Sunteți pe pagina 1din 36

Nama Kelompok:

Ayu Budi Setianingrum


Mardatilla Ratih Eva Juwita C Ali Amran Dian Oktaviani Yosepina

Definisi
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon bronkus

terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan (The American Thoracic Society).
Asma merupakan suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif

intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas. (Medicafarma,2008)

Etiologi
1.

Faktor Predisposisi

Genetik

2. Faktor Presipitasi Alergen


a. b. c.

Inhalan Ingestan Kontaktan

saluran pernapasan. Cont : debu, polusi melalui mulut. Cont : makanan dan obatobatan kontak dengan kulit. Cont : perhiasan, logam

Perubahan Cuaca Stress Olahraga / Aktivitas jasmani yang berat

Klasifikasi berdasarkan penyebabnya


1.

Ekstrinsik (alergik)
Terdapat reaksi alergik Faktor-faktor pencetus spesifik : debu, bulu binatang, obat obatan (antibiotik dan aspirin).

2.

Instrinsik (non alergik)


Reaksi non alergik Faktor pencetus tidak spesifik : udara dingin, kemungkinan disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan dan emosi.

Dapat berkembang menjadi bronkhitis kronis.

3.

Asma gabungan
Mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non- alergik.

Pathway

Fatigue

Manifestasi Klinis
Tachypnea
Dyspnea Wheezing (mengi)

Bernafas menggunakan otot bantu pernafasan


Batuk Nyeri dada Sianosis Hipoksemia Penurunan kesadaran Takikardi Gelisah Pucat Tampak Lelah

Komplikasi
Status Asmatikus Bronkitis Kronik Atelektasis Hipoksemia Pneumotorax Emfisema

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi 2. AGD Kasus berat : pd awal pH meningkat, PCO2 dan PO2 turun(alkalosis respiratori) Hiperpentilasi. Kemudian pH turun, P02 turun Dan PCO2 meningkat .

3. Spirometri
4. Pemeriksaan allergi(radioallergosor test:RAST). 5. Foto toraks. 6. Elektrokardiografi. 6. Uji fungsi paru : Volume tidak menurun, Kapasitas vital menurun.

Pencegahan Serangan Asma


1.

Menghindari Pencetus

Sprei, tirai, selimut dicuci 2 minggu sekali Hindarkan anak kontak dengan penderita flu Hindarkan makanan makanan yang menyebabkan alergi.

2.

Kegiatan Fisik

Menambahkan toleransi secara bertahap, menghindarkan percepatan gerak yang mendadak. Bila batuk, istirahatkan sebentar, minum air. Adakalanya sebelum anak beraktifitas atau melakukan kegiatan perlu minum obat atau menghirup aerosol terlebih dahulu.

Penatalaksanaan non-farmakologik
Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera. Menghindari faktor- faktor yang dapat mencetuskan

serangan.
Memberikan penerangan mengenai penyakit asma.

Penatalaksanaan Farmakologik
Bronkodilator
Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efedrin).

Nama obat : orsiprenalin, fenoterol

Santin (teofilin)

Nama obat : aminofilin, teofilin

Kromalin

Ketolifen

Diagnosa Keperawatan
1.

Bersihan jalan nafas tak efektif b/d bronkospasme dan akumulasi sekret.

Tujuan : mempertahankan jalan nafas paten pada anak dengan bunyi nafas bersih/ jelas

Kriteria Hasil :

Tidak sesak nafas. Batuk efektif mengeluarkan sekret. Bunyi nafas normal, tidak ada mengi Bernafas tanpa menggunakan otot bantu pernafasan.

Intervensi
Berikan posisi yang nyaman pada anak.
Aulkustasi bunyi nafas. Dorong anak untuk nafas dalam dan batuk efektif

setelah suction.
Pertahankan polusi lingkungan. Berikan air hangat untuk mengencerkan sekret.

Diagnosa Keperawatan
2.

Gangguan pertukaran gas b/d obstruksi jalan nafas dan suplai oksigen.

Tujuan : klien menunjukan pertukaran gas yang normal (perbaikan


ventilasi) Kriteria Hasil :

Tidak sesak nafas GDA dalam batas normal Tidak hipoksia Penurunan toleransi aktivitas Tidak pucat Tidak ada wheezing

Intervensi
Kaji TTV Berikan posisi yang nyaman pada klien. Monitor pengeluaran sputum. Suction jika perlu. Dorong anak untuk melakukan nafas dalam dan batuk efektif. Monitoring pemeriksaan AGD Kaji adanya tanda-tanda sianosis Kolaborasi : berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi

AGD.

Diagnosa Keperawatan
3. Fatigue b/d hipoksia dan meningkatnya usaha nafas.

Tujuan : anak tampak tidak kelelahan. Kriteria Hasil :


Tidak iritabel Dapat beraktivitas sesuai dengan kondisi pasien.

Intervensi
Kaji tanda dan gejala hipoksia.
Hindari aktivitas berlebihan. Berikan istirahat yang cukup. Berikan pengaturan posisi senyaman mungkin untuk

beristirahat. Berikan oksigen sesuai progam.

Diagnosa Keperawatan
4. Kecemasan b/d hospitalisasi dan distres pernafasan.

Tujuan :kecemasan dapat menurun Kriteria Hasil :

Anak tenang dan dapat mengekspresikan perasaannya.

Orang tua dapat merasa tenang dan berpartisipasi dalam perawatan anak.

Intervensi
1.

Untuk orang tua :


Berikan ketenangan dan rasa nyaman pada orang tua

Dorong keluarga dengan memberikan pengertian dan informasi.


Dorong keluarga untuk terlibat dalam perawatan anaknya.

2.

Untuk anak :

Bina hubungan saling percaya. Kurangi perpisahan dengan orang tuanya.

Ajarkan teknik relaksasi.


Ajarkan anak untuk mengekspresikan perasaannya. Pertahankan lingkungan yang tenang. Berikan terapi bermain sesuai dengan kondisi anak.

Kasus

I. DATA DEMOGRAFI a. Biodata : Nama pasien : An. S. A. K. Umur / TTL : 4 tahun/ Gorontalo, 23 Januari 2003 Jenis kelamin : Perempuan Agama : ISLAM Alamat : Jl. Cendana Suku / Bangsa : Gorontalo/Indonesia Pekerjaan : Siswa Pendidikan : SD Status Kawin : belum kawin Dx. Medis : Asma Bronchial Tgl Msk / jam : 15 Maret 2012 Tgl Pengkajian : 16 Maret 2012
b. Biodata Penanggung jawab Nama : Ny. Z. N Umur : 35 tahun Pekerjaan : PNS Hubungan dgn klien : Ibu kandung

Riwayat kesehatan sekarang


klien masuk ke rumah sakit dengan alasan sesak nafas. Sesak nafas yang dialami klien disebabkan oleh Debu yang masuk melalui saluran pernafasan (allergen inhalan). Pada sore itu klien mengambil permainan lamanya yang sudah lama tersimpan, permainan tersebut sangat berdebu, klien memainkan permainan yang berdebu itu. Beberapa saat kemudian klien bersin dan pilek. Ibunya menyuruhnya untuk istirahat. Akan tetapi klien megeluh sesak nafas ketika klien berbaring telentang di tempat tidur. Sesak ini semakin berat dirasakan pada waktu saat malam hari di sertai dengan nyeri pada bagian dada. . Untuk meringankan hal tersebut klien diberi minum air dan di minta untuk istirahat atau tidur dengan posisi yang tinggi. Keluhan lain yang menyertai yaitu gelisah, keringat dingin, batuk kering, dan nafas tambahan (mengi/wheezing).

Riwayat kesehatan masa lalu


Ibu klien mengatakan anaknya menderita penyakit asma sejak berumur 4 tahun. Ibu klien juga mengatakan bahwa anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah serta tidak memiliki trauma atau kecelakann. Anaknya mempunyai alergi terhadap asap rokok, debu dan beberapa jenis makanan seperti udang, coklat, dan es. Jika klien mengkonsumsi mengkonsumsi makanan atau menghirup asap rokok maka klien akan mengalami flu dan serangan sesak nafas.

Pola kegiatan sehari-hari


Nutrisi

klien tidak nafsu makan Cairan Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya minum air putih saja, dibantu dengan cairan infuse. Cairan yang dibutuhkan sebanyak 1000 cc. Eliminasi ( BAK/BAB) Ibu klien mengatakan saat sakit BAB tetap berjalan normal, hanya BAK nya saja yang tidak normal (produksi urin menurun). Istirahat / tidur Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya tidur siang hanya 1 jam sedangkan pada malam hari hanya 5-7 jam karena sering terbangun dan gelisah. Bila tidak dapat tidur, klien biasanya hanya menonton televisi. Aktivitas Ibu klien mengatakan saat sakit anaknya tidak mampu melakukan aktifitas, karena sulit bernafas. Kemampuan klien menurun sehingga banyak membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum Klien tampak lemah dan gelisah b. Tanda tanda Vital - Suhu badan : 39 0C - TD : tidak dapat diukur karena klien sering menangis saat disentuh. - BB : 12 kg - TB : 60 cm c. Sistem Pernafasan a. Hidung : simetris kiri kanan
Pernapasan cuping hidung ( + )

b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid c. Dada : Bentuk dada : normochest

Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal, perbandingan ukuran anterior posterior : transversal =2:1 Batuk kering ( tidak produktif) karena secret kental dan lumen jalan napas sempit Nafas pendek

Gerakan dada : mengikuti nafas, terdapat retraksi subcostal, intercostalsubsternal, penggunaan otot bantu pernapasan ( + )

Suara nafas : ronkhi ( + ) di anterior paru, Mengi( + ) di bronkus.

d. System Kardiovaskuler - Palpitasi - Diaporesis, - tachicardia, - dan kelelahan

e. Sistem Pencernaan - Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan. - Bibir kering dan pecah-pecah - Abdomen (hati, ginjal, dan lien) tidak teraba - Mulut tidak ada stomatitis - tidak toleransi terhadap makan dan minum, - mukosa mulut kering. f. System Indera - Mata : Kelopak mata tidak edema, bulu mata merata, alis tebal. Lapang pandang ; gerakan bola mata mengikuti arah cahaya Pupil isokor ukuran 2 mm Respon pupil mengecil bila ada cahaya - Hidung : Fungsi penciuman terganggu yakni sulit membedakan bau karena hidung tersumbat, adanya secret kental yang menghalangi penciuman kental. - Telinga : Keadaan daun telinga simetris kiri kanan Kanal auditorius bersih, tidak ada serumen Fungsi pendengaran normal ( menoleh saat di panggil )

g. System Syaraf 1. Fungsi serebral : - Status mental : lemas, takut, gelisah - Kesadaran : mata = 4, verbal = 5, motorik = 6 - Bicara : klien bicara dengan terbata-bata dan sering menangis 2. Fungsi Kranialis : 3. Fungsi Motorik : a. Masa otot : normal b. Tonus otot : lemah c. Kekuatan otot : kekuatan otot melemah 4. Fungsi sensorik : sulit dinilai hanya rangsangan nyeri klien dapat memberi respon 5. Fungsi cerebellum : sulit dinilai 6. Refleks : sulit dikaji karena klien menangis jika disentuh. 7. Iritasi Meningen : tidak ditemukan h. System Imun - Klien alergi terhadap debu, asap rokok, makanan es - Apabila terjadi perubahan cuaca seperti musim hujan atau dingin , klien akan merasa sesak (asma lagi)

Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif

Ibu klien mengatakan bahwa : Sesak nafas Nyeri dada Gelisah Keringat dingin Batuk Tidak mampu melakukan aktivitas Nafsu makan menurun Bersin/Flu Sering menangis

Klien nampak sesak nafas (+) Klien memegang dadanya, Penggunaan otot bantu pernapasan Ekspresi wajah gelisah Klien tampak berkeringat Klien batuk batuk Pada auskultasi terdengar bunyi tambahan (mengi) Sulit bernafas, klien lemah, Aktifitas klien dibantu oleh keluarganya Tanda-tanda vital: RR : 26 X/menit Nadi : 60 X/menit SB : 370C Orang tua klien terlihat cemas Pasien seringkali bersin/flu Sekret kental

Analisa Data
DATA MASALAH ETIOLOGI Bronkospasme dan peningkatan sekresi pulmonal 1. DS:Orang tua klien Ketidakefektifan jalan mengatakan bahwa klien: nafas ~ Sesak nafas ~Gelisah ~Batuk ~Nafas tambahan ~Tidak mampu melakukan aktivitas ~Bersin/Flu DO: ~Klien nampak Sesak nafas (+) ~Ekspresi wajah gelisah ~klien batuk batuk ~ Saat diauskultasi terdengar bunyi tambahan (mengi) ~Sulit bernafas, klien lemah di Bantu oleh ~Tanda-tanda vital: RR : 26 X/menit

Data
2. DS :Ibu klien mengatakan : ~Gelisah ~Tidak mampu membuang sekret DO : Bunyi nafas mengi Klien tampak gelisah Klien terlihat lemah Sekret kental Batuk Sulit bernafas RR 26 x /menit Aktifitas di bantu orang tuanya 3. DS:Ibu klien mengatakan Gelisah Sering menangis DO: Eksperisi wajah klien gelisah Klien terlihat lemah Sulit bernafas

Masalah

Etiologi

Gangguan pertukaran gas

Penumpukan sekret

Ansietas

Hospitalisasi dan distress pernafasan

Diagnosa Keperawatan
1.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d bronkospasme dan peningkatan sekresi pulmonal Tujuan: mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi bersih dan jelas. Intervensi
Mengauskultasi bunyi nafas, mencatat adanya bunyi nafas,

misalnya : wheezing, ronkhi,mengi Mengkaji / memantau frekuensi pernafasan, mencatat rasio inspirasi dan ekspirasi. Memberi posisi high fowler atau semi-fowler Memberikan air hangat. Berikan bronchodilator sesuai indikasi Mendorong anak untuk latihan napas dalam dan batuk efektif Observasi TTV

2. Gangguan pertukaran gas b/d penumpukan sekret. Tujuan: - anak akan menunjukkan perbaikan pertukaran gas -tidak ada mengi dan retraksi -batuk menurun Intervensi 1. Kaji RR, auskultasi bunyi napas 2. Beri posisi high fowler atau semi-fowler 3. Dorong anak untuk latihan napas dalam dan batuk efektif 4. Lakukan suction jika perlu 5.Monitor peningkatn pengeluaran sputum

3. Kecemasan b/d hospitalisasi dan distres pernapasan Tujuan: Kecemasan menurun, ditandai dengan anak tenang dan dapat mengekspresikan perasaannya Intervensi 1. Ajarkan teknik relaksasi; latihan napas dalam, imajinasi terbimbing 2. Berikan terapi bermain sesuai indikasi 3. Informasikan tentang perawatan, pengobatan dan kondisi anak

Evaluasi
S:- keluarga/ibu klien mengatakan klien masih sesak nafas - ibu klien mengatakan klien masih gelisah. O: TTV ;RR:18x/menit,Suhu 37,ND 80x/menit\ - sesak nafas (+) - mengi (+) - penggunaan otot pernafasan (+) - pernafasan cuping hidung (+) - retraksi dada (+) -sputum berkurang -cemas hilang -takut hilang -gelish hilang A: masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan

KAMSAHAMNIDA

S-ar putea să vă placă și