A comparative study of fl uorescent microscopy with Ziehl-Neelsen staining and culture for the diagnosis of pulmonary tuberculosis

The bacilli in the sputum can be detected microscopically by ZN stain and fluorochrome stain. In fluorochroming, a direct chemical interaction occurs between the fluorescent dye and a component of the bacterial cell; this interaction is the same as occurs with the stains used in light microscopy1. But, a signifi cant difference in the sensitivity of the two methods has been reported2. Basil di dahak mikroskopis dapat dideteksi oleh ZN noda dan fluorochrome noda. Dalam fluorochroming, interaksi kimia langsung terjadi antara neon pewarna dan komponen dari sel bakteri; interaksi ini adalah sama seperti yang terjadi dengan noda digunakan dalam cahaya microscopy1. Tapi, cant signifikansi perbedaan dalam sensitivitas dari dua metode telah reported2
Examination of electron stains as a substitute for uranyl acetate for the ultrathin sections of bacterial cells

Electron staining reagents were examined to find a possible substitute for uranyl acetate (UA) in electron microscopy of bacterial ultrathin sections. Four kinds of stains, platinum blue (Pt-blue), oolong tea extract (OTE), potassium permanganate (KMnO4) and phosphotungstic acid (PTA), were examined in comparison with UA either with or without post-staining with lead citrate (Pb). Reagen pewarnaan Elektron diperiksa untuk menemukan pengganti yang mungkin untuk uranil asetat (UA) dalam mikroskop elektron bagian ultrathin bakteri. Empat jenis noda, platinum biru (Pt-biru), oolong teh ekstrak (OTE), kalium permanganat (KMnO4) dan asam fosfotungstat (PTA), adalah diperiksa dibandingkan dengan UA baik dengan atau tanpa pasca pewarnaan dengan memimpin sitrat (Pb).
Diversity of intestinal Escherichia coli populations in Nicaraguan children with and without diarrhoea

Escherichia coli is a member of the family Enterobacteriaceae encountered as a normal inhabitant of the human gut microflora. The species E. coli comprises a versatile and extremely diverse group of organisms and, in principle, each individual may harbour their own composition of strains in their gut flora. However, some strains have acquired genes that convert them to pathogens (Kuhnert et al., 2000; Nataro & Kaper, 1998), which may cause intestinal and extra-intestinal infection of humans and other mammals (Kaper et al., 2004; Nataro & Kaper, 1998; Shpigel et al., 2008). Such strains are referred to as pathogenic clones and, if spread among individuals, they may cause outbreaks of disease. Escherichia coli adalah anggota dari keluarga Enterobacteriaceae dihadapi sebagai penghuni normal di dalam usus manusia mikroflora. E. coli spesies terdiri dari serbaguna dan sangat beragam kelompok organisme dan, pada prinsipnya,

setiap individu mungkin pelabuhan komposisi mereka sendiri strain flora usus mereka. Namun, beberapa strain memiliki diperoleh gen yang mengkonversikannya ke patogen (Kuhnert et al, 2000;. Nataro & Kaper, 1998), yang dapat menyebabkan usus dan ekstra-intestinal infeksi manusia dan lainnya mamalia (Kaper et al, 2004;. Nataro & Kaper, 1998; Shpigel et al, 2008.). Strain tersebut disebut sebagai klon patogen dan, jika menyebar di antara individu, mereka dapat menyebabkan wabah penyakit.