Sunteți pe pagina 1din 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM SARAF Saraf pusat Sistem saraf Saraf otonom Simpatis Parasimpatis Simpatis Thorako

Lumbalis Sitem saraf otonom thorakal 1 s/d lumbal 2 Parasimpatis Kranio sacral Sacral 2,3dan 4 saraf cranial dan batang otak PEREDARAN DARAH OTAK Aliran darah otak dimuali dari : Arteri karotis komunis interna dan externa arteri karotis komunis Arkus aorta Bagian-Bagian Otak 1.Otak Depan hemisfer cerebri Talamus Hipotalamus 2.Otak tengah / diencepalon 3.Otak belakang Pos varolili Medula oblongata Serebelum Otak dan sum sum tulang belakang diselmuti meningia yg bersifat melindungi struktur saraf yg halus Meningia terdiri dari 3 lapisan : Piamater melekat pada otak dan sum sum tulang belakang Pemisa antara pia dan duraArachnoid Duramater melapisi tengkorak lapisan luar Lapisa dalam bersatu dengan lapisan luar Daerah brocca ( hubungan dengan kemampuan bicar ) Pada orang biasa kidal hemisfer kanandaerah brocca terletak pada hemisfer kiri Daerah wernicke,s kesan atas suara diterima dan ditafsirkan .( hub. Dengan kemampuan untuk mendengar ) Co : bunyi gendang berbeda dengan bunyi bisisng usus Bagian bagian saraf yg mempersarafi dan fungsinya , serta cara pengkajiannya : klien ditutupNervus 1 : Olfaktorius , mempersarafi penyiuman disuruh

menyium bau ( the/kopi )matanyalalu tutup hidung yg sebelah Nervus 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,dan 12 PERAWATAN UMUM NEUROLOGI Gangguan Kesadaran Isi Pikir : Fungsi kognitif Fungsi afektif Derajat Kesadaran Terhadap diri sendiuri Terhadap lingkungan Gangguan Derajat Kesadaran Penyebab : Kerusakan cerebral gangguan metabolisme Defesiensi vitamin Keracunan Sifat : akutCepat pelan pelan Intermiten Strok, trauma kepala , hemoragic, TIKCepat TEKANAN INTRAKRANIAL MENINGKAT Penyebab : Oedema otak Perdarahan otak Tumor otak Gejala yang muncul : sirkulasi menurun nyeri kepala : tek. Pembuluh meningkat muntah : tek. Meningkat pada medulla oblongata Pernapasan lambat : tek. Dan anoksia medulla oblongata Papila edema Ggn motorik tek pd area 4 Kejang Kontrol Spinkter hilang.impuls inhibisi Ggn kesadaran + sensorik .tek. Pd kortek & ascending reticular system. Ggn regulasi suhu . Tek. Hipotalamus Ubun-ubun menonjol : tek.Pd tulang tengkorak TANDA AWAL HERNIASI OTAK Berpindahnya sebagian masa otak bagian supratentorial kedalam otak tengah. Penilaian dilakukan : Cepat dan akurat

Didasarkan atas respon pasien terhadap stimulus yang diberi : Suara ,sentuhan, nyeri, cahaya Ketahui adanya komplikasi Pernapasan, cardiovascular, hilang reflex proteksi Nilai pupil Gangguan lobus temporalis Cek adanya peningkatan TIK Iskemia,aritmia,pulmonary arrest Tanda tanda adanya Komplikasi TTV labil Napas cheyne stokes , Biots Tanda obstruksi napas Lakukan pencegahan adanya aspirasi Tangani Komplikasi : a.Resiko peningkatan TIK b.Eliminasi c.Mobilisasi d.Gangguan Nutrisi e.Integritas kulit f.Gangguan persepsi sensorik Untuk keluarga Peningkatan kemampuan koping Peningkatan pengetahuan Gangguan Fungsi Kognitif a.Menurun perhatian b.Menurunnya memory c.Penurunan kemampuan bahasa dan persepsi d.Penurunan kemampuan untuk mempuat rencana Penyebab : Kerusakan system limbic dari kortex cerebri Penyakit metabolic Hipotiroid TIA Intoksikasi obat Gangguan cairan elektrolit Penyakit degenaratif Gangguan Memory : Penyebab : Penyakit yang mengenai lobus temporal pda pusat memory Trauma kepala Tumor Hemoragik

Infark Kejang Penyakit degeneratif Intervensi : Lakukan tindakan dengan pengulangan Mendemonstrasikan Beri petunjuk yang jelas dan sederhana Pakai alat alat untuk mengingat Buat strategi khusus dalam pendidikan Beri feed back ( + ) Orientasikan kerealitas Petunjuk sifat konsisten, nyata Hindari yang sifat abstrak Pendidikan kesehatan Discharge planning APASIA Tak mampu untuk bicara Ada dua hemisfer pada otak, salah satu dominan Jika terjadi kerusakan pada hemisfer dominan , maka akan terjadi dua hal : 1.Tak mampu dalm mengtarakan maksud 2.Tak mampu menangkap maksud Apasia dibagi dua : 1.Apasia motorik 2.Apasia sensorik 1.Apasia motorik Area brocca pada lobus prontal posterior anterior Tidak bisa untuk menyampaikan maksud Peran penting perawat Awas frustasi 2.Apasia Sensorik Area wernicke,s pada hemisfer kiri giru angular Tidak mampu menangkap maksud dengan cara biasa Intervensi : Apasia motorik Pertanyaan dengan jawaban Ya dan tidak Antisipasi kebutuhan Gunakan alat tulis Apasia Sensorik Gunakan komunikasi non verbal Beri petunjuk visual Bicara pendek, sederhana Hindari pembicaraan abstrak

AGNOSIA Ketidakmampuan untuk mengenaldan interpretasikan suatu rangsang indera Agnosia Visual : tidak mampu mengenal fungsi suatu benda Agnosia warna Agnosia muka Agnosia taktil Agnosia astereognosis : tidak mampu menyebutkan bentuk dan ukuran benda yang diraba APRAKSIA Ketidak mampuan untuk mengerti , memformulasikan suatu perbuatan yang kompleks , tangkas dan volunteer Penyebab : Lesi pada kedua hemisfer pada premotor area lobus frontal dan sebagian parietal Tindakan : sama dengan Apasia Gangguan Tingkah laku Dan Proses Pikir Penyebab : Penyakit yang mengena pada lobus prontal a.Trauma kepala b.Demensia alkoholik c.Atropi cerebral Masalah : Kepribadian influsif Konsentrasi menurun Mood labil Miskin dalam mengambil keputusan Gejala : Sakit kepala Irritable Hypersensitif terhadap stimulus Pusing Konsentrasi amat terbatas Intervensi Orientasi realita Bicara pelan dengan kalimat pendek Tatap muka Jaga lingkungan Buat daftar kegiatan konsisten GANGGUAN PERGERAKAN Bersifat volunteer Dipersarafi oleh motor kortex primer dan asosiasinya

Lobus prontal Basal gangglio Cerebelum Saraf tepi A.GANGGUAN MOTORIK MATA Penyebab : Parese Nervus 3,4 dan 6 Tidak ada koordinasi antara ektra okuler Masalah : Diplopia Nistagmus Gerakan involunter Strabismus Intervensi : Tutup sebelah mata yang sakit B.GANGGUAN MEMBUKA MENUTUP MATA Penyebab : Parese saraf cranial 7 Ptosis Exoftalmus Masalah : Ulserasi kornea Gangguan penampilan Intervensi : Tutup dengan kain tipis dan basah Beri eye drops secara teratur Jika nyeri terus menerus Tanda kerusakan kornea kolaborasi GANGGUAN EXPRESI MUKA Penyebab : Gangguan cerebellum korteks motorik dan batang otak Kortiko bulbar inti saraf 7 Axon perifer N. 7 Masalah : Gangguan bicara disartria Tidak mampu untuk menghasilkan suara Gangguan makan C.GANGGUAN DALAM MENGELOLAH MAKANAN DALAM MULUT Menelan Buka mulut Mengolah Mengunyah

Menelan Penyebab : Parese Nervus 5.7.9.10 dan 12 Akibat : - Aspirasi - Obstruksi jalan napas Disfagia Makanan melalui NGT Penurunan nafsu makan Gangguan interaksi social Kehilangan kemandirian Latih secepat mungkin dengan es batu yang telah dihancurkan D.GANGGUAN PERGERAKAN EXTERMITAS PARALISIS : Tetra parese Hemi parese Para parese Imobilisasi butuh bantuan meningkat Komlikasi : Kerusakan kulit Distensi bladder Konstipasi Osteo porosis Intervensi : Meningkatkan kemandirian pasien Segera untuk latihan jalan Gunakan tongkat ROM TEMPERATUR Suhu normal sangat penting untuk mempertahankan fungsi normal dari semua sel tubuh Pusat : Hipotalamus : Dasar ventrikel III Refle spinal pada spinal cord fungsi autonom Dilatasi dan kontiksi pembuluh darah perifer Hipotermia Hipertermia Intervensi : Hipotermia Selimut Peningkatan suhu ruangan

Hipertermia Tapid sponge Selimut dingin AC ELIMINASI Pusat pengendalian pada emua tingkat persarafan Kortex motorik untuk menghambat pengosonganbladder dan bowel Kortex sensorik : dapat mencetuskan distensi bladderdan bowel menahan dan mengeluarkan Pada alur kortex sacral pengendalian otonom Reflex berkemih Gangguan yang dapat terjadi Kerusakan lobus frontal Inkontinensiua reflex neurologikj bladder Kerusakan pada sekmen sacral autonomi neurologik bladder Dampak Over distensi Batu bladder Infeksi ( cystitis ) Intervensi : Bowel training Pasang poly cateter jika distensi Berikan bladder training Bowel training : Minum hangat 20 30 beri supositoria Posisi duduk 15 menit kemudian defekasi terjadi SAKIT KEPALA ( HEADACHE ) A. Pengertian Sakit kepala atau sefalgia adalah suatu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukan penyakit organic atau penyakit lain, respon stress , vasodilatasi atau migren , tegangan otot rangka ( sakit kepala tegang ), kombinasi respon tersebut. B. Penyebab : Tumor intra cranial Infeksi sistemik Cedera Kepala Hypoxia Cerebral Penyakit kronik, mata, telinga Stress

C. Klasifikasi : Sakit kepala sukar dikategorikan dan ditetapkan . sedikit bukti fisiologis patologis atau uji dianostik dapat mendukung diagnosa sakit kepala. Sakit kepala mempunyai perbedaan manifestasi individual selama proses kehidupan, dan tipe sakit kepala yang sama mungkin mempunyai karakteristik yang berbeda diantara individu yang berbeda. Sakit kepala dapat diklasifikasikan sebagi berikut : 1. Migren ( dengan dan tanpa aura ) 1.Sakit kepala tegang 2.Sakit kepala klaster D. Patofisiologi : Vasospasme arteri kepala Suplay nutrisi keotak berkutang Ischemia berkepanjangan Dinding vascular fkasid tidak mempertahankan tonus otot Tekanan darah meningkat Pembuluh darah berdilatasi Peregangan dinding arteri Neuro kinin PENGKAJIAN Temuanya tergantung pada jenis / penyebab dari sakit kepala tersebut Riwayat yang lengkap merupakan suatu hal yang penting untuk membedakan diagnostik. Pengkajian meliputi : Aktivitas / Istirahat : Lelah, letih , malaise Ketegangan mata Kesulitan membaca Insomnia Sirkulasi : Denyutan vaskuler misalnya daerah temporal Pucat, wajah tampak kemerahan Integritas ego Ansietas, peka rangsang selama sakit kepala Makanan / Cairan Mual / muntah , anoreksia selama nyeri

Neuro sensori : Pening, Disorientasi (selama sakit kepala) Kenyamanan Respon emosional/ perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah Interaksi social Perubahan dalam tanggung jawab peran Diagnosa keperawatan : 1.Nyeri akut berhubungan dengan stress dan ketegangan atau vasospasme 2.Gangguan pola istirahat tidur b/d nyeri 3.Kurang pengatahuan berhubungan dengan kurang dengan informasi/keterbatasan kognitif. 4.Resiko Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual/muntah/ anoreksia 5.Cemas b/d krisis situasi Intervensi : 1. Nyeri : 1.Kaji faktor-faktor fisik/emosi dari keadaan seseorang 2.Catat intensitas nyeri (skala 0-10) 3.Catat karakteristik nyeri (berat/ berdenyut/konstan),lokasinya,lamanya,factor yang memperburuk/meredakan 4.Observasi tanda-tanda nyeri non verbal; seperti ekspresi wajah,tubuh gelisa,menangis atau meringis,perubahan frek.jantung,pernapasan,dan observasi tekanan darah 5.anjurkan untuk beristirahat dalam ruangan tenang,tehnik relaksasi 6.Masage daerah kepala/leher /lengan jika pasien dapat mentoleransi pasien dengan sentuhan 7.Kolaborasi berikan obat sesuai dengan dengan indikasi analgetik, misalnya asetaminofen,ponstan dan lain-lain. 2. Pola istirahat tidur : 1.Hilangkan kebisingan / stimulus eksternal yang berlebihan 2.Bicara yang tenang,. Perlahan dengan menggunakan kalimat yang pendek sesuai kebutuhan. 3.Berikan kesempatan untuk beristirahat / tidur 4.Berikan oabt sesuai indikasi ( kolaborasi ) 3. Kurang Pengetahuan : 1. Diskusikan etiologi indifidual dari sakit kepala bila diket 2. Bantu pasien dalam mengidentifikasi kemungkinan factor predisposisi,seperti stress emosi, suhu yang berlebihan,alergi terhadap makanan/lingkungan tertentu. 3. Diskusikan tentang obatnya dan efek sampingnya . 4. Diskusikan mengenai pentingnya posisi/letak tubuh yang normal. 5. Anjurkan pasien atau orang yang terdekat untuk menyediakan waktu agar

deapat relaksasi dan bersenang-senang 6. Sarankan pemakaian musik-musik yang bernuansa meyenangkan. Cemas b/d krisis situasi : 1.Kaji status mental dan tingkat kecemasan pasien / keluarga 2.Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya. 3.Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya. 4.Berikan petunjuk mengenai sumber- sumber penyokong yang ada, seperti keluarga , konselor dll 5.Jawab Setiap pertanyaan dengan penuh perhatian dan berikan informasi tentang proggnosa penyakit 5.Resiko ketidak seimbangan nutrisi 1.Berikan makanan dalam jumlah kecil dalam waktu yang sering dengan teratur 2.Timbang berat badan sesuai indikasi 3.Kolaborasi : Konsultasi dengan ahli gizi 4.Kaji cairan lambung, muntah SARAF CRANIAL XII PENDAHULUAN Saraf otak ada 12 pasang Memeriksa saraf otak (I-XII) dapat membantu menentukan lokasi dan jenis penyakit. Tiap saraf otak harus diperiksa dengan teliti, karenaitu perlu dipahami anatomi dan fungsinya , serta hubungannya dengan struktur lainya lesi dapat terjadi pada serabut atau bagian paniten(infranuklir), pada inti (nuklir)atau hubungannya kesentral (supranuklir). Bila ini rusak,hal ini diikuti oleh degenerasi saraf perifernya,inti saraf otak yang terletak dibatang otak letaknya saling berdekatan dengan struktur lain,sehingga jarang kita jumpai lesi pada satu inti saja tanpa melibatkan bagian lainnya. Anatomi Dan Fisiologi Saraf XII mengandung serabut somato-motorik yang menginervasi otot ekstrinsik lidah, fungsi otot ekstrinsik lidah ialah menggerakan lidah,dan otot intrinsic mengubah-ubah bentuk lidah. Inti saraf ini menerima serabut dari kortex traktus priamidalis dari satu sisi, yaiti sisi kontra lateral. Dengan demikian ia sering terkena pada gangguan peredaran darah otak (stroke),misalnya di korteks dan kapsula interna. Pemeriksaan Infeksi : Penderita di suruh membuka mulut dan perhatikan lidah dalam keadaan istirahat dan bergerak. Dalam keadaan istirahat kita perhatikan besarnya lidah, kesamaan bagian kiri dan kanan dan ada tidaknya atrofi, apakah lidah berkerut? Apakah lidah mencong? Tremor lidah dapat di jumpai pada pasien yang sakit berat (lemah),demensia paralitik dan intoksikasi.

Fasikulasi dijumpai pada lesi nuklir, misalanya pada siringobulbi,kadang-kadang kita sulit membedakan antara tremor dan fasikular terlebih lagi pada lidah yang tersungkur.Untuk memudahkan perbedaanya, lidah diistirahatkan pada dasar mulut. Pada keadaan ini, tremor biasanya berkurang atau menghilang. Pada Atetose didapatkan gerakan yang lidah terkendali,lidah sulit dijulurkan atau hal ini dilakukan dengan sekoyong-koyong dan kemudian tanpa kendali ditarik secara mendadak.Jika terdapat kumpulan pada dua sisi,lidah tidak dapat digerakan atau dijulurkan.Terdapat disatria (cadel,pelo)dean kesukaran menelan, selain itu juga didapatkan kesukaran bernafas, karena lidah dapat terjatuh kebelakang sehingga menghalangi jalan nafas. Untuk menilai tenaga lidah kita suru penderita menggerakan lidahnya ke segalah jurusan dan perhatikan kekuatan geraknya, kjemudian penderita di suruh menekankan lidahnya pada pipinya,kita nilai daya tekanya dengan jalan menekankan jari kita pada pipi sebelah luar.Jika terdapat perasa lidah bagian kiri lidah tidak dapat ditekankan kepipi sebelah kanan,tetapi kesebelah kiri dapat Gangguan Pada Nervus XII Dan Penyebabnya Lesi nervus dapat bersifat supra nuklir, misalnya pada lesi di kortex atau kapsula interna yang dapat di debabkan oleh misalnya pada strok, dalam hal ini didapatkan kelumpuhan otot lidah tanpa adanya atropi dan fasikular. Pada lesi nuklir didapatkan atropi dan fasikular hal ini disebabkan oleh siringgobulbi,ALS,radang,gangguan peredaran darah dan neoplasma. Pada lesi infra nuklir didapatkan atropi. Hal ini dapat disebabkan oleh proses diluar medulla oblongata tetapi masih di dalam tengkora, misalnya trauma,fraktur dasar tulang tengkorak ,meningitis atau dapat juga oleh kelainan yang berada di luar tulang tenkorak misalnya abses atau dislokasi vetebra servikalis.

S-ar putea să vă placă și