Sunteți pe pagina 1din 60

BAB II PENDAHULUAN

Setiap wanita yang normal pasti akan mengalami kehamilan. Kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis pada wanita. Terjadinya kehamilan juga diiringi dengan perubahan anatomi, fisiologi dan psikologi wanita yang dapat mendukung proses kehamilan tersebut . Perubahanperubahan anatomi dan fisiologi pada saat hamil harus diketahui oleh wanita sebelum hamil atau saat awal kehamilan agar wanita dapat mentolerir perubahan tersebut sehingga ketika terjadi perubahan pada saat kehamilan wanita tidak syok, yang dapat memperburuk kondisi janin. Adaptasi maternal yang meliputi adaptasi anatomi dan fisiologi sangat menentukan keberhasilan hasil kehamilan. Dengan mengetahui perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan tersebut diharapkan tenaga kesehatan dapat mendeteksi perubahan yang bersifat patologis, selain itu tenaga kesehatan, khususnya bidan dapat memberikan asuhan yang tepat kepada ibu hamil.

BAB II

PEMBAHASAN

Disusun Oleh :
1. 2. 3.

Noviana Sartika T. S.(23) Nurul Nuraini(26) Siwi Purnamaningtyas (32)

1. PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI PADA WANITA HAMIL


Wanita hamil mengalami beberapa perubahan, perubahan yang terjadi diantaranya adalah pada sistem reproduksi. Sistem reproduksi yang mengalami perubahan antara lain : 1. Vagina Pada ibu hamil, vagina mengalami beberapa perubahan. Diantaranya, vagina mengalami peningkatan vaskularisasi dan hyperemia yang terlihat jelas pada kulit, otot-otot di perineum, dan vulva. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikatan hipertrofi dari sel-sel otot polos. Hal tersebut menimbulkan warna keunguan pada vagina yang dikenal dengan tanda Chadwick. Selain itu dinding vagina juga mengalami perubahan yang merupakan persiapan untuk proses peregangan dalam persalinan dengan meningkatnya ketegangan mukosa, mengendornya jaringan ikat,dan hipertrofi otot-otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina. Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi seperti paku sepatu. Sekresi vaginaa pun meningkat, diman sekresi ini akan berwarna keputihan, menebal, dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihsilka oleh epitel vagina sebagai aksi dari Laktobasilus acidophilus 2. Uterus

Kehamilan juga menyebabkan perubahan pada uterus sebagai adaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi(janin, plasenta, amnion). Uterus mengalami perubahan ukuran dan perubahan volume. Sel-sel otot pun mengalami penebalan dan peregangan. Pada wanita yang tidak hamil, berat uterus hanya sekitar 70 g dan volumenya hanya sekitar 10 ml atau kurang. Sedangkan pada ibu hamil, berat uterusnya bisa mencapai 1100 g dengan kapasitas 5 l. Posisi plasenta pun mempengaruhi bentuk uterus. Sel-sel pada uterus akan mengalami penebalan di tempat plasenta tersebut berimplantasi. Bagian uterus yang mengelilingi tempat implantasi plasenta akan mengalami pmbesaran lebih cepat dibandingkan dibandingkan bagian lainnya. Hal ini menyebabkan uterus tidak rata. Inilah yang disebut sebagai tanda piscaseck. Pada usia kehamilan 12 minggu daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis. Panjang uterus akan menjadi lebih cepat dibandingkan lebarnya sehingga akan berbentuk oval. Istmus uteri pada minggu pertama akan mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri yang mengakibatkan istmus menjadi lebih panjang dan lunak. Perubahan seperti inlah yang disebut sebagai tanda hegar. Pada triwulan akhir ismus akan berkembang menjadi segmen bawah uterus. Sejak trimester pertama, uterus mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak diserti nyeri. Pada trimester kedua, kontraksi ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual. Kontraksi ini disebut kontraksi Braxton hicks.

3. Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yng dapat ditemukan I ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagaipenghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal. Relaksasin, suatu hormone protein yang mempunyai struktur mirip dengan insulin dan insulin like growth factor I&II, disekresi oleh korpus luteum, desidua,

plasenta, dan hati. Aksi biologi utamanya adalah dalam proses remodeling jaringan ikat pada saluran reproduksi, yang kemudian akan mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan proses persalinan. Perannya belum diketahui secara menyeluruh, tetapi diketahui mempunyai efek pada perubahan struktur biokimia serviks dan kontraksi moimetirum yang akan berimplikasi pada kehamilan preterm. 4. Serviks Satu bulan setelah konsepsi serviks akan lebih lunak dan kebiruan, yang disebabkan karena adanya vaskularisasi dan edema pada seluruh serviks serta terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Serviks manusia merupakan organ kompleks dan heterogen yang mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan. Bersifat seperti katup yang bertanggung jawab menjaga janin di dalam uterus sampai akhir kehamilan dan selama persalinan. Komposisinya berupa jaringan ikat fibrosa yang komposisinya berupa jaringan mairiks ekstra seluler terutama mengandung kolagen dengan elastin dan proteoglikan dan bagian sel yang mengandung otot dan fibrorlas,epitel erta pembuluh darah. Selama kehamilan, kolagen secara aktif disintesis dan secara terus menerus diremodel oleh kolagenase, yang diekskresi oleh sel-sel serviks dan neutrofil. Sedangkan pada wanita yang tidak hamil berkas kolagen pada serviks terbungkus rapat dan tidak beraturan. Kolagen didegradasi oleh kolagenase intraseluler yang menyingkirkan struktur prokolagen yang tidak sempurna untuk mencegah pembentukan kolagen yang lemah, dan kolagenase ekstrasulular yang secara lambat akan melemahkan matriks kolagen agar persalinan dapat berlangsung. Pada akhir trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi dalam keadaan menyebar (dispersi) dan ter-remodel menjadi serat. Dispersi meningkat oleh peningkatan rasio dekorin terhadap kolagen. Penurunan konsentrasi kolagen lebih berhubungan dengan dispersi kolagen yang

lebih awal pada kehamilan. Proses perbaikan serviks terjadi setelah persalinan sehingga siklus kehamilan yang berikutnya akan berulang. Waktu yang tidak tepat bagi perubahan kompleks ini akan mengakibatkan persalinan preterm, penundaan persalinan menjadi posterm dan bahkan membuat persalinan spontan. Sementara pada organ reproduksi eksternal relative tidak mengalami perubahan.

Sumber : Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Kusmiyati, Yuni dkk. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya

Disusun oleh:
1.

Anisah Nur S Baiq Zuryeni Ika Septihana

(03)
2.

P (08)
3.

P (17)

2. Perubahan payudara dalam setiap tahap kehamilan


A. Trimester pertama Payudara akan membesar dan kencang, ini karena pada awal pembuahan terjadi peningkatan hormone kehamilan yaitu: hormone laktogenik plasenta(somatomamotropin), estrogen dan progesterone, yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan memberi nutrisi pada jaringan payudara. Pada trimester pertama ini payudara akan terasa penuh, perih dan lebih sensitive pada saat usia 4 minggu kehamilah. Estrogen dan progesterone adalah hormone utama yang paling berpengaruh terhadap perubahan payudara tersebut. Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Peningkatan estrogen menumbuhkan jaringan lemak, saluran mamae, alveoli dan putting susu. Progesteron menambah sel-sel asinus pada mammae, dan memicu pertumbuhan jaringan glandula dan alveoli lobular. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar, kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi, karena hormone prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting hormone, diantaranya estrogen dan progesteron. Setelah dua bulan payudara akan mulai membesar dan sirkulasi pembuluh darah meluas dengan pembuluh vena menjadi lebih terlihat di bawah kulit. Puting susu akan menjadi lebih besar dan lebih menonjol. Putting susu dan areola akan menjadi lebih gelap warnanya. Dibawah pengaruh progesterone dan

somatomamotropin terbentuk lemak di sekitar alveolus-alveolus sehingga mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentas kulit dan hipertropi kelenjar sebasae(lemak) yang muncul di areola mammae primer dan disebut tuberkel Montgomery akibat pengaruh melanofor. Glandula Montgomery tampak lebih jelas,menonjol di permukaan areola mammae. Rasa penuh, peningkatan sensitivitas,ras geli dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan pada payudara ini adalah tanda mungkin hamil. Sensitivitas payudara dari rasa geli, ringan sampai nyeri tajam. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan biru di bawah permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida, striae dapat terlihat di bagian luar payudara.

B. Trimester kedua Pada awal trimester kedua mulai timbul system alveolar. Pada kehamilan 12 minggu ke atas, baik duktus-duktus maupun asinus-asinus menjadi hipertrofis di bawah pengaruh estrogen dan progesterone yang kadarnya meningkat, alveolusalveolus mulai terisi cairan, yakni kolostrum, di bawah pengaruh prolaktin. Karena inhibisi estrogen dan progesterone, kolostrum tidak di keluarkan , hanya pada bulan-bulan terakhir dapat dikeluarkan beberapa tetes. Sesudah persalinan kolostrum keluar dalam jumlah yang lebih besar, dan lambat laun dig anti dengan air sus jikalau bayi disusui dengan teratur. Biasanya sesudah 24 jam mulai dikeluarkan air susu biasa dan sesudah 3 -5 hari produksinya teratur. Pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Kadar hormone luteal dan plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi duktus laktiferous dan jaringan lobules-alveolar sehingga pada palpasi payudara teraba penyebaran nodul kasar. Peningkatan jaringan glandular menggantikan jaringan ikat, akibatnya jaringan menjadi lebih lunak dan lebih jarang. Putting dan sekitarnya akan semakin bewarna gelap dan besar dan bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, itu adalah kelenjar kulit.Peregangan ligamentum cooper suspensorium fibrosa berlebihan yang menopang payudara dapat dicegah dengan mengenakan bra maternitas berukuran sesuai.

Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil , tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir.

C. Trimester ketiga Pada trimester III, pada payudara wanita terdapat striae karena adanya peregangan lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil. Selama trimester ini pula sebagian wanita mengeluarkan kolostrum secara periodik. Keluarnya cairan dari payudara yaitu colustrum adalah makanan bayi pertama yang kaya akan protein.

KESIMPULAN

Perubahan dimulai pada TM I lebih besar & sensitif puting jadi lebih besar & gelap Areola mamae lebih gelap & luas Kelenjar sebasea pada areola mamae ( kelenjar Montgomery ) hipertrofi puting & areola lembab Setelah minggu kehamilan pembesaran payudara ductus lactiferus menjadi bercabang dgn cepat pada 3 bulan pertama Pembentukan lobules & alveoli mulai memproduksi & mensekresi cairan yang kental kekuningan Kolostrum Pd TM III aliran darah didlmnya lambat & payudara mjd besar lagi Pembesaran payudara perubahan titik pusat berat tubuhnya. Dgn dilahirkannya plasenta pengaruh Estrogen, Progesteron & Somatomamotropin terhadap hipotalamus hilang sehigga Prolaktin dapat dikeluarkan & laktasi terjadi. Sumber:

http://www.snapdrive.net/files/589972/materi.pdf http://zietraelmart.multiply.com/journal/item/15 http://www.infoibu.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=16

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/perubahan-anatomi-danfisiologi-wanita-hamil

Disusun Oleh:
1. 2. 3.

Ayu Dyah Cahyani (07) Neni Purnama Dewi (21) Titis Yana Ningtyas (35)

3. SISTEM KEKEBALAN TUBUH MANUSIA


Sistem kekebalan adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor. Contoh sederhana untuk memahami bagaimana sistem kekebalan tubuh bekerja:
1.

Ketika seseorang terluka, berbagai macam virus dan bakteri masuk dalam badan melalui robekan luka di kulit. Sistem kekebalan tubuh menghalangi dan mengurangi bahkan menghilangkan virus-virus tersebut bersamaan ketika kulit sedang menyembuhkan dirinya sendiri dan menutup luka tersebut.

2.

Ketika seekor nyamuk menggigit terdapat suatu bengkak merah yang gatal di kulit. Itu suatu tanda yang kelihatan dari sistem kerja kekebalan tubuh. Setiap waktu ketika seseorang menarik napas, tanpa disadari beribu-ribu kuman (virus dan bakteri) yang sedang mengapung di udara terhisap oleh hidung. Sistem kekebalan tubuh berhadapan dengan berbagai macam kuman dan bakteri tersebut tanpa masalah, namun adakalanya suatu kuman memiliki masa inkubasi(waktu untuk berkembang biak) yang lama dan sistem kekebalan tubuh tidak mampu menangkapnya, sehingga menjadi demam, flu atau bahkan lebih buruk dari itu.

3.

10

Komponen Sistem Kekebalan


Komponen sistem kekebalan tubuh dibedakan menjadi: 1. Sistem kekebalan bawaan Sistem kekebalan tubuh melindungi organisme dari infeksi dengan lapisan pelindung kekhususan yang meningkat. Pelindung fisikal mencegah patogen seperti bakteri dan virus memasuki tubuh. Sistem imun bawaan menyediakan perlindungan dengan segera, tetapi respon tidak-spesifik. a. Peradangan Peradangan adalah salah satu dari respon pertama sistem imun terhadap infeksi. Gejala peradangan adalah kemerahan dan bengkak yang diakibatkan oleh peningkatan aliran darah ke jaringan. Peradangan diproduksi oleh eikosanoid dan sitokin, yang dikeluarkan oleh sel yang terinfeksi atau terluka. b. Sistem komplemen Sistem komplemen adalah kaskade biokimia yang menyerang permukaan sel asing. Sistem komplemen memiliki lebih dari 20 protein yang berbeda dan dinamai karena kemampuannya untuk "melengkapi" pembunuhan patogen oleh antibodi.

2. Sistem kekebalan adaptif Jika patogen berhasil melewati respon bawaan, vertebrata memasuki perlindungan lapisan ketiga, yaitu sistem imun adaptif yang diaktivasi oleh

11

respon bawaan. Disini, sistem imun mengadaptasi respon tersebut selama infeksi untuk menambah penyadaran patogen tersebut. Respon ini lalu ditahan setelah patogen dihabiskan pada bentuk memori imunologikal dan menyebabkan sistem imun adaptif untuk memasang lebih cepat dan serangan yang lebih kuat setiap patogen tersebut ditemukan. a. Limfosit Sel sistem imun adaptif adalah tipe spesial leukosit yang disebut limfosit. Sel B dan sel T adalah tipe utama limfosit dan berasal dari sel batang hematopoietik pada sumsum tulang.[25] Sel B ikut serta pada imunitas humoral, sedangkan sel T ikut serta pada respon imun selular. Baik sel B dan sel T membawa molekul reseptor yang mengenali target spesifil. Sel T mengenali target bukan diri sendiri, seperti patogen, hanya setelah antigen (fragmen kecil patogen) telah diproses dan disampaikan pada kombinasi dengan reseptor "sendiri" yang disebut molekul major histocompatibility complex (MHC). Terdapat dua subtipe utama sel T: sel T pembunuh dan sel T pembantu. Sel T pemnbunuh hanya mengenali antigen dirangkaikan pada molekul kelas I MHC, sementara sel T pembantu hanya mengenali antigen dirangkaikan pada molekul kelas II MHC. Dua mekanisme penyampaian antigen tersebut memunculkan peran berbeda dua tipe sel T. Yang ketiga, subtipe minor adalah sel T yang mengenali antigen yang tidak melekat pada reseptor MHC. Perbedaan antara system kekebalan bawaan dan adaptif: Komponen kekebalan Sistem kekebalan bawaan Respon tidak spesifik Eksposur menyebabkan

Sistem kekebalan adaptif Respon spesifik patogen dan antigen respon Perlambatan waktu antara eksposur dan

maksimal segara respon maksimal Komponen imunitas selular dan respon Komponen imunitas selular dan respon imun humoral imun humoral

12

Tidak ada memori imunologikal Ditemukan hampir pada semua bentuk kehidupan

Eksposur menyebabkan adanya memori imunologikal Hanya ditemukan pada Gnathostomata

A. Gangguan pada Sistem Kekebalan 1. Defisiensi kekebalan Defisiensi imun muncul ketika satu atau lebih komponen sistem imun tidak aktif. Kemampuan sistem imun untuk merespon patogen berkurang pada baik golongan muda dan golongan tua, dengan respon imun mulai untuk berkurang pada usia sekitar 50 tahun karena immunosenescence. Di negaranegara berkembang, obesitas, penggunaan alkohol dan narkoba adalah akibat paling umum dari fungsi imun yang buruk. Namun, kekurangan nutrisi adalah akibat paling umum yang menyebabkan defisiensi imun di negara berkembang. Diet kekurangan cukup protein berhubungan dengan gangguan imunitas selular, aktivitas komplemen, fungsi fagosit, konsentrasi antibodi IgA dan produksi sitokin. Defisiensi nutrisi seperti zinc, selenium, zat besi, tembaga, vitamin A, C, E, dan B6, dan asam folik (vitamin B9) juga mengurangi respon imun. Defisiensi imun juga dapat didapat.[5] Chronic granulomatous disease, penyakit yang menyebabkan kemampuan fagosit untuk menghancurkan fagosit berkurang, adalah contoh dari defisiensi imun dapatan. AIDS dan beberapa tipe kanker menyebabkan defisiensi imun dapatan

13

2. Autoimunitas Respon imun terlalu aktif menyebabkan disfungsi imun yang disebut autoimunitas. Sistem imun gagal untuk memusnahkan dengan tepat antara diri sendiri dan bukan diri sendiri, dan menyerang bagian dari tubuh. Dibawah keadaan sekitar yang normal, banyak sel T dan antibodi bereaksi dengan peptid sendiri. 3. Hipersensitivitas Hipersensitivitas adalah respon imun yang merusak jaringan tubuh sendiri. Mereka terbagi menjadi empat kelas (tipe I IV) berdasarkan mekanisme yang ikut serta dan lama waktu reaksi hipersensitif. Tipe I hipersensitivitas sebagai reaksi segera atau anafilaksis sering berhubungan dengan alergi

14

Disusun Oleh 1. 2. 3.

: (14) (22) (37)

Dwi Kurnianingsih Novia Dora Kartika Wahyu Gestria Hendrayani

4. PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN PADA IBU HAMIL


A. Definisi Hormon & Sistem Endokrin 1. Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai

kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. 2. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. B. Faktor Hormonal Pada kehamilan, plasenta membentuk sejumlah besar gonadotrpoin korion manusia, progesterone, somatotropin korion manusia. Pada ibu hamil, ovum tidak terbentuk tetapi estrogen dan progesterone yang terbentuk. HCG : Glikoprotein yang mempunyai berat molekul kira-kira 39.000 dan mempunyai stuktur molekul dan fungsi yang sangat mirip dengan hormon petutein (bersamaan dengan perkembangan sel-sel trofoblas sisisial ke dalam ovum ibu).

15

1. Sekresi Hormon ini pertama kali dapat diukur dalam darah 8-9 hari setelah ovulasi, segera setelah zigot berimplantasi dalam endometrium kemudian kecepatan sekresi meningkat dengan cepat dan mencapai maksimal kira-kira 7-9 hari setelah ovulasi dan menurun sampai kadar relatif rendah menjelang 16-20 minggu setelah ovulasi.
2. Fungsi GKM : mencegah involusi normal korpus luteum pada akhir siklus

seksual wanita.
3. Hormon ini menyebabkan : korpus luteum utk mensekresi lebih byk lagi

hormon2 kelamin yg biasa Progesteron & Estrogen Endometrium terus tumbuh & menyimpan nutrien dalam jumlah besar & bukannya dibuahi dlm darah menstruasi & korpus luteum tumbuh sekitar 2x ukuran awal menjelang 1 bln/lebih setelah kehamilan, Estrogen & Progesteron disekresikan akan mempertahankan sifat desidua endometrium uterus yg diperlukan awal perkembangan plasenta & jaringan2 janin yg lain. Estrogen dalam kehamilan dapat menyebabkan : 1. Pembesaran uterus 2. Pembesaran payudara dan pertumbuhan struktur ductus payudara 3. Pembesaran genetalia eksterna wanita
4. Merelaksasi ligamentum pelvis sehingga sendi sakroiliaka relatif lentur dan

symphisis pubis elastis mempermudah jalannya janin setelah itu hormon estrogen mempengaruhi perkembangan janin selama kehamilan, contoh : mempengaruhi kecepatan reproduksi sel pada embrio awal.

Progesteron merupakan hormon terpenting untuk kehamilan, karena : 1. Disekresikan dalam jumlah cukup banyak oleh korpus luteum pada awal kehamilan 2. Disekresikan dalam jumlah yang banyak oleh plasenta sewaktu mendekati masa kehamilan. 3. Kecepatan sekresi progesteron meningkat 10 kali lipat selama kehamilan.

16

Pengaruh-pengaruh khusus progesteron untuk kemajuan normal kehamilan : 1. Menyebabkan sel-sel desidua untuk tumbuh dalam endometrium uterus dan berperan penting pada nutrisi dari embrio. 2. Menurunkan kontaktilitas uterus gravid jadi mencegah kontraksi uterus yang menyebabkan abortus spontan 3. Membantu perkembangan zigot. Bahkan sebelum implantasi karena khusus dalam meningkatkan sekresi tubafallopi dan uterus untuk menyediakan bahan nutrisi yang sesuai dengan perkembangan morula & biastokista serta mempengaruhi pembelahan sel pada awal perkembangan embrio. 4. Membantu mempersiapkan payudara untuk laktasi Somatomamotropin Korion Manusia ( Hormon Plasenta Baru ) Hormon ini merupakan protein, mempunyai berat molekul kira-kira 80.000 mulai disekresikan kira-kira minggu ke 5 kehamilan dan meningkatkan secara progresif sepanjang sisa masa kehamilan berbanding langsung dengan berat plasenta. Fungsi hormon ini : 1. Menyebabkan perkembangan sebagian payudara untuk laktasi. 2. Karena mempunyai kerja yang lemah yang serupa dengan hormon pertumbuhan menyebabkan deposisi protein dengan cara yang sama dengan hormon pertumbuhan. Hormon ini mempunyai struktur kimia yang sama dengan hormon pertumbuhan. korion Tetapi 100 kali dari banyaknya untuk somatomamotropin manusia yang benar diperlukan

meningkatkan pertumbuhan. 3. Mempunyai aksi penting pada metabolisme lemak pada ibu, pengaruh yang mungkin sangat penting bagi nutrisi janin. 4. Hormon ini menyebabkan penurunan sensivitas insulin dan menurunkan pemakaian glukosa oleh ibu menjadi jumlah glukosa yang tersedia untuk janin semakin besar karena glukosa merupakan zat utama yang dipakai janin untuk menyediakan energi untuk pertumbuhan.

17

C. Faktor-Faktor Hormonal Lain Dalam Kehamilan 1. Sekresi Hipofisis Kelenjar hipofisis anterior membesar sedikitnya 50% selama kehamilan dan meningkatkan produksi kortikotropin, tirotropin dan prolaktin. Sebaliknya FSH dan LH sangat tertekan akibat pengaruh inhibisi E dan P dari plasenta. 2. Sekresi Kortikosteroid Kecepatan sekresi glukosatikoid korteks adrenal secara moderat meningkat selama kehamilan dan ini membantu mobilisasi asam-asam amino dari jaringan ibu sehingga dapat dipakai untuk sintesis jaringan janin dan sekresi didosteron meningkat sekitar 3 kali lipat mencapai puncaknya akhir kehamilan ini bersamaan dengan kerja E menyebabkan kecenderungan pada wanita N untuk mereabsorbsi natrium yang berleleh dari tubulus ginjal dan oleh karena itu meretensi cairan sehingga sering mengarah ke hipertensi. 3. Sekresi kelenjar Tiroid Membesar sekitar 50% kehamilan dan meningkatkan produk tiroksin yang sesuai dengan pembesaran tersebut. 4. Sekresi kelenjar Paratiroid Membesar selama kehamilan, terjadi bila ibu mengalami defisiensi Ca dalam makanannya. Pembesaran kelenjar ini absorpsi Ca dari tulang ibu sehingga dapat mempertahankan konsentrasi ion Ca normal dalam cairan ekstraseluler ibu ketika janin mengambil Ca untuk osifikasi tulangtulangnya sendiri. 5. Sekresi Relaksin oleh Ovarium

18

Relaksin

disekresikan

oleh

korpus

luteum

ditingkatkan

oleh

gonadotropin korion pada saat yang sama dengan disekresikan sejumlah besar E dan P oleh korpus luteum. Relaksin: polipeptida yang mempunyai berat molekul 9000, bila disuntikkan akan menyebabkan relaksasi ligamentum-ligamentum dari symphisis pubis dan merupakan hormon yang diragukan fungsi pentingnya pada manusia karena efek yang disebabkan oleh relaksin : a. Perlunakan serviks bumil pada saat persalinan b. Penghambatan motilitas uterus

D. Hubungan dari Sistem Endokrin untuk Kehamilan Struktur tubuh bersama dengan kulit dan sistem reproduksi mengalami perubahan selama kehamilan. Kelenjar endokrin juga mengalami perubahan tertentu untuk mengakomodasi janin yang tumbuh dalam tubuh. Hipofisis dan kelenjar tiroid mengalami perubahan untuk memungkinkan bayi untuk mendapatkan gizi yang diperlukan. Mereka juga membantu organ-organ reproduksi untuk melindungi dan membantu dalam menyampaikan informasi genetik. Hipofisis lobus anterior akan mulai memproduksi prolaktin hanya beberapa hari setelah pembuahan yang akan merangsang pertumbuhan kelenjar susu untuk menghasilkan susu setelah bayi lahir. Kelenjar tiroid juga menjadi besar selama masa kehamilan untuk menghasilkan hormon tambahan yang diperlukan oleh mengharapkan ibu. Otak memerlukan hormon ini sebagian besar untuk pembangunan. Para kelenjar paratiroid juga meningkatkan ukuran untuk memberikan peningkatan tuntutan untuk kalsium untuk pertumbuhan bayi. Ketika waktu untuk melahirkan sudah dekat, hipofisis posterior akan mulai mengeluarkan oksitosin yang diproduksi dalam hypothatlamus. Hormon ini membantu dalam kontraksi otot dan tenaga kerja mulai memastikan pengiriman yang halus.

19

Plasenta akan memproduksi banyak estrogen dan progesteron seperti yang diperintahkan oleh kelenjar endokrin. Ini akan menjamin pertumbuhan bayi dan akan mengendalikan kegiatan rahim lain untuk memastikan kehamilan yang sehat. Ini juga akan menyebabkan banyak perubahan dalam tubuh ibu untuk menampung kehamilan. Dalam hal sistem endokrin gagal mematuhi, maka bayi lahir akan memiliki peningkatan risiko cacat menyenangkan. Juga, jika sistem endokrin tidak bekerja dengan benar, kehamilan dapat berakhir dengan keguguran.

20

Disusun Oleh : 1. 2. 3. Afriana Fajar N Arti Listiana R Esti Setyowati MNR (15) (01) (05)

5. PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN PADA IBU HAMIL


A. TRIMESTER I Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga sering timbul kencing. Keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus (glomerular filtrasion rate) dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan. Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi tubuh ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin. Fungsi ginjal berubah karena adanya hormon kehamilan, peningkatan volume darah, postur wanita, aktivitas fisik dan asupan makanan. Sejak minggu ke 10 gestasi, pelvik ginjal dan ureter berdilatasi. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil. Ureter berdilatasii, perubahan fungsi ginjal selama kehamilan mungkin dipengaruhi oleh hormon maternal dan plasenta termasuk Adenocortikotrofik Hormonal (ACTH), ADH (Anti Deuretik Hormon,Aldostro,Aldosteron,Kortisol,HCS(Human Chorionic Somatotropin)) dan hormon Tiroid. Filtrasi glomerulus meningkat sekitar

21

50% selama kehamilan peningkatannya dari awal kehamilan relatif yang tinggi sampai aterm dan akan kembali normal pada 20 minggu postpartum. Glukosuria pada kehamilan tidak selamanya abnormal, hal ini mungkin berhubungan dengan peningkatan kortikosteroid. Bila sering terjadi harus diwaspadai terjadi diabetes mellitus. Peningkatan glukosa ini juga mempermudah terjadinya infeksi pada saluran perkemihan. Protein urine secara normal diekskresikan 200-300 mg/hari, bila melebihi 300 mg/hari maka harus diwaspadai terjadiny komplikasi.

B. TRIMESTER II Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, karena ureter mulai keluar dari uterus. Pada trimeser kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama, pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.

C. TRIMESTER III Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.

22

Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine.

Disusun Oleh : 1. Rizki Ardiana C 2. Titik Suharti (29) (34)

6. PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN PADA IBU HAMIL


Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal, adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Selama kehamilan kebutuhan nutrisi ibu seperti vitamin dan mineral meningkat. Nafsu makan ibu meningkat sehingga intake makanan juga meningkat. Beberapa wanita hamil mengalami penurunan nafsu makan atau mengalami mual dan muntah. Gejala tersebut mungkin berhubungan dengan peningkatan hormon human Chorionic Gonadotrophin (hCG). Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi saat hamil

Kavitas Mulut (Oral Cavity)

23

Salivasi meningkat akibat gangguan menelan yang berhubungan dengan mual yang terjadi terutama pada awal kehamilan. Pengeroposan gigi selama kehamilan bukan terjadi akibat kurangnya kalsium dalam gigi namun pengeroposan gigi mungkin terjadi akibat penurunan pH mulut selama kehamilan. Dentalcalciumis bersifat stabil dan tidak berkurang selama kehamilan seperti halnya kalsium tulang. Hipertrophi dan gusi yang rapuh dapat terjadi akibat peningkatan hormon estrogen. Defisiensi vitamin C juga dapat mengakibatkan gusi bengkak dan mudah berdarah. Keadaan gusi dapat kembali normal pada awal masa puerpurium.

Motilitas Gastrointestinal Selama kehamilan motilitas gastrointestinal mengalami penurunan akibat

peningkatan hormon progesteron yang dapat menurunkan produksi motilin yaitu suatu peptida yang dapat menstimulasi pergerakan otot usus. Waktu transit makanan yang melewati gastrointestinal melambat/lebih lama dibanding pada wanita yang tidak hamil. Hal tersebut menyebabkan peningkatan penyerapan air dan sodium diusus besar yang mengakibatkan konstipasi.

Lambung dan Usofagus Produksi lambung yaitu asam hidroklorik meningkat terutama pada

trimester pertama kehamilan. Pada umumnya keasaman lambung menurun. Produksi hormon gastin meningkat secara signifikan mengakibatkan peningkatan volume lambung dan penurunan pH lambung. Produksi gastrik berupa mukus dapat mengalami peningkatan. Peristaltik usofagus menurun, menyebabkan refluks gastrik akibat dari lamanya waktu pengosongan lambung dan dilatasi atau relaksasi cardiac sphincter. Gastric reflux lebih banyak terjadi pada kehamilan lanjut karena elevasi lambung akibat pembesaran uterus. Disamping menyebabkan heartburn, perbahan posisi berbaring seperti posisi litotomi, penggunaan anestesi berbahaya karena dapat meningkatkan regurgitasi dan aspirasi.

Usus besar, usus kecil dan Appendik

24

Usus besar dan kecil bergeser keatas dan lateral, apendik bergeser secara superior Leteral pada ruang panggul. Posisi organ-organ tersebut kembali ke normal pada awal puerpurium. Pada umumnya motilitas mengalami penurunan seperti halnya tonus gastrointestinal yang mengalami penurunan.

Kandung Empedu Fungsi kandung empedu mengalami perubahan selama kehamilan karena

hipotonia pada otot dinding kandung empedu. Waktu pengosongan lebih lambat dan inkomplit. Empedu mengalami penebalan dan empedu yang stasis menyebabkan formasi batu empedu.

Liver Tidak terjadi perubahan morfologi pada hati selama kehamilan normal,

namun fungsi hati mengalami penurunan. Aktifitas serum alkalin fosfatase mengalami gangguan yang mungkin disebabkan karena peningkatan isoenzim alkalin fosfatase plasenta. Penurunan rasio albumin/globulin terjadi selama kahamilan merupakan suatu keadaan yang normal. Kelainan-kelainan system pencernaan saat hamil

Hiperemesis Gravidarum Adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan

20 minggu. Keluhan muntah yang kadang-kadang hebat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala penyakit apendisistis, pyelititis dsb. Hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu: Tingkat I

25

Muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu dan yang terakhir keluar darah. Tingkat II

Gejala lebih berat segala yang dimakan dan di minum dimuntahkan, disertai haus hebat. Tingkat III

Kondisi tingkat III jarang terjadi, yang mulai terjadi gangguan kesadaran, muntah berkurang atau berhenti tetapi dapat terjadi Ikterus, Sianosis, gangguan jantung, bilirubin dan protein urea.

Ulkus Peptikum Adalah suatu keadaan adanya borok pada esophagus, lambung atau

duodenum. Keadaan ini disebabkan oleh adanya peningkatan sekresi asam lambung dan pepsin dan di jumpai adanya bakteri Helikobakter pilori. Gejala dan tanda klinik:

Nyeri epigastrik yang dapat hilang dengan makanan ringan, antasida, dan Hematemesis dan melena Nyeri tekan pada daerah epigastrik Inflammantory Bowel Disease Menggambarkan penyakit Crohn dan colitis ulcerative. Penyakit crohn

keluhan diperberat dengan minuman mengandung alcohol, kopi atau aspirin.

adalah suatu penyakit kronik yang melibatkan usus besar. Kolitis ulserativa juga penyakit kronik yang melibatkan kolon dan rectum.

26

Gejala klinik penyakit crohn adalah nyeri abdominal, diare, dan mungkin terdapat anemia dan penurunan BB, melena, fistula, atau sepsis perianal. Sementara itu, gejala klinik kolitis ulserativa sering dijumpai diare dan aliran mucus dan darah pada rectum.

Kolestasis Obstetrik

Adalah berkurangnya atau terhentinya aliran empedu. Diagnosis: Jaundice dan air kemih menjadi berwarna gelap akibat dari bilirubin yang berlebih di dalam kulit dan air kemih. Tinja tampak pucat karena kurangnya billirubin dalam usus. Tinja juga bisa mengandung terlalu banyak lemak karena dalam usus tidak terdapat empedu untuk membantu mencerna lemak dalam makanan.

Acute Fatty Liver(AFL) Merupakan kelainan pada kehamilan yang sangat jarang, tapi sangat

berbahaya. Gejala klinik dan tandanya tidak spesifik. Secara definisi, AFL adalah kegagalan hati akut dengan pengurangan kapasitas metabolic hati. Gejala awal berupa mual, muntah, nyeri epigastrik, dan malaise. Gejala lain yang lebih berat adalah pruritus, sakit kepala, demam, preeklamsia, penurunan sampai koma.

Apendisitis Acute Adalah suatu penyakit radang usus buntu.

Gejala dan tanda klinik: Anoreksia, mual, muntah, perut kembung

27

Demam Nyeri perut kanan bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas pada perut kanan bawah Tanda Bryan: timbul nyeri bila uterus digeser ke kanan Tanda Alder : untuk membedakan proses ekstrauterin dan intrauterin

Diare Akut Suatu keadaan dimana BAB > 3x /hari dengan konsistensi tinja yang cair dan

berlangsung 7-14 hari. Penyebab diare akut dapat berupa mikroorganisme, toksin, obat obatan, dan psikis. Gejala dan tanda klinik:

Nausea, muntah, nyeri perut Demam Mencret > 3x/hari dengan konsistensi cair Hemoroid(wasir) Hemoroid terlihat seperti bantalan jaringan dari varikosis vena yang

merupakan insufisiensi kronik vena yang terdapat di daerah anus. Gejalanya antara lain merasa gatal, sakit, dan berdarah terutama sesudah BAB yang mengeras. Hemoroid dibagi menjadi dua, yaitu: a. Hemoroid Internal pembengkakan terjadi dalam rectum, sehungga tidak

dapat dilihat atau diraba. Pembengkakan jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit karena hanya ada sedikit syaraf di daerah rectum.

28

b.

Hemoroid Eksternal menyerang anus sehingga menimbulkan rasa sakit,

perih, dan gatal.

Konstipasi Konstipasi ditandai dengan adanya tinja yang keras sehingga BAB jarang,

sulit dan nyeri. Konstipasi terjadi karena diet yang kurang sehat (fibres), kurang minum, kurang aktivitas fisik, dank arena adanya perubahan ritme atau frekuensi BAB, kehamilan dan mungkin juga karena obat obatan (vitamin). Sumber: www. google.com dan Ilmu Kebidanan karangan Hanifa Wiknjosastro Disusun Oleh:
1. Desi Suantari 2.

(11)

Rizka Amalia Fulinda

(29)

7. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Sistem Musculoskeletal pada Kehamilan


A. Kadar Kalsium Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisinya, khususnya produk susu, terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang normal. B. Relaksasi Jaringan Ikat Karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron, terjadi relaksasi dari ligamen-ligamen dalam tubuh yang menyebabkan peningkatan mobilitas dari sambungan atau otot, terutama otot-otot pada pelvis. Pembesaran ukuran uterus menyebabkan perubahan yang drastis pada kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri pada seorang ibu hamil. Perubahan-perubahan tersebut dapat meningkatkan ketidaknyamanan dan rasa sakit pada bagian belakang seiring dengan penambahan umur kehamilan. Hormon progresteron dan hormon relaxing menyebabkan relaksasi jaringan ikat dan otot-otot. Hal ini terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan. Proses relaksasi ini memberikan kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya

29

sebagai persiapan proses persalinan. Tulang pubik melunak menyerupai tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang coccigis bergeser ke arah belakang sendi panggul yang tidak stabil. Pada ibu hamil, hal ini menyebabkan sakit pinggang. Sejak trimester I, akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progresteron, terjadi relaksasi dari jaringan ikat , kartilago, dan ligamen juga meningkatkan jumlah cairan sinovial. Bersamaan dengan keadaan tersebut, fleksibilitas dan mobilitas persendian bertambah. Selama trimester II, mobilitas persendian akan berkurang terutama pada daerah sikut dan pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi cairan pada jaringan konektif atau jaringan yang berhubungan di sekitarnya. C. Lordosis Lordosis progresif merupakan gambaran yang karakteristik pada kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang semakin membesar, lordosis menggeser pusat garavitasi kebelakang pada tungkai bawah. Mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal, dan sendi pubis bertambah besar dan menyebabkan rasa tidak nyaman di bagian bawah punggung, khususnya pada akhir kehamilan. Selama trimester akhir, rasa pegal, mati rasa, dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang besar dengan fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu yang akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dan medianus (Crisp dan DeFrancesco, 1964). Ligamen rotundum mengalami hipertropi dan mendapatkan tekanan dari uterus yang mengakibatkan rasa nyeri pada ligament tersebut. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita

30

Disusun oleh : 1. Diah Fajar Safitri 2. Dian Witdiah Hastuti 3. Rindy Diaz Andromeda (12) (13) (27)

8. SIRKULASI DARAH / CARDIOVASCULER


Perubahan fisiologi dan anatomi berkembang pada banyak sistem organ dengan terjadinya kehamilan dan persalinan. Perubahan awal terjadi pada perubahan metabolik oleh karena adanya janin, plasenta dan uterus dan terutama kenaikan hormon kehamilan seperti progesteron dan estrogen. Perubahan selanjutnya, pada kehamilan mid trimester adalah perubahan anatomi disebabkan oleh tekanan akibat berkembangnya uterus.

1. Trimester I
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume plasma maternal mulai meningkat pada saat 10 minggu usia kehamilan dan terus menerus meningkat sampai 30-34 minggu, sampai ia mencapai titik maximum Perubahan rata-rata volume plasma maternal berkisar antara 20-100%. RBC (Red Blood Cell) meningkat 18% tanpa suplemen-suplemen zat besi dan terjadi peningkatan yang lebih besar yaitu 30% jika ibu meminum suplemen zat besi.

31

Karena volume plasma meningkat rata-rata 50% sementara massa RBC meningkat hanya 18-30%, maka terjadi penurunan hematokrit selama kehamilan normal sehingga disebut anemia fisiologis. Peningkatan volume darah (Hipervolemi) selama kehamilan mempunyai beberapa fungsi penting: a. Untuk memelihara kebutuhan peningkatan sirkulasi karena ada pembesaran uterus dan unit foetoplasenta. b. Mengisi peningkatan reservoir vena. c. Selama kehamilan ibu menjadi hiperkoagulopati. d. Untuk melindungi ibu dan janin terhadap efek yang merusak dari arus balik vena dalam posisi terlentang dan berdiri e. Menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang banyak pada saat persalinan. Terjadi sesuatu Autotranfusi dari sistem vaskularisasi dengan mengompensasi kehilangan darah 500 sampai 600 ml pada persalinan pervaginam tunggal atau 1000 ml pada persalinan dengan Seksio Sesarea atau persalinan pervaginam gemeli. f. Volume darah ini akan kembali seperti sedia kala pada 2-6 minggu setelah persalinan. g. Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resistance yang disebabkan oleh pengaruh peregangan otot halus oleh progesterone. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg dan diastolic pada 10-15 mmHg. Selama kehamilan normal cardiac output meningkat sekitar 30-50% dan mencapai level maximumnya selama trimester I atau ke-II dan tetap tinggi selama persalinan. h.Hipertropi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri. Impuls pada apeks, titik impuls maximum (point of maximum impuls/PMII) bergeser ke atas dan lateral sekitar 1-1,5 cm. Derajat pergeseran tergantung pada lama kehamilan dan ukuran serta posisi uterus. Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahnya cardiac output. Hidung tersumbat/ berdarah karena pengaruh hormone estrogen dan progesteron terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.

32

2. Trimester II
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Perubahan auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung. Peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi selama masa hamil. Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20 gestasi. Selain itu murmur ejeksi sistolik tingkat II dapat didengar di daerah pulmonal. Antara minggu ke-14 dan ke-20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10-15 kali/menit, kemudian menetap sampai aterm dapat timbul palpitasi.

3. Trimester III
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level terendah pada minggu ke 30-32 karena setelah 34 minggu masa RBC terus meningkat tetapi volume plasma tidak. Peningkatan RBC menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita dengan hamil lanjut mengeluh sesak nafas dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayi. Pada kehamilan lanjut kadar hemoglobin di bawah 11 gr/dl itu merupakan suatu hal yang abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi daripada dengan hipervolemia. Jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga penambahan asupan zat besi dan asam folat dapat membantu mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama kehamilan kurang lebih 1000 mg atau rata-rata 6-7 mg/hari. Aliran darah meningkat dengan cepat seiring pembesaran uterus. Walaupun aliran darah meningkat 20 kali lipat, ukuran konseptus meningkat lebih cepat. Akibatnya lebih banyak oksigen diambil dari darah uteru selama masa kehamilan lanjut (Genong, 1989). Pada kehamilan cukup bulan yang normal, 1/6 volume darah total ibu berada di dalam system pendarahan uterus. Kecepatan rata-rata aliran darah uterus ialah 500 ml/menit dan konsumsi rata-rata oksigen uterus gravida ialah 25

33

ml/menit. Tekanan arteri maternal, kontraksi uterus dan posisi meternal mempengaruhi aliran darah. Estrogen juga berperan dalam mengatur aliran darah uterus. Dengan menggunakan alat ultrasound atau stetoskop janin, pemberi pelayanan kebidanan dapat mendengar (1) uterine souffl atau murmur, suatu bunyi aliran darah ibu bergegas menuju plasenta, yang sinkron dengan nadi ibu (2) souffl funic yang sinkron dengan frekuensi bunyi jantung janin dan disebabkan oleh darah janin yang mengalir melalui tali pusat dan (3) frekuensi denyut jantung janin (DJJ). Semua bunyi ini adalah tanda pasti kehamilan. Meskipun terjadi peningkatan kerja jantung selama kehamilan dan persalinan, kesehatan wanita tidak terganggu oleh karena adanya reserve jantung. Pada keadaan dimana ibu hamil dengan penyakit jantung dan rendahnya reserve jantung, peningkatan kerja jantung akan menyebabkan kelemahan ventrikel dan edema paru. Pada wanita ini, selanjutnya peningkatan kerja jantung dicegah dengan pemberian analgetika untuk menekan sakit terutama dengan pemberian ekstradural atau spinal anestesi. Sejak cardiac output meningkat segera setelah post partum, blockade simpatik akan dipertahankan beberapa jam sesudah persalinan dan secara perlahan akan berkurang.

34

Disusun oleh:
1. Nur Rahmawati (25) 2. Septi Ayu P. (31)

9. PERUBAHAN SISTEM INTEGUMEN PADA IBU HAMIL


System integument merupakan system terbesar dalam tubuh manusia. System ini melindungi tubuh kita dan kita pun harus menjaganya dengan baik. System ini adalah apa yang kita sebut dengan kulit, juga termasuk rambut dan kuku. Selama periode kehamilan, system ini mengalami perubahan yang sangat besar. Kulit akan meregang dengan sangat cepat. Sekitar 50% sampai 90% wanita tidak mampu menahan peregangan yang sangat besar ini. Hal itu menyebabkan strech mark didalamnya atau biasa disebut striae gravidarum. Strech mark juga terjadi pada kulit di payudara, lengan, paha, pinggul, dan pantat. Hampir semua wanita merasa takut dengan munculnya strech mark ini. Namun hal ini juga tidak dapat dicegah. Peregangan kulit yang baik akan terjadi jika tubuh sehat dan terhidrasi dengan baik. Beberapa wanita juga akan mendapatkan pigmentasi yang merupakan kondisi yang disebabkan oleh produksi berlebihan melanotropin. Keadaan ini

35

biasanya terjadi di pipi, hidung, dan dahi dan biasanya muncul pada umur kehamilan 4 atau 5 bulan. Selain itu, juga akan ditemukan linea nigra atau garis gelap yang memanjang dari tulang kemaluan ke vagina. Spider veins mungkin juga terjadi karena peningkatan estrogen. Keadaan ini akan terjadi pada wajah, lengan, leher, dan dada. Perubahan lain adalah munculnya jerawat. Pada beberapa wanita juga akan mendapatkan memerah telapak tangan karena peningkatan estrogen. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil: 1.Muka Pada kedua belah pipi dan hidung menyerupai topeng (topeng kehamilan) Cloasma gravidarum / zwangerschapmasker. 2.Areola Mamae dan Putting susu Areola Mamae daerah yang warnanya hitam disekitar putting susu, pada kehamilan warnanya akan lebih hitam, daerah sekitar yang biasanya tidak berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola mamae). Puting susu juga menghitam dam membesar, lebih menonjol.

Payudara secara bertahap mengalami pembesaran Karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Pada awal kehamilan, keluar cairan jernih (kolostrum). Pigmen disekitar puting (areola) tumbuh lebih gelap Kelenjar Montgomery menonjol keluar. 3. Linea alba Garis hitam yg terbentang dr atas symphisis pusat. Warna lebih hitam, kecuali akan timbul garis baru yg terbentang di tengah-tengah atas pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini kecuali ada hiperpigmentasi adapula yang mirip garisgaris pada kulit (Striae Gravidarum).

36

Dua macam striae gravidarum : a. Striae Livide Garis-garis yang warnanya biru pada kulit (pada primigravida). Striae terjadi karena : ada H yang berlebihan dan ada pembesaran/ peregangan pada jaringan yang menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas seperti parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru menjadi putih, karena sudah mengalami peregangan b. Striae albicans (pada multigravida). Biasanya terdapat pada buah dada, perut dan paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada penderita, yang disebabkan adanya peregangan jaringan yang menyebabkan 4. Hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi terjadi karena kelenjar pituitari yang memingkat dan mengeluarkan hormon melanotropin yang dipengaruhi oleh MSH (Melanotropin Stimulating Hormon).

37

Disusun oleh: 1. 2. 3. Damar Dewi Rinjani Maya Fajarwati Wiwit Widia Ningrum (38) (09) (20)

10. PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGI METABOLISME PADA WANITA HAMIL


1. Pengertian Metabolisme Salah satu tanda yang menunjukan gejala hidup pada mahkluk hidup adalah melakukan metabolisme. Metabolisme secara harfiah mempunyai arti perubahan (bahasa Yunani metabole = berubah) yang dipakai untuk menunjukan semua perubahan kimia an energi yang terjadi di dalam tubuh, atau secara sederhana adalah penggunaan makanan oleh tubuh. Dengan terjadinya kehamilan, Metabolisme tubuh mengalami perubahan mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberi ASI.

2. Perubahan Metabolisme Pada Wanita Hamil a. Metabolisme karbohidrat Pada keadaan normal, karbohidrat yang berasal dari makanan masuk dalam tubuh disimpan dalam otot berbentuk glikogen, demikian juga pada

38

liver serta pembuluh darah disimpan dalam jaringan berupa lemak. Pada saat hamil kadar steroid dan corticoid meningkat yang akan menghambat penyimpanan glikogen dalam otot. Sehingga seecara fisiologis produksi insulin meningkat guna memenuhi kebutuhan fetus , laktasi serta pertumbuhan. Sehingga kadar gula dalam darah meningkat dan bisa juga keluar dalam urine. b. Metabolisme lemak Cadangan utama energi untuk masa hamil adalah lemak, untuk cadangan glikogen berkurang akibatnya metabolisme lemak meningkat. Jadi lemak yang tersimpan dalam jaringan meningkat sehingga digunakan untuk meningkatkan energi dan akan menghasilkan sisa metabolisme sehingga ketosis meningkat. c. Metabolisme protein Bila terjadi kehamilan secara fisiologis keadaan HCG dan HPL akan menghambat pemecahan asam amino dalam ginjal, tetapi dalam darah tetap akan digunakan sebagai simpanan, akibatnya balence normal karena akan digunakan untuk janin ibu. Selain itu protein yang berupa globulin sangat meningkat yang akan digunakan sebagai transport utama hormon dan Fe. Albumin juga meningkat tetapi tidak seperti globulin. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar gr/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari. d. Metabolisme Fe Ibu hamil membutuhkan Ferros 1000mg, dengan perincian sebagai berikut: 300 mg : untuk janin dan plasenta 500 mg : untuk eritrosit (450ml x 1,1 mg0 200 mg : untuk dibuang

39

e. Metabolisme basal Basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama pada trimester ketiga. f. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq/liter menjadi 145 mEq/liter, disebabkan hemoduladi darah dan mineral yang dipertunjukan janin.
g. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:

Kalsium, 1,5 gram setiap hari,30 sampai 40 gram untuk pembentukan tulang janin. Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari. Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari. Air, Ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air. h. Kebutuhan nutrisi Kebutuhan nutrisi pada perempuan tidak hamil, hamil, dan menyusui Perempuan Nutrisi Tidak Hamil(15-18 Tahun) Makronutrisi Kalori (Kcal) Protein (g) Mikronutrisi Vitamin larut dalam lemak A (g RE) D (g) E (mg TE) K(g) Vitamin larut dalam air C (mg) 2200 55 2500 60 2600 65 Hamil Menyusui

800 10 8 55

800 10 10 65

1300 12 12 65

60

70

95

40

Folat (g) Niasin (mg) Riboflavin (mg) Tiamin (mg) Piridoksin B6 (mg) Kobalamin (g) Mineral Kalsium (mg) Fosforus (mg) Iodin (g) Iron (mg Fe Iron) Magnesium (mg) Zinc (mg)

180 15 1,3 1,2 1,6 2,0 1200 1200 150 15 280 12

400 17 1,6 1,5 2,2 2,2 1200 1200 175 3 320 15

270 20 1,8 1,6 2,1 2,6 1200 1200 200 15 355 19

i. Berat badan ibu hamil bertambah Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 1/2kg/minggu. Pertambahan berat badan ini dapat dirinci sebagai berikut: Janin 3-3,5 kg Plasenta 0,5 kg Air ketuban 1 kg Rahim 1 kg Timbunan lemak 1,5 kg Rekomandasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh Kategori Rendah Normal Tinggi Obesitas Gameli
Dikutip dari Cunningham

IMT < 19,8 19,8-26 26-29 26-26

Rekomendasi (kg) 12,5-18 11,5-16 7-11,9 7 16 20,5

Pada trisemester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan

41

dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg. Jaringan dan cairan Janin Plasenta Cairan amnion Uterus Mammae Darah Cairan ekstraseluler Lemak Total 10 minggu 5 20 30 140 45 100 0 310 650 20 minggu 300 170 350 320 180 600 30 2050 4000 30 minggu 1500 430 750 600 360 1300 80 3480 8500 40 minggu 3400 650 800 970 405 1450 1480 3345 12500

Penambahan berat badan selama kehamilan


Dikutip dari Cunnnigham

3. Cara Meningkat Metabolisme Tubuh a. Perbanyak Konsumsi buah dan Sayur Buah dan sayur yang kaya akan gizi dan vitamin akan membantu memenuhi kebutuhan gizi tubuh. Jika kebutuhan gizi terpenuhi maka sistem pencernaan tubuh akan lancar begitupun sebaliknya jika tidak terpenhi maka akan mengganggu sistem penvernaan tubuh. b. Latihan Otot Latihan otot bukan berarti membentuk tubuh kekar seperti lazimnya pria, Dengan latihan otot secukupnya anda bisa mendapatkan tubuh yang padat berisi. Jaringan otot yang lebih mudah dicerna daripada jaringan lemak, akan membakar lebih banyak kalori meskipun dalam kondisi beristirahat. c. Perbanyak Aktivitas Fisik

42

Olahraga akan tidak begitu efektif untuk mempelancar metabolisme tubuh jika setelah berolahraga sebentar anda banyak duduk diam setelahnya. Lakukan olahraga ringan disela kegiatan anda shari-hari misalnya memilih tangga daripada lift untuk menuju ruang kerja anda yang membuat kaki anda beraktifitas. d. Konsumsi Air 2,5 liter per hari Minum banyak air putih memang sangat penting bagi tubuh karena air merupakan zat terpenting dalam proses metabolisme. Kekurangan air akan membuat proses metabolisme tubuh terganggu. e. Tambah Waktu Makan dalam Porsi Kecil Anda bisa makan 6 kali sehari dengan catatan dalam porsi lebih kecil dari biasanya. Hal ini sangat bagus untuk mempelancar metabolisme tubuh karena metabolisme berjalan secara aktif dan tidak ada penumpukan makanan atau energi.

Disusun Oleh : 1. 2. 3. Danis Febriana Titisari (10) Novika Kumala Dewi (24) Uun Undiarti (36)

43

11.Kenaikan Berat Badan pada Ibu Hamil


A. Definisi Kehamilan Kehamilan adalah suatu kejadian yang hampir selalu ditunggu-tunggu oleh setiap pasutri. Dari mulai awal kehamilan biasanya sudah dilakukan berbagai persiapan menyambut kelahiran si jabang bayi ke dunia. Saat ini pun Ibu pada umumnya sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih menjaga kondisi tubuh demi untuk kelancaran kehamilan dan perkembangan janin dalam kandungan. Jika sebelumnya ia makan hanya untuk dirinya sendiri, kini ia harus mencukupi kebutuhan gizinya untuk janinnya pula. Normalnya, sang ibu mengalami peningkatan berat badan selama kehamilan berlangsung. Kenaikan berat badan yang optimal akan berdampak baik pada kehamilan maupun output persalinannya kelak. Dengan berat badan yang ideal untuk seorang ibu hamil, pertumbuhan janin pada umumnya akan berlangsung normal. Komplikasi timbulnya gangguan kesehatan dan penyakit lain juga bisa dihindari. Hal ini pun memberikan efek pada pasca persalinan yaitu kesehatan ibu selama laktasi. Menurut National Academy of Science, variasi kenaikan berat badan ibu hamil tergantung pada berat badan ibu sebelum hamil. Khususnya bisa diketahui dengan menilai body mass index (BMI). Berikut rekomendasi yang disarankan untuk kenaikan total berat badan pada ibu hamil berdasarkan berat badan sebelum hamil. Kondisi sebelum hamil Underweight Normal weight Overweight Obese < 19,8 19,8 26,0 26,0 29,0 > 29.O BMI Kenaikan berat badan yang dianjurkan (kg) 12,5 18 11,5 16 7 11,5 <7

44

B. Kenaikan Berat Badan Menurut ahli kesehatan, kenaikan optimal berat badan wanita hamil adalah 11-16 kg (25 lb35 lb) dengan berat dan tinggi badan rata-rata. Jika berat badan normal sebelum hamil terbilang rendah, atau ibu hamil berusia 19 tahun kebawah, maka berat badan perlu dinaikkan lagi. Sedangkan bila ibu hamil mengandung bayi kembar, maka kenaikan berat badan akan lebih besar lagi. Jika berat badan sebelum hamil termasuk besar, kenaikan berat badan tidak perlu terlalu banyak. Upayakan untuk mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, dan hindarilah berpantang makanan/ diet karena setiap kalori sangat berarti bagi pertumbuhan janin ibu hamil. Berat Badan yang dianjurkan pada saat kehamilan Profil Berat badan normal Berat badan rendah Berusia di bawah 19 tahun Kelebihan berat badan Obese Pertambahan berat badan 11.5 16.0 kq (25 35 lb) 12.5 18.0 kq (28 40 lb) 12.5 18.0 kq (28 40 lb) 7.0 11.5 kq (15 25 lb) 6.8 kq (setidaknya 15 lb)

C. Cara perhitungan penambahan berat badan pada ibu hamil adalah:

IMT= BB sebelum hamil = Nilai IMT Tinggi Badan (dalam M) Contoh : BB sebelum hamil 65 kg Tinggi Badan : 155 cm Perhitungan : 65/(1.55) =27,08 Jadi nilai IMT-nya = 27,08 (Obesitas)

45

Jadi ibu dengan kondisi diatas termasuk obesitas. Sebaiknya selama hamil berat badannya hanya bertambah sekitar 7 kg. Pada ibu yang underweight kenaikan berat badan yang dianjurkan adalah 0,5 kg setiap minggu. Sedangkan pada ibu yang normal dan obese kenaikannya lebih kecil, masing-masing 0,4 dan 0,3 kg setiap minggu. Kenaikan berat badan ibu tergolong rendah bila pada ibu obesitas berat badannya bertambah kurang dari 0,5 kg setiap bulannya. Sedangkan pada ibu yang tidak obese kurang dari 1 kg maka termasuk kurang. Hal ini karena setiap 1 kg kenaikan berat badan ibu, janin mengalami kenaikan berat badan pula sebanyak 17 gram pada trimester pertama, 33 gram pada trimester kedua dan 17 gram pada trimester ketiga. D. Dampak Kenaikan Berat Badan selama Masa kehamilan Kenaikan berat badan selama kehamilan akan mempengaruhi berat lahir bayi. Bayi yang lahir dengan berat rendah (<3 kg [6.6 lb]) akan menghadapi masalah yang berhubungan dengan berat lahir rendah. Sedangkan bayi yang lahir sangat besar (>4 kg [8.8 lb]) dapat menyulitkan kehamilan dan persalinan. Berat badan ibu hamil akan ditimbang setiap kali memeriksakan diri ke ahli kesehatan untuk memastikan ketepatan kenaikan berat badan. Memonitor berat badan yang ideal adalah satu cara memantau apakah bayi telah mendapatkan asupan gizi yang cukup. E. Faktor Berat Badan terus Bertambah Hampir separuh dari tambahan berat itu berbentuk janin yang terus membesar selama hamil. Berat badan juga bertambah karena jaringan tubuh ibu hamil yang membesar, volume darah dan cairan tubuh yang bertambah, serta tambahan lemak yang disimpan tubuh. F. Komposisi Pertambahan Berat Badan selama masa Kehamilan

46

Hampir seluruh pertambahan berat terjadi pada dua trimester akhir. Pada kebanyakan wanita, kenaikan sebesar 1 - 2 kg (2.24.4 lb) terjadi pada trimester pertama, disusul kenaikan teratur sekitar 400 g (0.9 lb) per minggu sampai mencapai 10 lb pada minggu ke-20, 19 lb pada minggu ke-30, dan 27 lb diakhir kehamilan. G. Prinsip-Prinsip Makan pada Ibu Hamil Untuk itu, kita perlu mempelajari tentang prinsip-prinsip makan yang baik bagi ibu yang mengalami kelebihan berat badan selama kehamilan, diantaranya:

Siasati cara mengolah makanan bagi ibu hamil. Kurangi makanan yang diolah dengan cara digoreng atau ditumis dengan tujuan mengurangi konsumsi minyak dalam makanan.

Biasakan sarapan pagi dengan makanan yang kaya nutrisi dan kurang kandungan lemaknya. Melewatkan sarapan pagi hanya akan meningkatkan keinginan ibu untuk ngemil yang beresiko menambah berat badan ibu. Sebaiknya ibu menyususn menu seimbang setiap harinya agar ibu tidak mengkonsumsi makanan secara berlebihan.

Ganti cemilan dengan buah-buahan. Selain ekonomis buah mengandung sedikit lemak dan gula. Perbanyak minum air putih, minimal 8 gelas per hari. Selain memenuhi kebutuhan ibu akan cairan, mengurangi keinginan ibu untuk ngemil juga menghindari ibu dari dehidras Disusun oleh : 1. Amalia Desi P (02) 2. Fitri Nur Hiayah (16)
3. Septiana Arum Nur Aifa (30)

47

12. FAKTOR PEMBEKUAN DARAH


Pada ibu hamil, sistim pembekuan darah dan fibrinogen mengalami akselerasi yang besar. Fibrinogen plasma (factor X) meningkat dari bulan pertama kehamilan dan terus meningkat sedikit. Factor VII, VIII, IX dan X semua meningkat sejalan dengan konsumsi trombosit. Hal ini mengarah pada perubahan waktu koagulasi dari 12 ke 8 menit (Cunningham et al, 1989). Kapasitas pembekuan darah meningkat. Hal ini kemungkinan merupaka persiapan unruk mencegah hemoragi pada pelepasan plasenta, tetapi merupakan resiko tinggi terjadinya thrombosis, emboli, dan adanya komplikasi, diseminasi koagulasi intravaskuler (Letsky, 1991). Pada kehamilan, sel darah putih perlahan meningkat mencapai 10.0 x 15.0 x 10 g/dl. Sementara limfosit dan monosit mempunyai jumlah yang sama dalam kehamilan, peningkatan neutrofil meningkatkan fagosit dalam dan bermacammacam bakterisid. Dalam trimester kedua dan ketiga aktivitas leukosit polimofonuklear dapat, sehingga wanita hamil beresiko untuk terinfeksi. KELAINAN PEMBEKUAN DARAH DALAM KEHAMILAN Kehamilan normal menyebabkan perubahan besar dalm sistim koagulasi dan fibrinotik yaitu meningkatnya berbagai factor koagulasi dan penurunan aktifitas fibrinotik plasma sebagi akibat dari peningkatan konsentrasi plasminigen aktifator inhibitor (PAI) Seharusnya jumlah trombosit tidak banyak berubah selama kehamilan. Uji skrininguntuk memeriksa perdarahan yaitu aktifated partial thromboplastin time (APTT) dan prothrombin time (PT) berada dalam nilai normal dewasa selama kehamilan, tetapi pada trimester tiga, keduanya mungkin sedikit memendek dan hal ini perlu diperhatikan ketika menilai status koagulasi pada ibu hamil. Kelainan perdarahan pada masa kehamilan dan nifas merupakan masalah tersendiri yang mungkin sulit ditangani. Terdapat berbagai macam kelainin

48

perdarahan yang dapat dikelompokkan menjadi kelainan bawaan dan kelainan didapat. A. 1. KELAINAN BAWAAN Penyakit Von Willebrand (VWD)

Yaitu kelainan perdarahan bawaan yang paling sering ditemui dengan prevalensi antara 1-3% dalam populasi. Mayoritas VWD diwariskan secara autosomal dominan, sehingga implikasinya pada perempuan dalam masa reproduksi sangat bermakna. Manifestasi klinik klasik VWD adalah perdarahan mukokutan yang mungkin tidak terdeteksi sampai penderita terpapar oleh stress akibat cidera, pembedahan atau pemberian obat antitrombosit. 2. Hemofilia

Perempuan dari keluarga penderita hemophilia umumnya adalah pembawa (carier) yang asimptomatik. Namun 10-20% perempuan pembawa dapat beresiko terhadap komplikasi pendarahan yang bermakna karena turunnya kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan hemostatik. B. 1. KELAINAN DIDAPAT Trombositopenia

Penurunan jumlah trombosit pada umumnya terjadi pada kehamilan. Sebagian besar penurunan trombosit bersifat ringan dan tidak menyebabkan konsekuensi klinik apapun Karena merupakan bagian dari trombositopenia gestasional. Jika tidak terdapat efek hemostatik lain, jumlah trombosit mencapai 70.000 per l masih dapat ditoleransi selama kehamila. Dibawah nilai ini resiko perdarahan akam meningkat. 2. Trombositopenia Gestasional

49

Etiologi trombositopenia gestasional adalah efek kehamilan pada klirens trombosit atau hemodilusi. Oleh karena itu, rentang nilai nirmal trombosit pada ibu hamil lebih rendah dibandingkan nilai normal orang dewasa. Pembagian rentang nilai trombositopenia adalah sebagai berikut: 3. Rendah : 70.000-149.000 /l Sedang : 30.000-69.000 / l Berat : < 30.000 / l Purpura Trombositopenik Imun (ITP)

ITP disebabkan oleh klirens trombosit yang dipercepat oleh system retikulo endothelial karena autoantibody yang terikat pada membrane trombosit. ITP hamper sama dengan trombositopenia gestasional, trombositopenia karena ITP merupakan penurunan jumlah trombosit pada trimester pertama atau penurunan dari 70.000/l selama kehamilan. Kebutuhan terapi untuk ITP dalam kehamilan bergantung pada derajad trombositopenia dan waktu yang tersedia sampai persalinan. Ibu hamil dengan jumlah trombosit lebih dari 30.000/ l selama trimester pertama dan kedua hanya perlu dipantau jika tidak tampak bukti-bukti terjadinya perdarahan. Risiko perdarahan pada ibu dan janin relative rendah. Indikasi terapai adalah jumlah trombosit kurang dari 30.000/l yang terjadi kapanpun selama kehamilan untuk mencegah komplikasi. Khusus pada trimester ketiga ketika tanggal persalinan sudah dekat, terapi diberikan untuk meningkatkan jumlah trombosit sampai sedikitnya 50.000-100.00/l. sehingga akan membantu hemostasis selama persalinan dan memungkinkan pemberian anastesia epidural. 4. Trombositopenia Aloimun (AIT)

50

Pada AIT jumlah trombosit maternalnya cenderung normal atau sedikit menurun, tetapi janin dappat mengalami trombositopenia berat yang mengancam jiwa. Keadaan ini timbula akibat sensinitasi maternal terhadap antigen janin, dan dapat dianggap ekuivalen dengan sensinitasi antigen Rh sel darah merah dan penyakit hemofilik pada janin dan neonatus. 5. Sindrom HELLP

Merupakan komplikasi kehamilan serius yang dipicu oleh hipertensi dan merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas maternal yang tinggi. Kelainan kaskade koagulasi tampak pada penuruna kadar fibrinogen. 6. Perlemakan Hati Akut dan Koagulasi Intravaskuler

Disebabkan karena penurunan sintesis factor koagulasi yang bergantung vitamin K. dapat juga terjadi karena peningkatan fibrinolisis ataupun penurunan fibrinogen. TROMBOFILIA DALAM KEHAMILAN Trombofilia adalah sekelompok kelainan pada darah yang memicu pembentukan bekuan darah (trombosis). Keadaan ini dapat terjadi karena kelebihan faktor-faktor pembekuan darah (prokoagulan) atau kekurangan factor yang menghambat pembekuan darah atau memecah bekuan darah (fibrinolisis). Trombofilia dapat terjadi karena kelain herediter (hereditary thrombophila) atau kelainan yang didapat (acquired thrombophilia). Kedua bentuk trombofilia ini telah terbukti berkaitan dengan berbagai peristiwa trombotik dalam kehamilan. Bentuk trombofilia heresiter yang tersering adalah defisiensi antitrombin, protein dan kelainan faktor-faktor prokoagulan. Banyak bukti menunjukkan bahwa perempuan penderita trombofilia memiliki peningkatan tromboemboli vena an komplikasi vaskuler lainyya dalam kehamilan seperti keguguran, preeklamsia, dan pertumbuhan janin terhambat atau intra uterine growth restriction (IUGR). 65 % ibu hamil yang mengalami

51

preeklamsia, IUGR lahir mati yang tidak jelas penyebabnya atau abruptio placentae ternyata memiliki suatu bentuk trombofilia baik herediter maupun didapat.

Disusun oleh:
1.

Aprita Yulia Lestari (04) Intan Wahyu M. R (18) Sulis Setyaningsih (33)

2.
3.

13. PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN PADA IBU HAMIL


A. Perubahan anatomi dan fisiologi Kehamilan menyebabkan perubahan anatomi dan fisiologi yang

berpengaruh terhadap respirasi. Pada awal kehamilan, dilatasi kapiler terjadi pada saluran respirasi ; pembesaran pada nasofaring, laring, trakhea dan bronkus. Hal tersebut menyebabkan perubahan suara dan pernapasan melalui hidung mengalami gangguan. Seperti halnya uterus yang membesar, diafragma mengalami elevasi sekitar 4 cm dan tulang rusuk terangkat dan meluas menyebabkan pertambahan diameter toraks bagian bawah sekitar 2 cm, dan lingkar dada meningkat sekitar 6 cm. Elevasi diafragma tidak menghalangi pergerakannya. Tonus otot abdomen mengalami penurunan yang menyebabkan respirasi abdomen lebih sering dibanding respirasi diafragma. B. Volume dan kapasitas paru Perubahan terjadi pada volume dan kapasitas paru selama kehamilan. Dead volume (ruang mati) meningkat. Tidal volume meningkat secara bertahap (35-50%) seiring dengan usia kehamilan. Kapasitas paru total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma. Kapasitas residu fungsional, volume residu, dan volume

52

cadangan respirasi semua mengalami penurunan sekitar 20%. Volume tidal yang lebih besar dan volume residu yang menurun menyebabkan peningkatan ventilasi alveolar sebesar 65% selama kehamilan. Kapasitas inspirasi meningkat 5-10%. Perubahan fungsi respirasi antara lain : Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal volume dan peningkatan konsumsi oksigen 15-20% diatas kebutuhan wanita non hamil. Hiperventilasi yang terjadi pada ibu hamil menyababkan penurunan CO2 alveolar. Penurunan CO2 ini menurunkan tekanan CO2 darah; namun tekanan oksigen alveolar dipertahankan pada batas normal. Hiperventilasi maternal melindungi fetus dari paparan CO2 yang terlalu tinggi. C. Perubahan-perubahan yang terjadi antara lain:

Ketidaknyamanan dan gangguan pernapasan Memperberat penyakit saluran respirasi Perubahan mukosa saluran respirasi Diafragma naik Frekuensi pernapasan menurun, menjadi 14-15 x/menit Peningkatan konsumsi oksigen Progesteron menyebabkan hiperventilasi Penurunan kadar CO2 menyebabkan alkalosis

Efek persalinan terhadap sistem pulmoner : Terjadi penurunan Fungtional Residual Capacity (FRC) selama fase awal tiap kontraksi uterus yang diakibatkan retribusi darah dari uterus ke central venosus pool. Sebab penurunan ini tanpa perubahan ruang mati, terjadi delusi residual menyebabkan pertukaran gas menjadi lebih efisien. SISTEM RESPIRASI Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga

53

memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan penampilan badannya. Pernafasan pada Ibu Hamil Sering ada keluhan sesak dan pendek nafas yang dikarenakan unsur yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim biasanya terjadi pada usia kehamilan 32 minggu ke atas, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yg meningkat, hamil akan bernafas dalam sekitar 20-25% dari biasanya. Yang lebih menonjol yaitu pernafasan dada (thorachic breathing) ditandai dengan bagian bawah toraksnya melebar ke sisi, setelah partus kadang-kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik.Peningkatan energi dari rusuk menjadi rileks sehingga terjadi penambahan perkembangan dada. Diameter melintang dari rongga torak bertambah sekitar 2 cm dan keliling sekitar 6 cm.

Perubahan sistem pernafasan pada Ibu Hamil :


Perubahan yang lazim yaitu memperbesar penerimaan oksigen dalam kandungan dan menyediakan saluran pembuangan karbondioksida yang efektif bagi ibu dan janin. Pada kehamilan tua tulang-tulang rusuk mengembang serta menyediakan kapasitas rongga dada dengan cara menetralkan efek membesarnya rahim sehingga menekan diafragma. Pernafasan lebih efisien karena terjadi penurunan jumlah sisa kotoran.

54

artinya: selama pernafasan berlangsung, terjadi peningkatan pengembangan Aveolar yang menambah jumlah pembuangan gas (volume tidal) meningkat sekitar 40%. Tingkat Pernafasan tidak berubah, tetapi jumlah udara yang dihirup meningkat dari 7 ke 10liter per menit. Hidung tersumbat terjadi pada masa hamil dapat menyebabkan pembesaran urat sehingga sering terjadi perdarahan. Pada kehamilan normal, oksigen yang dilepaskan pervolume tidal melebihi

oksigen yang diperlukan dibebankan pada kehamilan. Jumlah Hemoglobin dalam sirkulasi meningkat sehingga kapasitas karier oksigen total juga meningkat besar selama kehamilan. Kecepatan nafas berubah sedikit selama hamil,menyebabkan volume tidal ventilatorik menit dan asupan oksigen menit meningkat cukup besar saat kehamilan makin tua. Kapasitas pernafasan maksimum dan kapasitas pernafasan paksa / kapasitas vital waktu tidak berubah cukup besar. Kapasitas residual fungsional dan volume residual udara menurun akibat naiknya diafragma. Kelenturan paru tidak terganggu pada masa kehamilan. Konduktansi saluran udara meningkat dan resistensi paru total menurun. Volume penutupan / volume paru pada waktu saluran udara di bagian-bagian ekspirasi lebih tinggi pada masa kehamilan. paru dependen menutup selama

55

Pada awal kehamilan terjadi peningkatan diinterpretasikan sebagai dispnea.

inspirasi yang mungkin

Volume Tidal yang bertambah besar normalnya sedikit menurunkan tekanan karbondioksida yang menyebabkan alkaliosis respiratorik ringan, yang dikompensasi sebagian oleh penurunan konsentrasi bikarbonat. Upaya bernafas meningkat.
Disusun oleh : 1. Asih Sri Utami (06) 2. Isnain Nur Rohmah (19) 3. Yuyun Nikmah Firoh (39)

14. Perubahan Fisiologi Sistem Peryarafan Pada Ibu Hamil


Fungsi system saraf pusat dan otak sangat kompleks dan mencakup semua aktifitas mulai dari reflex dasar sampai perubahan kemampuan kognitif dan emosional. Kinerjanya sangat berpengaruh dan dipengaruhi hormone. Pada ibu hamil, umumnya sistem sarafnya mengalami perubahan-perubahan. Di bawah ini beberapa perubahan sistem persyarafan, antara lain : 1. Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular (tekanan statis) akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di kedua tungkai bawah. 2. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi akar syaraf.
3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunnel

syndrome selama trimester akhir kehamilan (trimester 3). Edema menekan syaraf median di bawah ligamentum karpalis pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai oleh parestesia (sensasi abnormal seperti terbakar atau gatal akibat gangguan pada sistem syaraf sensori) di tangan (biasanya di jempol dan 3 jari pertama), nyeri pada tangan yang menjalar ke siku dan kadangkadang sampai ke pundak, leher dan dada. Sindrom ini menyebabkan luka

56

pada pergelangan tangan sehingga menyebabkan inflamasi dan penyempitan di saraf tengah yang menjalar ke telapak tangan. Tangan yang dominan biasanya paling banyak terkena. 4. Akroestesia (rasa baale (kaku) dan gatal di tangan) yang timbul akibat Stoop Snouldered (posisi bahu yang membungkuk), dirasakan oleh beberapa wanita selama hamil. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus brakialis, yaitu nervus pleksus yang berasal dari percabangan ventral empat nervus spinalis servikalis terakhir dengan nervus spinalis torakalis pertama, terpecah menjadi beberapa nervus utama bahu, dada dan lengan . 5. Nyeri kepala datang ketika kecemasan mulai timbul seiring dengan perkembangan janin (komplikasi gestation). Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan, seperti kesalahan refraksi (penyimpangan cahaya), sinusitis (radang pada sinus, yaitu saluran abnormal (fistula) yang memungkinkan keluarnya nanah) atau migren.
6. Nyeri kepala ringan, letih, lesu, rasa ingin pingsan atau bahkan pingsan

(sinkope atau fainting) sering terjadi pada awal kehamilan, dan hal tersebut adalah keadaan yang normal. Ketidakstabilan vasomotor (pembuluh darah) dan hipotensi postural atau hipoglikemi khususnya setelah duduk atau berdiri mungkin keadaan yang bertanggungjawab atas keadaan diatas. Hipotensi postural bisa terjadi karena kekurangan volume darah sementara sebelum normal kembali. Pusing dan perasaan melihat seperti berkunangkunang disebabkan oleh hipotensi supine syndrome (vena cava sindrom). 7. Hipokalsemi (jumlah kalsium dalam darah kurang dari normal) dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuskular, seperti kram otot atau tetani. 8. Pola tidur berubah selama kehamilan dan periode postpartum. Wanita hamil yang umur kehamilannya sudah mencapai 25 minggu mengalami lebih banyak tidur malam. Selama trimester pertama waktu tidur bertambah namun sering terjadi bangun di malam hari karena adanya kelainan atau gangguan seperti nocturia, dyspnoe, heartburn, nasal congestion, muscle aches dan kecemasan.

57

9. Masalah pada pemusatan perhatian dan memori. Holdcroft meyakini bahwa penyusutan otak wanita selama hamil dan kembali normal setelah persalinan disebabkan oleh perubahan dalam sel individu bukan karena penurunan jumlah selnya. 10. Ketidaknyamanan tulang dan otot 11. Perubahan pada telinga, hidung dan laring terjadi karena perubahan gerak cairan dan permeabilitas pembuluh darah. Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas bau mungkin terjadinya perubahan sensasi dan perubahan makanan yang lebih disukai. Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa pusing dan perasaan tidak suka terhadap makanannya, terutama untuk makanan yang rasanya pahit selama kehamilan. 12. Kejang kaki mendadak hal tersebut Biasanya terjadi dengan menarik kontraksi otot betis secara berulang. Hal ini terjadi karena ibu sedang istirahat atau bangun tidur. Kejang ini dikarenakan rendahnya serum ion kalsium dan meningkatnya fosfat atau ketidakcukupan intake kalsium. Ketika itu terjadi seharusnya ibu melenturkan atau meluruskan kaki atau berdiri. Ibu tidak dianjurkan untuk memijat kakinya karena mungkin saja rasa sakit itu berasal dari tromboplebitis. 13. Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral

Catatan : Nocturia Dyspnoe Nasal congestion : Sering kencing di malam hari. : Susah bernafas. :Akumulasi darah abnormal dalam suatu bagian yang terdapat pada hidung.

58

Muculus aches Heartburn

: Sakit otot seperti kram, kesemutan : Sakit ulu hati

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN Setiap wanita yang sedang hamil pada prinsipnya pasti mengalami perubahan , baik secara anatomi, fisiologi maupun psikologinya. Perubahanperubahan anatomi dan fisiologi yang terjadi pada wanita hamil, diantaranya adalah perubahan : 1. Sistem Reproduksi 2. Payudara
3. Sistem Kekebalan Tubuh 4.

Sistem Endokrin Sistem Perkemihan

5. 6.
7. 8.

Sistem Pencernaan Sistem Musculoskeletal Sirkulasi Cardiovaskuler atau Darah Sistem Integumen
10.

9.

Metabolisme Berat Badan Pembekuan Darah Sistem Pernafasan

11. 12. 13. 14. Sistem Peryarafan B. SARAN

59

1.

Sebagai tenaga kesehatan seorang bidan hendaknya

mampu mengetahui perubahan anatomi, fisiologi dan psikologi pada ibu hamil dan mampu memberikan tindakan sesuai kompetensi yang dimiliki.
2.

Hendaknya bidan, khususnya bidan desa memberikan

penyuluhan tentang perubahan anatomi, fisiologi serta psikologi pada wanita yang belum hamil, agar suatu saat ketika wanita tersebut hamil ia tidak syok yang berakibat buruk pada janin yang dikandung.

60

S-ar putea să vă placă și