu terdapat kerjasama yang baik antara seluruh anggota, guna memberikan pertolongan kepada pihak -pihak yang sedang dilanda suatu musibah, maka uang yang dikumpulkan demi terwujudnya cita-cita yang dimaksud, diperlukan beberapa persyaratan sebagai berikut: 1.. Setiap anggota yang menyetorkan uangnya menurut jumlah yang telah ditentukan, harus disertai niat membantu demi menegakkan prinsip ukhuwah. Kemudian dari uang yang terkumpul itu diambillah sejumlah uang guna membantu orang yang sangat memerlukan. 2.. Apabila uang itu akan diputar, maka harus dijalankan menurut aturan syara'. 3.. Tidak dibenarkan seseorang menyetorkan sejumlah kecil uangnya dengan tujuan supaya dia mendapat imbalan yang berlipat apabila terkena suatu musibah. Akan tetapi dia di beri dari uang jama'ah sebagai ganti atas kerugiannya itu atau sebagainya menurut izin yang diberikan oleh jama'ah. 4.. Sumbangan (tabarru') sama dengan hibah (pemberian). Oleh karena itu haram hukumnya ditarik kembali. Kalau terjadi suatu peristiwa, ma ka harus diselesaikan menurut aturan syara'.17 Syarat-syarat ini tidak akan berlaku kecuali sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian koperasi dan lembaga -lembaga sosial yang kini biasa di kalangan kita, yaitu seseorang membayar tiap bulan dengan niat taba rru' (donatur); dia tidak boleh menarik kembali uangnya itu, dan tidak ditentukan jumlah bantuannya jika terjadi suatu musibah. Adapun asuransi lebih -lebih asuransi jiwa, persyaratan ini samasekali tidak dapat diterapkan. Sebab: 1. Semua anggota asuransi tidak membayarkan uangnya itu dengan maksud

tabarru', bahkan niat ini sedikitpun tidak terlintas padanya. 2. Badan asuransi memutar uangnya dengan jalan riba, sedang setiap muslim tidak dibenarkan bersyirkah dalam pekerjaan riba. Dan ini justru telah disetujui bersama oleh orang -orang yang memperketat maupun oleh orang -orang yang memperingan persoalan ini. 3. Anggota asuransi mengambil dari perusahaan --apabila telah habis waktu yang ditentukan -- sejumlah uang yang telah disetor dan sejumlah tambahan, apakah ini bukan berarti riba?! Bertentangannya asuransi dengan arti bantuan sosial, yaitu bahwa asuransi memberi kepada orang kaya lebih banyak daripada kepada orang yang tidak mampu, sebab orang yang mampu membayar asuransi sejumlah uang yang lebih banyak, maka ketika ia mati karena suatu musibah, akan mendapat bagian yang lebih besar pula. Sedang bantuan sosial, adalah memberi kepada orang yang tidak mampu lebih banyak daripada lainnya. 4. Barangsiapa hendak menarik kembali uangnya itu, maka dia akan dik enakan kerugian yang cukup besar. Sedang pengurangan ini samasekali tidak dapat dibenarkan dalam pandangan syariat Islam.18 4.2.15.2 Sesuaikan dengan Islam Asuransi kecelakaan menurut pendapat saya mungkin juga untuk disesuaikan dengan Islam, yaitu dalam bentuk: Sumbangan berimbal, misalnya seorang anggota asuransi membayar uang kepada perusahaan dengan syarat dia akan diberi imbalan sejumlah uang karena ditimpa suatu musibah, sebagai bantuan untuk meringankan penderitaannya itu. Bentuk asuransi seperti ini dibenarkan dalam pandangan sebagian madzhab Islam. Jika asuransi dapat disesuaikan seperti tersebut, dan perusahaan yang menjalankannya itu samasekali bersih dari perbuatan riba, niscaya dapat dikatakan boleh. Adapun asuransi jiwa menurut bentuknya yang ada sekarang seperti tersebut di atas, menurut pendapat saya samasekali jauh dari tuntunan syariat Islam. -------------------------------------------------------------Halal dan Haram dalam Islam Oleh Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi Alih bahasa: H. Mu'ammal Hamidy Penerbit: PT. Bina Ilmu, 1993

Asuransi Takaful Haram


Posted by Farid Ma'ruf pada 16 Agustus 2010 Pertanyaan:

Apa hukum syara tentang perusahaan yang muncul dan tumbuh dengan pesat dan kadang disebut perusahaan asuransi taawuni atau takaful atau Islami? Perlu diketahui bahwa para pengusung dan pecintanya mengatakan bahwa asuransi ini berbeda dari asuransi komersial yang haram, karena merupakan kerjasama atau tolong menolong di antara kaum Muslim dalam hal sebagian membantu sebagian yang lain ketika terjadi peristiwa terhadap salah seorang di antara mereka sebagai kompensasi angsuran yang mereka bayarkan? Dalam konteks itu mereka menyebutkan hadits pujian Rasul saw kepada keluarga al Asyariyun atas kerjasama dan tolong menolong mereka sebagaimana dijelaskan dalam pembahasan terkait masalah tersebut. Kami berharap jawaban secara rinci, semoga Allah SWT memberi balasan yang lebih baik kepada Anda. Jawab: Saya telah menelaah masalah yang Anda kirimkan. Demikian pula saya telah menelaah sumber-sumber lain. Dari semua itu telah jelas bagi saya hal-hal berikut: Pertama, fakta asuransi tersebut: 1. Asuransi taawuni, takaful dan Islami itu dari sisi metode pembentukannya dan

aktifitasnya tidak berbeda (dengan asuransi komersial). Dan hukum dalam masalah itu adalah sama. 2. Orang-orang yang menjalankannya, mereka memasarkannya bahwa itu adalah

tabarru (donasi) dari pribadi-pribadi dalam jumlah tertentu untuk membantu sebagian terhadap sebagian yang lain jika terjadi peristiwa bahaya seperti kebakaran, kecelakaan, atau yang lain Meski demikian, akad itu ditandatangani (dilakukan) dengan mutabarri (para donatur) oleh perusahaan asuransi! 3. Orang-orang yang menjalankannya mengatakan bahwa asuransi ini tidak berdiri

dengan maksud mendapat keuntungan, akan tetapi dia adalah kerjasama atau tolong menolong di atas kebaikan dan ketakwaan. 4. Orang-orang yang menjalankan asuransi ini mengatakan bahwa asuransi ini berbeda

dari asuransi komersial yang haram yang berdiri dengan maksud mengejar keuntungan dan menginvestasikan harta yang dibayarkan oleh para nasabah dengan maksud mendapat keuntungan Dan yang di dalamnya adagharar dari sisi nasabah (pihak tertanggung) membayar premi keikutsertaannya dan tidak tahu kapan akan terjadi suatu peristiwa terhadapnya! 5. Orang-orang yang menjalankan asuransi takaful, asuransi Islami, atau asuransi

taawuni ini dalam menyatakan kesyariannya, mereka berdalil kepada hadits al-asyariyun,

bahwa ketika kelaparan melanda, mereka menempatkan makanan yang ada pada setiap orang dari mereka di satu tempat, lalu mereka makan bersama-sama. Muhammad ibn al-Ala telah menceritakan kepada kami, telah menceritakan kepada kami Hamad ibn Salamah dari Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa, ia berkata: Nabi saw bersabda:

Bahwa keluarga al-Asyariyun jika mereka kehabisan bekal di dalam peperangan atau makanan keluarga mereka di Madinah menipis, maka mereka mengumpulkan apa yang mereka miliki di dalam satu lembar kain kemudian mereka bagi rata di antara mereka dalam satu wadah, maka mereka itu bagian dariku dan aku adalah bagian dari mereka (Hr Muttafaq alayh) 6. Perusahaan yang bersifat tolong menolong (asy-syirkt at-tawuniyah) ini

melakukan reasuransi, yaitu perusahaan asuransi takaful lokal atau kecil memberikan premi premi dari tertanggung yang dimilikinya kepada perusahaan asuransi besar agar mengelola harta dan menginvestasikannya Berikut adalah apa yang dinyatakan di dalam buku-buku, leaflet-leaflet mereka seputar reasuransi: (Karena perusahaan asuransi kecil tidak bisa menutupi kompensasi bahaya -bahaya besar, dan tidak mampu menanggung asuransi yang lebih berresiko terhadap kapal dan pesawat, oleh karena itu kita mendapati diri kita terpaksa, supaya bisa terjamin, untuk mengasuransikan kepada perusahaan-perusahaan asuransi raksasa yang ada di ibukota negara besar seperti Eropa dan Amerika dan ini disebut reasuransi) 7. Orang-orang yang menjalankan asuransi taawuni ini.. mereka tidak mengingkari

pengharaman asuransi komersial. Karena fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga tentang pengharaman asuransi komersial, mereka akui kesyariannya, misalnya: Mekah Majma Buhts al-Islmiyah di al-Azhar Haiah Kibr al-Ulam di Saudi Majma al-Fiqh al-Islm ad-Dawl di bawah OKI yang bermarkas di Jedah Al-Majma al-Fiqh al-Islm dibawah Rabithah al-Alam al-Islami dan bermarkas di

Hanya saja, mereka mengatakan bahwa asuransi taawuni berbeda dengan asuransi komersial sehingga asuransi taawuni adalah halal. Mereka menganggapnya sebagai tabarru (donasi), bukan investasi komersial. Mereka mengganggapnya tidak melakukan reasuransi kepada perusahaan asuransi komersial Mereka berupaya mengeksploitasi keputusan Haiah Kibar Ulama Saudi pada tanggal 4/4/1397 dalam mempromosikan asuransi ini. Dalam rangka memberikan penjelasan, kami memandang baik untuk menjelaskan bagaimana keputusan itu dikeluarkan dan bagaimana Haiah mengoreksi keputusannya, meski Haiah terkait dengan pemerintah Di dalam hal itu apa yang ada. Akan tetapi supaya fair kami sebutkan apa yang terjadi: Orang-orang yang menjalankan asuransi taawuni itu menyodorkan perkara kepada Haiah Kibar Ulama Saudi bahwa asuransi yang mereka jalankan adalah tabarru untuk kebaikan dan ketakwaan, bukan dengan tujuan investasi atau keuntungan sebagaimana telah dijelaskan di atas. Maka Haiah mengambil keputusan pada tanggal 4/4/1397 H dengan nomor 51. Di dalam keputusan itu Haiah memperbolehkan asuransi taawuni berdasarkan informasi informasi yang diberikan kepada Haiah. Haiah di awal keputusannya mengatakan: (Asuransi taawuni termasuk akad tabarru (donasi) yang dimaksudkan untuk mengantarkan pada tolong menolong terhadap kepingan-kepingan bahaya dan partisipasi dalam menanggung tanggungjawab ketika terjadi bencana. Hal itu dengan jalan kontribusi seseorang dengan sejumlah uang tertentu yang dikhususkan untuk memberi kompensasi orang yang ditimpa bahaya. Kelompok asuransi taawuni tidak bertujuan komersial, ataupun keuntungan finansial dari harta selain mereka. Melainkan mereka bertujuan mendistribusikan bahaya diantara mereka dan tolong menolong untuk memikul bahaya) selesai. Keputusan itu ditutup dengan permintaan dari Haiah (Hendaknya sekelompok ahli dalam masalah ini yang dipilih oleh negara menetapkan point-point rinci untuk perusahaan asuransi taawuni ini. Setelah mereka selesai melakukan hal itu, apa yang mereka tulis disampaikan kepada majlis Haiah Kibar Ulama untuk dipelajari dan dikaji berdasarkan kaedah-kaedah syariah, wallh al-muwaffiq). Jelas dari keputusan Haiah bahwa Haiah menganggap asuransi taawuni itu sebagai tabarru (donasi). Di dalamnya tidak ada ruang untuk keuntungan atau mencari keuntungan. Karena sifat aktifitas itu sebagai akad tabarru bukan muawadhah dari dua pihak. Anggapan Haiah itu berdasarkan informasi-informasi yang diberikan kepada Haiah oleh orang-orang yang menjalankan asuransi taawuni itu. Karena asuransi yang disebutkan ternyata bukan tabarru, dan perusahaan menyadari hal itu, maka perusahaan berupaya memasarkan aktifitas-aktifitasnya dengan memanfaatkan

keputusan Haiah itu. Hal itu mendorong Komite Tetap Pembahasan Ilmiah (al-Lajnah adDaimah li al-Buhuts al-Ilmiyah) di Haiah mengeluarkan penjelasan yang di dalamnya dinyatakan: (amma badu. Sebelumnya telah dikeluarkan oleh Haiah Kibar Ulama keputusan pengharaman asuransi komersial dengan semua jenisnya dikarenakan di dalamnya terdapat dharar dan bahaya besar dan memakan harta manusia dengan cara batil Sebagaimana telah dikeluarkan oleh Haiah Kibar Ulama akan kebolehan asuransi taawuni yaitu asuransi yang dibentuk dari donasi para dermawan dan dimaksudkan untuk membantu orang yang membutuhkan dan mendapat bencara (kesusahan), dan tidak ada pengembalian apapun bagi orang-orang yang berpartisipasi -baik modal, keuntungan ataupun returinvestatif apapun-. Karena maksud orang yang berpartisipasi adalah untuk mendapat pahala Allah SWT dengan membantu orang yang membutuhkan, bukan mengharap pengembalian duniawi. Hal itu tercakup dalam firman Allah :

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS al-Maidah [5]: 2) Dan tercakup dalam sabda Rasul saw :

Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba menolong saudaranya Ini adalah jelas dan tidak ada keraguan. Akan tetapi pada waktu-waktu belakangan dari beberapa lembaga dan perusahaan muncul, penyelimutan perkara atas masyarakat dan terjadi perubahan atau pemutarbalikan kebenaran, di mana asuransi komersial yang haram disebut asuransi taawuni. Pendapat tentang kebolehannya dinisbatkan kepada Haiah Kibar Ulama dalam rangka mengelabuhi masyarakat dan untuk propaganda perusahaan -perusahaan mereka. Haiah Kibar Ulama berlepas diri dari aktifitas itu secara total. Karena keputusan Haiah adalah jelas dalam membedakan antara asuransi komersial dan asuransi taawuni. Perubahan nama tidak bisa merubah hakikat. Dalam rangka memberikan penjelasan kepada masyarakat dan membongkar kover dan mengungkap kebohongan dan pemalsuan, maka penjelasan in dikeluarkan ) selesai. (sumber: Baynt wa Fatw Muhimmah, al-Lajnah ad-Daimah li al-Buhuts al-Ilmiyah wa al-Ifta, Dar Ibn al-Jawzi, Damam, Saudi. 1999/1421). Kedua, asuransi ini tidak berbeda dari asuransi komersial kecuali hanya dengan permainan kata saja:

1.

Asuransi ini bukanlah taawun dalam rangka kebaikan dan ketakwaan. Akan tetapi dia

merupakan investasi untuk harta yang dibayarkan dan mendistribusikan keuntungan kep ada orang-orang yang berpartisipasi. Akan tetapi tidak mereka namanan keuntungan atau bunga, sebagaimana penyebutan oleh perusahaan-perusahaan asuransi komersial, bank. Tetapi mereka sebut surplus! 2. Asuransi taawuni (takafuli) bukanlah tabarru. Akan tetapi, partisipasi dengan saham

seperti dalam asuransi komersial. Buktinya adalah bahwa partisipan di dalam asuransi ini seandainya tidak diberi keuntungan atas partisipasinya dengan apa yang disebut surplus, maka ia akan mengeluh dan mengajukan komplain. Seandainya itu adalah tabarru maka ia tidak akan memiliki hak itu. Demikian juga, tabarru adalah tasharruf dari satu pihak saja. Tidak perlu penandatanganan akad dan syarat-syarat yang menjadi obyek negosiasi Karena orang yang berderma maka perannya berakhir dengan donasinya itu. 3. Asuransi taawuni merupakan investasi harta para partisipan. Dana donasi tidak

ditempatkan di kotak tanpa investasi. Maka itu sama seperti investasi harta asuransi komersial 4. Ia juga mengatakan reasuransi. Yaitu memberikan harta perusahaan kepada

perusahaan besar yang lebih mampu melakukan investasi sebagaimana yang dilakukan oleh asuransi komersial 5. Manajemen urusannya dilakukan oleh direksi yang mewakili para partisipan sesuai

partisipasi mereka saham mereka. Orang yang partisipasinya lebih banyak maka dia yang mengendalikan di dalam Dewan Direksi, seperti asuransi komersial. 6. Gharar terjadi di dalamnya seperti asuransi komersial. Jadi orang yang berpartisipasi

tidak tahu kapan peristiwa akan terjadi terhadapnya 7. Program-program asuransi tersebut tidak berbeda dari program-program asuransi

komersial. Diantaranya program asuransi kebakaran, kecelakaan, komoditas laut, darat dan udara, kapal, minyak dan gas Perbedaannya hanyalah, asuransi komersial menyebut asuransi secara gamblang, sedangkan asuransi takafuli di dalam programnya tertulis: program asuransi takaful untuk kebakaran, program asuransi takaful atas kecelakaan, program asuransi takaful atas komoditas darat, udara dan laut. Dsb. Ketiga, pendapat bahwa asuransi takaful berbeda dari asuransi komersial dari sisi bahwa asuransi taawuni, takafuli, atau asuransi Islami memiliki dalil syara. Yaitu hadits alAsyariyun. Ini adalah istidlal yan tidak benar. Karena hadits al-Asyariyun adalah setelah terjadinya kejadian. Mereka tolong menolong dalam menghadapi kejadian yang telah terjadi,

dan pada paceklik, kelaparan, atau bencana yang mereka hadapi dengan masing -masing menyerahkan apa yang bisa digunakan untuk menghadapi kejadian itu, bukannya mereka berserikat dalam membayar sebelum terjadinya kejadian. Teks hadits itu jelas:

Bahwa keluarga al-Asyariyun jika mereka kehabisan bekal di dalam peperangan atau makanan keluarga mereka di Madinah menipis, maka mereka mengumpulkan apa yan g mereka miliki di dalam satu lembar kain kemudian mereka bagi rata diantara mereka dalam satu wadah, maka mereka itu bagian dariku dan aku adalah bagian dari mereka (Hr Muttafaq alayh) Jadi mereka jika kehabisan bekal mereka maka pada saat itu mereka mengumpulkan apa yang ada pada mereka di satu pakaian dan mereka bagi sama rata. Keempat, hukum syara dalam hal asuransi ini adalah haram. Hal itu: 1. Asuransi ini bukan tabarru. Jadi asuransi ini tidak boleh dibahas berdasarkan asas

sebagai tabarru. 2. Asuransi ini adalah pertanggungan (dhamn) dari perusahaan asuransi yang terbentuk

dari orang-orang yang berserikat terhadap partisipan yang mengalami kejadian. Karena itu syarat-syarat pertangungan (adh-dhamn) di dalam Islam wajib diterapkan terhadapnya: a. Di sana wajib ada hak yang wajib ditunaikan yang berada di dalam tanggungan. Yaitu

bahwa kejadian yang terjadi kemudian perusahaan memberikan pertanggungan kepada seseorang yang mengalami kejadian. Artinya membayar konsekuensi yang m uncul dari kejadian itu. b. Di sana harus tidak ada kompensasi. Yakni penanggung tidak mengambil kompensasi

baik disebut keuntungan atau surplus atau partisipasi (premi) c. Akad syirkah asuransi harus merupakan akad yang syari dengan memenuhi syarat-

syarat syirkah di dalam Islam. Yaitu adanya harta dan badan, bukan syirkah harta saja. Asuransi yang dipaparkan untuk dibahas ini adalah syirkah harta. Semuanya hanya menyetor harta. Hingga dewan direksi yang mengelola urusan syirkah adalah represen tasi dari harta mereka bukan reresentasi bagi badan mereka. Jadi tidak ada seorang pun dari mereka yang

berserikat dengan badannya, aka tetapi hanya dengan hartanya. Fakta asuransi itu dilihat dari sisi syirkah adalah sama seperti syirkah musahamah, yaitu syirkah harta. d. Di sana tidak boleh ada investasi harta dengan jalan yang tidak syari, melalui

perusahaan lain, apapun nama dan sebutannya baik disebut investasi ataupun reasuransi Dalil-dalil hal itu adalah dalil-dalil syirkah harta dan dalil-dalil adh-dhamn. Semuanya dipaparkan di Nizhm al-Iqtishd. Ringkasnya, asuransi taawuni, takafuli atau Islami tidak memenuhi syarat-syarat adhdhamn di dalam Islam. Juga tidak memenuhi syarat-syarat syirkah di dalam Islam. Jadi asuransi tersebut secara syari tidak boleh. 24 Jumaduts Tsani 1431 H 07 Juni 2010 M Sumber : www.hizbut-tahrir.or.id

Manakah Susu Formula Terbaik?


Selasa, 22-07-2008 13:57:11 oleh: Kanal: Kesehatan
Widodo Judarwanto

ASI adalah susu yang terbaik bagi anak. Susu formula terbaik adalah susu yang sesuai dengan ko ndisi anak dan tidak menimbulkan gangguan. Bukan karena yang disukai, termahal, terkenal atau yang mengandung berbagai macam kandungan kecerdasan

ASI adalah merupakan makanan terbaik untuk bayi dan anak. Tetapi menjadi masalah bila anak tidak dapat mengk onsumsi ASI dengan cukup karena berbagai kondisi dan keadaan. Penggunaan PASI (Pengganti ASI) menjadi alternatif yang tidak dapat dihindarkan. Orang tua sering dihadapkan pada masalah pemilihan jenis susu formula yang tepat dan baik untuk bayi. Masalah ini diperumit dengan semakin banyaknya susu formula yang beredar di pasaran. Informasi tentang pemahaman pemilihan jenis susu semakin banyak didapatkan, baik dari dokter, sales promotion di supermarket, iklan di media cetak dan elektronik, brosur atau dari pengalaman ibu lainnya. Informasi yang beragam inilah yang kadang membingungkan orang tua, karena sering sangat berbeda dan berlawanan. Seorang ibu mendapat advis dari dokter bahwa anaknya harus memakai susu A. Saat mencari

susu tersebut di supermarket mendapat informasi dari seorang SPG (Sales Promotion Girl) bahwa susu A mungkin tidak cocok karena tidak bisa menggemukkan jadi harus dengan susu B. Sesampai di rumah si ibu mencoba "curhat" pertelepon dengan temannya. Si teman mengatakan bahwa anaknya bisa gemuk dengan susu C karena lebih terkenal dan lebih mahal. Dengan perasaan bingung si Ibu mencoba konsultasi ke dokter lainnya ternyata advisnya berbeda lagi, anak harus minum susu D. Contoh tersebut menunjukkan bahwa kesulitan pemilihan jenis susu banyak dialami oleh para orang tua terutama yang mempunyai anak alergi atau gangguan pencernaan. Pemilihan susu formula yang tidak tepat akan mengakibatkan gangguan beberapa fungsi dan organ tubuh seperti diare, sering batuk, sesak dan sebagainya. Gangguan sistem tubuh tersebut ternyata dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta mempengaruhi dan memperberat gangguan perilaku anak. Pemilihan susu terbaik bagi anak harus dilakukan secara cermat dan teliti. Susu merupakan makanan bayi dan anak yang dikonsumsi s etiap hari dalam jumlah banyak dan jangka panjang. Bila susu tersebut tidak cocok bisa menimbulkan gangguan tumbuh kembang yang terjadi terjadi terus menerus dalam jangka panjang.

PEMILIHAN SUSU FORMULA TERBAIK Susu formula bayi adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak -anak. Mereka berfungsi sebagai pengganti ASI. Susu formula memiliki peranan yang penting dalam makanan bayi karena seringkali bertindak sebagai satu -satunya sumber gizi bagi bayi. Karenanya, komposisi susu formula yang diperdagangkan dikontrol dengan hati-hati dan FDA (Food and Drugs Association/Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika) mensyaratkan produk ini harus memenuhi standar ketat tertentu. Secara umum prinsip pemilihan susu yang tepat dan bai k untuk anak adalah susu yang sesuai dan bisa diterima sistem tubuh anak. Susu terbaik harus tidak menimbulkan gangguan saluran cerna seperti diare, muntah atau kesulitan buang air besar. Susu yang terbaik juga harus tidak menimbulkan gangguan lainnya sepe rti batuk, sesak, gangguan kulit dan sebagainya. Penerimaan terhadap susu pada setiap anak sangat berbeda. Anak tertentu bisa menerima susu A, tetapi anak lainnya bila minum susu A terjadi diare atau muntah. Susu yang paling enak dan disukai bukan merupaka n pertimbangan utama pemilihan susu. Meskipun susu tersebut disukai anak, tetapi bila menimbulkan banyak gangguan fungsi dan sistem tubuh maka akan

menimbulkan banyak masalah kesehatan bagi anak. Tetapi sebaliknya bila gangguan saluran cerna anak baik dan tidak terganggu maka nafsu makan atau minum susu pada anak tidak akan terganggu. Harga susu yang mahal dan merek yang terkenal juga bukan merupakan jaminan bahwa susu tersebut yang terbaik. Keterkenalan merek susu formula tertentu di suatu negara atau daerah sebenarnya lebih karena pertimbangan keberhasilan strategi pemasaran dan penyediaan barang. Hal ini dapat dillihat bahwa susu dengan penjualan tertinggi di negara satu dengan negara lainnya di dunia sangat berbeda dan bervariasi. Penambahan AA, DHA, Spingomielin pada susu formula sebenarnya tidak merupakan pertimbangan utama pemilihan susu yang terbaik. Penambahan zat yang diharap berpengaruh terhadap kecerdasan anak memang masih sangat kontroversial. Banyak penelitian masih bertolak belakang untuk menyikapi pendapat tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan pemberian AA dan DHD pada penderita prematur tampak lebih bermanfaat. Sedangkan pemberian pada bayi cukup bulan (bukan prematur) tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna mempengaruhi kecerdasan. Sehingga ESPGAN, British Nutrition Foundation, dan WHO/FAO hanya merekomendasikan pemberian AA dan DHA hanya pada bayi prematur saja. Penjualan susu formula adalah merupakan bisnis perdagangan yang sangat besar dan sangat menggiurkan. Setiap hari kita disuguhi promosi susu formula yang demikian gencar. Semua produsen susu berlomba -loba mengangkat isu kecerdasan dengan mengandalkan AA, DHA, Spingomielin dan sebagainya. Karena sangat gencarnya promosi "susu kecerdasan" ini, banyak orangtua menolak bila susu anakn ya tidak mengandung AA dan DHA. Fenomena ini merubah perilaku produsen untuk selalu menambah zat kecerdasan pada semua produk susu dan makanan anak. Sehingga akhirnya penambahan kandungan AA dan DHA kesannya hanya untuk kepentingan bisnis belaka. Penambahan prebiotik atau sinbiotik untuk memperbaiki saluran cerna bukanlah yang utama. Selama bahan dasar susu formula tersebut bisa diterima saluran cerna, maka penambahan kandungan tersebut tidak terlalu bermanfaat. Sebaliknya meskipun terdapat zat tersebut, tetapi bila beberapa kandungan dalam susu sapi tidak bisa diterima saluran cerna juga tidak akan memperbaiki keadaan. Bila terdapat masalah gangguan saluran cerna berkepanjangan yang penting adalah mencari jenis susu atau makanan lainnya yang dapat menggangg u saluran cerna tersebut.

MENGAPA SUSU FORMULA TIDAK COCOK

Pengaruh ketidakcocokan terhadap susu formula bisa disebabkan karena reaksi simpang makanan bisa karena reaksi alergi atau reaksi nonalergi. Alergi susu sapi adalah suatu kumpulan gejala yang men genai banyak organ dan sIstem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap susu sapi. Reaksi hipersensitif terhadap protein susu sapi dengan keterlibatan mekanisme sistem imun. Alergi terhadap susu formula yang mengandung protein susu sapi merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki sistem reaksi kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein yang terdapat dalam susu sapi sehingga gejala -gejala reaksi alergi pun akan muncul. Reaksi non alergi atau reaksi simpang makanan yang tidak melibatkan mekanisme sistem imun dikenal sebagai intoleransi. Intoleransi ini bisa terjadi ketidakcocokan terhadap laktosa, gluten atau jenis lemak tertentu. Reaksi simpang makanan tersebut terjadi karena ketidakcocokan beberapa kandungan didalam susu formula. Bisa terjadi karena ketidakcocokan terhadap kandungan protein susu sapi (kasein), laktosa, gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan sebagainya. GEJALA REAKSI ALERGI SUSU SAPI ATAU REAKSI SIMPANG SUSU FORMULA Gangguan akibat ketidakcocokan susu formula bisa timbul karena reaksi cepat atau timbulnya gejala kurang dari 8 jam. Pada reaksi lambat atau gejala baru timbul setelah lebih dari 8 jam, atau kadang setelah minum susu 5 atau 7 hari baru timbul keluhan. Tanda dan gejala ketidakcocokan susu formula atau alergi susu hampir sama dengan alergi makanan. Gangguan tersebut dapat mengganggu semua organ tubuh terutama pencernaan, kulit, saluran napas dan organ lainnya.

Tabel 1. Manifestasi klinis yang sering diperberat dan dikaitkan karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula

o Saluran cerna : Pada bayi : sering muntah/gumoh, kembung,"cegukan", sering buang angin, sering "ngeden atau mulet", sering rewel,gelisah atau kolik terutama malam hari) dan sering minta minum. Sering buang air besar (> 3 kali perhari), tidak BAB tiap hari. Kotoran berbau tajam, warna hijau atau berak darah. Lidah/mulut sering timbul putih, Karena sering ngeden beresiko terjadi Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis dan inguinalis.

Pada anak lebih besar : mulut berbau, sulit buang air besar, BAB tidak tiap hari, kotoran bulat-bulat seperti kotoran kambing, berbau tajam, warna hijau tua atau hitam, nyeri perut. o Kulit sensitif, sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Kotoran telinga berlebihan. Kulit Kepala Berkerak. Pembesaran kelenjar di belakang kepala atau leher. Sering berkeringat (berlebihan), kepala, telap ak tangan atau telapak kaki sering teraba sumer/hangat. o Saluran napas : Pada bayi : Napas grok-grok, kadang disertai batuk ringan, terutama malam dan pagi hari. Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, Bila tidur kepala sering miring ke salah satu s isi karena hidung buntu sebelah. Minum ASI sering tersedak atau minum dominan hanya satu sisi bagian payudara. Mata sering berair atau sering timbul kotoran mata (belekan) salah satu sisi/kedua sisi. Pada anak besar : sering batuk, batuk lama (>2 minggu), pilek, (terutama malam dan pagi hari siang hari hilang) sinusitis, bersin, sesak, astma dan suara serak.

Reaksi simpang makanan seperti ketidakcocokan susu formula terutama mengganggu sistem saluran cerna. Gangguan saluran cerna tersebut kadang mengakibatkan gangguan permeabilitas pada saluran cerna atau leaky gut. Banyak penelitian terakhir mengungkapkan bahwa gangguan saluran cerna kronis dengan berbagai mekanisme imunopatofisiologis dan imunopatobiologis ternyata dapat mengakibatkan gangguan neurofungsional otak. Gangguan fungsi otak tersebut mempengaruhi gangguan perilaku seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur, keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga memperberat gejala ADHD dan Autis.

Tabel 2. Gangguan perilaku dan motorik (gangguan neuroanatomis dan neurofisiologis) yang sering diperberat dan dikaitkan karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula o Gangguan neuroanatomis : mudah kaget bila ada suara yang mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar, sakit kepala, migrain o Gerakan motorik berlebihan atau hiperkinetik :

usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, usia > 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering bergerak/sering menggerakkan kepala ke belakangmembentur benturkan kepala. Sering bergulung -gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur ("smackdown"}, sering memanjat. Perilaku "tomboy" pada anak perempuan o Gangguan tidur (biasanya malam hari) gelisah/bolak-balik ujung ke ujung, bila tidur posisi "nungging", berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur, sulit tidur. Pada anak lebih besar, malam sering terbangun/duduk,mimpi buruk, "beradu gigi" o Agresif dan emosi meningkat : sering memukul kepala sendiri,orang atau benda di sekitarnya. Sering menggigit, menjilat, mencubit, menjambak (spt "gemes"). Mudah marah, keras kepala sering berteriak. o Gangguan konsentrasi dan gangguan belajar : Cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi, baca komik atau main game), tidak bisa belajar lama, terburu-buru, tidak mau antri, tidak teliti, sering kehilangan barang atau sering lupa, nilai pelajaran naik turun drastis. Nilai pelajaran tertentu baik, tapi pelajaran lain buruk. Sulit menyelesaikan pelajaran sekolah dengan baik.Sering mengobrol dan mengganggu teman saat pelajaran, biasanya tampak cerdas dan pintar. o Gangguan koordinasi dan keseimbangan motorik kasar : Bolak-balik, duduk, merangkak terlambat atau tidak sesuai usia. Berjalan sering terjatuh dan terburu-buru, sering menabrak, jalan jinjit, duduk leter W/kaki ke belakang. Gangguan mengunyah atau menelan, tidak mau makan berserat seperti sayur atau daging atau terlambat kemampuan makan nasi tim (normal usia 9 bulan) atau nasi (normal usia 1 tahun) o Keterlambatan bicara: Perbendaharaan kata kurang dari 5 kata pada umur 15 bulan, kemampuan bicara atau ngoceh -ngoceh hilang dari yang sebelumnya bisa. Bila tidak ada gangguan kontak mata, gangguan pendengaran, dan gangguan intelektual biasanya usia lebih 2 tahun membaik. o Memperberat gejala dan perilaku ADHD (hiperaktif) dan AUTIS (hiperaktif, keterlambatan bicara, gangguan sosialisasi

BERBAGAI JENIS SUSU FORMULA

Susu sebagai minuman utama pada bayi terdiri dari ASI, PASI atau susu formula (comercial formula) dan Non Formula. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak. ASI juga mengandung zat untuk perkembangan kecerdasan, zat kekebalan (mencegah dari berbagai penyakit) dan dapat menjalin hubungan cinta kasih antara bayi dengan ibu. Manfaat bagi ibu dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi risiko terkena kanker payudara, dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ibu. PASI (Pengganti Air Susu Ibu) adalah merupakan alternatif terakhir bila memang ASI tidak keluar, kurang atau mungkin karena sebab lainnya. PASI adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai berumur enam bulan. PASI dapat dikelompokkan menjadi susu formula awal (starting formula), susu lanjutan (Followup Formula) dan susu formula khusus (specific formula). Starting Formula biasanya diberikan sejak lahir sebelum usia 6 bulan dan Followup Formula diberikan di atas usia 6 bulan. Spesific formula merupakan formula khusus yang diberikan pada bayi yang mengalami gangguan malabsorbsi, alergi, intoleransi ataupun penyakit metabolik. Susu formula khusus ini sangat banyak dan bervariasi yang berisi formula tertentu bagi keadaan yang tertentu pula. Di antaranya adalah susu hidrolisa protein ektensif seperti Pepti junior, pregestimil. Golongan susu ini termasuk yang paling aman karena komposisinya tanpa laktosa, mengandung banyak le mak MCT (monochain trigliserida) dan protein susu yang lebih mudah dicerna. Susu formula khusus ini digunakan untuk penderita alergi susu sapi, alergi susu kedelai, malabsorspsi dan sebaginya. Susu formula khusus lainnya adalah susu hidrolisat protein pars ial, seperti NAN HA atau Enfa HA. Golongan susu ini biasanya digunakan untuk bayi yang beresiko alergi atau untuk mencegah gejala alergi agar tidak semakin memberat di kemudian hari. Untuk pencegahan alergi biasanya hanya digunakan sejak lahir hingga usia 6 bulan. Sebenarnya susu ini bukan digunakan untuk penderita alergi susu sapi. Tetapi dalam keadaan gejala alergi yang ringan tampaknya penggunaan susu ini sangat bermanfaat. Susu formula khusus kedelai atau susu formula soya adalah susu formula khusus yang mengandung bahan dasar kedelai sebagai pengganti susu sapi. Susu formula soya yang saat ini beredar di Indonesia adalah isomil, nutrisoya, prosobee dan sebagainya. Susu formula khusus lainnya adalah susu bebas atau rendah laktosa. Susu formula khusus ini digunakan untuk penderita intoleransi laktosa, misalnya Bebelac FL, Similac LF dan sebagainya,

Non formula, merupakan susu yang sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai PASI. Contoh susu non formula adalah susu sapi segar, susu skim atau susu kental manis. Susu ini komposisinya tidak sesuai dengan komposisi yang direkomendasikan oleh FDA atau komposisinya tidak sesuai dengan kebutuhan bayi. Susu formula sangat berbeda dengan susu sapi murni, meski bahan baku susu formula dari susu sapi. Dalam susu formula, ada tambahan nutrisi yang sudah terukur dan disesuaikan dengan gizi yang dibutuhkan bayi. Karena itu, pemberian susu formula kepada bayi harus sesuai dengan kebutuhan bayi dan kandungan yang telah dianjurkan.

STRATEGI PEMILIHAN SUSU FORMULA Bagaimana strategi atau langkah yang tepat dalam melakukan pemilihan susu formula yang terbaik bagi anak. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan apakah anak mempunyai resiko alergi atau intoleransi susu sapi. Resiko ini terjadi bila ada salah satu atau ke dua orangtua pernah mengalami alergi, asma atau ketidak cocokan terhadap susu sapi. Langkah ke dua, harus cermat dalam mengamati kondisi dan gangguan yang terjadi pada anak sejak lahir. Gejala yang harus diamati adalah gejala gangguan saluran cerna, ganggu an perilaku dan gangguan organ tubuh lainnya sejak bayi lahir Bila terdapat resiko alergi dan gejala lain seperti di atas, harus lebih cermat dalam melakukan pemilihan susu. Kalau perlu lakukan konsultasi lebih jauh kepada dokter spesialis alergi anak, gas troenterologi anak atau metabolik dan endokrinologi anak cermati gangguan organ tubuh yang terjadi terus menerus dan terjadi jangka panjang seperti sering batuk, sesak, diare (buang air besar > 2 kali perhari), sulit buang air besar. Bila terjadi sebaiknya harus lebih dicermati apakah gangguan ini berkaitan karena ketidakcocokan susu formula. Sering terjadi overdiagnosis dalam menentukan anak menderita alergi susu sapi. Sebaiknya jangan terlalu cepat memvonis alergi susu sapi pada bayi. Reaksi alergi yang timbul bukan saja terjadi karena susu formula. Dalam pemberian ASI, diet yang dikonsumsi ibu juga dapat mengakibatkan gangguan alergi. Dalam keadaan bayi mengalami infeksi batuk, panas dan pilek sering mengalami gangguan seperti reaksi alergi khususnya pada kulit, saluran cerna dan hipersekresi bronkus (lendir yang berlebihan). Hal lain sering terjadi anak divonis alergi susu sapi padahal sebelumnya penggunaan susu sapi tidak menimbulkan masalah kesehatan. Alergi susu sapi biasanya semakin pertambahan usia a kan semakin membaik, bukan sebaliknya. Alergi susu sapi biasanya terjadi sejak lahir. Bila gejala alergi baru timbul di atas usia 6 bulan, penyebabnya sangat mungkin bukan susu sapi. Kita harus mencermati alergi terhadap makanan lainnya yang biasanya mulai dikenalkan pada

usia tersebut. Penderita alergi makanan, selain alergi terhadap susu sapi juga mengalami alergi terhadap makanan tertentu. Bila mencurigai ketidakcocokan susu formula, jangan terlalu cepat memvonis susu sapi adalah penyebabnya. Ketidakcoco kan susu formula belum tentu hanya karena kandungan susu sapinya. Gangguan bisa timbul karena kandungan yang terdapat dalam susu formula seperti gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jag ung, minyak kelapa sawit dan sebagainya. Proses pengolahan bahan dasar susu sapi ternyata juga bisa berpengaruh. Beberapa cara proses pengolahan susu sapi tertentu dapat menghilangkan protein tertentu yang dapat menyebabkan gangguan alergi. Perbedaan ini dapat diamati dengan perbedaan bau susu formula tersebut. Susu sapi formula satu dengan yang lainnya kadang bau ketajaman susu sapinya berbeda. Penggantian ketidakcocokan susu formula tidak harus selalu dengan susu soya atau susu hipoalergenik. Jadi, bila m encurigai ketidakcocokan susu jangan terlalu cepat mengganti dengan susu soya atau susu hipoalergi lainnya. Bila gangguannya ringan dengan penggantian susu sapi formula yang sejenis gangguan tersebut dapat berkurang. Misalnya, penggantian susu yang tidak mengandung DHA gangguan kulit bisa menghilang. Buang air besar yang sulit dengan pengantian susu sapi tertentu yang tidak mengandung kelapa sawit gangguannya membaik. Demikian pula gangguan penderita yang sering batuk, dengan mengganti susu sapi formula tertentu dapat mengurangi gangguan itu. Selain ketidakcocokan susu, pertimbangan berikutnya dalam pemilihan susu adalah masalah harga. Sesuaikan pemilihan jenis susu dengan kondisi ekonomi keluarga. Harga susu tidak secara langsung berkaitan dengan kualitas kandungan gizinya. Meskipun susu tersebut murah belum tentu kalori, vitamin dan mineralnya kurang baik. Selama jumlah, jenisnya sesuai untuk usia anak dan tidak ada gangguan maka itu adalah susu yang terbaik untuk tumbuh kembang anak tersebut. Secara umum semua susu formula yang beredar di Indonesia dan di dunia kandungan gizinya sama. Karena harus mengikuti standard RDA (Recomendation Dietery Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Dengan kata lain penggunaan apapun merek susu sapi formula yang sesuai kondisi dan usia anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk anak tersebut. Perbedaan harga tersebut mungkin dipengaruhi oleh penam bahan kandungan AA, DHA dan sebagainya di dalam susu formula. Pertimbangan lainnya yang penting adalah mudah didapat, baik dalam hal tempat pembelian dan penyediaan produk. Berganti-ganti jenis susu

untuk seorang anak tidak harus dikhawatirkan selama tidak ada gangguan penerimaan susu tersebut. Bila tidak terdapat resiko dan gejala alergi langkah berikutnya coba susu formula yang sesuai usia anak apapun merek dan jenisnya. Amati tanda dan gejala yang ditimbulkan, bila tidak ada keluhan teruskan pemberian su su tersebut dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan anak.. KESIMPULAN Pertimbangan utama dalam pemilihan susu yang terbaik bagi anak adalah susu yang sesuai dengan kondisi anak dan tidak mengakibatkan reaksi yang mengganggu fungsi organ tubuhnya. Pertimbangan lain adalah masalah harga harus disesuaikan dengan ekonomi keluarga serta kesediaan yang mudah dicari dan distribusi yang berkelanjutan di pasaran. Kandungan zat tambahan (AA, DHA, sinbiotik dll), harga mahal, disukai bayi dan merek terkenal bukanlah pertimbangan pemilihan susu yang terbaik bagi anak. Secara umum semua susu formula yang beredar secara resmi di suatu negara kandungan gizinya sama. Karena mengikuti standard RDA (Recomendation Dietery Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Penggunaan apapun merek susu sapi formula yang sesuai kondisi dan usia anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk anak tersebut.

Dr Widodo Judarwanto SpA KORESPONDENSI DAN KOMUNIKASI

S-ar putea să vă placă și