Sunteți pe pagina 1din 2

Nilotinib dan dasatinib merupakan multi target TKI sebagai teraqpi lini kedua [pada CML yang memiliki

pola yang berbeda dari selektivitas kinase, farmakokinetik, sel serapan dan sifat penghabisan, sehingga pasien dapat merespon kegagalan. Nilotinib dan dasatinib keduanya disetujui untuk pengobatan pasien dengan fase kronik (CP) dan fase dipercepat (AP) pada CML dengan resistensi atau intoleransi imatinib (Giles, et al., 2010). Nilotinib dan dasatinib ini memiliki efek samping yang berbeda, sehingga satu agen dapat menyelamatkan pasien dari toksisitas namun agen lain dapat menunjukkan aktivitas klinis terhadap mutasi CML pada resistensi imatinib. Nilotinib dan dasatinib memiliki pola yang berbeda dari selektivitas TKI pada parameter farmakokinetik dan sel serapan sehingga mekanisme resistensi tak diketahui (Giles, et al., 2010). Hal ini diterapkan pada pasien dewasa dengan Ph+ CML di CP atau AP yang memiliki resistensi imatinib atau intoleransi dan juga gagal untuk terapi dasatinib. Pasien diberi dosis awal 400 mg dan diminum 2 kali sehari dalam perut kosong. Untuk pasien CML-CP, titik akhir primer adalah respon sitogenetika utama (MCyR), didefinisikan sebagai (CCyR, 0% Ph+ sel metaphase) dan parsial (PCyR, <Ph35%+sel). Untuk pasien dengan CML-AP, titik akhir primer, dikonfirmasikan dengan respon respon hematologi lengkap (CHR, jumlah darah normal tanpa spleenomegali) atau tidak ada bukti leukemia (NEL) atau kembali ke fase kronik (RTC) (Giles, et al., 2010). Kekurangan : 1. Nonhematologik : a. Ruam b. Mual c. Pruritus d. Sakit kepala e. Kelelahan 2. Hematologik : a. Neutropenia b. Trombositopenia c. Peningkatan bilirubin d. Hipokalemia e. Hiperglikemia f. Hipermagnesemia g. Hipokalsemia (Giles, et al., 2010). Nilotinib (Tasigna, sebelumnya AMN 107, Novartis farmasetik, NJ) (Palandri, et al., 2009)

Kelebihan : 1. Merupakan TKI yang paling efektif daripada imatinib dan dasatinib pada penderita CML (Palandri, et al., 2009). 2. Respon yang diberikan setelah pemberian nilotinib lebih baik dibandingkan dengan TKI yang lain (Palandri, et al., 2009).

Indikasi : Nilotinib digunakan pada pasien yang menderita CML (Kim, et al., 2010). Kontraindikasi : Pasien dengan hipersensitif (Kim, et al., 2010). Dapus : Giles, Francis J., Elisabetta Abruzzese, et al. 2010. Nilotinib is active in chronic and accelerated phase chronic myeloid leukemia following failure of imatinib and dasatinib therapy. National Institute of Health Public Access. Volume 24 : 1299-1301. Palandri, Francesca, Fausto Castagnetti, et al. 2009. Pancreatic enzyme elevation in chronic myeloid leukemia patients treated with nilotinib after imatinib failure. Ferrata Storti Foundation. Volume 94 : 1758-61. Kim, T. D., Michaela Schwarz, et al. 2010. Impact of additional chromosomal aberrations and BCR-ABL kinase domain mutations on the response to nilotinib in Philadelphia chromosomepositive chronic myeloid leukemia. Ferrata Storti Foundation. Volume 95 : 582-88.

S-ar putea să vă placă și