Sunteți pe pagina 1din 11

[Type the document title] [Year]

PENDAHULUAN Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang mmemberikan gejala diare dengan frekwensi buang air besar lebih banyak dari biasanya, dan feses yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang pathogen. Sedangkan pengertian dari diare itu sendiri adalah buang air besar ( BAB ) yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya. Pada neonatus dinyatakan diare bila frekwensi buang air besar ( BAB ) sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur 1 bulan dan anak bila frekwensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.

Gastroenteritis pada anak hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama dan problem kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan memadai. Di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat, tetapi insiden diare tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dan 5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dan 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare infeksi. Tingginya kejadian diare di negara barat ini oleh karena foodborne infection dan waterborne infection yang disebabkan bakteri Salmonella spp, campylobacter jejuni, Stafilococcus aurens, Bacillus cereus, Clostridium perfingens dan Enterohemorragic Escherichia coli ( EHEC). Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak-anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya dibandingkan di negara berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun. Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang ke rumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan, Denpasar, Pontianak, Makassar dan Batam yang dianalisa dari tahun 1995 s/d 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholera 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V. Parahaemolitikus, Salmonella typhi, Campylobacter jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A.

II.

ETIOLOGI Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor : 1. Faktor infeksi a) Infeksi enteral Yaitu infeksi saluran pencernaan sebagai penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi : Infeksi bakteri : Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb. Infeksi virus : Enterovirus, ( virus Echo, Coxsakie ), adeno virus, rota virus, Astrovirus, dsb. Infestasi parasit : cacing ( ascariasis trichuris, Oxyuris, Strongyloides ). Protozoa : Embula hystolitica, Girdia limbia, Giardia lamblia, Tricomonas hominis. Jamur : Kandida albicans. b) Infeksi parenteral Yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti : OMA, tonsilofaringitis, broncopneumonia, encephalitis, dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak dibawah 2 tahun.

GASTROENTERITIS

I.

DEFINISI

Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah ( Sowden, et all 1996 ). Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang pathogen ( Whaley & Wongs, 1995 ). Gastroenteritis adalah kondisi yang karaktaristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenen Mayers, 1995 ). 2.

Faktor malabsorbsi a) Malabsorbsi karbohidrat. Disakarida ( intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa ), Monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa galaktosa ).

SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010

Page 1

[Type the document title] [Year]


Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoresensi laktrosa. b) c) 3. Malabsorbsi lemak . Malabsorbsi protein. 2. Golongan virus . a) Adenovirus. b) Rotavirus. c) Virus norwolk. d) Astrovirus. e) Calicivirus. f) Coronavirus. g) Minirovirus. h) Virus bulat kecil. Golongan parasit. a) Balantidium coli. b) Capillaria philippinensis. c) Cryptosporioiom. d) Entamoeba histoilitica. e) Giardia lamblia. f) Strongyloides stercoralis. g) Faciolopsis buski. h) Sarcocystis suihominis. i) Trichuris trichiura. j) Candida spp. k) Isospora belli. ( Sumber : Nelson edisi 15, jilid 2, hal 889 )

Faktor makanan Faktor makanan dapat meliputi : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. Faktor psikologis Faktor psikologis dapat meliputi : rasa takut, cemas walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar. Faktor udara Perubahan udara sering menyebabkan seseorang merasakan tidah enak dibagian perut, kembung, diare dapat mengakibatkan rasa lemas, oleh karena cairan tubuh yang terkuras habis. Factor lingkungan Kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim penghujan dimana air membawa sampah dan kotoran lainnya. Dan juga pada waktu kemarau dimana lalat tidak dapat dihindari, apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar, sehingga terpaksa menggunakan air seadanya dan kadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah makan.

4.

3.

5.

6.

III. EPIDEMIOLOGI Diare akut masih merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas bayi dan anak diberbagai negara yang sedang berkembang. Setiap tahun diperkirakan lebih dari satu milyar kasus diare didunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya. Penelitian WHO mendapatkan bahwa episode diare pada bayi dan balita berkisar antara 2 - 8 kali per tahun, bahkan tidak jarang di beberapa tempat sekitar 15 20 % waktu hidup anak dihabiskan untuk diare. Sebagian besar diare berlangsung antara 2 5 hari, namun sekitar3 20% berlangsung lebih dari 5 hari, bahkan dapat lebih daripada 2 minggu dan menjadi diare kronik. Cara penularan diare adalah melalui orafecal, yaitu : 1. 2. Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh enteropatogen, Kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang yang tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat atau dikenal dengan 4 f yaitu food, feces, finger dan fly.

Berdasarkan penyebab diare akut yang telah terbukti dapat menyebabkan diare pada manusia adalah sebagai berikut : 1. Golongan bakteri. a) Aeromonas hidrophilia. b) Bacillus cereus. c) Campylobacter jejuni. d) Clostridium difficile. e) Clostridium perfingens. f) Escherichia coli. g) Salmonella spp. h) Shigella spp. i) Staphylococcus aurens. j) Vibrio cholera. k) Vibrio parahaemolitikus. l) Yersinia enterocolitika.

SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010

Page 2

[Type the document title] [Year]


Faktor resiko terjadinya diare yang dapat meningkatkan transmisi enteropatogen adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tidak cukup tersedianya air bersih, Tercemar air oleh tinja, Tidak ada / kurangnya sarana MCK ( mandi, cuci, kakus ) Hygiene perorangan dan lingkungan yang buruk, Cara penyimpanan dan penyediaan makanan yang tidak hygiene, Cara penyampihan bayi yang tidak baik ( terlalu cepat disapih, terlalu cepat diberi susu botol dan terlalu cepat diberi makanan padat ). 3. Gangguan motilitas usus. Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan sehingga timbul diare. Gangguan mukosa Kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti IBD ( Inflammatory Bowel Disease ), atau akibat radiasi.

4.

V.

PATOFISIOLOGI Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi : 1. Kehilangan air dan elektrolit ( dehidrasi ) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa ( asidosis metabolic, hipokalemia dan sebagainya ). Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan ( masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah ). Hipoglikemia. Gangguan sirkulasi darah.

Sedangkan faktor resiko pada penjamu ( host ) yang dapat meningkatkan kerentanan penjamu terhadap enteropatogen diantaranya adalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Malnutrisi, BBLR, Immunodefisiensi / imunnosupresi, Rendahnya kadar asam lambung, Peningkatan motilitas usus, Dan lain-lain. VI.

2. 3. 4.

Di negara yang beriklim 4 musim, diare yang disebabkan oleh bakteri sering terjadi pada musim panas, dan yang disebabkan oleh virus di musim dingin. Di Indonesia diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun dengan puncak kejadian pada pertengahan musim kemarau ( Juli Agustus ) sedangkan disebabkan oleh bakteri puncaknya pada pertengahan musim hujan ( Januari Februari ). IV. PATOGENESIS Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah : 1. Gangguan osmotic. Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi peningkatan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare. Gangguan sekresi. Terjadinya gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri, misalnya toksin kolera atau pengaruh garam empedu.

GAMBARAN KLINIS Gejala-gejala klinis yang dapat ditimbulkan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Diare, Muntah, Demam, Nyeri abdomen, Membrane mukosa mulut dan bibir kering, Kehilangan berat badan, Nafsu makan turun, Lemah.

2.

Gejala klinis Masa tunas Panas

Rotaviru s 12 17 jam ++

Shigella 24 48 jam ++

Salmonell a 6 72 jam ++

ETEC 6 72 jam -

EIEC 6 72 jam ++

Cholera 48 72 jam -

SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010

Page 3

[Type the document title] [Year]


Mual & muntah Nyeri perut Nyeri kepala Lama sakit Sifat tinja Volume Frekwen si Konsiste nsi Lendir / darah Bau Warna Leukosit Lainlain Sering Tenesm us 57 hari Jarang Tenesm us, kram + > 7 hari Sering Tenesmus, kolik + 3 7 hari + 2 3 hari Tenes mus, kram Varias i Sering Kram 3 hari VII. Sedang 5 10 kali / hari Cair Kuning hijau Anoreks ia Sedikit > 10 kali / hari Lembek Sering +/Merah hijau + Kejang +/Sedikit Sering Lembek Kadangkadang Busuk Kehijauan + Sepsis + / Banyak Sering Cair + (-) berwarna Meteoris mus Sering Sering Lemb ek + Tidak Merah hijau + Infeks i sistem ik Banyak Terus menerus Cair Amis ( khas) Seperti air cucian beras +/Pernapasan UUB Mata Air mata Mulut / lidah Turgor % kehilangan BB DIAGNOSIS Normal Normal Normal Normal Basah Kembali cepat 24% Agak cepat Cekung Cekung Tidak ada Kering Lambat 5 10 % Cepat dan dalam Sangat cekung Sangat cekung Tidak ada Sangat kering Sangat lambat > 10 %

Diagnosis pada pasien gastroenteritis ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang. Langkah-langkah dalam mendiagnosa sebagai berikut : 1. 2. 3. Anamnesa dan penimbangan berat badan, Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan laboratorium, Fese rutin, Darah rutin, Urine rutin. Pemeriksaan penunjang lain. Foto toraks, EKG, Kultur tinja maupun darah.

4.

Disamping itu perlu juga menentukan derajat dehidrasi ringan, sedang maupun berat dan menentukan penyakit penyerta komplikasi diare. VIII. KOMPLIKASI Komplikasi yang sering timbul pada diare :

Derajat dehidrasi menurut WHO : Penilaian Lihat Keadaan umum Rasa haus Nadi Baik, sadar Mau minum Normal Gelisah, rewel Sangat haus, ingin banyak minum Cepat Lesu, lunglai atau tidak sadar Tidak mau minum Cepat sekali Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan sedang Dehidrasi berat 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Dehidrasi (ringan, sedang, berat ), Renjatan hipovolemik, Hipoglikemia, Hipokalemia, Malnutrisi energy protein, Karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami kelaparan. Kejang.

SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010

Page 4

[Type the document title] [Year]


IX. PENATALAKSANAAN 3. Dasar pengobatan diare adalah : 1. Pemberian cairan ( rehidrasi awal dan rumat ), 2. Dietetik ( pemberian makanan ), 3. Obat-obatan, 4. Pemberian Zinc. Pemberian cairan. a) Pengobatan diare tanpa dehidrasi, Pemberian cairan lebih banyak dari biasanya secara oral untuk mencegah terjadinya dehidrasi. b) Pengobatan diare dengan dehidrasi ringan sedang, Oralit sebanyak 75 cc/KgBB diberi dalam masa 3 4 jam. Jika ada hal yang menyebabkan kegagalan pemberian cairan secara oral dapat diberikan RL ( ringer laktat ) secara intra vena. c) Pengobatan diare dengan dehidrasi berat. RL ( ringer laktat ) secara intra vena sebanyak 100 cc/ KgBB dalam waktu 3 6 jam. Usia < 1 tahun 1 jam I : 30 cc/KgBB/1 jam 5 jam II : 70 cc/KgBB/5 jam. Usia > 1 tahun jam I : 30 cc/KgBB/ jam 2 jam II : 70 cc/KgBB/2 jam Setelah rehidrasi tercapai dilanjutkan dengan pemberian cairan rumatan berdasarkan Holidays segar, yaitu : BB < 10 kg BB 10 20 kg ml/hari BB > 20 kg ml/hari : : : 100 ml/KgBB/hari 1000 ml + ( BB 10 ) x 50 1500 ml + ( BB 20 ) x 20 4. Obat-obatan. Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain 9 gula, air tajin, tepung beras, dsb). a) Obat anti sekresi. a. Asetosal Dosis : 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg. b. Klorpromazin Dosis : 0,5 1 mg /KgBB/hari. b) Obat anti spasmolitik. Pada umumnya obat anti spasmolitik seperti papaverine, ekstrak beladona, opium, loperamid, dsb, tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut. c) Obat pengeras tinja. Obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, dsb, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare. d) Antibiotika. Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut, kecuali bila penyebabnya jelas seperti Cholera, diberikan tetrasiklin 25 50 mg/KgBB/hari. Campylobacter, diberikan eritromisin 40 50 mg/KgBB/hari. Antibiotika lain dapat pula diberikan bila terdapat penyakit penyerta seperti misalnya : Infeksi ringan ( OMA, faringitis ), diberikan penisislin prokain 50.000 U/KgBB/hari. Infeksi sedang ( bronchitis ), diberikan penisilin prokain atau ampisilin 50mg/KgBB/hari. Infeksi berat ( misal bronkopneumonia ), diberikan penisilin prokain dengan kloramfenikol 75 mg/KgBB/hari atau ampisilin 75 100 mg/KgBB/hari ditambah gentamisin 6 mg/KgBB/hari atau derivat sefalosforin 30 50 mg/KgBB/hari. Pemberian Zinc. a) Tatalaksana baru diare. Tatalaksana baru diare harus menggunakan cairan rehidrasi oral baru yaitu yang osmolaritasnya rendah dan telah direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF pada tahun 2004. Selain itu petugas kesehatan harus memberikan Zinc selama 10 hari. b) Pengembangan Zinc sebagai obat diare. Pemakaian Zinc sebagai obat pada diare didasarkan pada alasan ilmiah bahwa Zinc mempunyai efek pada fungsi kekebalan saluran cerna dan berpengaruh pada fungsi dan struktur saluran cerna serta mempercepat proses penyembuhan epitel selama diare. Kekurangan Zinc ternyata sudah pandemic pada anak-anak di negara sedang

1.

2.

Dietetik ( pemberian makanan ). Pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan. Adapun hal yang perlu diperhatikan, yaitu : Memberikan ASI Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih.

SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010

Page 5

[Type the document title] [Year]


berkembang. Zinc telah diketahui berperan dalam metallo-enzymes, polyribosomes, membrane sel, fungsi sel. Dimana hal ini akan memicu pertumbuhan sel dan meningkatkan fungsi sel dalam system kekebalan. Perlu diketahui juga bahwa selama diare berlangsung, Zinc hilang bersama diare. Sehingga hal ini bisa memacu kekurangan Zinc ditubuh. Bukti-bukti yang telah disebar luaskan dari hasil penelitian bahwa Zinc bisa mengurangi lama diare sampai 20 % dan juga bisa mengurangi angka kekambuhan sampai 20 %. Bukti lain mengatakan dengan pemakaian Zinc bisa mengurangi jumlah tinja sampai 18 59 %. Dari bukti-bukti juga dikatakan tidak ada efek samping pada penggunaan Zinc. Jika ada ditemukan hanya gejala muntah. c) Alasan ilmiah tatalaksana baru diare pada anak. Terdapat bukti-bukti yang mendukung tatalaksana baru diare pada anak, yaitu : a. Pengembangan penyempurnaan formula baru oralit berdasarkan bukti penelitian yang mengatakan bahwa penurunan gula dan garam ( NaCl ) memperpendek lama diare, mengurangi volume tinja, dan mengurangi pengurangan intravena. b. Pemberian Zinc sebagai obat terbukti mengurangi lama dan beratnya diare, serta menurunkan angka kejadian diare berikutnya selama 2 3 bulan ke depan. Di Amerika saat ini telah dianjurkan untuk menggunakan vaksin rotavirus ( rota Teq, rotarix ) yang telah disahkan pada bulan Februari 2006 lalu. Vaksin ini telah terbukti dapat menurunkan tingkat gastroenteritis atau diare berat. Uji klinis melaporkan bahwa vaksin mencegah 74 78 % dari semua kasus gastroenteritis rotavirus, hampir semua kasus gastroenteritis rotavirus parah dan hampir semuanya yang dirawat di rumah sakit karena rotavirus.

DAFTAR PUSTAKA

1. 2. 3. 4. 5.

RDA ( Recommended Dietary Allowance ) Zinc pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa : X. Bayi Anak-anak usia 1 3 tahun Anak-anak usia 4 8 tahun Wanita yang tidak hamil Wanita hamil dan menyusui Pria : 4 5 mg. 3 mg. 4 5 mg. 8 9 mg. 9 13 mg. : 13 19 mg.

: : : :

Behman, Vaughan. Dalam nelson text book of pediatric ; Jilid I, Edisi 15 ; ECG ; Jakarta 2005; Hal 266 272 ; Jilid 2 ; Hal 889 893. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Ilmu Kesehatan Anak FKUI ; Jakarta. 2002 Pediatrics, gastroenteritis. www.medscapefreeCMF.org.updates.nov.2009 http://www.koni.or.id/files/documents/journal/2.%20GASTROENTERITIS%20Ol eh%20Leane%20S%20M.pdf Fontaine Oliver. Dept of child and Adolescent Helth and Development, WHO Guidelines for programme managers and pharmaceutical manufactures, WHO UNICEF USAID USP John Hopkins, 2007. Translation of evidence for the safety and efficacy of zinc supplementation in the management of diarrhea.

PENCEGAHAN

Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa cara pencegahan yang benar dan efektif yang dilakukan adalah : Memberikan ASI / melanjutkan pemberian ASI. Memperbaiki makanan pendamping ASI. Menggunakan air bersih. Menggunakan jamban. Membuang tinja bayi yang benar. Memberikan imunisasi campak.

SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010

Page 6

[Type the document title] [Year]


STATUS ORANG SAKIT 3. 4. 5. I. ANAMNESA PRIBADI OS. Nama : Umur : Jenis kelamin : Agama : BB masuk : Tanggal masuk : Alamat : Muhammad ikram 2 tahun Laki-laki Islam 10 Kg 25 maret 2010 Jln. Yos sudarso, kebun lada, binjai Polio 18 bulan ). Hepatitis B Campak : : x ( baru lahir, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, : 3 x ( baru lahir, 1 bulan, 6 bulan ). 1 x ( usia 9 bulan ).

VI. RIWAYAT PEMBERIAN MAKANAN. 0 4 bulan : ASI Eksklusif. 4 6 bulan : ASI + PASI + bubur susu. 6 bulan 1 tahun : ASI + PASI + bubur lunak + buah. 1 tahun sekarang : Menu keluarga. VII. RIWAYAT PERKEMBANGAN ANAK. Saat lahir : Menangis spontan. 1 3 bulan : Mengikuti objek dengan mata, bereaksi dengan suara. 3 6 bulan : Tertawa dan menjerit saat diajak bermain. 6 7 bulan : Tengkurap dan berbalik sendiri. 7 9 bulan : Duduk dengan bantuan orang lain. 9 bulan 1 tahun : Berdiri dengan bantuan orang lain, mengucapkan mama. 1 2 tahun : Menggabungkan kalimat, berlari. 2 tahun sekarang : Bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, dan mulai masuk sekolah Tk. VIII. ANAMNESA PENYAKIT. KU :

II. ANAMNESA MENGENAI ORANG TUA OS. Ayah Nama Umur Pendidikan Agama Pekerjaan Alamat Penyakit Perkawinan III. RIWAYAT KELAHIRAN. Cara lahir Tanggal lahir Ditolong oleh BB lahir Panjang lahir Keadaan saat lahir : : : : : : : : Ibu hartono Yesi Andrayani 31 tahun 30 tahun SMA SMA Islam Islam Wiraswasta Ibu rumah tangga Jln. Yos sudarso, binjai I I

Mencret

: : : : : :

Normal 19 juli 2008 Bidan 3000 gram 46 Cm Menangis Spontan

Telaah

IV. RIWAYAT SAUDARA. Anak ke 2 dari 2 bersaudara, yaitu : a) Perempuan b) Laki-laki Os V. RIWAYAT IMUNISASI. 1. BCG 2. DPT bulan ).

: :

1 x ( usia < 2 bulan ). 1 x ( usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 18 Riwayat alergi

: Pasien datang ke IGD RSUD. DR. RM. Djoelham pada tanggal 25 maret 2010 diantar oleh orang tuanya dengan keluhan utama mencret. Hal ini sudah dialami Os sejak 4 hari yang lalu. Menurut ibu Os, mencret yang dialami Os dalam sehari 5 6 X sehari berwarna hijau, konsistensi lebih banyak air daripada ampas, disertai lendir. 1 hari yang lalu juga mengandung darah dan berbau busuk, Os juga mengalami demam sejak 4 hari yang lalu, Os juga muntah frekuensinya 2x dalam sehari, muntahnya berisikan makanan, batu kering (+), Os masih mau minum, jika menangis airmata Os masih ada, tetapi nafsu makannya menurun, BAK (+) normal. : Tidak ada.

SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010

Page 7

[Type the document title] [Year]


RPT RPO IX. PEMERIKSAAN FISIK. a) Status Present. Sensorium (-) Temperature : (-) HR : (-) RR : (-) BB : (-) : : Tidak ada. Obat penurun panas. : : : : : Compos mentis 38,6oC 120 x/menit 32 x/menit 10 Kg Cyanosis : Dypsnoe Oedema Ikterus Anemia Leher kuduk ( - ). : Pembesaran KGB ( - ), kaku Hidung : Pernapasan cuping hidung ( - ), secret ( - ), epistaksis ( - ). Telinga : Serumen ( - ), tidak ada kelainan. Mulut : Mukosa bibir kering ( - ), lidah kotor ( - ), lidah tremor ( - ).

b)

Status Gizi. BB TB U

: : :

10 Kg 115 Cm 2 Tahun

Thorak : Paru Inspeksi :Simetris fusuformis, retraksi intercostalis ( - ). Palpasi : Stem fremitus ki = ka. Perkusi : Sonor di kedua paru Auskultasi : suara pernapasan vasikuler ka = ki Suara tambahan ( - ), desah ( - ), ronchi ( - ), Wheezing ( - ). RR :32 x/i Jantung Inspeksi : Ictus cordias tidak tampak. Palpasi : Ictus cordis tidak teraba. Perkusi : Batas jantung kanan : ICS IV linea sternalis dextra. Batas jantung kiri : ICS V linea midsternalis sinistra. Pinggang jantung : ICS III linea parasternsinistra. Auskultasi : gallop ( -), mur mur (-), HR : 120 x/i BJ1 dan BJ2 murni,

Berat badan normal Os Status gizi : : :

: 12 Kg BB BBN 10 12 83 % X X 100 % 100% ( Gizi Baik )

c)Status Lokalisata. Kepala : Rambur : Berwarna hitam, tidak mudah rontok. UUB : Tertutup Mata : Refleks cahaya ( + ), sclera ikterik ( - ), konjungtiva anemis ( - ), pupil isokor ka = ki.

Abdomen Inspeksi

Simetris

SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010

Page 8

[Type the document title] [Year]


Palpasi : Dinding abdomen soepel ( + ) Hepar tidak teraba Lien tidak teraba Ren tidak teraba Hipertympani Peristaltik usus Status lokalisata Kepala Mata Hidung Telinga Mulut Leher Thorak Jantung Paru Abdomen normal, Genetalia

Perkusi Auskultasi meningkat.

: :

Genitalia dan Anus :

Jenis kelamin laki-laki. Anus ( + ). : Superior : oedema ( - ), sianosis ( - ). Inferior : oedema ( - ), sianosis ( - ).

Ekstermitas

: : : : : : : : : :

Dalam batas normal. Dalam batas normal. Dalam batas normal. Dalam batas normal. Mukosa bibir kering ( - ) Dalam batas normal. Dalam batas normal. Dalam batas normal. Dalam batas normal. Hepar, lien, ren dalam batas Peristaltik usus meningkat. Dalam batas normal.

X.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM. Belum dilakukan

Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan feses lembek : :

konsistensi

XI. RESUME. Tenteng pasien

: Pasien datang ke IGD RSUD. DR. RM. Djoelham keluhan mencret. Hal ini sudah dialami sejak 4 hari yang lalu, dalam sehari 5 6 X, feses berwarna hijau, konsistensi lebih banyak air daripada ampas, disertai lender, 1 hari yang lalu juga mngandung darah dan berbau busuk. Os juga mengalami demam naik turun, demam turun ketika Os minum obat penurun panas,batuk kering (+) Os juga muntah 1-2x sehari, muntah berisi makanan, nafsu makan menurun dan BAK ( + ) normal.

XII. DIAGNOSA BANDING 1. Gastro enteritis tanpa dehidrasi. 2. Gastro enteritis + dehidrasi ringan sedang. 3. Disentri + dehidrasi ringan sedang. 4. Cholera + dehidrasi ringan sedang. XIII. DIAGNOSA KERJA. Gastroenteritis tanpa dehidrasi.

Pemeriksaan fisik : sensorium HR RR T BB Status gizi

: compos mentis : 120 x/i : 32 x/i : 38,6 oC : 10 Kg : Gizi baik

XIV. TERAPI. Non farmakologi Farmakologi

: :

Bed rest, diet M II IVFD RL 60 gtt/i Inj. Cefotaxime 250 mg / 12 jam Inj. Novalgin 1 cc ( K / P ) PCT syr 4 x 1cth

SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010

Page 9

[Type the document title] [Year]


Metronidazol tab 4 x 100 mg L-Bio 2 x 1 Zincare 1 x 1 ambroxol syrup 2 x 1cth XV. PROGNOSIS : Dubia at bonam. Demam Kejang Mual Muntah Batuk Nyeri ulu hati - Nafsu makan - Sakit kepala - BAK - BAB OBJEKTIF - Sensorium - HR - RR - T - BB Kepala - UUB - Rambut tidak mudah dicabut - Berwarna Mata - Reflek cahaya - Pupil isokor ka = ki - Conj. Palp. Anemis - Sklera ikterik Hidung - Sekret - Epistaksis Mulut - Mukosa - Bibir pecahpecah - Lidah kotor - Lidah (+) (-) (-) (+) (+) (-) (-) (-) (+) Mencret 5X CM 120 x/i 32 x/i 38,6 0C 10 Kg Tertutup (+) Hitam (+) (+) (-) (-) (+) (-) (-) (-) (+) (-) (<) (-) (+) Mencret 3X CM 120 x/i 30 x/i 380C 10 Kg Tertutup (+) Hitam (+) (+) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (+) (-) (<) (-) (+) Normal CM 124 x/i 28 x/i 36,80C 10 Kg Tertutup (+) Hitam (+) (+) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (+) (-) (+) (-) (+) Normal CM 104 x/i 28 x/i 36,8 0C 10 Kg Tertutup (+) Hitam (+) (+) (-) (-)

FOLLOW UP KELUHAN SUBJEKTIF Subjektif 25 maret 10 26 maret 10 27 maret 10 28 maret 10

(-) (-) Normal (-) (-) (-)

(-) (-) Normal (-) (-) (-)

(-) (-) Normal (-) (-) (-)

(-) (-) Normal (-) (-) (-)

SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010

Page 10

[Type the document title] [Year]


tremor Telinga Serumen Leher - Pembesaran KGB - Kaku kuduk Thorak - Simetris fusiformis - Suara pernapasan - Suara tambahan Abdomen - Soepel - Hepar - Lien - Renal - Tympani - Peristaltik Genetalia & anus Ekstremitas - Superior - Inferior Laboratorium - Leukosit - Eritrosit - Hb - Ht - Trombosit Prognosa Diagnosa Terapy (-) (-) (-) (+) Vesikuler (-) (-) (-) (-) (+) Vesikuler (-) (-) (-) (-) (+) Vesikuler (-) (-) (-) (-) (+) Vesikuler (-) (+) Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba (+) Meningkat Normal, , ada DBN DBN (+) Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba (+) Meningkat Normal, , ada DBN DBN (+) Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba (+) Normal Normal, , ada DBN DBN (+) Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba (+) Normal Normal, , ada DBN DBN mikro Inj. Cefotaxime 250 mg / 12 jam IV Inj. Novalgin 200mg/8 jam Metronidaz ol tab 4 x 100 mg L-bio 2 x 1 Zincare 1 x 1 Ambroxol syr 2 x 1 cth gtt/i mikro Inj. Cefotaxi me 250 mg / 12 jam IV Inj. Novalgin 200 mg/8 jam L-bio 2 x 1 Zincare 1 x1 Ambrox ol syr 2 x 1cth Promuba syr 3 x 1 cth gtt/i mikro Inj. Cefotaxi me 250 mg / 12 jam IV Inj. Novalgin 200 mg/8 jam L-bio 2x1 Zincare 1 x1 Ambrox ol syr 2 x 1 cth Promuba syr 3 x 1 cth Curvit 2 x 1 cth Diet MB 1 Zincare 1 x1 Ambrox ol syr 2 x 1 cth Promuba syr 3 x 1 cth Curvit 2 x 1cth

Diet MB

Diet MII

Diet II

tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium

Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dubia at bonam GE + DRS Bed Rest IVFD RL 30

Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dubia at bonam GE + DRS Bed Rest IVFD RL 30

Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dubia at bonam GE + DRS PBJ Th/ : L-bio 2 x

Dubia at bonam GE + DRS Bed Rest IVFD RL 60 gtt/i

SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010

Page 11

S-ar putea să vă placă și