Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang mmemberikan gejala diare dengan frekwensi buang air besar lebih banyak dari biasanya, dan feses yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang pathogen. Sedangkan pengertian dari diare itu sendiri adalah buang air besar ( BAB ) yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya. Pada neonatus dinyatakan diare bila frekwensi buang air besar ( BAB ) sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur 1 bulan dan anak bila frekwensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Gastroenteritis pada anak hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama dan problem kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan memadai. Di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat, tetapi insiden diare tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dan 5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dan 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare infeksi. Tingginya kejadian diare di negara barat ini oleh karena foodborne infection dan waterborne infection yang disebabkan bakteri Salmonella spp, campylobacter jejuni, Stafilococcus aurens, Bacillus cereus, Clostridium perfingens dan Enterohemorragic Escherichia coli ( EHEC). Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak-anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya dibandingkan di negara berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun. Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang ke rumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan, Denpasar, Pontianak, Makassar dan Batam yang dianalisa dari tahun 1995 s/d 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholera 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V. Parahaemolitikus, Salmonella typhi, Campylobacter jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A.
II.
ETIOLOGI Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor : 1. Faktor infeksi a) Infeksi enteral Yaitu infeksi saluran pencernaan sebagai penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi : Infeksi bakteri : Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb. Infeksi virus : Enterovirus, ( virus Echo, Coxsakie ), adeno virus, rota virus, Astrovirus, dsb. Infestasi parasit : cacing ( ascariasis trichuris, Oxyuris, Strongyloides ). Protozoa : Embula hystolitica, Girdia limbia, Giardia lamblia, Tricomonas hominis. Jamur : Kandida albicans. b) Infeksi parenteral Yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti : OMA, tonsilofaringitis, broncopneumonia, encephalitis, dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak dibawah 2 tahun.
GASTROENTERITIS
I.
DEFINISI
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah ( Sowden, et all 1996 ). Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang pathogen ( Whaley & Wongs, 1995 ). Gastroenteritis adalah kondisi yang karaktaristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenen Mayers, 1995 ). 2.
Faktor malabsorbsi a) Malabsorbsi karbohidrat. Disakarida ( intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa ), Monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa galaktosa ).
SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010
Page 1
Faktor makanan Faktor makanan dapat meliputi : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. Faktor psikologis Faktor psikologis dapat meliputi : rasa takut, cemas walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar. Faktor udara Perubahan udara sering menyebabkan seseorang merasakan tidah enak dibagian perut, kembung, diare dapat mengakibatkan rasa lemas, oleh karena cairan tubuh yang terkuras habis. Factor lingkungan Kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim penghujan dimana air membawa sampah dan kotoran lainnya. Dan juga pada waktu kemarau dimana lalat tidak dapat dihindari, apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar, sehingga terpaksa menggunakan air seadanya dan kadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
4.
3.
5.
6.
III. EPIDEMIOLOGI Diare akut masih merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas bayi dan anak diberbagai negara yang sedang berkembang. Setiap tahun diperkirakan lebih dari satu milyar kasus diare didunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya. Penelitian WHO mendapatkan bahwa episode diare pada bayi dan balita berkisar antara 2 - 8 kali per tahun, bahkan tidak jarang di beberapa tempat sekitar 15 20 % waktu hidup anak dihabiskan untuk diare. Sebagian besar diare berlangsung antara 2 5 hari, namun sekitar3 20% berlangsung lebih dari 5 hari, bahkan dapat lebih daripada 2 minggu dan menjadi diare kronik. Cara penularan diare adalah melalui orafecal, yaitu : 1. 2. Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh enteropatogen, Kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang yang tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat atau dikenal dengan 4 f yaitu food, feces, finger dan fly.
Berdasarkan penyebab diare akut yang telah terbukti dapat menyebabkan diare pada manusia adalah sebagai berikut : 1. Golongan bakteri. a) Aeromonas hidrophilia. b) Bacillus cereus. c) Campylobacter jejuni. d) Clostridium difficile. e) Clostridium perfingens. f) Escherichia coli. g) Salmonella spp. h) Shigella spp. i) Staphylococcus aurens. j) Vibrio cholera. k) Vibrio parahaemolitikus. l) Yersinia enterocolitika.
SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010
Page 2
4.
V.
PATOFISIOLOGI Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi : 1. Kehilangan air dan elektrolit ( dehidrasi ) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa ( asidosis metabolic, hipokalemia dan sebagainya ). Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan ( masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah ). Hipoglikemia. Gangguan sirkulasi darah.
Sedangkan faktor resiko pada penjamu ( host ) yang dapat meningkatkan kerentanan penjamu terhadap enteropatogen diantaranya adalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Malnutrisi, BBLR, Immunodefisiensi / imunnosupresi, Rendahnya kadar asam lambung, Peningkatan motilitas usus, Dan lain-lain. VI.
2. 3. 4.
Di negara yang beriklim 4 musim, diare yang disebabkan oleh bakteri sering terjadi pada musim panas, dan yang disebabkan oleh virus di musim dingin. Di Indonesia diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun dengan puncak kejadian pada pertengahan musim kemarau ( Juli Agustus ) sedangkan disebabkan oleh bakteri puncaknya pada pertengahan musim hujan ( Januari Februari ). IV. PATOGENESIS Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah : 1. Gangguan osmotic. Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi peningkatan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare. Gangguan sekresi. Terjadinya gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri, misalnya toksin kolera atau pengaruh garam empedu.
GAMBARAN KLINIS Gejala-gejala klinis yang dapat ditimbulkan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Diare, Muntah, Demam, Nyeri abdomen, Membrane mukosa mulut dan bibir kering, Kehilangan berat badan, Nafsu makan turun, Lemah.
2.
Rotaviru s 12 17 jam ++
Shigella 24 48 jam ++
Salmonell a 6 72 jam ++
ETEC 6 72 jam -
EIEC 6 72 jam ++
Cholera 48 72 jam -
SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010
Page 3
Diagnosis pada pasien gastroenteritis ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang. Langkah-langkah dalam mendiagnosa sebagai berikut : 1. 2. 3. Anamnesa dan penimbangan berat badan, Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan laboratorium, Fese rutin, Darah rutin, Urine rutin. Pemeriksaan penunjang lain. Foto toraks, EKG, Kultur tinja maupun darah.
4.
Disamping itu perlu juga menentukan derajat dehidrasi ringan, sedang maupun berat dan menentukan penyakit penyerta komplikasi diare. VIII. KOMPLIKASI Komplikasi yang sering timbul pada diare :
Derajat dehidrasi menurut WHO : Penilaian Lihat Keadaan umum Rasa haus Nadi Baik, sadar Mau minum Normal Gelisah, rewel Sangat haus, ingin banyak minum Cepat Lesu, lunglai atau tidak sadar Tidak mau minum Cepat sekali Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan sedang Dehidrasi berat 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Dehidrasi (ringan, sedang, berat ), Renjatan hipovolemik, Hipoglikemia, Hipokalemia, Malnutrisi energy protein, Karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami kelaparan. Kejang.
SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010
Page 4
1.
2.
Dietetik ( pemberian makanan ). Pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan. Adapun hal yang perlu diperhatikan, yaitu : Memberikan ASI Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih.
SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010
Page 5
DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. 5.
RDA ( Recommended Dietary Allowance ) Zinc pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa : X. Bayi Anak-anak usia 1 3 tahun Anak-anak usia 4 8 tahun Wanita yang tidak hamil Wanita hamil dan menyusui Pria : 4 5 mg. 3 mg. 4 5 mg. 8 9 mg. 9 13 mg. : 13 19 mg.
: : : :
Behman, Vaughan. Dalam nelson text book of pediatric ; Jilid I, Edisi 15 ; ECG ; Jakarta 2005; Hal 266 272 ; Jilid 2 ; Hal 889 893. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Ilmu Kesehatan Anak FKUI ; Jakarta. 2002 Pediatrics, gastroenteritis. www.medscapefreeCMF.org.updates.nov.2009 http://www.koni.or.id/files/documents/journal/2.%20GASTROENTERITIS%20Ol eh%20Leane%20S%20M.pdf Fontaine Oliver. Dept of child and Adolescent Helth and Development, WHO Guidelines for programme managers and pharmaceutical manufactures, WHO UNICEF USAID USP John Hopkins, 2007. Translation of evidence for the safety and efficacy of zinc supplementation in the management of diarrhea.
PENCEGAHAN
Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa cara pencegahan yang benar dan efektif yang dilakukan adalah : Memberikan ASI / melanjutkan pemberian ASI. Memperbaiki makanan pendamping ASI. Menggunakan air bersih. Menggunakan jamban. Membuang tinja bayi yang benar. Memberikan imunisasi campak.
SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010
Page 6
VI. RIWAYAT PEMBERIAN MAKANAN. 0 4 bulan : ASI Eksklusif. 4 6 bulan : ASI + PASI + bubur susu. 6 bulan 1 tahun : ASI + PASI + bubur lunak + buah. 1 tahun sekarang : Menu keluarga. VII. RIWAYAT PERKEMBANGAN ANAK. Saat lahir : Menangis spontan. 1 3 bulan : Mengikuti objek dengan mata, bereaksi dengan suara. 3 6 bulan : Tertawa dan menjerit saat diajak bermain. 6 7 bulan : Tengkurap dan berbalik sendiri. 7 9 bulan : Duduk dengan bantuan orang lain. 9 bulan 1 tahun : Berdiri dengan bantuan orang lain, mengucapkan mama. 1 2 tahun : Menggabungkan kalimat, berlari. 2 tahun sekarang : Bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, dan mulai masuk sekolah Tk. VIII. ANAMNESA PENYAKIT. KU :
II. ANAMNESA MENGENAI ORANG TUA OS. Ayah Nama Umur Pendidikan Agama Pekerjaan Alamat Penyakit Perkawinan III. RIWAYAT KELAHIRAN. Cara lahir Tanggal lahir Ditolong oleh BB lahir Panjang lahir Keadaan saat lahir : : : : : : : : Ibu hartono Yesi Andrayani 31 tahun 30 tahun SMA SMA Islam Islam Wiraswasta Ibu rumah tangga Jln. Yos sudarso, binjai I I
Mencret
: : : : : :
Telaah
IV. RIWAYAT SAUDARA. Anak ke 2 dari 2 bersaudara, yaitu : a) Perempuan b) Laki-laki Os V. RIWAYAT IMUNISASI. 1. BCG 2. DPT bulan ).
: :
: Pasien datang ke IGD RSUD. DR. RM. Djoelham pada tanggal 25 maret 2010 diantar oleh orang tuanya dengan keluhan utama mencret. Hal ini sudah dialami Os sejak 4 hari yang lalu. Menurut ibu Os, mencret yang dialami Os dalam sehari 5 6 X sehari berwarna hijau, konsistensi lebih banyak air daripada ampas, disertai lendir. 1 hari yang lalu juga mengandung darah dan berbau busuk, Os juga mengalami demam sejak 4 hari yang lalu, Os juga muntah frekuensinya 2x dalam sehari, muntahnya berisikan makanan, batu kering (+), Os masih mau minum, jika menangis airmata Os masih ada, tetapi nafsu makannya menurun, BAK (+) normal. : Tidak ada.
SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010
Page 7
b)
Status Gizi. BB TB U
: : :
10 Kg 115 Cm 2 Tahun
Thorak : Paru Inspeksi :Simetris fusuformis, retraksi intercostalis ( - ). Palpasi : Stem fremitus ki = ka. Perkusi : Sonor di kedua paru Auskultasi : suara pernapasan vasikuler ka = ki Suara tambahan ( - ), desah ( - ), ronchi ( - ), Wheezing ( - ). RR :32 x/i Jantung Inspeksi : Ictus cordias tidak tampak. Palpasi : Ictus cordis tidak teraba. Perkusi : Batas jantung kanan : ICS IV linea sternalis dextra. Batas jantung kiri : ICS V linea midsternalis sinistra. Pinggang jantung : ICS III linea parasternsinistra. Auskultasi : gallop ( -), mur mur (-), HR : 120 x/i BJ1 dan BJ2 murni,
c)Status Lokalisata. Kepala : Rambur : Berwarna hitam, tidak mudah rontok. UUB : Tertutup Mata : Refleks cahaya ( + ), sclera ikterik ( - ), konjungtiva anemis ( - ), pupil isokor ka = ki.
Abdomen Inspeksi
Simetris
SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010
Page 8
: :
Jenis kelamin laki-laki. Anus ( + ). : Superior : oedema ( - ), sianosis ( - ). Inferior : oedema ( - ), sianosis ( - ).
Ekstermitas
: : : : : : : : : :
Dalam batas normal. Dalam batas normal. Dalam batas normal. Dalam batas normal. Mukosa bibir kering ( - ) Dalam batas normal. Dalam batas normal. Dalam batas normal. Dalam batas normal. Hepar, lien, ren dalam batas Peristaltik usus meningkat. Dalam batas normal.
X.
konsistensi
: Pasien datang ke IGD RSUD. DR. RM. Djoelham keluhan mencret. Hal ini sudah dialami sejak 4 hari yang lalu, dalam sehari 5 6 X, feses berwarna hijau, konsistensi lebih banyak air daripada ampas, disertai lender, 1 hari yang lalu juga mngandung darah dan berbau busuk. Os juga mengalami demam naik turun, demam turun ketika Os minum obat penurun panas,batuk kering (+) Os juga muntah 1-2x sehari, muntah berisi makanan, nafsu makan menurun dan BAK ( + ) normal.
XII. DIAGNOSA BANDING 1. Gastro enteritis tanpa dehidrasi. 2. Gastro enteritis + dehidrasi ringan sedang. 3. Disentri + dehidrasi ringan sedang. 4. Cholera + dehidrasi ringan sedang. XIII. DIAGNOSA KERJA. Gastroenteritis tanpa dehidrasi.
: :
Bed rest, diet M II IVFD RL 60 gtt/i Inj. Cefotaxime 250 mg / 12 jam Inj. Novalgin 1 cc ( K / P ) PCT syr 4 x 1cth
SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010
Page 9
SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010
Page 10
Diet MB
Diet MII
Diet II
Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dubia at bonam GE + DRS Bed Rest IVFD RL 30
Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dubia at bonam GE + DRS Bed Rest IVFD RL 30
Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dubia at bonam GE + DRS PBJ Th/ : L-bio 2 x
SMF Ilmu kesehatan anak RSUD. Dr. R.M. djoelham binjai, 2010
Page 11