Sunteți pe pagina 1din 62

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Medis 1. Pengertian a.

Hypertensi adalah tekanan darah yang lebih dari140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai Hypertensi maligna. ( Marylin E. Doenges, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, EGC hal 39 ). b. Hypertensi adalah tekanan darah sistolik >160 mmHg dan atau diastolik >95mmHg ( Soeparman sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam jilid II, FKUI, hal 205 ). c. Hypertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat Hypertensi ( Kapita Selecta Kedokteran, 2001, edisi ketiga jilid pertama, hal 581). Klasifikasi Hypertensi menurut WHO / ISH ( Kapita Selecta Kedokteran jilid 2, hal 519 ) : 1) Normotensi, jika tekanan sistolik <140 mmHg dan diastoliknya

< 90 mmHg. 2) Hypertensi ringan, tekanan sistolik 140-180 mmHg dan

diastolik 90-105 mmHg. 3) Hypertensi perbatasan, tekanan sistolik 140-160 mmHg dan

diastolik 90-95 mmHg.

4)

Hypertensi sedang dan berat, tekanan sistolik terisolasi, tekanan

sistolik >180 mmHg dan diastoliknya >105 mmHg. 5) Hypertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik >140 mmHg dan

diastoliknya <90 mmHg. 6) Hypertensi sistolik perbatasan, tekanan sistolik 140-160 mmHg

dan diastoliknya <90 mmHg. Sedangkan klasifikasi Hypertensi berdasarkan The Sixth Report of Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Bloud Pressure, 1997 . a. Kategori normal tekanan sistolik < 130 mmHg dan

diastoliknya < 85 mmHg b. Kategori perbatasan tekanan sistolik 130-139 mmHg dan

diastoliknya 85-89 mmHg c. Hypertensi tingkat I, tekanan sistolik 140-159 mmHg dan

diastoliknya 90-99 mmHg d. Hypertensi tingkat II, tekanan sistolik 160-179 mmHg dan

diastoliknya 100-109 mmHg e. diastoliknya Hypertensi tingkat III, tekanan sistolik 180 mmHg dan 110 mmHg.

2. Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu dia antara kedua paru-paru. Pericardium visceral dan lapisan luar disebut pericardium Porietalis. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung itu sendiri. Pericardium Parietalis melekat pada tulang dada di sebelah depan dan pada kolumna vertebralis di sebelah belakang, sedangkan ke bawah pada diafragma. Pericardium Vertebralis langsung melekat pada permukaan jantung, jantung sendiri terdiri dari tiga lapisan ; lapisan terluar disebut epikardium, lapisan tengah disebut myocardium,sedangkan lapisan terdalam yaitu lapisan endokardium. Secara fungsional jantung dibagi menjadi alat pompa kanan dan alat pompa kiri yang memompa darah vena menuju sirkulasi paru, dan darah bersih ke peredaran darah sistemik. Pembagian dan urutan aliran darah secara

anatomi:Vena cava,atrium kanan,ventrikel kanan,arteri pulmonalis,paru-paru, vena,pulmonalis,atriumkiri,ventrikelkiri,aorta,arteri,arteriola,kapiler,venula, vena,vena cava. a. Atrium kanan Dindingnya tipis sebagai tempat penyimpanan darah dan sebagai penyalur darah dari vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel kanan lalu ke paru-paru.

10

b.Ventrikel kanan Dinding ventrikel kanan hanya 1/3 dari tebal dinding ventrikel kiri, mempunyai kontraksi yang cukup besar untuk memompa darah dari atrium ke sirkulasi pulmonal ataupun sirkulasi sistemik. c.Atrium kiri Dinding tipis dan bertekanan rendah, darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis. Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-paru. d.Ventrikel kiri Dinding ventrikel kiri mempunyai otot-otot yang tebal dan berbentuk menyerupai lingkaran. Menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tekanan sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer. Di dalam sistem kardiovaskuler dikenal 4 sistem sirkulasi yaitu : 1) Sirkulasi Sistemik Sifat struktur dari dinding pembuluh darah terdiri dari 3 bagian, lapisan terluar disebut tunika adventisia, lapisan tengah disebut tunika media dan bagian terdalam disebut tunika intima. Sirkulasi sistemik dapat dibagi menjadi 5 dipandang dari sudut anatomi : a) Arteria Dinding aorta dan arteria besar mengandung banyak jaringan elastis dan sebagian otot polos.

11

b) Arteriola Dinding arteriola terdiri dari otot polos dan sedikit serabut elastis. c.) Kapiler Dinding tipis terdiri dari satu lapis sel endotel. d) Venula Dinding ototnya relatif lemah, dan terdapat spingter kapiler antara kapiler dan venula. 2). Sirkulasi Koroner Efisiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenisasi otot jantung, sirkulasi koroner meliputi seluruh jantung. a) Arteria Koronaria Cabang pertama dari sirkulasi sistemik, yang bermuara di dalam sinus valsava dalam aorta tepat di atas katup aorta. Sirkulasi arteri ini terdiri dari arteria koronaria kanan dan kiri. b) Vena Jantung Distribusi vena jantung paralel dengan distribusi arterianya, vena jantung terdiri dari 3 bagian yaitu ; vena thebesia, vena kardiak anterior dan sinus coronanius dan cabang-cabangnya. 3). Sirkulasi Limfatik Jaringan kapiler getah bening dalam ruang interstitial mengumpulkan cairan yang berlebihan dari protein yang difiltrasi melalui kapiler sistemik.

12

4). Sirkulasi Pulmonar Pembuluh pulmonary mempunyai dinding yang lebih tipis dan sedikit otot polos. Jantung adalah suatu organ muskuler yang berfungsi sebagai pompa untuk memompa darah venous masuk ke dalam pulmo, dimana terjadi pergantian O2 dan CO2 dan memompa darah arteri ke seluruh tubuh. a. Siklus Jantung Merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari dua jenis yaitu kontriksi dan pengendoran. Kontriksi dari kedua atrium terjadi secara serentak yang disebut sistole atrial dan pengendoran disebut diastole ventrikel. Daya dorong ventrikel kiri lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan sistemik. Meskipun ventrikel kanan memompa darah yang sama tapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar paru dimana tekanannya lebih rendah b. Curah Jantung Curah jantung memberikan aliran darah pada organ dan jaringan ke seluruh sel tubuh. c. Aliran darah ke perifer Dinamika aliran darah perifer merupakan unsur fisiologis sirkulasi yang paling kritis karena dua alasan. Pertama, distribusi dan curah jantung di perifer tergantung dari sifat jaringan vaskuler. Kedua, volume curah

13

jantung tergantung dari jumlah darah yang kembali menuju jantung. Kecepatan aliran darah sepanjang sistem pembuluh darah didistribusi pada banyaknya sistem organ sesuai kebutuhan metabolisme. 3. Etiologi Berdasarkan penyebab Hypertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu : a. Hypertensi Esensial atau Hypertensi

primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga Hypertensi idiopatik. Ini merupakan tipe paling umum dan mencakup 90 % dari luas kasus Hypertensi ( Lyli Ismudiaty Rilantono, 1998, Buku Ajar Ilmu Kardiologi, hal 197 ) Ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi sebagai berikut : 1) Usia Paling sering terjadi pada usia > 40 tahun 2) Jenis kelamin Lebih banyak terjadi pada wanita 3) Keturunan Sekitar 75% pasien Hypertensi mempunyai riwayat keluarga Hypertensi. 4) Obesitas / kegemukan Sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan Hypertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

14

5) Perokok 6) Peminum alkohol 7) Komsumsi garam Pengaruh asupan garam yang berlebih dapat menyebabkan peningkatan volume plasma dan curah jantung. 8) Hiperaktifitas saraf simpatis b. Hypertensi Sekunder

Hypertensi sekunder adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah akibat penyakit tertentu dengan penyebab diketahui mencakup 10 % dari kasus Hypertensi. 1) Hypertensi Renal adalah

Hypertensi yang penyebabnya adalah kelainan ginjal. Dalam buku Ilmu Penyakit Dalam ( Soeparman, Sarwono Waspadji, hal 236 ), M. Zigler dan G.J Mart menuliskan semua penyakit ginjal yang dapat menimbulkan Hypertensi seperti di bawah ini : a) (1) s akut dan kronik (2) interstitial akut dan kronik (3) Pilonefritis Nefritis Penyakit ginjal Bilateral Glomerulonefriti

15

(4) sis

Glomerulosklero

b) (1) renalis (2) (3) ginjal (4) urine karena berbagai sebab c) ginjal d) cangkok ginjal 2)

Penyakit ginjal Unilateral Aneurima arteri

Infark ginjal Tuberculosis

Bendungan

Hypertensi karena gagal

Hypertensi

sesudah

Hypertensi Renovasculer

Adalah Hypertensi yang disebabkan oleh obstruksi satu atau lebih cabang arteri renalis utama atau cabangnya yang dapat sembuh dengan operasi rekonstruksi vascular atau nefroktomi. 4. Insiden

16

Di negara yang sudah maju, Hypertensi telah merupakan masalah kesehatan yang memerlukan penanggulangan dengan baik. Oleh karena angka morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Di Amerika, 15 % golongan kulit putih dewasa dan 25-30 % golongan kulit hitam adalah penderita Hypertensi. Hypertensi adalah penyakit dari masa dewasa tengah termasuk diatas 60 juta orang, hal itu diperkirakan bahwa 1 dari 6 individu mempunyai tekanan darah tinggi. Hypertensi jarang terjadi pada anak-anak dan biasanya tipe sekunder Hypertensi. Meskipun demikian perlu diidentifikasi, anak-anak dan dewasa tua yang mungkin menjadi resiko primary Hypertensi seperti pada orang dewasa. Dari penyelidikan yang ada, terlihat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita Hypertensi dibanding masyarakat pedesaan, menurut Susalit, E dalam laporannya mendapat angka 14,2 % untuk masyarakat pinggiran kota Jakarta sedangkan untuk perkotaan 28,5 %. Untuk wanita lebih banyak menderita Hypertensi dari pada pria. Bila ditinjau dari perbandingan antara wanita dan pria ternyata wanita lebih banyak menderita Hypertensi. Dari laporan Sugiri dari Jawa Tengah didapatkan frekuensi 6,0% untuk pria dan 11,6 % untuk wanita. Daerah perkotaan Semarang, frekuensi 7,5 % pria dan 10,9 % wanita. Data tersebut telah memberi gambaran mengenai frekuensi terjadinya Hypertensi ( Ilmu Penyakit Dalam jilid II hal 206-207, Soeparman Sarwono Waspadji ) 5. Patofisiologi

17

Sampai sekarang, pengetahuan patofisiologi terus berkembang, karena belum terdapat jawaban yang memuaskan yang dapat menerangkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer sehingga semua faktor yang mempeengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan mempengaruhi tekanan darah. Pada tahap awal Hypertensi, curah jantung meninggi sedangkan tekanan perifer normal, keadaan ini disebabkan oleh karena peningkatan aktivitas saraf simpatis. Pada tahap selanjutnya, curah jantung kembali normal sedangkan tahanan perifer meningkat akibat terjadi refleks autoregulasi. Yang dimaksud dengan autoregulasi ialah mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan termodinamik yang normal. Oleh karena curah jantung meningkat terjadi kontriksi spingter prekapiler yang mengakibatkan peraturan curah jantung dan peninggian tahanan perifer pada Hypertensi terjadi secara bertahap dan dalam waktu yang lama, sedangkan proses autoregulasi seharusnya terjadi dalam waktu yang singkat. Diduga terdapat faktor lain disamping faktor termodinamik yang berperan terhadap Hypertensi secara pasti belum diketahui apakah faktor hormonal atau perubahan anatomis yang terjadi pada pembuluh darah yang berpengaruh pada proses tersebut. Kelainan termodinamik tersebut diikuti pula kelainan struktural mengenai pembuluh darah dan jantung, pada pembuluh darah terjadi hipertropi dinding, sedangkan pada jantung terjadi pula penebalan dinding intraventrikulin. 6. Manifestasi Klinis

18

Gejala Hypertensi tidak selalu ada hubungannya dengan berat ringannya Hypertensi. Secara dini dari penyakit Hypertensi ringan pasien sakit kepala karena vasokontriksi atau epitaksis dari pendarahan kapiler basal, pada Hypertensi ringan ada kelompok pasien yang sama sekali tidak memberi keluhan-keluhan sedang pada kelompok yang lain sudah membeikan gejalagejala yang sangat terasa menganggu, demikian pula Hypertensi yang sedang dan berat, ada pasien yang tidak mengeluh apa-apa dan ada pasien yang sudah memberikan keluhan yang begitu berat sehingga tidak dapat bekerja dengan baik karena sangat terganggu. Pada umumnya pasien Hypertensi memberikan keluhan-keluhan sebagai berikut; sakit kepala, kelemahan, peningkatan tekanan darah, vertigo, sukar tidur, mata berkunang-kunang, kaku kuduk, mual dan muntah, epitaksis, dan telinga berdengung. 7. Tes Diagnostik a. 1) Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan darah rutin yang

diperlukan adalah haemoglobin, hematokdrit, ureum dan kretinin untuk perfusi dan fungsi ginjal. 2) Elektrolit untuk melihat

kemungkinan adanya kelainan hormonal aldesteron. 3) Pemeriksaan urinalisis ( protein

dalam urine ) untuk melihat adanya kelainan pada ginjal.

19

b. 1)

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan radiologi yaitu

untuk melihat adanya pembesaran jantung kiri pada Hypertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh darah pada stadium payah pada jantung Hypertensi. 2) Pemeriksaan Echokardiografi. Merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau terjadinya hipertropi ventikel. Hemodinamik kardiovasculer dan tanda-tanda iskemia miokrad yang menyertai penyakit jantung Hypertensi pada stadium lanjut.

20

3)

Pemeriksaan Elektrokardiogram Pemeriksaan untuk menentukan adanya hipertropi atrium ventrikel

kiri bila terjadi Hypertensi pulmonal maka dapat terlihat juga hipertropi ventrikel kanan. 8. Penatalaksanan Medik a. Penatalaksanaan Farmakologik Pengobatan selain ditujukan pada tekanan darah juga pada komplikasikomplikasi yang terjadi yaitu dengan : 1) menjadi normal 2) Hypertensi 3) kardiovasculer 4) Menurunkan faktor resiko Mengurangi kejadian Mengobati payah jantung karena Menurunkan tekanan darah

penyakit kardiovaskuler semaksimal mungkin. Beberapa macam obat yang sering digunakan dalam pengobatan Hypertensi : 1) Diuretik bekerja menurunkan tekanan darah

dengan cara menurunkan volume ekstraseluler dan plasma sehingga terjadi penurunan curah jantung. Contohnya ; Diuretik tiazid, furosenamid, potassium sparing.

21

2)

Obat penghambat Simpatetik ( Adrenergik )

Contohnya ; clonidin, trimetaphon, pentolirium, pempidin.

3) a)

Vasodilator langsung Hidrasilin bekerja

langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos dan akan mengakibatkan penurunan resistensi vascular. b) Sodium nitropusid kuat

yang diberikan secara parenteral yang digunakan pada Hypertensi gawat dan kegagalan jantung berat. b. 1) 2) 3) makanan 4) Menghindari faktor resiko seperti Penatalaksanaan Non Farmakologik Istirahat yang cukup Monitor tekanan darah Pembatasan garam dalam

merokok, minum beralkohol, kopi dan stress. 5) 6) Olahraga secara teratur Mengurangi berat badan

22

7)

Melaksanakan

tehnik-tehnik

relaksasi seperti ; meditasi, yoga yang dapat mengontrol sistem saraf otonom B. Konsep Dasar Personal Hygiene 1. Pengertian Menurut Undang-Undang Nomor 2 (1966), Hygiene adalah kesehatan masyarakat yang khusus meliputi segala usaha untuk melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan badan dan jiwa baik untuk umum maupun untuk perorangan dengan tujuan memberikan dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat serta mempertinggi kesejahtaraan daya guna peri kehidupan manusia. Menurut Azwar (1990), Hygiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. 2. Tujuan Personal Hygiene adalah : a. b. c. Dapat memelihara kesehatan diri sendiri Memperbaiki/meningkatkan nilai kesehatan Mencegah timbulnya penyakit 3. Personal Hygiene meliputi : a. Mandi b. Merawat rambut

23

c. Menjaga kebersihan gigi dan mulut d. Perawatan kuku e. Kebersihan pakaian f. Hygiene pencernaan/makanan g. Kebersihan rumah dan lingkungan

4. Beberapa penyakit ditimbulkan bila personal Hygiene kurang : a. Typus abdominalis b. Diare c. Penyakit-penyakit kulit C. Konsep Dasar Kesehatan Lingkungan 1. Pengertian Kesehatan Lingkungan Istilah Kesehatan dalam Undang-Undang Nomor 9 tahun 1960 tentang PokokPokok Kesehatan, Bab I pasal 2 didefenisikan sebagai berikut : Yang dimaksud dengan kesehatan dalam undang-undang ini keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani ( mental ) dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kematian. Sedangkan pengertian dari lingkungan menurut Nomenklatur bidang kesehatan ( 1981 ) : Lingkungan hidup adalah semua benda, daya, kondisi termasuk manusia dan tingkah lakunya terdapat dalam satu ruang tempat manusia berada dan

24

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta jasad-jasad hidup lainnya. Pengertian Kesehatan Lingkungan: a. Menurut WHO, Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin sehat dari manusia. Keadaan sehat disini adalah sehat fisik, mental dan sosial serta mampu berproduktifitas secara ekonomi. b. Menurut Slamat Riyadhi ( 1982 ) Kesehatan lingkungan adalah bagian integral ilmu kesehatan masyarakat dengan lingkungannya dalam keseimbangan ekologi dengan tujuan membina dan meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang optimal. a. Menurut R. Lyn : Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan. 2. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan a. Jamban Keluarga Jamban atau kakus merupakan suatu bangunan yang digunakan oleh keluarga atau sejumlah keluarga untuk buang air besar. Telah diketahui bahwa tinja ( kotoran manusia ) banyak sekali mengandung kuman yang menimbulkan berbagai penyakit. Oleh karena itu,

25

penularan penyakit mudah sekali terjadi bila manusia / masyarakat buang air besar di sembarang tempat. Syarat minimal untuk pembuatan jamban : 1) Jarak antara lubang penampungan kotoran tidak kurang 10 meter dari sumber pompa / sumber-sumber air, sehingga tidak mencemari sumber air bersih. 2) Di daerah yang tanahnya miring, letak jamban harus di bagian yang lebih rendah dari sumber air bersih. 3) Tidak berbau dan tidak dijamah serangga dan tikus. 4) Luas lantai jamban harus cukup luas ( paling sedikit 1m3 ), lantainya tidak licin dan mudah dibersihkan. 5) Terang dan ada ventilasinya. Jenis-jenis jamban yang ada adalah sebagai berikut : 1) Pit Privi / kakus cemplung 2) Kakus leher angsa 3) Bucket latrine 4) Chemical toilet 5) Overhang citrine Pengelolaan Tinja Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat memberikan dampak negatif, antara lain : 1) Sebagai sarang vektor penyakit

26

2) Sebagai sumber pencemaran lingkungan yang dapat mencemari sumber air bersih. 3) Dapat memberikan situasi atau keadaan lingkungan yang kurang baik. 4) Dapat menimbulkan bau yang kurang enak.

b. Air Bersih Menurut Permenkes No. 416 ( 1990 ) Air bersih dapat didefenisikan sebagai air yang digunakan dalam keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak atau diproses. Air merupakan kebutuhan primer dari makhluk hidup karena dapat digunakan sebagai air minum, merupakan cairan yang perlu sekali untuk kelangsungan hidup, digunakan untuk mencuci dan air dapat merupakan media untuk bakteri, karena air yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan akan dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Syarat air bersih untuk digunakan sebagai air minum yaitu : 1) Kebutuhan air bersih / air minum Untuk perkotaan : 150-350 liter perorang perhari Untuk pedesaan : 100-150 liter perorang perhari

27

2) Syarat kualitas a) b) c) Syarat fisik ( suhu, warna dan bau ) Syarat kimia ( organik dan anorganik ) Mikrobiologi

3) Syarat radioaktif ( sinar alfa beta ) Fasilitas sumber air bersih : 1) Sumur ( sumur gali ) 2) Penampungan air hujan 4) Perpipaan 5) Sumur artetis 6) Perlindungan mata air c. SPAL Beberapa pengertian mengenai air limbah : 1) Metcal and Eddy Air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perkotaan, perdagangan dan industri, bersamasama dengan air tanah dan air permukaan. 2) Asrul Aswar

28

Air limbah adalah air kotoran atau air bekas yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia, hewan dan lain-lain. Muncul karena hasil perbuatan manusia. 3) Anwar Daud Air limbah adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga, dan juga berasal dari industri, air permukaan serta air buangan lainnya.

Sumber Air Limbah 1) Air limbah yang berasal dari rumah tangga ( Domestic

Sewage ). Misalnya ; dari kamar mandi 2) Air limbah yang berasal dari perusahaan ( Commercial

Waste ). Seperti air limbah dari hotel dan restoran. 3) Air limbah yang berasal dari industri ( Industrial

Waste ). Seperti air limbah dari pabrik, textil, industri makanan dan lain-lain. 4) Air limbah yang berasal dari sumber lainnya, seperti

air hujan dan air comberan. Syarat-syarat sarana pembuangan air limbah : 1) Tidak mencemari sumber air bersih 2) Tidak menimbulkan genangan air 3) Tidak menimbulkan bau

29

4) Tidak menimbulkan tempat berkembangbiaknya nyamuk, lalat dan serangga lainnya. Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan air limbah antara lain: 1) Polio Mielithys ( Lumpuh ) Agennya adalah virus polio 2) Colera Agennya adalah vidirio colera 3) Typus Abdominalis Agennya adalah callomello typosa 4) Disentri Basiler Agennya adalah bakteri psigela 5) Antraks 6) Agennya basilus antraks 7) Tuberculosis Agennya microbacteri Cara mengatasi pembuangan air limbah yaitu dengan membuat saran pembuangan air limbah ( SPAL ) atau membuat drainase di sekitar rumah yang dialirkan ke selokan, lubang penampungan atau mengairi tanaman. d. Tempat Pembuangan Sampah Pengertian :

30

Endang Eutjang, Sampah adalah semua zat / benda yang sudah tidak dipakai lagi baik berasal dari rumah-rumah maupun sisa dan proses industri. Anwar Daud, Sampah adalah segala sesuatu yang berasal dari hasil kegiatan manusia atau hewan bila tidak diinginkan lagi dianggap tidak berguna dan dibuang. Pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan akibat, antara lain : 1) Dapat mengotori tanah dan sumber air 2) Dapat menjadi sarang serangga dan tikus serta tempat

berkembangbiaknya vektor penyakit 3) Mengganggu pemandangan dan menimbulkan bau busuk 4) Merupakan sumber dan media perkembangan hama penyakita Macam-macam sampah : 1) Sampah basah ( garbage ) Yaitu kotoran dari dapur rumah, hotel, restoran, pasar dan lain-lain. 2) Sampah kering ( rubbish ) Yaitu benda atau alat rumah tangga dan perdagangan yang dibuang seperti kaleng bekas, kertas, karton dan lain-lain 3) Abu ( Ashes ) Segala jenis abu. 4) Sampah jalanan ( street cleaning )

31

Semua jenis sampah yang terbuang di jalanan, seperti; daun, ranting pohon dan lain-lain. 5) Bangkai binatang ( Dead animal ) Segala jenis bangkai, seperti; elang, kucing, tikus dan lain-lain 6) Sampah industri Yaitu sampah yang berasal dari kegiatan industri dapat berupa sampah basah, kering, abu dan sebagainya. 7) Sampah khusus ( special refuse ) Yaitu sampah yang berbahaya dan memerlukan penanganan khusus. Misalnya sampah kimia yang berasal dari pabrik yang menggunakan bahan kimia yang berbahaya, seperti; sampah laboratorium, rumah sakit, puskesmas dan lain-lain. Syarat-syarat tempat sampah : 1) Kontruksi yang kuat 2) Mudah diisi, dikosongkan dan dibersihkan 3) Berukuran sedemikian sehingga mudah diangkat untuk 1 orang 4) Mempunyai tutup Beberapa cara pembuangan sampah ; 1) Pembuangan sampah di atas tanah ( Dumping on land ) Pembuangan sampah di atas tanah secara terbuka, cara ini sangat sederhana dan mudah dilakukan. 2) Pembuangan sampah di dalam ar ( Dumping on water )

32

3) Pembakaran Biasanya dilakukan di dekat rumah. 4) Cara lainnya : a) Pengisian tanah yang rendah ( sanitary land fill ) b) Pembuatan pupuk ( composting ) c) Pembakaran ( incumerator ) d) Makanan ternak ( Hog feeding ) e) Bioges

e. Pemanfaatan Halaman / Pekarangan Rumah Penyakit-penyakit menular yang ditularkan secara tidak langsung oleh adanya pekarangan yang tidak dipelihara adalah penyakit-penyakit yang ditularkan melalui serangga dan tikus karena pekarangan yang tidak dipelihara merupakan tempat hidup yang baik bagi serangga dan tikus-tikus. Selain itu, pekarangan yang tidak terpelihara memungkinkan terjadinya kecelakaan, tempat berlubang ular dan lain-lain.Yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan lingkungan : 1) Ada pagar batas antara pekarangan rumah yang satu dengan yang lain. 2) Terpelihara dan dijaga kebersihannya dari sampah yang berserakan, kotoran ternak maupun kotoran manusia, rumput dan lain-lain.

33

3) Tidak ada genangan air di waktu hujan dan tidak berdebu waktu musim kering. 4) Dimanfaatkan untuk warung dan apotik hidup ( toga ). 5) Ditanami pohon-pohon sebagai pelindung dari sinar matahari dan polusi udara. f. Kebersihan Rumah Menurut Winslow, rumah baru dapat dikatakan sehat bila memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : 1) Memenuhi kebutuhan fisiologis 2) Memenuhi kebutuhan psikologis 3) Mencegah menjalarnya penyakit menular 4) Mencegah terjadinya kecelakaan Agar rumah bisa memenuhi kebutuhan sisiologis harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Cukup cahaya alam dan cahaya buatan, tidak silau dan tidak timbul bayangan yang mengganggu. 2) Pergantian udara segar dapat berjalan dengan lancar. 3) Tidak terganggu oleh kegaduhan baik berasal dari luar maupun dari dalam rumah. 4) Cukup sinar matahari pagi yang berperan mematikan penyakit dan untuk pertumbuhan tulang anak-anak. 5) Cukup tempat bermain untuk anak-anak.

34

Syarat psikologis, syaratnya sebagai berikut: 1) Tiap anggota keluarga harus mendapat cukup kesempatan untuk menyendiri. 2) Terdapat ruang duduk keluarga dimana orangtua dapat berdialog dengan putra-putrinya. 3) Mempunyai WC dan kamar mandi. Mencegah menjalarnya penyakit menular, Syaratnya adalah: 1) Terdapat penyajian air minum yang cukup, sehat dan tidak tercemar serta tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk. 2) Pembuangan kotoran padat dan cair sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan baik bagi keluarganya sendiri maupun lingkungannya. 3) Tempat-tempat memasak maupun mempersiapkan serta menyimpan makanan hendaknya bebas dari pencemaran. Mencegah terjadinya kecelakaan, Syarat-syaratnya sebagai berikut ; 1) Cukup penghawaan untuk tempat-tempat dimana gas, asap beracun yakni dapur dan garasi mobil. 2) Cukup cahaya, supaya orang dapat melihat dengan jelas. g. Ventilasi

35

Ventilasi adalah tempat / jalan pertukaran antara udara bersih dengan udara kotor dari luar yang masuk ke dalam ruangan. Manfaat ventilasi : 1) Agar cahaya cukup masuk dalam rumah 2) Pertukaran udara segar lancar dan udara rumah tidak pengap dan lembab. 3) Rumah tidak menjadi sarang nyamuk akibat gelap 3. Keadaan Berbagai Lingkungan yang Mempengaruhi Penyebaran Penyakit a. Sumber Air Syarat air minum ditentukan oleh syarat fisik, kimia dan bakteriologis. Syarat fisik jika air itu tidak berwarna, tidak mempunyai rasa, tidak berbau. Jernih, dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara sehingga terasa nyaman. Syarat kimia, tidak mengandung zat kimia atau mineral yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya; O2, H2, S, NH4 dan lain-lain. b. Pembuangan kotoran manusia 1) Tidak mengotori tanah permukaan 2) Tidak mengotori air permukaan 3) Tidak mengotori air tanah 4) Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipergunakan oleh lalat untuk bertelur atau berkembang biak. 5) Kakus harus terlindung atau tertutup. 6) Pembuatannya mudah dan murah.

36

c. Perumahan 1) Memenuhi kebutuhan fisiologis 2) Memenuhi kebutuhan psikologis 3) Menghindari terjadinya kecelakaan 4) Menghindari terjadinya penyakit d. Hewan ternak 1) Taunia suginata dari sapi 2) Taunia echinococcus dari anjing 3) Taunia solium dari babi

4) Trichinella spiralis dari ternak 5) Duphiloborium latum dari ikan e. Pembuangan sampah Pembuangan sampah dilakukan dengan cara: 1) Individual inciveration Sampah dikumpulkan di lubang sampah kemudian dibakar

dipekarangan masing-masing. 2) Sanitary land fill Sampah dibuang di tempat yang rendah, kemudian diurung. 3) Land Fill Sampah dibuang di tempat rendah, biasanya di luar kota dan sebaiknya jenis rubbish.

37

f. Pembuangan air limbah rumah tangga Cara pembuangan air limbah yaitu dengan cara pembuatan drainase atau saluran air limbah. D. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian a. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) Adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

38

b. Salvicion G Bailon dan Aracelis Manglaya ( 1989 ) Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. c. Burgess, dkk dalam Friedman ( 1998 ) Membuat definisi yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas yaitu keluarga terdiri dari orang-orang disatukan oleh ikatan perkawinan darah dan ikatan adopsi. 2. Struktur Keluarga Dalam buku Drs. Nasrul Efendi ( 1998 ) dijelaskan bahwa struktur keluarga terdiri dari beberapa macam diantaranya : a. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal, adalah hubungan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. c. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. d. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

39

e. Keluarga Kawin, adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri. 3. Tipe / Bentuk Keluarga a. Keluarga inti ( Nuclear Family ) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. b. Keluarga besar ( Extended Family ) adalah keluarga inti ditambah sanak saudara, misalnya ; nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. c. Keluarga berantai ( Serial Family ) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti. d. Keluarga duda / janda ( Single Family ) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. e. Keluarga berkomposisi ( Composit Family ) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. f. Keluarga Kabitas ( Cahabitation ) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tapi membentuk suatu keluarga. 4. Tugas dan Fungsi Keluarga Pada dasarnya ada delapan tugas pokok dalam keluaga yaitu : a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggota keluarga. b. Pemeliharaan sumber daya yang ada dalam keluarga.

40

c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing. d. Sosialisasi antara anggota keluarganya. e. Pengaturan jumlah anggota keluarga. f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga. g. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. h. Membangkitkan dorongan dan semangat anggota keluarga. Fungsi Keluarga Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut : a. Fungsi Biologis 1) Untuk meneruskan keturunan 2) Memelihara dan membesarkan anak 3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga 4) Memeliharan dan merawat anggota keluarga b. Fungsi Psikologis 1) Memberikan rasa aman dan kasih sayang 2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga. 3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga 4) Memberikan identitas keluarga

41

c. Fungsi Sosialisasi 1) Membina sosialisasi pada anak 2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan

perkembangan anak. 3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. d. Fungsi Ekonomi 1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya. e. Fungsi Pendidikan 1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. 2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. 3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

42

5. Peranan Keluarga a. Peran Ayah Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, sebagai pencari nafkah, pendidik, pemberi rasa aman, pelindung, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya. b. Peran Ibu Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, pelindung, juga sebagai sabagai salah satu bagian dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya. Selain itu, ibu juga berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga. c. Peran Anak Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual. 6. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut : a. Tahap pembentukan keluarga ; Tahap ini dimulai pernikahan, yang dilanjutkan dalam bentuk rumah tangga

43

b. Tahap menjelang kelahiran anak ; Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan. c. Tahap menghadapi bayi ; Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini, bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orangtuanya dan kondisinya masih sangat lemah. d. Tahap meghadapi anak prasekolah ; Pada tahap ini sudah mengenal kehidupan sosialnya,sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dengan masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini, anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, normanorma agama, norma-norma sosial budaya dan sebagainya. e. Tahap mengahadapi anak sekolah; Dalam tahap ini, keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya. Membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.

44

f. Tahap mengahadapi anak remaja ; Tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena dalam tahap ini, anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya. Oleh karena itu, suri tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orangtua dengan anak perlu dipeliharan dan dikembangkan. g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat ; Setelah melalui tahapan remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya. Dalam tahap ini, anak akan memulai kehidupan berumah tangga. h. Tahap berdua kembali ; Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress. i. Tahap masa tua ; Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orangtua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

45

7. Koping Keluarga Koping keluarga sebagai persepsi dan respon perilaku yang digunakan keluarga dan subsistemnya untuk memecahkan suatu masalah atau mengurangi stress akibat masalah atau peristiwa yang terjadi dalam keluarga. Tipe-tipe strategi koping : a) Strategi koping keluarga internal 1) Mengandalkan kelompok keluarga 2) Penggunaan humor 3) Pengungkapan bersama yang semakin meningkat 4) Mengontrol arti atau makna dari masalah, pembentukan kembali kognitif dan penilaian pasif. 5) Pemecahan masalah keluarga secara bersama-sama. 6) Fleksibilitas peran 7) Normalisasi b. Strategi koping keluarga eksternal 1) Mencari informasi 2) Memelihara hubungan aktif dengan komunitas 3) Mencari dukungan sosial 4) Penggunaan jaringan dukungan informal sosial 5) Penggunaan sistem-sistem sosial formal 6) Penggunaan Kelompok-kelompok mandiri 7) Mencari dukungan spiritual

46

c. Strategi adaptasi disfungsional 1) Penyangkalan terhadap masalah esploitasi terhadap satu anggota keluarga atau lebih a) Esploitasi nonfisik, tapi

esploitasi aktiv yang jelas emosional : mengkambing hitamkan penggunaan ancaman b) : mengabaikan anak c) Esploitasi fisik dan Esploitasi emosional pasif

emosional yang digunakan : penyiksaan anak, penyiksaan orang tua, kekerasan suami/istri 2) Penyangkalan tehadapa masalah-masalah keluarga mekanisme adaptif merusak kemampuan keluarga untuk memenuhi fungsi efektif a) Penyangkalan kelihatan dalam sistem keluarga : Mitos keluarga, penggunaan ancaman. b) Penyangkalan dipertahankan melalui adanya jark emosi kebiasaan-kebiasaan dalam tradisi : Tradisi tertentu triangling dan Pseudomutualitas. 3) Pisa atau hilangnya anggota keluarga : ditinggal suami atau istri institusionalisasi, cerai, ketidak hadiran anggota keluarga secara fisik (alcoholisme, ketidak hadiran suami secara fisik) 4) Otoritarianisme (menyerah terhadap dominasi yang jelas)

47

8. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan meliputi : a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut: 1) Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah 2) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri 3) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik / keluarga dengan penyakit keturunan b. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan. Waktu hamil: 1) Umur ibu ( 16 tahun atau lebih 35 tahun ) 2) Menderita kekurangan gizi / anemia 3) Menderita Hypertensi 4) Primipara atau multipara 5) Riwayat persalinan dengan komplikasi c. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, karena: 1) Lahir prematur / BBLR

48

2) Berat badan sukar naik 3) Lahir dengan cacat bawaan

4) ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi 5) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga: 1) Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan 2) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cekcok dan ketegangan 3) Ada anggota keluarga yang sering sakit 4) Salah satu orangtua ( suami / istri ) meninggal, cerai, atau lari meninggalkan keluarga E. Konsep Dasar Askep Keluarga 1. Pengertian Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan keluarga ini merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistemik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.

49

2. Tujuan a. Tujuan Umum : Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan sendiri. b. Tujuan Khusus Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam : 1) Mengenal masalah kesehatan keluarga . 2) Merumuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga. 3) Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh, dan atau yang membutuhkan bantuan / asuhan keperawatan. 4) Memelihara lingkungan ( fisik, psikis dan sosial ) sehingga dapat menunjang peningkatan kesehatan keluarga. 5) Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat, misalnya ; Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Kartu Sehat, dan Posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan. 3. Sasaran

50

Sasaran dari asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang rawan kesehatannya yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan.

4. Tahapan Proses Keperawatan Keluarga a. Pengkajian Keluarga Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan perawat untuk mengukur keadaan klien ( keluarga ) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan ukuran dan suatu penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma-norma yang diambil dari kepercayaan nilai-nilai, prinsip-prinsip, aturan-aturan dan harapan-harapan, teori, konsep yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh keluarga. Norma yang digunakan untuk menentukan kasus kesehatan keluarga adalah keadaan rumah dan lingkungannya yang membawa kepada peningkatan kesehatan keluarga, sifat keluarga, dinamika dan tingkat kemampuan keluarga yang dapat membawa kepada perkembangan keluarga dan perubahan perilaku sehat. Yang termasuk dalam tahap ini adalah: 1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui cara :

51

a)

Wawancara keluarga : Yang berkaitan dengan hal-hal

yang perlu diketahui baik aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainya. b) Pengamatan : Pengamatan terhadap hal-hal tidak perlu

karena sudah dianggap cukup melalui pengawasan saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ; ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya. c) Studi Dokumentasi : Studi berkaitan dengan

perkembangan anak diantaranya melalui Kartu Menuju Sehat ( KMS ), Kartu Keluarga dan catatan-catatan kesehatan lainnya. d) Pemeriksaan Fisik : Dilakukan terhadap anggota

keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan yang berkaitan dengan keadaan fisik, misalnya kelainan organ tubuh dan tanda-tanda penyakit. Data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Identitas Keluarga b) Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang pernah dialami. c) Anggota keluarga d) Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada.

52

e) Keadaan keluarga meliputi biologis, psikologis, sosial, kultural, spiritual, lingkungan dan data penunjang lainnya.

2)

Analisa Data Di dalam menganalisa data, ada tiga norma yang perlu diperhatikan

dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu: a) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota

keluarga, meliputi keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga, keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga, keadaan gizi anggota keluarga, status imunisasi anggota keluarga, kehamilan dan keluarga berencana. b) ventilasi, Keadaan keluarga dan sanitasi lingkungan meliputi; penerangan, kebersihan, kontruksi luas rumah

dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga, sumber air minum, jamban keluarga, tempat pembuangan air limbah, pekarangan yang ada dan sebagainya. c) Karakteristik keluarga meliputi sifat-sifat keluarga,

dinamika dalam keluarga, komunikasi dalam keluarga, interaksi anggota keluarga, kesanggupan keluarga dan membawa

pembangunan anggota keluarga, kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.

53

3)

Perumusan Masalah Setelah analisa data, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah

kesehatan dan keperawatan keluarga. Perumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan status keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, nilai dan kultur yang dianut oleh keluarga tersebut. Perumusan masalah kesehatan dan keperawatn keluarga yang diambil didasarkan pada analisa konsep, teori dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan tentang masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Disamping melalui diskusi-diskusi diantara perawat dengan mempertimbangkan situasi dengan sumber daya yang ada pada keluarga. Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga perlu selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta berbagai alasan bagi ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan. Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga, ada tiga kelompok masalah besar, yaitu: a) Ancaman kesehatan

adalah yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk

54

dalam ancaman kesehatan adalah penyakit turunan, keluarga / anggota keluarga yang menderita penyakit menular, jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya keluarga, resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota keluarga, keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress, sanitasi lingkungan yang buruk, kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan, sifat kepribadian yang melekat, imunisasi anak tidak lengkap. b) Kurang / tidak sehat

adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan, yang termasuk didalamnya adalah keadaan sakit serta kegagalan dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal. c) Situasi krisis adalah

adalah saat-saat yang banyak menuntu individu atau keluarga dalam menyelesaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah perkawinan, kehamilan, persalinan, masa nifas, menjadi orang tua, penambahan anggota keluarga abortus, anak masuk sekolah, anak remaja, kehilangan pekerjaan, kematian anggota keluarga. b. Diagnosa Keperawatan Keluarga

55

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang faktor-faktor yang mempertahankan respon / tanggapan yang tidak sehat dan meghalangi perubahan yang diharapkan. Dalam menetapkan diagnosa keperawatan keluraga, ditetapkan berdasarkan faktor resiko dan faktor potensial terjadinya penyakit atau masalah kesehatan keluarga serta

mempertimbangkan kemampuan keluarga dengan mengatasi masalah kesehatan. Diagnosa keperawatan ditegakkan dengan menggunakan formulasi PES ( Problem, Etiologi dan Sign ). Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan dari pengkajian. Tipologi dari diagnosa keperawatan : 1) Aktual ( terjadi defisit atau gangguan kesehatan )

Dari hasil pengkajian di dapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan. Contoh : Nyeri akut yang dirasakan Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan dengan keluhan sakit pada tengkuk 2) Resiko ( ancaman kesehatan ) namun belum terjadi gangguan,

Sudah ada data yang menunjang

misalnya lingkungna rumah yang kurang bersih, pola makan tidak teratur, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.

56

Contoh : Resiko terjadinya gangguan kesehatan pada keluarga Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi . 3) Potensial ( keadaan sejahtera / wellness)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Contoh : Potensial peningkatan status kesehatan pada keluarga Ny.S Etiologi dari diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga. Khusus untuk diagnosa perawatan potensial ( sejahtera/wellness ) boleh menggunakan atau tidak menggunakan etiologi. Etiologi dari diagnosa keperawatan yang ditetapkan dalam suatu keluarga, adalah : 1) Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan

keluarga, disebabkan karena : d) e) f) 2) Kurang pengetahuan / ketidaktahuan fakta Rasa takut akibat masalah yang diketahui Sikap dan falsafah hidup Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena : a) masalah. b) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya

57

c)

Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena

kurang pengetahuan, dan kurangnya sumber daya keluarga. d) pilihan. e) keluarga. f) g) Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada. Takut dari akibat tindakan. Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota Tidak sanggup memilih tindakan di antara beberapa

h) i) j) kesehatan. k) diharapkan. 3)

Sikap negatif terhadap masalah kesehatan. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau. Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga

Kesalahan

informasi

terhadap

tindakan

yang

Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang

sakit disebabkan karena : a) Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya ; sifat, penyebab, penyebaran, perjalanan penyakit, gejala dan perawatannya serta pertumbuhan dan perkembangan anak. b) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

58

c) Kurang / tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan. d) Tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnya ; keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik untuk perawatan. e) Sikap negatif terhadap yang sakit. f) Konflik individu dalam keluarga. g) Sikap dan pandangan hidup. h) Perilaku yang memntingkan diri sendiri. 4) Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang

dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga, disebabkan karena : a) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung jawab / wewenag, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat. b) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah. c) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan. d) Konflik personal dalam keluarga. e) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit. f) Sikap dan pandangan hidup.

59

g) Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah. 5) Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat

guna memelihara kesehatan, disebabkan karena : a) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada. b) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh. c) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan. d) Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan. e) Rasa takut pada akibat dari tindakan. f) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan. g) Tidak adanya fasilitas yang diperlukan. h) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat. i) Sikap dan falsafah hidup. Prioritas Masalah Setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga : Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :

60

1) Tidak

mungkin

masalah-masalah

kesehatan

keperawatan

yang

ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus. 2) Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga seperti masalah penyakit. 3) Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang akan diberikan. 4) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. 5) Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah kesehatan / keperawatan keluarga. 6) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria, sebagai berikut : 1) Sifat masalah, dikelompokkan menjadi : a) Ancaman kesehatan b) Keadaan sakit atau kurang sakit c) Situasi krisis 2) Kemungkinan masalah dapat diubah, adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.

61

3) Potensi masalah untuk dicegah, adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan atau kesehatan. 4) Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi perawatan dan kesehatan. Untuk dapat menetukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun skala prioritas sebagai berikut :

Tabel 2.1 Skala untuk menentukan prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga Kriteria 1. Sifat masalah Skala : Tidak / kurang sehat Ancaman kesehatan Krisis 2. Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : 3 2 1 2 Nilai Bobot 1

62

Dengan mudah Hanya sebagian Tidak dapat 3. Potensi masalah untuk dirubah Skala : Tinggi Cukup Rendah 4. Menonjolnya masalah Skala : Masalah berat harus ditangani Masalah yang tidak perlu segera ditangani Masalah tidak dirasakan

2 1 0 1 3 2 1 1 2 1 0

Skoring : 1) Tentukan skor untuk setiap kriteria 2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot Skor Angka tertinggi 3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria 4) Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas x bobot

63

1) Sifat masalah: dalam menetukan sifat masalah bobot yang paling besar diberikan kepada keadaan sakit atau yang mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit atau pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan usia, kemudian baru diberikan kepada hal-hal yang mengancam kesehatan keluarga dan selanjutnya kepada situasi krisis dalam keluarga dimana terjadi situasi yang menuntut penyesuaian dalam keluarga. 2) Kemungkinan masalah dapat diubah: faktor-faktor yang mempengaruhi masalah dapat diubah adalah; a) Pengetahuan, teknologi dan tindakan-tindakan untuk menangani masalah. b) Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan, tenaga, saran dan prasarana. c) Sumber daya perawatan, diantaranya adalah pengetahuan, keterampilan dan waktu. d) Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti ; Posyandu, DUKM, Polindes dan sebagainya. 3) Potensi masalah untuk dicegah: hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah adalah : a) Kepelikan / kesulitan masalah, hal ini berkaitan dengan beratnya

penyakit atau masalah yang menunjukkan kepada prognosa dan beratnya masalah.

64

b)

Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka waktu terjadinya

masalah. Lamanya masalah berhubungan erat dengan beratnya masalah yang menimpa keluarga dan potensi masalah untuk dicegah. c) Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah tindakan mencegah dan memperbaiki masalah dalam rangka

untuk

meningkatkan status kesehatan keluarga. d) Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok

yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah. 4) Menonjolnya masalah, dalam hal ini, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

c. Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahakan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi. Penyusunan rencana keperawatan kesehatan keluarga tergantung dari kondisi masing-masing keluarga yang dihadapi . Ciri-ciri rencana keperawatan keluarga :

65

1) Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah yang sedang dihadapi. 2) Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari melalui pikiran yang logis. 3) Rencana keperawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan datang. 4) Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang diidentifikasi. 5) Rencana keperawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan. Kualitas rencana keperawatan sangat tergantung kepada : 1) Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah situasi keluarga. 2) Rencana yang realitis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan. 3) Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan . 4) Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam: a) Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga b) Menentukan prioritas masalah c) Memiliki tindakan yang tepat d) Pelaksanaan tindakan e) Penilaian hasil tindakan

66

5) Dibuat secara tertulis d. Implementasi terhadap Keluarga Implementasi / tindakan keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan keluarga terpenuhi secara optimal. 1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara : a) Memberikan informasi b) Mengidentifikasi kebutuhan c) Mendorong sikap emosi yang sesat terhadap masalah 2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara : a) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan b) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga c) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan 3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara : a) Mendemonstrasikan cara perawatan b) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah c) Mengawasi keluarga melakukan perawatan 4) Membantu keluarga untuk menentukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara ;

67

a) Menemukan sumber-sumber yang dapat dilakukan keluarga b) Melakukan perubahan di lingkungan keluarga seoptimal mungkin 5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara : a) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga b) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada e. Evaluasi Evaluasi selalu diberikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Apabila dalam evaluasi tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu : tujuan tidak realitas, tindakan keparawatan yang tidak dapat ada, faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi. Tolak ukur yang digunakan dalam evaluasi adalah kriteria keberhasilan, standar keperawatan dan perubahan perilaku. Metode penilaian yang digunakan yaitu observasi langsung, wawancara, memriksa laporan dan latihan stimulasi. Sedangkan hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari tiga dimensi, yaitu : 1) 2) Keadaan fisik, misalnya peningkatan berat badan anak Psikologi dan sikap, misalnya berkembangnya sikap

positif keluarga terhadap perawatan dalam memberikan asuhan di rumah.

68

3)

Pengetahuan dan perubahan perilaku

69

S-ar putea să vă placă și