Sunteți pe pagina 1din 11

KONDOM PRIA

Kondom atau adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penularan penyakit kelamin pada saat bersanggama. Kondom biasanya dibuat dari bahan karet latex dan dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita pada keadaan ereksi sebelum bersanggama (bersetubuh) atau berhubungan suami-istri.

Asal usul Cara menggunakan kondom Masih belum jelas dari mana kata "kondom" berasal. Ada yang menduga kata itu berasal dari sebuah kota bernama Condom yang terletak di provinsi Gascony, sebelah barat daya Perancis Pria-pria dari kota Condom ini terkenal dengan sifatnya yang menyukai seks, kurang sabar, dan gampang marah, kurang lebih seperti karakter tokoh Cyrano de Bergerac dalam drama karya sutradara Edmond Rostrands Pendapat lain mengatakan kata kondom diambil dari nama Dr.Condom, seorang dokter asal Inggris yang bergelar Pangeran. Pada pertengahan tahun 1600, ia yang mula-mula mengenalkan corong untuk menutupi penis untuk melindungi King Charles II dari penularan penyakit kelamin Kondom primitif Menurut Charles Panati, dalam bukunya Sexy Origins and Intimate Things, sarung untuk melindungi penis telah dipakai sejak berabad silam. Sejarah menunjukkan orang-orang Roma, mungkin juga Mesir, menggunakan kulit tipis dari kandung kemih dan usus binatang sebagai "sarung". Kondom primitif itu dipakai bukan untuk mencegah kehamilan tapi menghindari penyakit kelamin. Untuk menekan kelahiran, sejak dulu pria selalu mengandalkan kaum perempuan untuk memilih bentuk kontrasepsi. Sarung linen Gabriello Fallopia, dokter dari Italia yang hidup di abad ke-17 adalah orang yang pertama kali menjelaskan dua tabung pipih yang membawa sel telur dari ovarium ke uterus. Ia dikenal sebagai "bapak kondom" karena pada pertengahan tahun 1500 ia membuat sarung linen yang berukuran pas (fit) di bagian penis dan melindungi permukaan kulit. Penemuannya ini diuji coba pada 1000 pria dan sukses

Kondom di abad 17 berbentuk tebal dan dibuat dari usus binatang, selaput ikan atau bahan linen yang licin. Namun karena kondom dipandang mengurangi kenikmatan seksual dan tidak selalu manjur mencegah penularan penyakit (akibat penggunaan berulang kali tanpa dicuci), kondom pun menjadi tidak populer dan jadi bahan diolok-olok. Meski begitu, kondom tetap dipakai karena pada masa itu banyak pria yang khawatir tertular penyakit kelamin. A Classical Dictionary of the Vulgar Tongue yang terbit di London tahun 1785 menyebut kondom sebagai "usus kambing kering yang dipakai pria dalam hubungan seks untuk mencegah penularan penyakit".

PRIA PUN HARUS BER-KB

Pil dan suntikan dapat menjadi pilihan ber-KB selain kondom. Untuk menunda dan merencanakan kehamilan Kaum Hawa melakukannya dengan alat-alat kontrasepsi (alkon). Ada beberapa pilihan alkon. Untuk wanita pilihan alkon lebih banyak ketimbang untuk pria. Wanita bisa memilih pil, suntik, susuk, spiral, diagfragma,dan tubektomi. Pilihan pria lebih terbatas, yakni kondom, suntik, pil, dan vasektomi.

"Selama ini pandangan gender menjadi fokus untuk sasaran penggunaan alkon. Seakan-akan memang perempuanlah yang harus menggunakannya, sedangkan pria tidak. Pandangan ini harus diubah", ujar Senior National AIDS Commission, Dr Nafsiah Mboi di Jakarta, beberapa waktu lalu dalam wacana mengenai HIV/AIDS. Pria, lanjutnya, lebih suka menyarankan pasangannya yang menggunakan alkon dari pada diri mereka sendiri.

Pendapat itu disampaikan karena ada paradigma bahwa alkon lebih ditekankan bagi perempuan untuk menunda kehamilan dan juga mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual (PMS). Padahal, seharusnya, kata Nafsiah, pria juga harus ikut berperan.

Saat ini alat kontrasepsi pria yang paling dipercaya adalah kondom. Menurut Food and Drugs Administration (badan yang mengatur makanan dan obat-obatan) AS, jenis alkon ini memiliki kegagalan rata-rata 14 persen dalam kondisi tertentu. Sementara itu, rata-rata tingkat kegagalan pil KB wanita kurang dari satu persen.

Kondom merupakan alkon yang efektif dan murah. Beberapa studi memperlihatkan efektivitasnya dalam mencegah infeksi HIV. Kondom juga membantu menurunkan risiko terjadinya kanker leher rahim pada perempuan. Ada studi yang menemukan virus Human

Papillomavirus (HPV) bisa menyebabkan kanker leher rahim pada pria yang tak menggunakan kondom.
Alat Kontrasepsi Pria

Banyak bukti yang mendukung efektivitas kondom dalam menunda kehamilan dan pencegahan penularan PMS. Sayang, di Indonesia penggunaan kondom masih rendah. Menurut hasil survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional-BPS pada 2003, penggunaan kondom pada pasangan usia subur masih sangat rendah, yaitu 0,9 persen. Diperkirakan ada sekitar 7-10 juta pria pelanggan penjaja seks di Indonesia, dan yang mau melindungi diri dari risiko penularan PMS dengan menggunakan kondom pada setiap kegiatan seksnya kurang dari 10 persen.

Vasektomi biasanya akan menjadi pilihan terakhir pria untuk ber-KB. Dengan demikian, rendahnya penggunaan kondom dan pilihan vasektomi memperlihatkan bahwa memang perempuan lah yang menjadi andalan dalam melakukan KB. Sebenarnya ada pilihan lain bagi pria untuk menerapkan alkon. Suntik dan pil bisa menjadi alternatif yang lain. Namun, memang ada sejumlah penelitian untuk mencari pil kontrasepsi pria gagal karena efek samping alkon ini, seperti impoten dan imfertilitas permanen. Vasektomi dapat dipakai, tetapi sulit untuk diganti.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kontrasepsi pria yang dilakukan dengan injeksi dinilai 99 persen efektif. Ini merupakan langkah revolusioner di bidang pembatasan kelahiran. Sebelumnya kontrasepsi pria dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif seperti terganggunya frekuensi hubungan seks dan menimbulkan kelainan kulit.

Para ilmuwan Eropa lah yang memulai percobaan penanaman alat kotrasepsi pria. Alkon ini dapat menghalangi produksi sperma dan memiliki efek samping jangka panjang. Jika segala sesuatu berjalan lancar, para peneliti percaya alkon tersebut akan dipasarkan pada 2005.

Perusahaan farmasi Belanda, Organon (pembuat Norplant) memulai percobaan klinis terhadap alkon yang dapat menggantikan kontrasepsi hormonal bagi pria. Kontrasepsi hormonal ini akan menutup testoteron dan produksi sperma dari pria. Alkon itu berupa sebuah tangkai kecil yang ditanam di bawah kulit tangan pasien. Alkon ini akan mengantarkan etonogestrel, yakni progestogen yang biasa ditemukan pada pil KB wanita, untuk menghalangi produksi sperma.

Perusahaan farmasi lain di Eropa juga memroduksi alkon yang dapat menghalangi produksi sperma tanpa

efek samping besar. Efek samping yang paling menonjol dari alat kontrasepsi ini adalah meningkatnya berat badan, seperti halnya yang dialami perempuan selama mengonsumsi pil.

Seperti Norplant, alkon hormonal pria tersebut diharapkan dapat bertahan sampai tiga tahun sebelum tangkai baru perlu ditanam kembali. Para ilmuwan Australia yang tergabung dalam Institut Riset ANZAC di Sydney, menyatakan alat kontrasepsi itu 100 persen efektif, karena telah diujicobakan. Metodenya berupa suntikan hormon dan implan di bawah kulit pria yang menghambat produksi sperma dengan suntikan hormon progestin setiap tiga bulan. Hormon itu juga akan mengurangi dorongan seks pria. Dengan begitu libido dapat dikendalikan. Sesudah 12 bulan pemakaian alkon dapat dihentikan untuk memulihkan kesuburan.

PENGGUNAAN KONDOM SEBAGAI METODE KB

Penggunaan kondom di Indonesia sebagai metode KB masih sangat rendah yaitu sekitar 0.7% dari peserta KB yang ada. Rendahnya kesadaran menggunakan kondom ini disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah citra negatif yang melekat pada kondom. Seringkali kondom diasosiasikan sebagai ketidakbersihan seseorang, seks gelap, ketidaksetiaan dan berbagai perilaku immoral lainnya. Bahkan ada pendapat wanita/istri yang menyatakan bahwa kondom hanya untuk wanita dijalanan, bukan untuk di rumah. Selain itu masih banyak berbagai citra negatif lainnya yang sebenarnya sangat tidak benar, justru sebaliknya para suami yang menggunakan kondom adalah seorang yang senang menjaga kebersihan dirinya dan pasangannya, sedangkan masalah ketidaksetiaan adalah masalah lain yang tidak ada hubungannya dengan kondom. Untuk itu diperlukan upaya merubah persepsi kondom kearah citra positif dalam keluarga sehingga diperlukan komunikasi dan saling percaya antara suami istri. Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi pria berbentuk sarung tipis yang diujungnya tertutup rapat untuk menampung sperma. Kondom ini terbuat dari bahan karet atau lateks atau bahan lainnya seperti plastik. Namun kondom yang ada di Indonesia saat ini adalah yang terbuat dari karet atau lateks yang mampu mencegah pertemuan sperma dengan sel telur saat melakukan hubungan suami istri. Selain itu secara klinis bahan ini efektif mampu mencegah penularan penyakit akibat hubungan seksual. Efektifitas kondom sangat tinggi bila dipakai secara benar dan disiplin, dengan tingkat keberhasilan mencapai 95% dalam pencegahan kehamilan dan dapat digunakan oleh semua pria/suami yang tidak alergi terhadap karet/latex. Selain itu kondom yang terbuat dari bahan latek ini secara klinis sangat baik dalam mencegah:

Vaginitis yang disebabkan oleh inpeksi seperti trichomoniasis Pelvic inflammatory disease (PID) Gonorrhea Chlamydia Syphilis Chancroid Human immunodeficiency virus (HIV)

Selain itu kondom yang terbuat dari latex juga mampu mencegah terhadap:

Human papiloma virus (HPV) yang dapat menyebabkan genital warts Herpes simplex virus (HSV) yang dapat menyebabkan genital herpes Virus hepatitis-B.

Nilai tambah lainnya dari kondom ini adalah dapat memperpanjang waktu dan menambah kenikmatan dalam hubungan seksual. Ditambahkan lagi bahwa kondom sangat mudah didapat tidak memerlukan resep, dapat dipakai sendiri serta mudah dibawa kemana-mana. Namun demikian, seringkali kita agak kesulitan menemukan kondom yang pas/cocok buat kita. Ada beberapa tips memilih dan mengunakan kondom yang bisa anda baca di bagian label kondom. Untuk itu disarankan gunakan berbagai merek kondom dan rasakan yang mana yang paling cocok buat anda. Kondom juga digunakan sebagai satu terapi (condom therapy) bagi pasangan infertilitas yang disebabkan oleh antibodi antisperma, yang diduga menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan potensi membuahi sel telur (ovum) dalam tubuh perempuan. Menurut Prof.dr. Arjatmo Tjokronegoro Ph.D.,Sp.And dalam bukunya Rahasia di Balik Keperkasaan Pria. Pada pasangan yang belum mempunyai anak yang disebabkan karena, baik sistem imun humoral maupun selural telah terbentuk. Kalau mereka mau mamakai metode kontrasepsi, dari sudut imunologis matode yang terbaik adalah kondom. Metode ini selain benar mencegah terjadinya pembuahan, juga mencegah kontak antara antigen pihak laki dengan sistem imun perempuan. Dalam salah satu terapi mengatasi adanya respons imun ini adalah condom therapy. Kondom dipakai terus-menerus saat berhubungan dimana saja, kapan saja setiap waktu selama lebih kurang 6-8 bulan. Dalam waktu yang lama itu, diharapkan kadar antibodi telah menurun dan tidak lagi ada didaerah reproduksi wanita, sehingga sperma yang selama ini diaglutinasikan atau dimobilisasi oleh antibodi menjadi bebas dan mampu bergerak untuk bermigrasi sampai di saluran faloii dan bertemu dengan ovum tanpa halangan apapun pada saat masa subur yang telah ditentukan.

Sebaiknya bila anda memilih kondom sebagai salah satu alternatif kontrasepsi, maka gunakanlah selalu kondom baru pada waktu berhubungan seksual dengan istri anda, dan akan lebih mesra apabila kondom tersebut istri anda yang memasangkannya. Pasangkan kondom pada waktu penis menegang, buka gulungan dan pasangkan pada penis yang sedang menegang. Segara setelah ejakulasi, cabut penis dari vagina. Pegang pangkal penis dan lepaskan kondom dengan hati-hati selagi masih tegang. Bungkus dan buang kondom yang sudah dipakai pada tempat yang

aman. Namun apabila anda ingin melakukan hubungan seks kembali penis harus dicuci dulu dengan sabun dan air. Bila Anda belum pernah menggunakan kondom, sebaiknya mulailah menggunakan dan rasakan bedanya. Selain itu kondom perlu digunakan selama 15 sampai 20 kali ejakulasi bila sesudah vasektomi bila anda memilih vasektomi sebagai kontrasepsi. Namun apabila istri anda yang menggunakan metode kontrasepsi, kondom pun masih perlu digunakan apabila:

Istri sedang dalam masa subur bila menggunakan sistem kalender. Sementara menunggu istri memasang kontrasepsi IUD Sementara menunggu istri mencabut kontrasepsi implant. Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam. Apabila diduga ada penyakit menular seksual diantara pasangan, sementara menunggu diangnosis yang pasti.

Demikian beberapa hal-hal yang kami anggap cukup penting untuk diketahui, namun demikian apabila Anda merasa kurang nyaman dengan kondom, atau kondom yang anda gunakan robek pada waktu berhubungan, atau Anda pikir istri anda hamil, atau Anda menginginkan informasi tentang metode KB lainnya tanyaka kepada kami. Sebaiknya diskusikan lebih dahulu dengan pasangan Anda sebelum memutuskan metode KB apa yang hendak digunakan.

Kondom Jaman Purba Kala

Inilah Foto Kondom Jaman Purba Kala - Dari catatan sejarah, kondom telah digunakan sejak beberapa ratus tahun lalu. Sekitar tahun 1000 sebelum Masehi orang Mesir kuno menggunakan linen sebagai sarung penganan untuk mencegah penyakit. Pada tahun 100 sampai tahun 200 Masehi bukti awal dari pemakaian kondom di Eropa datang dari lukisan berupa pemandangan gua di Combrelles, Prancis. Tahun 1500-an untuk pertama kali dipublikasikan deskripsi dan pencobaan alat mencegah penyakit berupa kondom di Italia. Ketika itu Gabrielle Fallopius mengklaim menemukan sarung terbuat dari bahan linen dan itu diuji coba pada 1.100 lelaki sebagai kondom. Dari percobaan itu tak satu pun dari mereka yang terinfeksi penyakit sifilis. Penemuan membuktikan bahwa kain linen itu bermanfaat mencegah infeksi. Tetapi, di kemudian hari kondom dikenal sebagai alat mencegah kehamilan. Itu diawali dari percobaan terhadap kain linen yang dibasahi dengan cairan kimia tahun 1500-an. Ketika linen direndam dalam cairan kimia kemudian dikeringkan dan dikenakan pria maka kain itu bisa mematikan sperma. Tahun 1700-an, kondom dibuat dari usus binatang. Perubahan bahan itu membuat harga kondom menjadi lebih mahal dibanding dengan kondom dari bahan linen. Ketika itu kondom dikenal sebagai 'baju baja melawan kesenangan dan jaring laba-laba mencegah infeksi.' Kondom tipe itu dipakai secara berulang. Tahun 1894, Goodyear dan Hancock mulai memproduksi kondom secara massal terbuat dari karat yang divulkanisasi untuk membalikkan karet kasar ke elastisitas yang kuat. Tahun 1861 untuk pertama kali kondom dipublikasikan di Amerika Serikat di surat kabar The New York Times. Tahun 1880 kondom dibuat dari lateks, tetapi pemakaiannya secara luas baru tahun 1930-an. Tahun 1935 sebanyak 1.5 juta kondom diproduksi setiap hari di Amerika Serikat. Kemudian tahun 1980an dan 1990-an pasaran kondom di Amerika Serikat didominasi pabrik kondom setempat. Baru tahun 1987 kondom produksi Jepang dengan merek Kimono memasuki pasar Amerika. Kondom tersebut lembut tipis dan iklannya pun menekankankan bahwa kesenangan sama pentingnya dengan pencegahan.

Tahun 1990-an muncul beragam jenis kondom dan juga untuk pertama kali tersedia kondom polyurethane. Tahun 1993 produksi tahunan kondom lateks mencapai 8,5juta miliar.

Focus on Leisure: Kondom dikenal sebagai alat yang terbukti mengurangi risiko penularan penyakit menular seksual dan mencegah kehamilan yang tak diinginkan. Berkat inovasi para ahli, kondom juga kini didesain untuk membantu para pria dalam mempertahankan ereksi agar lebih lama. Sebuah perusahaan bioteknologi asal Inggris berhasil menciptakan kondom khusus yang dinamakan CSD500. Karena fungsinya memperbaiki ereksi, kondom ini juga disebut dengan julukan Viagra condom. Kondom ini memiliki gel khusus yang disebut gel vasodilator, yang diklaim dapat memperlancar aliran darah menuju organ vital pria dan membantu mempertahankan ereksi. Kondom ini tidak didesain untuk para pria yang mengalami impotensi atau disfungsi ereksi, tetapi lebih ditujukan kepada mereka yang sulit mempertahankan ereksi terutama ketika menggunakan kondom. CSD500 dibuat oleh Futura Medical dan lisensinya telah diberikan untuk merek Durex, perusahaan yang dimiliki Reckitt Benckiser. Produk ini masih dalam proses registrasi dan diperkirakan mulai dipasarkan di Inggris dalam setahun ke depan. Futura Medical mengklaim CSD500 sebagai produk inovatif karena keunikan gel-nya yang dapat bertahan pada bagian dalam kondom, sehingga tidak akan mempengaruhi pasangan saat digunakan. Kehadiran kondom ini dinilai pengamat akan memberi harapan baru, terutama dalam membantu menurunkan kasus penyakit menular seksual. Selama ini, pamor kondom menurun karena masalah ereksi yang dialami para penggunanya. Namun dengan hadirnya produk yang menawarkan kenyamanan dan durasi tentu diharapkan akan menarik minat menggunakan kondom ini.

Sumber

file:///D:/mama/Inilah%20Foto%20Kondom%20Jaman%20Purba%20Kala%20%20%20Kumpulan%20F akta%20Menarik.htm

file:///D:/mama/Mediasehat%20-%20Artikel%20utama.htm

file:///D:/mama/Kondom%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm

file:///D:/mama/Manfaat%20Menggunakan%20Kondom%20dan%20Jenis-Jenis%20Kondom.htm

file:///D:/mama/Manfaat%20Menggunakan%20Kondom%20dan%20Jenis-Jenis%20Kondom.htm

S-ar putea să vă placă și