Sunteți pe pagina 1din 34

ACTIVITY 1.

1
The meaning of communication lies in the way that it is received..Do you agree with the above statement? Discuss with your friends during the next tutorial session.

-The meaning of communication is not only lies in the way that it is received, but also involves understanding and interpreting. -Communication is defined as the act of giving, receiving or exchanging information, ideas and opinions so that the message is completely understood by both parties. - For example, the sender sends a message with a certain intention in mind. The receiver tries to understand and interprets the message..He then, gives feedback to the sender. The sender, then interpret the feedback from the receiver and so on. So, communication only happens when the message sent is received and understood by the sender and receiver.

ACTIVITY 1.4
In writing, why do you think it is better to omit needless words?

-Yes, it is better to omit needless words because this will prevent confusing language and verbosity. - Confusing language means using words that can mislead the reader and cause communication breakdown. Reader may not understand the message, the writer is trying to present. - As for verbosity, writer must not use too many words that can interfere the readers understanding of the text. Using too many words may confuse and bore the reader. - In writing, a plain and straight forward style of writing can make your work easy to understand and reduces the chance of misunderstanding from ambiguity.

ACTIVITY 1.7
Think of possible reasons why people have failed to respond to your written communication in the past. Share this with your friends at the next tutorial session.

-People failed to respond to my written communication in the past because of some possible reasons. - One of them is perhaps my own poor writing skills. My language proficiency is not very good and I am also lack of vocabulary knowledge. -My message in my writing perhaps is not clear and precise. I did not use appropriate words for my writing to convey my message. -Also, there are too many grammatical errors and mistakes. My sentences may not write in the correct order. -So these reasons may affect my writing which is why people failed to respond to my written communication in the past.

ACTIVITY 2.2
Text does not convey the original experience to the reader. It conveys meaning. Elaborate

-Text such as signs, symbols and abbreviations do not convey original experience but has meanings. However, the meanings they convey are culture-bound and may or may not interpret correctly which affect the effectiveness of communication. -A sign or symbol can be used to represent ideas, experience, images, objects, feelings and concepts. For example, the sign no smoking, which means smoking not allowed in that area. Just by looking at the sign, everybody knows what it conveys. -Besides that, with the advent of todays technology, there are new form of text such as emails, sms, emoticons and abbreviations. Emoticons and abbreviations is increasingly used in emails and sms. -overall, these short form texts help out in conveying meaning.

Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
[1]

Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,


[1]

termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Bahasa,

sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
[1]

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
[2]

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. [sunting]Pengertian

kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. [sunting]Unsur-Unsur Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

alat-alat teknologi sistem ekonomi keluarga kekuasaan politik

2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya

organisasi ekonomi alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)

organisasi kekuatan (politik)

[sunting]Wujud

dan komponen

[sunting]Wujud

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, normanorma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

[sunting]Komponen Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli atropologi Cateora, yaitu :

Kebudayaan material Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

Kebudayaan nonmaterial Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Lembaga social Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier

Sistem kepercayaan Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.

Estetika Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.

Bahasa Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

[sunting]Hubungan

Antara Unsur-Unsur Kebudayaan

Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain: [sunting]Peralatan

dan perlengkapan hidup (teknologi)

Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:

alat-alat produktif senjata wadah alat-alat menyalakan api makanan pakaian tempat berlindung dan perumahan alat-alat transportasi

[sunting]Sistem

mata pencaharian

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:

Berburu dan meramu Beternak Bercocok tanam di ladang Menangkap ikan

[sunting]Sistem

kekerabatan dan organisasi sosial

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.

Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. [sunting]Bahasa Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi. [sunting]Kesenian

Karya seni dari peradaban Mesir kuno.

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks. [sunting]Sistem

Kepercayaan

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasiarahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan

itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta. Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut: ... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
[3]

Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian. [sunting]Agama Samawi Tiga agama besar, Yahudi, Kristen dan Islam, sering dikelompokkan sebagai agama Samawi Abrahamik.
[5] [4]

atau agama

Ketiga agama tersebut memiliki sejumlah tradisi yang sama namun juga perbedaan-perbedaan yang

mendasar dalam inti ajarannya. Ketiganya telah memberikan pengaruh yang besar dalam kebudayaan manusia di berbagai belahan dunia. Yahudi adalah salah satu agama, yang jika tidak disebut sebagai yang pertama, adalah agama monotheistik dan salah satu agama tertua yang masih ada sampai sekarang. Terdapat nilai-nilai dan sejarah umat Yahudi yang juga direferensikan dalam agama Abrahamik lainnya, seperti Kristen dan Islam. Saat ini umat Yahudi berjumlah lebih dari 13 juta jiwa.
[6]

Kristen (Protestan dan Katolik) adalah agama yang banyak mengubah wajah kebudayaan Eropa dalam 1.700 tahun terakhir. Pemikiran para filsuf modern pun banyak terpengaruh oleh para filsufKristen semacam St. Thomas Aquinas dan Erasmus. Saat ini diperkirakan terdapat antara 1,5 s.d. 2,1 milyar pemeluk agama Kristen di seluruh dunia.
[7]

Islam memiliki nilai-nilai dan norma agama yang banyak memengaruhi kebudayaan Timur Tengah dan Afrika Utara, dan sebagian wilayah Asia Tenggara. Saat ini terdapat lebih dari 1,5 milyar pemeluk agama Islam di dunia. [sunting]Agama dan filsafat dari Timur
[8]

Agni, dewa api agama Hindu

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama dari timur dan Filosofi Timur Agama dan filosofi seringkali saling terkait satu sama lain pada kebudayaan Asia. Agama dan filosofi di Asia kebanyakan berasal dari India dan China, dan menyebar di sepanjang benua Asia melalui difusi kebudayaan dan migrasi. Hinduisme adalah sumber dari Buddhisme, cabang Mahyna yang menyebar di sepanjang utara dan timur India sampai Tibet, China, Mongolia, Jepang dan Korea dan China selatan sampai Vietnam. Theravda Buddhisme menyebar di sekitar Asia Tenggara, termasuk Sri Lanka, bagian barat laut China, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Thailand. Agama Hindu dari India, mengajarkan pentingnya elemen nonmateri sementara sebuah pemikiran India lainnya, Carvaka, menekankan untuk mencari kenikmatan di dunia. Konghucu dan Taoisme, dua filosofi yang berasal dari Cina, memengaruhi baik religi, seni, politik, maupun tradisi filosofi di seluruh Asia. Pada abad ke-20, di kedua negara berpenduduk paling padat se-Asia, dua aliran filosofi politik tercipta. Mahatma Gandhi memberikan pengertian baru tentang Ahimsa, inti dari kepercayaan Hindu maupun Jaina, dan memberikan definisi baru tentang konsep antikekerasan dan antiperang. Pada periode yang sama, filosofi komunisme Mao Zedongmenjadi sistem kepercayaan sekuler yang sangat kuat di China. [sunting]Agama tradisional Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama tradisional Agama tradisional, atau kadang-kadang disebut sebagai "agama nenek moyang", dianut oleh sebagian suku pedalaman di Asia, Afrika, dan Amerika. Pengaruh bereka cukup besar; mungkin bisa dianggap telah menyerap kedalam kebudayaan atau bahkan menjadi agama negara, seperti misalnya agama Shinto. Seperti kebanyakan agama lainnya, agama tradisional menjawab kebutuhan rohani manusia akan ketentraman hati di saat bermasalah, tertimpa musibah, tertimpa musibah dan menyediakan ritual yang ditujukan untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.

[sunting]"American Dream" American Dream, atau "mimpi orang Amerika" dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah kepercayaan, yang dipercayai oleh banyak orang di Amerika Serikat. Mereka percaya, melalui kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad, tanpa memedulikan status sosial, seseorang dapat mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
[9]

Gagasan ini berakar dari sebuah keyakinan bahwa Amerika Serikat adalah sebuah "kota di atas bukit" (atau city upon a hill"), "cahaya untuk negara-negara" ("a light unto the nations"),
[10]

yang memiliki nilai dan kekayaan yang

telah ada sejak kedatangan para penjelajah Eropa sampai generasi berikutnya. [sunting]Pernikahan Agama sering kali mempengaruhi pernikahan dan perilaku seksual. Kebanyakan gereja Kristen memberikan pemberkatan kepada pasangan yang menikah; gereja biasanya memasukkan acara pengucapan janji pernikahan di hadapan tamu, sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima pernikahan mereka. Umat Kristen juga melihat hubungan antara Yesus Kristus dengan gerejanya. Gereja Katolik Roma mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah salah, dan orang yang bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di gereja. Sementara Agama Islam memandang pernikahan sebagai suatu kewajiban. Islam menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian, namun memperbolehkannya. [sunting]Sistem

ilmu dan pengetahuan

Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error). Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:

pengetahuan tentang alam pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia pengetahuan tentang ruang dan waktu

[sunting]Perubahan

sosial budaya

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perubahan sosial budaya

Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.

Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi perubahan sosial:

1. tekanan kerja dalam masyarakat 2. keefektifan komunikasi 3. perubahan lingkungan alam.


[11]

Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan. [sunting]Penetrasi

kebudayaan

Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara: Penetrasi damai (penetration pasifique) Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia
[rujukan?]

. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak

mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.

Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli. Penetrasi kekerasan (penetration violante) Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat
[rujukan?]

Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia. [sunting]Cara

pandang terhadap kebudayaan

[sunting]Kebudayaan

sebagai peradaban

Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.

Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar Degas.

Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkanmusik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas.

Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan". Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature) Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan. Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang. [sunting]Kebudayaan

sebagai "sudut pandang umum"

Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."

Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan. Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja. [sunting]Kebudayaan

sebagai mekanisme stabilisasi

Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme. [sunting]Kebudayaan

di antara masyarakat

Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender, Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.

Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.

Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.

Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.

Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.

[sunting]Kebudayaan

menurut wilayah

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kebudayaan menurut wilayah Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, hubungan dan saling keterkaitan kebudayaankebudayaan di dunia saat ini sangat tinggi. Selain kemajuan teknologi dan informasi, hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, migrasi, dan agama. Afrika Beberapa kebudayaan di benua Afrika terbentuk melalui penjajahan Eropa, seperti kebudayaan SubSahara. Sementara itu, wilayah Afrika Utara lebih banyak terpengaruh oleh kebudayaan Arab dan Islam.

Orang Hopi yang sedang menenun dengan alat tradisional di Amerika Serikat.

Amerika Kebudayaan di benua Amerika dipengaruhi oleh suku-suku Asli benua Amerika; orang-orang dari Afrika (terutama di Amerika Serikat), dan para imigran Eropa terutamaSpanyol, Inggris, Perancis, Portugis, Jerman, dan Belanda. Asia Asia memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa dari kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol terhadap kebudayaan lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tiongkok kepada kebudayaan Jepang, Korea, dan Vietnam. Dalam bidang agama, agama Budha dan Taoisme banyak memengaruhi kebudayaan di Asia Timur. Selain kedua Agama tersebut, norma dan nilai Agama Islam juga turut memengaruhi kebudayaan terutama di wilayah Asia Selatan dan tenggara. Australia Kebanyakan budaya di Australia masa kini berakar dari kebudayaan Eropa dan Amerika. Kebudayaan Eropa dan Amerika tersebut kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan lingkungan benua Australia, serta diintegrasikan dengan kebudayaan penduduk asli benua Australia, Aborigin.

Eropa Kebudayaan Eropa banyak terpengaruh oleh kebudayaan negara-negara yang pernah dijajahnya. Kebudayaan ini dikenal juga dengan sebutan "kebudayaan barat". Kebudayaan ini telah diserap oleh banyak kebudayaan, hal ini terbukti dengan banyaknya pengguna bahasa Inggris dan bahasa Eropa lainnya di seluruh dunia. Selain dipengaruhi oleh kebudayaan negara yang pernah dijajah, kebudayaan ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani kuno, Romawi kuno, dan agama Kristen, meskipun kepercayaan akan agama banyak mengalami kemunduran beberapa tahun ini. Timur Tengah dan Afrika Utara Kebudayaan didaerah Timur Tengah dan Afrika Utara saat ini kebanyakan sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma agama Islam, meskipun tidak hanya agama Islam yang berkembang di daerah ini. [sunting]Referensi

1. 2.

^ a b c Human Communication: Konteks-konteks Komunikasi ^ Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. 2006. Bandung:Remaja Rosdakarya.hal.25

3. 4. 5.

^ Reese, W.L. 1980. Dictionary of Philosophy and Religion: Eastern and Western Thought, p. 488. ^ Dari bahasa Arab, artinya: "agama langit"; karena dianggap diturunkan dari langit berupa wahyu. ^ Karena dianggap muncul dari suatu tradisi bersama Semit kuno dan ditelusuri oleh para pemeluknya kepada tokoh Abraham/Ibrahim, yang juga disebutkan dalam kitab-kitab suci ketiga agama tersebut.

6.

^ (PDF) Annual Assessment, Jewish People Policy Planning Institute (Jewish Agency for Israel), 24 Oktober 2007, hlm. 15, based on American Jewish Year Book. 106. American Jewish Committee. 24 Oktober 2006.

7. 8.

^ Adherents.com Number of Christians in the world ^ Miller, Tracy, ed. (2009) (PDF), Mapping the Global Muslim Population: A Report on the Size and Distribution of the Worlds Muslim Population, Pew Research Center, hlm.4"

9. 10. 11.

^ Boritt, Gabor S. Lincoln and the Economics of the American Dream, p. 1. ^ Ronald Reagan. "Final Radio Address to the Nation". ^ O'Neil, D. 2006. "Processes of Change".

[sunting]Daftar

pustaka

Arnold, Matthew. 1869. Culture and Anarchy. New York: Macmillan. Third edition, 1882, available online. Retrieved: 2006-06-28.

Barzilai, Gad. 2003. Communities and Law: Politics and Cultures of Legal Identities. University of Michigan Press.

Boritt, Gabor S. 1994. Lincoln and the Economics of the American Dream. University of Illinois Press. ISBN 978-0-252-06445-6.

Bourdieu, Pierre. 1977. Outline of a Theory of Practice. Cambridge University Press. ISBN 978-0521-29164-4

Cohen, Anthony P. 1985. The Symbolic Construction of Community. Routledge: New York, Dawkiins, R. 1982. The Extended Phenotype: The Long Reach of the Gene. Paperback ed., 1999. Oxford Paperbacks. ISBN 978-0-19-288051-2

Forsberg, A. Definitions of culture CCSF Cultural Geography course notes. Retrieved: 2006-06-29. Geertz, Clifford. 1973. The Interpretation of Cultures: Selected Essays. New York. ISBN 978-0-46509719-7.

"Ritual and Social Change: A Javanese Example", American Anthropologist, Vol. 59, No. 1. 1957.

Goodall, J. 1986. The Chimpanzees of Gombe: Patterns of Behavior. Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press. ISBN 978-0-674-11649-8

Hoult, T. F., ed. 1969. Dictionary of Modern Sociology. Totowa, New Jersey, United States: Littlefield, Adams & Co.

Jary, D. and J. Jary. 1991. The HarperCollins Dictionary of Sociology. New York: HarperCollins.ISBN 0-06-271543-7

Keiser, R. Lincoln 1969. The Vice Lords: Warriors of the Streets. Holt, Rinehart, and Winston.ISBN 978-0-03-080361-1.

Kroeber, A. L. and C. Kluckhohn, 1952. Culture: A Critical Review of Concepts and Definitions.Cambridge, MA: Peabody Museum

Kim, Uichol (2001). "Culture, science and indigenous psychologies: An integrated analysis." In D. Matsumoto (Ed.), Handbook of culture and psychology. Oxford: Oxford University Press

Middleton, R. 1990. Studying Popular Music. Philadelphia: Open University Press. ISBN 9780-335-15275-9.

Rhoads, Kelton. 2006. The Culture Variable in the Influence Equation. Tylor, E.B. 1974. Primitive culture: researches into the development of mythology, philosophy, religion, art, and custom. New York: Gordon Press. First published in 1871. ISBN 978-087968-091-6

O'Neil, D. 2006. Cultural Anthropology Tutorials, Behavioral Sciences Department, Palomar College, San Marco, California. Retrieved: 2006-07-10.

Reagan, Ronald. "Final Radio Address to the Nation", January 14, 1989. Retrieved June 3,2006.

Reese, W.L. 1980. Dictionary of Philosophy and Religion: Eastern and Western Thought. New Jersey U.S., Sussex, U.K: Humanities Press.

UNESCO. 2002. Universal Declaration on Cultural Diversity, issued on International Mother Language Day, February 21, 2002. Retrieved: 2006-06-23.

White, L. 1949. The Science of Culture: A study of man and civilization. New York: Farrar, Straus and Giroux.

Wilson, Edward O. (1998). Consilience: The Unity of Knowledge. Vintage: New York. ISBN 978-0-679-76867-8.

Wolfram, Stephen. 2002 A New Kind of Science. Wolfram Media, Inc. ISBN 978-1-57955-0080

[sunting]Lihat

pula

Subkultur Interseksi Kebudayaan Indonesia Antropologi Sosiologi Agama Sosialisasi

[sunting]Pranala
Portal Budaya

luar

(Indonesia) Situs Resmi Budaya dan Pariwisata (Budpar) Indonesia (Indonesia) Forum Diskusi Budaya Tionghoa dan Sejarah Tiongkok (Indonesia) Forum Budaya Pembebasan (Inggris) Artikel tentang definisi budaya (Inggris) Dictionary of the History of Ideas: "kultur" dan "peradaban" di zaman modern. (Inggris) Negara dan kebudayaannya. (Inggris) Global Culture Essay tentang globalisasi, migrasi dan pengaruhnya terhadap

kebudayaan dunia

(Inggris) Pusat pembelajaran interkultural (Inggris) What is Culture? - Washington State University (Inggris) Define Culture - Definisi kultur. (Inggris) Reflections on the Politics of Culture oleh Michael Parenti

(Indonesia)Globalisasi dan Kebudayaan: Homogenitas, Keberagaman, Identitas, Kebebasan (Indonesia)Pembangunan Sebagai Persaingan Antar Budaya

Kategori: Budaya Masyarakat

Pengertian Masyarakat, Unsur Dan Kriteria Masyarakat Dalam Kehidupan Sosial Antar Manusia
Tue, 10/06/2008 - 10:34pm godam64

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. A. Arti Definisi / Pengertian Masyarakat Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia. 1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. 2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi. 3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya. 4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut. B. Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini : 1. Berangotakan minimal dua orang. 2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan. 3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat. 4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat. C. Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat. 1. Ada sistem tindakan utama. 2. Saling setia pada sistem tindakan utama. 3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota. 4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia. Dapatkan artikel tulisan mengenai ilmu pengetahuan sosiologi di situs organisasi.org ini. Terima kasih.

Kertas kerja ini membincangkan modenisasi, kemodenan yang dicapai oleh masyarakat Malaysia, pengaruh dan hubungannya dengan ICT serta cabaran dan penyelesaian yang mungkin dapat dilakukan. Semakin tinggi tahap kemodenan dan urbanisasi (dikaitkan dengan proses perbandaran dan penerapan masuk unsur-unsur moden ke dalam masyarakat yang pada asalnya mengamalkan amalan tradisi dan nilai-nilai serta amalan murni agama dan budaya asal) maka akan semakin menurunnya nilai agama, moral dan etika yang dipegang oleh sesebuah masyarakat sebelum ini. Ianya mempunyai hubungan songsang di antara nilai agama/budaya dan tingkat perbandaran/pemodenan. Kertas kerja ini membincangkan perkara iaitu; pertamanya, perbincangan asas yang melihat hubungan songsang di antara urbanisasi/tahap kemodenan yang dicapai dengan nilai-nilai tradisi, agama, moral dan etika yang dipegang dan diamalkan; keduanya perbincangan mengenai beberapa isu terpilih/cabaran-cabaran semasa masyarakat akibat daripada berkembang dan meluasnya pengaruh dan penggunaan ICT dalam kehidupan kini: dan ketiganya beberapa cadangan kepada masalah yang timbul bagi mengelakkan kesan negatif akibat daripada semakin meluasnya pengaruh ICT dan semakin rendah/keruntuhan nilai-nilai tradisi, agama, moral dan etika. Kertas kerja ini merumuskan bahawa pengaruh ICT dalam tahap kemodenan dan kehidupan masa kini tidak dapat dielakkan. Ianya telah menjadi sebahagian daripada kehidupan yang akan terus meningkat penggunaan dan pengaruhnya.Bagi mengelak/mengurangkan kesan negatif dan menghancurkan nilai-nilai positif budaya masyarakat kita, semua pihak dan dari berbagai peringkat mestilah memainkan peranan mengukuhkan nilai agama, moral dan etika masyarakat kita, khususnya bagi generasi muda. 2 PENGENALAN. Kertas kerja ini membincangkan modenisasi dan tahap kemodenan yang

dicapai oleh masyarakat Malaysia, pengaruh dan hubungannya dengan ICT serta cabaran dan penyelesaian yang mungkin dapat dilakukan. Pada umumnya diterima bahawa semakin tinggi tahap kemodenan/urbanisasi (dikaitkan dengan proses perbandaran dan penerapan masuk unsur-unsur moden ke dalam masyarakat yang pada asalnya mengamalkan amalan tradisi dan nilai-nilai serta amalan murni agama dan budaya asal dalam sesebuah masyarakat) maka akan semakin menurunnya nilai agama, moral dan etika yang dipegang sebelum ini. Ianya mempunyai hubungan songsang di antara nilai agama/budaya dan tingkat perbandaran/pemodenan. Perbincangan dalam kertas kerja ini ditumpukan kepada beberapa perkara, iaitu pertamanya perbincangan kenyataan yang umumnya diterima iaitu semakin tinginya tahap kemodenan dalam sesebuah masyarakat, maka semakin menurunnya nilainilai tradisi dan agama yang diamalkan. (perkara ini dibincangkan secara ringkas dalam pengenalan kertas kerja) Tumpuan perbincangan kedua adalah isu-isu/cabaran semasa terpilih dalam aspek-aspek tertentu berasaskan apa yang digariskan dalam proses modenisasi sesebuah masyarakat. Perbincangan seterusnya adalah beberapa cadangan bagi menyelesaikan masalah dan cabaran semasa yang dihadapi. Kertas kerja ini merumuskan bahawa kerjasama daripada berbagai pihak dan peringkat adalah perlu bagi membentuk keharmonian dan kestabilan masyarakat khususnya bagi generasi muda.3 PANDANGAN ASAS MENGENAI KEMODENAN DAN NILAI-NILAI TRADISI/BUDAYA ASAL MASYARAKAT MALAYSIA SERTA PERKEMBANGAN INFORMATION TECHNOLOGY (IT) DAN

COMMUNICATION TECHNOLOGY (CT). Bahagian ini akan membincangkan pandangan asas yang umumnya diterima mengenai hubungan di antara unsur-unsur moden (yang dibawa masuk ke dalam sesebuah masyarakat) dan nilai-nilai budaya, agama dan unsur-unsur tradisi. Hubungan songsang berlaku di antara urbanisasi/tahap kemodenan yang dicapai dengan nilai-nilai tradisi, agama, moral dan etika yang dipegang dan diamalkan oleh anggota dalam sesebuah masyarakat. Hubungan songsang di sini bermaksud semakin banyak unsure-unsur moden dibawa masuk kedalam sesebuah masyarakat, maka unsur-unsur tradisi, nilai moral dan agama yang dipegang oleh sesebuah masyarakat itu semakin menjadi semakin sedikit dan lemah. Modernisasi dalam konteks perbincangan ini adalah merujuk kepada unsur-unsur moden daripada dunia maju di bawa masuk ke dalam Negara sedang membangun. Negara-negara maju ini biasa dirujuk kepada Negaraneagar Amerika Utara (Amerika Syarikat dan Kanada) dan Negara-negara maju di Eropah Barat seperti United Kingdom, Peranchis, Belanda, Jerman dan sebagainya. Melalui proses modernisasi ini Negara-negara sedang membangun (seperti Malaysia) akan terdedah kepada unsur-unsur moden dan budaya barat. Anggota masyarakat yang menerima unsur-unsur 4 moden Barat ini akan mengubah cara hidup, cara bertindak dan budayanya. Di antara cara atau saluran permindahan unsur-unsur Barat ini adalah berbeza dari masa ke semasa. Dalam zaman penjajahan dan awal kemerdekaan adalah berbeza dengan tahun-tahun selepas merdeka dan

sejak akhir tahun 1990-an hingga kini. Sehingga zaman sebelum berkembangnya Information and Communication Technology (ICT) yang canggih seperti yang sedang berkembang sekarang pengaliran unsur-unsur yang disifatkan sebagai moden dapat dikawal dengan lebih berkesan. Unsur-unsur yang dibawa masuk adalah lebih disifatkan sebagai unsurunsur yang positif bagi perkembangan teknologi dan pembangunan negara. Pada peringkat itu pengaliran masuk unsur-unsur moden dapat dikawal dengan lebih berkesan kerana sifat saluran unsure-unsur moden yang terdapat pada masa itu seperti televisyen, akhbar-akhbar dan majalah bercetak. Pengawalannya lebih senang dan lebih berkesan. Pihak kerajaan melalui kementerian dan badan-badan tertentu dapat menyalurkan unsurunsur moden kepada kumpulan sasaran dengan teratur dan terkawal. Keadaan telah beruabah dengan perkembangan terkini dalam ICT . Bukan lagi bersifat information Technology (IT) dan juga communication technologi (CT) tetapi gabungan di antara information technology dan communication technology (CT) dan kini lebih tepat dipanggil sebagai ICT. Penggunaannya sangat meluas dan tiada had. Ketika tahap awal pengenalan komputer, ianya lebih bersifat guna sama yang hanya terdapat di pejabat-pejabat dengan kapasiti dan penggunaan yang terhad. Kemudiannya berkembang kepada penggunaan computer peribadi yang 5 juga terhadap kepada individu tertentu dan masih di hadkan oleh keupayaan kewangan tetentu. Seterusnya berkembang computer riba tetapi juga terhad penggunaanya kerana kekangan harga dan keupayaan kewangan tertentu. Pada peringkat awal ianya lebih bersifat sebagai information technology (IT), tetapi tidak sebagai communication technology (CT) secara meluas. Komputer riba di Malaysia dalam tahun

1990-an masih bersifat sebagai alat informasi dan belum meluas fungsi komunikasinya. Kini keadaan telah berubah jauh daripada apa yang berlaku dalam akhir 1980-an atau 1990-an. Sejak awal tahun 2000-an komputer riba sudah sepenuhnya berfungsi sebagai ICT iaitu befungsi sebagai alat informasi dan komunikasi bahkan fungsi-fungsi lain yang tersangat canggih yang tidak pernah terfikir pun fungsinya dalam masa 10 atau 15 tahun lalu. Keupayaan dan kemahiran generasi muda/remaja dalam penggunaan dan kemahiran ICT jauh lebih baik secara bandingan dengan generasi yang lebih tua. Dengan menggunakan computer riba (yang berharga berpatutan/yang mampu dimiliki) seseorang remaja boleh mendapat apa juga maklumat yang diperlukannya tanpa sebarang halangan. Seluruh maklumat yang bersifat global hanya berada dihujung jarinya. Seseorang boleh berhubung dan bertukar-tukar maklumat dengan sesiapa sahaja tanpa diketahui oleh sesiapa (dan juga mungkin tidak kenal siapa sebenarnya yang seseorang itu sedang berhubung). Pertembungan akan berlaku di sini (khususnya bagi anak-anak remaja) kerana kecanggihan teknologi ICT di satu pihak dan pengawalan/ketahanan diri yang masih lemah. Ketidak-seimbangan ini akan membawa kesan yang negatif kepada 6 seseorang, khususnya generasi muda remaja. Situasi ini akan boleh memungkinkan seseorang itu akan terperangkap dalam keadaan ini dan ada pihak yang mengambil peluang menyalah-gunakan kemudahan ICT ini dan melakukan sesuatu yang tidak bertanggungjawab. Proses modernisasi iaitu pengaliran unsur-unsur moden yang positif bagi meningkatkan tahap pemodenan masyarakat Malaysia menjadi terhalang

atau terganggu dengan ketidak-seimbangan penggunaan ICT di antara unsur-unsur yang negatif dan positif oleh golongan muda/remaja. Proses modernisasi yang diharapkan akan berlakunya pengaliran masuk unsurunsur positif dalam aspek teknologi, perindustrian dan nilai-nilai Barat yang positif yang diharapkan dapat meningkatkan tahap teknologi, kadar perindustrian yang lebih baik, produktiviti ekonomi serta pembangunan sosial kurang tercapai. Persoalan penyalahgunaan dan kesan-kesan yang negatif ini akan dibincangkan dalam bahagian isu-isu dan beberapa cabaran terpilih berikutnya. ISU-SU/CABARAN TERPILIH BEBERAPA SALAHGUNA DAN KESAN NEGATIF ICT. Perbincangan dalam bahagian ini akan ditumpukan kepada beberapa isu terpilih/cabaran-cabaran semasa masyarakat akibat daripada berkembang dan meluasnya pengaruh dan penggunaan ICT dalam kehidupan kini. Dalam kertas kerja dan pembentangan yang ringkas ini adalah tidak mungkin penulis dapat menghuraikan keseluruhan cabaran-cabaran dan isu-isu yang berkaitan dengan pengaruh dan penggunaan ICT dalam 7 proses modenisasi masyarakat Malaysia. Bagi tujuan ini dan bersesuaian dengan audien, penulis akan memfokuskan perbincangan kepada beberapa isu berkaitan dengan generasi muda dan beberapa contoh salah guna ICT. Di antara perkara yang akan disentuh adalah melayari sumbersumber/cerita-cerita atau gambargambar yang tidak bermoral; berhubung rapat dengan orang yang tidak dikenali secara terbuka dan penuh percaya dan; terlibat atau melibatkan dengan penipuan-penipuan berbentuk kewangan secara terlindung. Tiga perkara ini sekadar mengambil contohcontoh mudah yang sentiasa berlaku bagi tujuan perbincangan dengan

audien yang hadir (bukan perbincangan yang benar-benar bersifat akademik). 1.Melayari sumber-sumber/cerita-cerita atau gambar-gambar yang tidak bermoral. Perkara ini nampak seolah-olah satu perkara kecil, tetapi mempunyai kesan yang besar kepada psikolgi dan tindak-tanduk remaja. Akibat daripada sistem pemakanan dan taraf hidup di Malaysia, (khususnya di kawasan Bandar) umumnya seseorang yang berumur 13 tahun ke atas telah mempunyai tahap kematangan biologi yang mencukupi untuk menjadi seorang ibu atau bapa. Bermakna seseorang perempuan itu telah mampu mengandung dan melahirkan bayi, (telah timbul keinginan sex) tetapi dari segi sosial (dan keperluan sosial dan ekonominya) seseorang itu dalam konteks masyarakat Malaysia kini dia masih belum mampu. Dia masih memerlukan masa di antara 8-10 tahun lagi bagi menamatkan pengajian, mendapatkan pekerjaan yang sesuai (terjamin kewanganya) dan kemudiannya mendirikan keluarga. Dengan melayari gambar-gambar dan cerita-cerita sex (atau berunsur sex) ini boleh meningkatkan ransangan dan keinginan melakukan hubungan sex. 8 Seseorang remaja bukan tidak mengetahui bahawa hubungan sex luar nikah adalah berdosa, risiko yang besar dan akan menghadapi kesan yang buruk bagi masa depannya, tetapi ketidak-seimbangan rohani, sosial dan keinginan biologinya menyebabkan seseorang itu terdorong melakukan hubungan kelamin luar nikah. Meningkatnya bilangan remaja berumur di antara 13-20 tahun yang sanggup melakukan hubungan sex dengan rela dipercayai mempunyai hubungan dengan sumber-sumber gambar/cerita daripada ICT yang berleluasa dan tidak terkawal. Ianya juga mempunyai

hubungan dengan kes pembuangan bayi yang semakin berleluasa sejak kebelakangan ini. 2.Berhubung rapat dengan orang yang tidak dikenali secara terbuka dan penuh percaya. Kemudahan ICT juga telah membuka ruang yang sangat luas bagi seseorang mengenali dan berhubung dengan seseorang secara lebih bebas dan terbuka. Seorang remaja yang mudah percaya kepada seseorang yang tidak dikenali (hanya kenal dan berhubung melalui ruang siber) akan membuka ruang seseorang yang berniat jahat mengambil peluang ke atasnya. Tahap kematangan yang rendah serta pengaruh emosi serta tekanan keinginan biologi tanpa kawalan social dan undang-undang yang benar-benar ketat mendorong berlakunya hubungan rapat yang tidak sepatutnya berlaku. Struktur masyarakat, persekitaran kejiranan serta struktur keluarga memudahkan seseorang yang berniat jahat mengambil peluang ke atas sesorang. Misalnya seorang gadis yang tinggal di kawasan yang jiranjirannya tidak saling mengenali di antara satu sama lain dan kedua-dua ibubapanya bekerja dengan kemudahan ICT akan memudah dan 9 mendorong dia berhubung dengan seseorang yang tidak dikenalinya. Keadaan akan menjadi lebih mudah jika si-gadis itu berada dalam kesunyian serta si-lelaki yang dikenalinya itu pula benar-benar pandai berpura-pura bersifat baik padanya. Kes-kes gadis hilang dan mengikuti lelaki yang tidak sepatutnya dipercayai mempunyai hubungan dengan persoalan ini. Bahkan ada kes yang si-gadis yang berkenalan melalui alam siber ini, sanggup terbang ke luar negara (ke Amerika Syarikat dan ke United Kingdom dan sebagainya) semata-mata kerana benar-benar percaya

berdasarkan semata-mata maklumat daripada komputer. Melalui ICT dan salah guna serta salahtafsir telah banyak gadis-gadis yang menjadi mangsa dan telah diperdagangkan dan dijadikan mangsa oleh mereka yang tidak bertanggungjawab. 3.Terlibat atau melibatkan dengan penipuan-penipuan berbentuk kewangan secara terlindung. Penipuan dalam bentuk kewangan ini telah semakin merebak dan semakin ramai mangsanya. Penipuan yang bermotifkan kewangan ini dilakukan dengan banyak cara di antara contohnya; tawaran hadiah tertentu kepada seseorang kerana telah terpilih berdasarkan sesuatu sebab (misalnya alamat e-mail anda bertuah melalui pilihan rambang); kerjasama dalam pengurusan membawa keluar danadana tertentu dalam jumlah yang besar (misalnya 2 juta USD) dan juga kategori yang lebih kecil jumlahnya seperti anda telah menerima sebuah kotak hadiah tetapi mesti membayar (melalui pindahan akaun bank atau kad kredit) sebelum hadiah itu dapat dihantar dan dituntut. Walaupun kadang-kadang mangsa terasa bahawa ianya mungkin ditipu, tetapi 10 kadang-kadang penipuan terlindung ini licik dan banyak juga mangsa yang terkena tipu. CADANGAN PENYELESAIAN TERHADAP AMALAN/SALAH GUNA YANG BIASA BERLAKU DALAM MASYARAKAT KITA. Bahagian ini akan membincangkan beberapa cadangan kepada masalah yang timbul bagi mengelakkan kesan negatif akibat daripada semakin meluasnya pengaruh dan salahguna ICT dan semakin rendah/keruntuhan nilai-nilai tradisi, agama, moral dan etika. 1. Bagi mengelak daripada anak-anak remaja melayari sumbersumber/cerita-cerita atau gambargambar yang tidak bermoral, pertamanya

kesedaran perlu diberikan lebih awal tentang bahaya dan kesan buruknya perbuatan itu. Misalnya seseorang ibubapa dapat menyatakan dalam bentuk nasihat yang penuh berhemah bahawa perbuatan itu akan membawa kesan yang buruk. Ini perlu dilakukan sebelum daripada seseorang itu melakukannya. Ini harus dilakukan sejak dari awal lagi, jangan anak-anak itu sudah terbiasa kerana nasihat dan larangan itu akan menjadi lebih sukar untuk dipatuhi sepenuhnya. Perkara ini juga mesti dikaitkan dengan kesedaran agama bahawa apa yang kita lakukan di dunia ini akan direkod semuanya (sebagaimana keupayaan computer boleh merekodkan segala maklumat, bahkan kerja-kerja Allah adalah jauh lebih canggih). Nanti di akhirat semua ini akan di cetak oleh printer Allah (kita tak dapat bayangkan bagaimana canggihnya printer Allah kerana berupaya mencetak semua rekod manusia daripada Nabi Adam sehingga hari kiamat). Nanti semua perkara yang kita lakukan di dunia ini (termasuklah 11 melihat gambar yang tidak sopan/lucah) akan dihadapkan di mahkamah Allah di akhirat nanti. Oleh itu layarilah ruangan yang mempunyai manafaat kerana ianya juga kan diprint oleh printer Allah di akhirat nanti. Kanak-kanak yang mempunyai asas agama akan lebih mudah memahami dan menerima nasihat yang sebegini. Selain daripada nasihat berdasarkan agama ini, anak-anak remaja jangan terlalu bebas penggunaan computer (terutamanya komputer riba). Jangan dibiarkan menggunakan computer dalam bilik yang tertutup, kerana ini lebih memungkinkan dia terdorong melayari ruangan yang kurang baik dan merosakkan fikiran dan pemikiran. Letaklah komputer di ruang rumah yang tidak tertutup dan juga berikan had masa yang tertentu bagi

penggunaan bagi setiap orang anak. Jangan sekali-kali membiarkan anakanak remaja bebas menggunakan computer semasa ibu-bapa tiada di rumah. 2. Bagi mengelak daripada anak-remaja berhubung rapat dengan orang yang tidak dikenali secara terbuka dan penuh percaya, seharusnya ibubapa dan juga guru-guru menjelaskan akan bahayanya dalam bentuk penerangan yang boleh meyakinkan mereka serta contoh-contoh buruk yang telah berlaku akibat daripada terlalu percaya terhadap orang yang tidak dikenali (hanya melalui kemudahan ICT). Jangan memberikan maklumat-maklumat peribadi yang lengkap kepada kenalan yang sedemikian, misalnya alamat rumah, data-data peribadi seperti umur, no. mykad, gambar peribadi, maklumat ibubapa secara terperinci dan seumpamanya. Maklumat ini semua akan boleh digunakan 12 bagi tujuan-tujuan jahat oleh mereka yang tidak bertanggungjawab dan mengambil perluang menangguk di air keruh. 3.Bagi mengelak daripada seseorang itu terlibat atau terlibat dengan penipuan-penipuan berbentuk kewangan secara terlindung hendaklah sentiasa diingatkan bahawa kerja-kerja begini nanti akan dapat dikesan dan akan dibawa kemuka pengadilan. Kalau pun tidak dapat dikesan dan gagal dibawa kemuka pengadilan, kerja-kerja begini nanti tidak akan mendapat berkat dan hilang begitu sahaja sebarang hasil yang diperolehinya. Anak remaja khususnya hendaklah sentiasa diingat bahawa jangan melakukan apa-apa bayaran tanpa kenyataan daripada badan-badan yang sahih kebenaran dan autoriti yang jelas. Tanpa invois yang sah kita tidak akan dapat berbuat apa-apa mengikut saluran undang-undang jika timbul

apa-apa masalah nanti. Tegaskan kepada anak-anak bahawa tidak ada sesuatu yang akan kita dapati dengan mudah, apatah lagi jumlah wang atau apa-apa ganjaran yang besar tidak akan diberi dengan mudah dan percuma. KESIMPULAN DAN RUMUSAN Kertas kerja ini merumuskan bahawa pengaruh ICT dalam tahap kemodenan dan kehidupan masa kini tidak dapat dielakkan dan mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan khususnya generasi muda. Ianya telah menjadi sebahagian daripada kehidupan moden kini 13 yang akan terus meningkat penggunaan dan pengaruhnya dari masa ke semasa. Penggunaan dan pengaruh dalam kehidupan masyarakat Malaysia kini sudah tidak dapat dipisahkan dengan ICT dalam banyak aspek kehidupan. Bagi mengelak/mengurangkan kesan negatif dan menghancurkan nilai-nilai positif agama dan budaya masyarakat kita serta menjamin survival nilai-nilai positif masyarakat, semua pihak dan dari berbagai peringkat mestilah memainkan peranan mengukuhkan nilai agama, moral dan etika masyarakat kita, khususnya bagi generasi muda bagi mengelak daripada kesan negatif yang akan semakin parah. Kesan negatif sukar dihapuskan sepenuhnya, tetapi apa yang mungkin dapat dilakukan adalah tingkatkan kesan positif dan kurang kan kesan yang negatif. Dasar-dasar kerajaan berkaitan dengan pendidikan dan budaya mestilah juga meletakkan isu salah guna dan kesan negatif ICT ini sebagai suatu yang penting bagi pemodenan dan pembangunan Negara bangsa Malaysia. BACAAN LANJUT:

ODonnel, M., 1992, A New Introduction to Sociology (third edition), Surrey: Thomas Nelson and Sons. Ojo, T., 2004, Old Paradigm and Information & Communication Technologies for Development Agenda in Africa: Modernization as Context, Journal of Information Technology Impact, vol. 4, no. 3, hal. 139-150. Schaefer, R.T., 2006, Sociology: A Brief Introduction (sixth edition), New York: McGraw-Hill. Schiller, H., 1976, Communication and Cultural Domination, New York: International Arts and Science Press.14 Schramm, W., 1964, Mass Media and National Development, Calofornia: Stanford University Press. Steinberg, L., 2005, Adolescence (seventh edition), New York: McGraw-Hill.

S-ar putea să vă placă și