Sunteți pe pagina 1din 2

Catatan Penutup (Rangkuman) dari Moderator Ceramah Umum Bapak BJ Habibie di hadapan Mahasiswa dan Ilmuwan Indonesia (PPI

& i-4) se Eropa Aachen, 30 Juli 2011


Ketika saya ingin berangkat kuliah ke Jerman, pertanyaan petama yang muncul dari sekitar saya, "Kenapa kuliah ke Jerman?". Kalau banyak orang ditanya maka jawabannya akan beragam ada yang akan bilang karena biayanya murah, pusatnya teknologi Eropa, atau beragam jawaban lainnya. Namun kalau saya ditanya maka jawabannya akan sederhana, "Karena dulu Habibie berkuliah di Jerman". Mungkin terkesan utopis tapi itulah jawaban saya apa adanya, jawaban ini ternyata mirip-mirip dengan puluhan jawaban rekan saya yang lain, beberapa dari mereka memutuskan keluar negeri karena Habibie berani meraih mimpinya dengan berkuliah sampai keluar negeri. Kehadiran bapak Habibie hari ini seolah memberikan 3 makna penting untuk kita semua: 1. Beliau adalah guru dan orang tua yang bijak yang memiliki ribuan pengalaman, darinya lah kita ingin belajar tentang apa-apa saja yang sudah dan perlu dibuat untuk bangsa indonesia ke depan. Suka tidak suka kita adalah masa depan sejarah bangsa yang harus melanjutkan perjuangan ini. Untuk itu kita tak boleh sedetik pun gentar, dan Habibie sudah puluhan tahun berdiri di garis paling depan meratakan jalan untuk kita semua hari ini. Sekarang giliran kita meneruskan mendaki jalan yang terjal itu demi bangsa dan anak cucu kita, di pundak kita lah tanggung jawab itu beralih. 2. Sosok Habibie hari ini seolah menegaskan satu hal ke kita, kebanggaan, karena Habibie lah kita bisa berkata lantang pada dunia, bahwa orang indonesia tak kalah hebatnya dengan ratusan orang dari negara lain. Bahwa isi kepala kita boleh diadu dengan ratusan orang lain di muka bumi. Habibie telah memberikan contoh itu puluhan tahun yang lalu. Habibie telah membangun martabat bangsa dengan bendera teknologi, menyejajarkan ratusan juta orang indonesia nun jauh di garis khatulistiwa sana, dan berdiri di garda depan teknologi dunia. Beliau seolah ingin berbicara kepada kita "Ayo bangkit, kita Indonesia tak boleh kalah dengan negara lain, untuk itu belajar dan bekerja keraslah, karena sukses adalah milik semua bangsa". 3. Pada tahun 70-an, ketika Habibie bercerita tentang mempersatukan bangsa lewat kekuatan dirgantara, semua orang tak percaya. Bagaimana mungkin, negara yang baru berkembang bermimpi menguasai teknologi tinggi yang rumit. Di tengah kesangsian itu seorang putra terbaik bangsa berani mengambil resiko atas ketidakpercayaan itu, dan sejarah membuktikan, bahwa mimpi Habibie

tercapai. Dari sini kita belajar bahwa membangun sebuah bangsa tak boleh apa adanya, membangun sebuah bangsa harus dengan banyak mimpi-mimpi besar, dan ketika semua tak percaya? Jangan menyerah dan genggam erat mimpi itu seperti seorang ibu yang membuai bayinya, yakinlah bahwa suatu hari nanti mimpi itu akan terjadi, jadilah pemimpi seperti Habibie, jadilah pemimpi untuk bangsa Ini. Di akhir rangkuman ini saya ingin memberikan sebuah pernyataan provokatif dari Rumi: "You were born with wings, why prefer to crawl through life" Indonesia adalah bangsa yang hebat, seperti garuda yang siap mengangkasa, untuk itu kita tidak boleh merangkak, kita harus berani terbang tinggi menembus langit dan melompat diantara awan, karena takdir bangsa kita adalah kejayaan. Sekian dan terima kasih Aachen 30 Juli 2011

Ahmad Adhitya
Moderator/Panitia Pengarah

S-ar putea să vă placă și