Sunteți pe pagina 1din 8

ANALISISA DISTRIBUSI PRODUK TERHADAP PERMINTAAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ..

DI PT PAMINDO 3 T
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Tugas Akhir di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Suryakancana

Oleh : Nashrun Zakia Erfasa 01040106012

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR


2011

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi membawa dampak terhadap tatanan kehidupan dunia. Perubahan yang tepat dan mendasar terjadi dalam kehidupan di segala bidang yang menuntut kebebasan interaksi antar kehidupan yang ada di dunia tanpa mengenal batas negara termasuk juga dalam kegiatan perdagangan dan bisnis. Salah satu konsekuensi logis dari perubahan dunia kearah globalisasi adalah adanya pergeseran cara pandang dalam pelaksanaan perdagangan internasional yang mengarah kepada perdagangan global. Hal ini mengakibatkan munculnya pasar bebas dunia yang pada gilirannya makan mengakibatkan meningkatnya persaingan di pasar internasional dan kaitannya dalam dunia bisnis maka masalah yang dihadapi perusahaan adalah semakin ketatnya persaingan, oleh karena itu perusahaan harus dapat menjalankan strategi bisnisnya yang tepat agar mampu bertahan dalam menghadapi persaingan yang terjadi. Setiap usaha dalam persaingan tinggi selalu berkompetisi dengan industri yang sejenis. Agar bisa memenangkan kompetisi, pelaku bisnis harus memberikan perhatian penuh terhadap kualitas produk. Perhatian pada kualitas memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara yaitu dampak terhadap biaya biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan (Gaspersz,2005: 3). Dampak terhadap biaya produksi terjadi melalui proses pembuatan produk yang memiliki derajat konformasi yang tinggi terhadap standar-standar sehingga bebas dari tingkat kerusakan yang mungkin. Dampak terhadap peningkatan pendapatan terjadi melalui peningkatan penjualan atas produk yang berkualitas yang berharga tinggi. Salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan laba terutama dari kegiatan operasinya. Oleh karena itu, manajer perusahaan dalam mengambil keputusan-keputusannya ditujukan untuk meningkatkan laba. Strategi bisnis untukmeningkatkan keunggulan bersaing dapat dilakukan melalui usaha peningkatan kualitas. Perusahaan yang menjadikan kualitas sebagai alat strategi akan mempunyai keunggulan bersaing terhadap kompetitornya dalam menguasai pasar karena tidak semua perusahaan mampu mencapai superioritas kualitas. Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk

dengan kualitas tinggi, harga rendah dan pengiriman tepat waktu. Proses produksi yang memperhatikan kualitas akan menghasilkan produk yang bebas dari kerusakan. Hal ini dapat menghindarkan adanya pemborosan dan inefisensi sehingga biaya produksi per unit dapat ditekan dan harga produk dapat menjadi lebih kompetitif. Six Sigma merupakan cara pendekatan kualitas terhadap Total Quality Management (TQM). TQM menjadi perhatian di Amerika Serikat tahun 80-an dan ini merupakan suatu respons terhadap superioritas kualitas dari pabrikan Jepang dalam bidang automotif dan penyejuk ruangan. Banyak studi pada bidang penyejuk ruangan mengemukakan bahwa kerusakan (defect) pada perusahaan Amerika Serikat lebih banyak dari perusahaan Jepang. Untuk membantu perusahaan supaya mampu memperbaiki program peningkatan kualitas, maka didirikan Malcolm Balridge National Quality Award dalam tahun 1987. Pada umumnya sistem pengendalian kualitas seperti TQM dan lain-lain hanya menekankan pada upaya peningkatan terus menerus berdasarkan kesadaran mandiri dari manajemen. Sistem tersebut tidak memberikan solusi yang tepat mengenai terobosan-terobosan atau langkah-langkah yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan peningkatan kualitas secara dramatik menuju tingkatkegagalan = 0 (zero defect). Six sigma sebagai salah satu metode baru yang paling popular merupakan salah satu alternatif dalam prinsip-prinsip pengendalian kualitas yang merupakan terobosan dalam bidang manajemen kualitas (Gasperzs, 2005: 303) Six sigma dapat dijadikan ukuran kinerja sistem industri yang memungkinkan perusahaan melakukan peningkatan yang luar biasa dengan terobosan strategi yang aktual. Six sigma juga dapat dipandang sebagai pengendalian proses industri yang berfokus pada pelanggan dengan memperhatikan kemampuan proses. Pencapaian six sigma hanya terdapat 3,4 cacat per sejuta kesempatan. Semakin tinggi target sigma yang dicapai maka kinerja sistem industri semakin membaik. Menurut Prawirosentono ( 2002: 2) Tiga alasan memproduksi produk berkualitas prima adalah sebagai berikut: 1. Konsumen yang membeli produk berdasarkan mutu, umumnya mempunyai loyalitas produk yang besar dibanding dengan konsumen yang membeli berdasarkan orientasi harga. 2. Bersifat kontradiktif dengan cara pikir bisnis tradisional ternyata bahwa memproduksi barang bermutu tidak secara otomatis lebih mahal dengan memproduksi produk bermutu rendah. 3. Menjual barang tidak bermutu, kemungkinan akan banyak menerima keluhan

dan pengembalian barang dari konsumen. Dengan adanya produk cacat yang melebihi batas toleransi, maka biaya produksi yang dikeluarkan akan lebih banyak sehingga harga pokok produksi akan menjadi lebih tinggi, dan harga produksi yang tinggi menyebabkan harga jual menjadi tinggi pula. Produk akan kalah bersaing dengan perusahaan sejenis yang mempunyai harga jual lebih murah dan kualitas yang lebih baik untuk jenis produk yang sama. Dengan diterapkannya metodesix sigma, dapat membawa perusahaan berada pada tingkat produk cacat terendah bahkan dapat memperkecil lagi sampai pada proses produksi berjalan menuju kesempurnaan (zero defect). Dengan demikian penerapan metode six sigma akan meningkatkan keuntungan dan akan mengakibatkan menurunnya biaya yang dikeluarkan. Selain itu, perusahaan dapat tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya bahkan dapat meningkatkan posisi pasarnya dalam menghadapi persaingan yang hiperkompetitif.

1.2. Permasalahan Berkenaan dengan deskripsi tersebut diatas, masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana implementasi pengendalian kualitas produk dengan menggunakan pendekatan Six Sigma ? 2. Sejauhmana pengaruh jumlah produksi terhadap produk cacat tersebut? 3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya produk cacat sehingga menyebabkan menurunya tingkat kualitas produk tersebut.

1.3. Tujuan Penelitian Sesuai permasalahan yang dihadapi, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Ingin mendeskripsikan dan menganalisis pengimplementasian pengendalian kualitas produk tersebut. 2. Ingin mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh jumlah produksi terhadap

produk cacat.. 3. Ingin mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya produk cacat sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kualitas produk tersebut?

1.4. Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah : a. Bagi pengembangan ilmu penelitian ini merupakan media belajar memecahkan masalah besar secara ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah. b. Secara teoritik mencoba menerapkan teori six sigma yang digunakan sebagai pengendalian kulitas pada produk tersebut. c. Bagi civitas akademika dapat untuk menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian dalam penelitian lebih lanjut. 2. Secara Praktis Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah : a. Bagi perusahaan terkait, hasil penelitian ini memberikan masukan agar dapat mengambil langkah dan keputusan guna melakukan persiapan dan perbaikan demi kemajuan perusahaan tersebut serta memberikan gambaran dan harapan yang mantap terhadap perusahaan tersebut. b. Dengan konsep six sigma perusahaan dapat meningkatkan upaya / strategi yang efektif dalam menekan produk cacat perusahaan dan penekanan biaya operasi.

Flow Chart Pengendalian Kualitas Produksi

S-ar putea să vă placă și