Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Gangguan Anxietas Menyeluruh sehingga tidak dapat dipisahkan lagi dan dianggap sebagai sifat kontitusional.(1) Gangguan anxietas atau cemas merupakan suatu keadaan patologik yang ditandai oleh perasaan ketakutan disertai tanda somatik pertanda sistem saraf autonom yang hiperaktif. Dibedakan dari rasa takut yang merupakan respon terhadap suatu penyebab yang jelas. Kecemasan tidak terikat pada suatu benda atau keadaan tetapi mengembang bebes. Bila kecemasan hebat sekali mungkin terjadi panik. Orang itu menjadi berbahaya dengan sikap yang agresif dan mengancam.
(2)
DEFINISI Gangguan anxietas menyeluruh ditandai dengan dimana penderita menunjukkan ansietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang).(1,2) Gangguan anxietas atau cemas merupakan suatu keadaan patologik yang ditandai oleh peraan ketakutan disertai tanda somatik pertanda
Gangguan Anxietas Menyeluruh sistem saraf autonom yang hiperaktif. Dibedakan dari rasa takut yang merupakan respon terhadap suatu penyebab yang jelas.(1) ETIOLOGI Faktor yang menyebabkan gangguan ini terletak terutama pada bidang emosi. Tidak jarang sejak masa kanak-kanak terdapat sifat yang merupakan gejala, tetapi yang sudah sedemikian berakar di dalam kepribadian sehingga tidak dapat dipisahkan lagi dan dianggap sebagai sifat kontitusional. Tetapi mungkin juga bahwa hal ini tidak diwariskan, akan tetapi diperoleh pada waktu individu itu masih kanak-kanak. Banyak penelitian berpendapat bahwa tidak sedikit reaksi yang abnormal berdasarkan konflik pada masa kanak-kanak.(1) Secara biologik, reaksi autonom berlebih dengan naiknya tonus simpatis ; naiknya pelepasan katekolamin ; naiknya metabolit norepinefrin, misalnya 3-metoksi-4-hidroksifenil-glikol (MHPG). Infus laktat percobaan menambah norepinefrin, menibulkan cemas ; turunnya masa laten tidur REM dan stadium 4 (serupa depresi) ; turunnya GABA menyeabkan hiperaktivitas SSP (GABA menghambat kemampuan SSP) ; serotonin naik
Gangguan Anxietas Menyeluruh menyebabkan cemas, naiknya aktivitas dopaminergik berkaitan dengan cemas ; pusat hiperaktif di korteks serebral temporal ; lokus seruleus, pusat neuron noradrenergik, hiperaktif pada status cemas.(1,2,3)
GEJALA KLINIS Gejala klinis biasanya mencakup unsur-unsur sebagai berikut : Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb) Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reasurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.
(2)
Disamping kecemasan terdapat juga gejala-gejala lain seperti depresi, amarah, perasaan tak mampu, gangguan psikosomatik, dan
Gangguan Anxietas Menyeluruh sebagainya. Kadang-kadang kecemasan tidak tampak jelas dalam keadaan bangun, tetapi dalam tidur keluar tanda-tandanya seperti mimpi yang menakutkan dan sering terkejut bangun. Pada keadaan cemas yang menahun mungkin terjadi serangan-serangan kecemasan yang akut.(1)
DIAGNOSA BANDING Permulaan skizofrenia Mania Psikosis atipis Gangguan adaptasi dengan mood cemas Permulaan sindroma otak organik Hipertiroid Penyalahgunaan zat Gangguan sistemik lain. (1,2)
PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan dari gangguan anxietas menyeluruh dapat dilakukan secara psikoterapi dan farmakoterapi.
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung. Terapi suportif Pasien diberikan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaannya. b. Farmakoterapi Benzodiazepine Merupakan pilihan obat pertama. Pemberian benzodiazepin dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai
mencapai respons terapi. Contoh obat nya seperti diazepam dan alprazolam. Dosis diazepam 10 30 mg/hari, 2 3 x sehari sedangkan dosis alprazolam 3 x 0,25 0,5 mg/hari.
(2)
Non-benzodiazepine Merupakan obat pilihan kedua setelah benzodiazepine. Contoh obat seperti sulpride dan buspirone. Dosis sulpride 100-200 mg/hari dan dosis buspirone 15-30 mg/hari. (2)
PROGNOSA Pada umumnya tergantung pada kepribadian sebelumnya (bila relatif stabil, maka prognosa lebih baik) ; permulaannya (bila akut, maka prognosanya lebih baik) ; bila stres yang menimbulkan gangguan cemas itu mudah diatasi, maka prognosa juga baik ; bila gejala-gejala itu menguntungkan si penderita (mendapatkan kasih-sayang, perhatian, simpatik, uang, pembebesan tangguang jawab) maka prognosanya jelek.(1)
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI, Gangguan Kecemasan, in Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA, et al eds, Sinopsis Psikiatri, Jilid II, Edisi ke-7, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997, hal 17-31. 2. Redayani P, Gangguan Cemas Menyeluruh in Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas . 2010. Hal 230-241 3. Maslim R, Gangguan Anxietas Menyeluruh in Maslim R, eds, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, Jakarta, 2001, 72-75 4. Maslim R, Obat anti anxietas in Maslim R, eds, Panduan praktis penggunaan klinis obat psikotropik. Jakarta, 2001, Hal 36-41