Sunteți pe pagina 1din 21

ASPEK BIOMOLEKULER BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

Oleh: Fitrawati Nur 0707101010085 Pembimbing: Dr. Jufriady Ismy, Sp. U

BAGIAN/SMF ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BPK RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Anatomi & Fisiologi Prostat

Anatomi & Fisiologi Prostat

Anatomi & Fisiologi Prostat

Fungsi prostat mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani, seperti mineral-mineral dan gula. Kelenjar prostat memproduksi cairan seminal dan sekresi lain yang membuat saluran uretra terjaga kelembabannya. Waktu lahir, kelenjar tersebut kecil dan tumbuh bersamaan dengan semakin tingginya produksi androgen meningkat pada masa puber.

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)

BPH kelainan prostat yang ditandai dengan proliferasi elemem epitel stroma secara patologis, yang menyebabkan lumen membesar dan sebagian kasus, obstruksi aliran kemih. Hiperplasia prostat ini sebagian besar terdapat pada zona tansisional

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)

Gejala BPH 1. Gejala obstruktif 2. Gejala iritatif

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)

Gejala BPH 1. Gejala obstruktif -hesitancy -pancaran kencing lemah (loss of force) -pancaran kencing terputus-putus (intermitency), -tidak puas selesai berkemih (sense of residual urine) -rasa ingin kencing lagi sesudah kencing (double voiding) -keluarnya sisa kencing pada akhir berkemih (terminal dribbling)

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)

Gejala BPH 2. Gejala iritatif - frekuensi kencing yang tidak normal (polakisuria) -terbangun di tengah malam karena sering kencing (nocturia), -sulit menahan kencing (urgency) -rasa sakit waktu kencing (disuria) -kadang juga terjadi kencing berdarah (hematuria).

Aspek Biomolekuler BPH

Terjadinya BPH masih belum terpecahkan, beberapa teori secara biologi dan molekuler telah diusulkan. Tinjauan ini difokuskan pada perkembangan terbaru berdasarkan perkembangan konsesus dan mekanisme penting yang mendasari terjadinya BPH ditinjau dari aspek biomolekuler.

Peranan Androgen dan Estrogen dalam perkembangan BPH

Peranan Androgen (testosteron) Androgen merupakan faktor penting dalam pertumbuhan prostat, yang menimbulkan efek morfogenetik, melalui reseptor androgen (RA). Sel Leydig DHT + AR Sintesis Growth Factor Testosteron Estrogen + ER + ER

Proliferasi sel prostrat

Inhibisi proliferasi sel prostat

Estrogenic regulation of prostatic proliferation and differentiation

McPherson, 2007

Interaksi epitel-stroma

Sel-sel stroma memiliki kemampuan untuk memodulasi pola diferensiasi epitel prostat yang normal. Sel-sel stroma faktor pertumbuhan faktor pertumbuhan fibroblast insulin-like growth factor I dan II serta faktor-faktor pertumbuhan tumor yang bertindak secara autokrin pada stroma untuk berproliferasi Sel epitel faktor pertumbuhan epidermal (EGF) sel epitel prostat proliferasi sel-

Interaksi epitel-stroma

Androgen

Fibroblas di stroma

(Fibroblast growth faktor)

mitogenik pada sel epitel

(Transforming Growth faktor) TGF-, yang diproduksi oleh sel-sel otot polos stroma, dianggap secara langsung terlibat dalam regulasi apoptosis, menghambat aksi dari FGF (Fibroblast growth faktor).

Peranan CYR61 dan Lysophosphatidic acid

Lysophosphatidic acid (LPA) -hormonal yang terdapat pada cairan tubuh seperti serum dan plasma -faktor pertumbuhan lipid endogen yang memiliki peranan penting dalam proliferasi sel dan antiapoptosis LPA dapat meningkatkan proliferasi sel perkembangan otot polos pada BPH prostat. LPA mempengaruhi

CYR61 faktor pertumbuhan yang berperan dalam dalam proliferasi sel, diferensiasi, dan sintesis matriks ekstraseluler, proteksi dari apoptosis, kemotaxis, dan angiogenesis.

Peranan CYR61 dan Lysophosphatidic acid

Menurut Sakamoto, ada hubungan erat antara LPA-diinduksi ekspresi CYR61 dan pembesaran prostat, yaitu: -LPA menginduksi CYR61 mRNA dan protein dalam sel epitel dan stroma prostat -Reseptor LPA diekpresikan pada sel prostat -CYR61 meningkatkan regulasi jaringan pada BPH -CYR61 mRNA terdapat pada jaringan BPH -CYR61 berperan sebagai mediator pertumbuhan pada sel epitel prostat -CYR61 berperan dalam penyebaran PDGF (Platelet-derivat growth faktor) didalam stroma sel untuk proliferasi sel

Peranan LPA dan CYR61 pada BPH

Sakamoto, 2003

Peranan Inflamasi pada BPH

-Kramer dan Marberger (2002) adanya pengaruh peradangan pada patogenesis BPH. -Infiltrat inflamasi kronis, terutama sel T dan makrofag sering berhubungan dengan BPH. -Sel-sel infiltrasi merangsang produksi sitokin (IL-2 dan IFN) yang dapat meningkatkan pertumbuhan fibromuskular pada BPH -Imigrasi sel T ke daerah ini barkaitan dengan peningkatan produksi sitokin pro-inflamasi seperti IL-6, IL-8, dan IL-15 (Handisurya, 2001)

Peranan Inflamasi pada BPH

-Sel sekitarnya menjadi sasaran dan dibunuh (mekanisme ini tidak diketahui), meninggalkan ruang kosong yang digantikan oleh nodul fibromuskular dengan pola tertentu (Tang, 2009). -Sedangkan menurut penelitian Wang (2004) hal ini berkaitan dengan ekspresi COX-2 pada epitel prostat yang diinduksi oleh sel T dan makrofag pada keadaan inflamasi kronik.

Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa berbagai multi faktor yang mempengaruhi timbulnya BPH pada pria di usia 50 tahun keatas, terutama faktor hormonal yang terdapat pada kelenjer prostat secara lokal. Selain itu interaksi antara sel epitel dan stroma yang menyimpang juga berperan, ditambah lagi oleh peranan beberapa factor pertumbuhan yang memicu proliferasi dari sel epitel dan stroma pada prostat.

terimakasih
PEMBIMBING Dr. Jufriady Ismy, Sp. U

Teman Sejawat Dokter Muda

S-ar putea să vă placă și