I. 1UDUL 1URNAL : Pengaruh Pengajaran Pemecahan Masalah terhadap Prestasi Fisika, Kemampuan Memecahkan Masalah, dan Strategi yang Digunakan.
II. PENULIS : amze Sezgin Seluk, Serap aliskan, and MustaIa Erol
III. INSTITUSI : uca Education Faculty, Department oI Physics Education, Dokuz Eyll University, 35160, Izmir, TURKEY.
IV. INTISARI 1URNAL :
Salah satu target yang paling penting dari pendidikan yang modern adalah untuk mendidik individu agar mampu menanggulangi permasalahan yang mereka temui pada kehidupan sosial sehari-hari. Dengan kata lain, individu yang dapat dengan mudah memecahkan permasalahan yang mereka temui. agne menyatakan bahwa bidang pendidikan mempunyai tujuan untuk membelajarkan siswa untuk memecahkan masalah matematika dan masalah Iisika, masalah kesehatan, masalah sosial, dan permasalahan penyesuaian diri. Serway dan eichner menyarankan untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan suatu permasalahan. Mereka menyatakan, kemampuan memecahkan masalah menjadi salah satu tes pengetahuan utama dari Iisika, dan menyarankan untuk memecahkan berbagai masalah yang mungkin dipecahkan. Pemecahan masalah pada umumnya digambarkan sebagai merumuskan suatu solusi baru, yang beranjak dari pengetahuan yang dipelajari sebelumnya untuk menciptakan suatu solusi. Pemecahan masalah adalah suatu kegiatan investigasi di mana solver mengembangkan suatu solusi untuk memecahkan suatu permasalahan.
Dasar proses pemecahan masalah adalah linear, dan tersusun. Setiap langkah merupakan hasil dari langkah sebelumnya dan pelopor ke langkah berikutnya. Langkah pertama adalah memahami masalah (menyadari apa yang ditanyakan). Langkah kedua memikirkan rencana untuk memecahkan masalah. Langkah ketiga memecahkan masalah itu. Terakhir melihat kebelakang apa hasilnya. Dimana masing-masing langkah deperlakukan ketrampilan yang terpisah, masing-masing langkah adalah menjadi sub keterampilan. Keterampilan ini dapat dianggap sebagai bagian analisis dari masalah yang memerlukan proses mendeIinisikan, investigasi, pemeriksaan dan pengolahan inIormasi yang berkaitan dengan masalah. Dan suatu strategi pemecahan masalah adalah suatu teknik yang mungkin tidak menjamin solusi, tetapi bertindak sebagai suatu pemandu dalam proses pemecahan masalah. Salah satu metode instruksional yang telah digunakan untuk menangani masalah adalah instruksi eksplisit masalah. Eksplisit masalah adalah instruksi yang secara langsung mengajarkan siswa bagaimana menggunakan teknik lebih canggih untuk memecahkan masalah. Studi yang berkaitan dengan instruksi eksplisit dari masalah keterampilan bibagi ke dalam dua kategori: (1) Laboratorium berbasis percobaan di mana pelajar yang diambil dari satu kelas dan mengajar seperti ahli-keterampilan, dan (2) Kelas berbasis percobaan dimana seluruh kelas yang diajar keterampilan ini. Mestre dkk. menyatakan bahwa dua tujuan penting dalam pengajaran Iisika adalah untuk membantu siswa mencapai pemahaman konsep yang mendalam dan untuk membantu mereka mengembangkan kemampuan pemecahan masalah . Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan design pretest-posttest non equivalent control group. Semua mahasiswa di Fakultas Dokuz Eylul University di Izmir (Turki)yang terdaItar Fisika II saja yang termasuk dalam penelitian. Penelitian ini terdiri dari satu kelas kontrol dan satu kelas percobaan. Variabel bebas yaitu model pembelajaran (pembelajaran pemecahan masalah dan pembelajaran konvensional), variabel terikat yaitu hasil belajar, kinerja pemecahan masalah, dan strategi yang digunakan. Kelas percobaan diberikan strategi pemecahan masalah serta pengajaran tradisional dan kelompok kontrol hanya menerima pengajaran tradisional. Kedua kelompok diuji sebelum dan setelah intervensi untuk mengukur prestasi Iisika mereka dan Irekuensi menggunakan strategi dalam pemecahan masalah, para peneliti juga memeriksa masalah kinerja. Dalam pemecahan masalah instruksi terdiri dari dua tahapan pelatihan yang disebut strategi akuisisi dan strategi yang digunakan dalam aplikasi Montague & os. Tahap pertama
melibatkan intervensi pelatihan strategi akuisisi. Pedoman untuk pelatihan strategi akuisisi adalah penjelasan langsung yaitu menjelaskan proses pemecahan masalah dan strategi untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang tujuan dan strategi dasar yang digunakan. Modelling yaitu model strategi oleh peneliti. Praktek independen untuk memberikan kesempatan siswa untuk mempraktekkan strategi mereka yang sedang diajarkan. Dan tanggapan sering memberikan umpan balik kepada siswa pada kualitas dan kekuatan mereka menggunakan strategi. Tahap kedua dari intervensi terdiri dari 2 jam ceramah tradisional dan 2 jam strategi perkuliahan aplikasi praktek. Selama sesi latihan untuk memIasilitasi strategi aplikasi, siswa diberi masalah lembar kerja yang berisi lima multistep-masalah yang berhubungan dengan mata pelajaran saja. Mereka sangat dianjurkan untuk memecahkan masalah ini dengan menggunakan strategi mengajar dan menyelesaikan worksheet yang ditulis oleh tangan. Siswa bekerja secara individual. Format ini memungkinkan mereka untuk bekerja dengan kecepatan mereka sendiri. uru tidak memberikan bantuan dalam proses ini. Siswa dalam kelompok kontrol hanya menerima instruksi tradisional untuk memecahkan masalah yang sama tanpa instruksi eksplisit masalah. Data yang dikumpulkan adalah data hasil belajar dengan menggunakan !sics Acievement Test (PAT), untuk menentukan knowledges dari para siswa yang terkait dengan konsep dasar, dan ketrampilan mereka dalam menghubungkan antara konsep, mengajukan permohonan kepada masalah, dan prestasi siswa (pada lampiran A). Data kinerja pemecahan masalah yang dikumpulkan dengan menggunakan !roblem-Solving !erformance Test (PSPT) untuk menilai kinerja siswa dalam pemecahan masalah. Serta data strategi yang digunakan dikumpulkan dengan menggunakan !roblem-Solving Strategies Scale (PSSS) untuk memberikan inIormasi kepada setiap siswa dalam Irekuensi menggunakan strategi (pada Lampiran D). Data dianalisis dengan SPSS 10.0 dengan menggunakan uji-T. Hasil dari penelitian kedua kelompok mengalami kegagalan pada pretest yaitu tidak ada perbedaaan yang signiIikan. Dan untuk skor pada posttest dari analisis data menunjukkan siswa dengan pembelajaran pemecahan masalah dinilai cukup tinggi. Dengan aktivitas memecahkan masalah, siswa berpartisipasi aktiI untuk memecahkan masalah yang diperoleh. Oleh karena itu, bahwa pembelajaran pemecahan masalah sangat eIektiI untuk meningkatkan hasil belajar Iisika, kinerja pemecahan masalah, dan strategi yang digunakan. Penelitian dari strategi instruksi pada peningkatan prestasi Iisika mendukung berbagai temuan penelitian yang menentukan bahwa instruksi strategi meningkatkan kesuksesan dalam berbagai tingkat
pendidikan yang berbeda dan subject matter. Maka dari itu, autor menyarankan kepada para guru Iisika untuk menerapkan strategi ini dalam pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang terkait dengan kinerja dan hasil belajar siswa.
V. KOMENTAR TERHADAP 1URNAL : erdasarkan intisari di atas, maka penulis memberikan komentar sebagai berikut : a. Kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki mahasiswa yang pada nantinya akan terjun ke lingkungan masyarakat. b. Dengan memiliki kemampuan memecahkan masalah, diharapkan mahasiswa mampu memecahkan permasalahan yang mereka hadapi, baik dalam proses belajar maupun dalam proses bermasyarakat. c. Dalam jurnal ini terdapat tahapan dalam menyelesaikan masalah dan metode instruksional untuk menangani masalah kinerja adalah instruksi eksplisit masalah. Eksplisit masalah adalah instruksi yang secara langsung mengajar siswa bagaimana menggunakan teknik lebih canggih untuk memecahkan masalah yang sangat bermanIaat bagi penulis. d. Perlu diketahui strategi pemecahan masalah adalah suatu teknik yang mungkin tidak menjamin solusi, tetapi bertindak sebagai suatu pemandu dalam proses pemecahan masalah. e. Jurnal ini juga memamparkan ternyata hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. I. Melengkapi isi yang ingin disampaikan, jurnal ini juga melampirkan contoh instrumen yang digunakan dalam penelitian serta rubrik penilaian. Dan data yang diperoleh dianalisis dengan program spss yang dengan mudah kita menentukan hasilnya. Hal tersebut yang menarik minat penulis untuk menganalisis jurnal ini. g. Namun penelitian yang ditulis dalam jurnal ini siswa dituntut menyelesaikan masalahnya secara individu selama sesi latihan.
VI. SARAN TERHADAP 1URNAL : erdasarkan komentar penulis terhadap jurnal, maka penulis menyarankan bahwa dalam menyelesaikan masalah dalam sesi latihan seharusnya berkelompok (diskusi), karena hal itu akan saling memberikan masukan atau pendapat yang banyak terhadap masalah sehingga solusi yang dihasilkan lebih baik.
VII. PENUTUP : Secara keseluruhan jurnal ini sangat bagus, alangkah baiknya saran dari penulis dipertimbangkan oleh pengarang. Jurnal ini banyak sekali punya kelebihan, sehingga jurnal ini bisa digunakan sebagai acuan oleh para guru Iisika dalam menggunakan metode belajar yang cocok digunakan dalam pembelajaran. Dimana metode pengajaran pemecahan masalah cocok diterapkan oleh guru Iisika. Dimana pengajaran pemecahan masalah ini akan meningkatkan hasil belajar Iisika, kinerja pemecahan masalah, dan strategi yang digunakan dalam memecahkan masalah. Selain itu akan membantu mahasiswa untuk mencapai pemahaman konsep Iisika yang mendalam.