Sunteți pe pagina 1din 16

LBM 3

STEP 1 Defekasi Flatus Fecal Vomitus : Sisa metabolisme tubuh yng dikeluarkan oleh anus : gas yang dikeluarkan dari saluran pencernaan melalui anus : Memiliki sifat feses : Muntah

Darm contour : lekukan usus yang tampak dari luar pada dinding abdomen ; gambaran distensi usus yang tampak dari luar Darm steifung: gambaran pergerakan peristaltik dari bagian bawah terlihat Metallic sound : suara bising usus yang bunyi ; kasar Turgor : kerutan ; kemampuan elastisitas menurun, biasanya pada org yang dehidrasi Muscle rigidity / defense muscular : kekakuan otot

PEKAK SISI NORMAL PEKAK ALIH NORMAL PEKAK HEPAR (-) : Tidak terdapat hepato megali

STEP 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Apa hubungan riwayat dengan dd? Mekanisme defekasi & flatus secara fisiologi? Mengapa pasien beratbadan berkurang ? Mengapa vomitus awalnya makanan menjadi vacal ? Mengapa p.f ditemukan tugor dahi menurun, mulut kering seperti pd skenario? Mgapa pda inspeksi tampak distensi tegang, darm contour dan steifung (+) ? Mengapa pada saat auskultasi ditemukan peristaltik meningkat dan metalic sound (+) ? 8. Mengapa ditemukan hipertimpani ? 9. Diagnosa? 10. DD ?

STEP 3

1. Mekanisme defekasi & flatus secara fisiologi?

DEFEKASI Defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk hidup. FISIOLOGI BUANG AIR BESAR Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal, sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir (Pearce, 2002). MEKANISME

Jenis gelombang peristaltik yang terlihat dalam usus halus jarang timbul pada sebagian kolon, sebaliknya hampir semua dorongan ditimbulkan oleh pergerakan lambat kearah anus oleh kontraksi haustrae dan gerakan massa. Dorongan di dalam sekum dan kolon asenden dihasilkan oleh kontraksi haustrae yang lambat tetapi berlangsung persisten yang membutuhkan waktu 8 sampai 15 jam untuk menggerakkan kimus hanya dari katup ileosekal ke kolon transversum, sementara kimusnya sendiri menjadi berkualitas feses dan menjadi lumpur setengah padat bukan setengah cair. Pergerakan massa adalah jenis pristaltik yang termodifikasi yang ditandai timbulnya sebuah cincin konstriksi pada titik yang teregang di kolon transversum, kemudian dengan cepat kolon distal sepanjang 20 cm atau lebih hingga ke tempat konstriksi tadi akan kehilangan haustrasinya dan berkontraksi sebagai satu unit, mendorong materi feses dalam segmen itu untuk menuruni kolon. Kontraksi secara progresif menimbulkan tekanan yang lebih besar selama kira-kira 30 detik, kemudian terjadi relaksasi selama 2 sampai 3 menit berikutnya sebelum terjadi pergerakan massa yang lain dan berjalan lebih jauh sepanjang kolon. Seluruh rangkaian pergerakan massa biasanya menetap hanya selama 10 sampai 30 menit, dan mungkin timbul kembali setengah hari lagi atau bahkan satu hari berikutnya. Bila pergerakan sudah mendorong massa feses ke dalam rektum, akan timbul keinginan untuk defekasi. (Fisiologi Guyton. EGC. 1997)

Diakses di http://fisiologibhe1.blogspot.com/2011/09/kelompok-fisiologi-v-defekasi.html pada 26 Desember 2012

Menurut seorang ilmuwan yang mengadakan penelitian tentang kentut mengatakan, Kita jangan cuma tahu bau dan suaranya saja(ghoib). 1. Dari mana asal kentut? Dari gas dalam usus. Gas dalam usus berasal dari udara yang kita telan, gas yang menerobos ke usus dari darah, gas dari reaksi kimia & gas dari bakteria dalam perut. 2. Apa komposisi kentut? Bervariasi. Makin banyak udara ditelan, makin banyak kadar nitrogen dalam kentut (oksigen dari udara terabsorbsi oleh tubuh sebelum sampai di usus). Adanya bakteria serta reaksi kimia antara asam perut & cairan usus menghasilkan karbondioksida. Bakteria juga menghasilkan metana & hidrogen. Proporsi masingmasing gas tergantung apa yang anda makan, berapa banyak udara tertelan, jenis bakteria dalam usus, berapa lama kita menahan kentut. Makin lama menahan kentut, makin besar proporsi nitrogen, karena gas-gas lain terabsorbsi oleh darah melalui dinding usus. Orang yang makannya tergesa-gesa kadar oksigen dalam kentut lebih banyak karena tubuhnya tidak sempat mengabsorbsi oksigen. 3. Kenapa kentut berbau busuk? Bau kentut karena kandungan hidrogen sulfida & merkaptan. Kedua senyawa ini mengandung sulfur (belerang). Makin banyak kandungan sulfur dalam makanan, makin banyak sulfida & merkaptan diproduksi oleh bakteri dalam perut, & makin busuklah kentut. Telur & daging punya peran besar dalam memproduksi bau busuk kentut. Kacang-kacangan berperan dalam memproduksi volume kentut, bukan dalam kebusukannya. 4. Kenapa kentut menimbulkan bunyi? Karena adanya vibrasi lubang anus saat kentut diproduksi. Kerasnya bunyi tergantung pada kecepatan gas. 5. Kenapa kentut yg busuk itu hangat & tidak bersuara? Salah satu sumber kentut adalah bakteri. Fermentasi bakteri & proses pencernaan memproduksi panas, hasil sampingnya adalah gas busuk. Ukuran gelembung gas lebih kecil, hangat & jenuh dengan produk metabolisme bakteria yg berbau busuk. Ini kemudian menjadi kentut, walau hanya kecil volumenya,tapi SBD (Silent But Deadly) Diakses di http://tidakmenarik.wordpress.com/2009/10/22/asal-usul-flatus-kentut-dankarakteristiknya/ pada 26 Desember 2012

Mengapa kita sendawa dan kentut (flatus)

SENDAWA Sendawa adalah pengeluaran gas secara involuntary atau volunteer dari lambung dan esophagus. Peristiwa ini sering terjadi setelah makan, saat distensi lambung yang mengakibatkan relaksasi esophagus. Sendawa merupakan reflek yang normal dan tidak menunjukkan kelainan pada gastrointestinal. Sebenarnya semua gas dalam lambung dari udara yang terhisap. Nomarnya udara yang terhisap sekitar 2-5 mL, jika berlebihan akan menyebabkan distensi, kembung dan sakit perut. Hal ini bisa terjadi pada makan yang cepat, mengunyah permen karet, merokok dan minum minuman berkarbonasi. Sendawa berlebihan yang kronik sebagian besar disebabkan oleh menelan udara, sering terjadi pada individu yang depresi. Evaluasi harus dibatasi untuk pasien yang menampakkan gejala sulit menelan, nyeri dada, kenyang lebih awal, atau mual.

KENTUT (flatus) Rata-rata dan volume kentut mempunyai variasi yang tinggi. Flatus merupakan gejala dari dua peristiwa yaitu : menelan udara dan fermentasi karbohidrat yang tidak dapat diserap oleh bakteri. Udara yang tertelan yang tidak dikeluarkan dengan sendawa akan menyebabkan kentut. Udara yang tertelan lebih dari 500 mL perhari akan menyebabkan flatus (terutama nitrogen). Fermentasi karbohidrat yang tidak dapat diserap oleh bakteri akan menghasilkan gas yang terdiri dari H2 , CO2 dan metana. Sebagian besar fermentasi terjadi dikolon. Bagaimanapun juga hal ini disebabkan oleh banyaknya substrat kecil yang dapat difermentasi terdapat dikolon. Substansi ini termasuk fruktosa, laktosa, sorbitol, trehalose, raffinose dan stachynose. Zat tepung dan serat yang kompleks juga menyebabkan gas. Produksi gas juga mungkin meningkat pada meningkatnya asupan karbohidrat dan malabsorbsi karbohidrat. Membedakan normal dan abnormal flatus sangatlah sulit. Percobaan dengan diet bebas laktosa dianjurkan seperti pisang, bawang dan yang lainnya.Kemudian kita perhatikan intensitas flatusnya. Intoleransi fructosa mungkin perlu diberikan perhatian yang lebih. Fructosa tidak hanya terdapat pada buah-buahan, namun juga didapatkan pada pemanis buatan atau pemanis jagung, jus buah dan soda. Bau yang tidak enak bisa disebabkan oleh bawang merah, bawang putih dan bebrapa tanaman lain. Untuk pengobatan bisa dengan mengurangi penyebab kelebihan gas. Diet rendah lemah dapat mengurangi produksi gas, dan dianjurkan. Sumber : current MD&T 2005 Diakses di http://kedokteran-febrian.blogspot.com/2009/03/mengapa-kita-sendawa-dankentut-flatus.html pada 26 Desember 2012

2. Mengapa pasien beratbadan berkurang ?

Obstruksi Mekanis Usus Halus Obstruksi mekanik lokal pada usus halus menyebabkan nyeri keram yang hebat (kolik usus), sedangkan ileus adinamik sering tidak menimbulkan nyeri. Segmen usus di atas area obstruksi mekanik berdilatasi dan terisi oleh cairan dan gas. Tekanan di segmen ini meningkat, dan pembuluh darah di dindingnya tertekan sehingga terjadi iskemia lokal. Aktivitas serabut-serabut saraf aferen viseral dari segmen yang melebar ini menyebabkan pengeluaran keringat, penurunan tekanan darah, dan muntah-muntah hebat, dengan akibat alkaliosis metabolik dan dehidrasi. Apabila obstruksi tidak dihilangkan, kelainan ini dapat menimbulkan kematian. Fisiologi Kedokteran W.F. Ganong ed 22. : 2005 EGC Hal 526.

3. Mengapa vomitus awalnya makanan menjadi vacal ?

4. Mengapa p.f ditemukan tugor dahi menurun, mulut kering seperti pd skenario?

Obstruksi Mekanis Usus Halus Obstruksi mekanik lokal pada usus halus menyebabkan nyeri keram yang hebat (kolik usus), sedangkan ileus adinamik sering tidak menimbulkan nyeri. Segmen usus di atas area obstruksi mekanik berdilatasi dan terisi oleh cairan dan gas. Tekanan di segmen ini meningkat, dan pembuluh darah di dindingnya tertekan sehingga terjadi iskemia lokal. Aktivitas serabut-serabut saraf aferen viseral dari segmen yang melebar ini menyebabkan pengeluaran keringat, penurunan tekanan darah, dan muntah-muntah hebat, dengan akibat alkaliosis metabolik dan dehidrasi. Apabila obstruksi tidak dihilangkan, kelainan ini dapat menimbulkan kematian. Fisiologi Kedokteran W.F. Ganong ed 22. : 2005 EGC Hal 526. Muntah dan penyedotan usus setelah dimulainya pengobatan merupakan penyebab utama kehilangan cairan dan elektrolit. Pengaruh kehilangan ini adalah pengerutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok-hipotensi, berkurangnya curah jantung, berkurangnya perfusi jaringan, dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan timbulnya lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dala usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat peregangan dan peninngkatan permeabilitas yang disebabkan oleh nekrosis, disertai dengan absorpsi toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik.

Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.

5. Mgapa pda inspeksi tampak distensi tegang, darm contour dan steifung (+) ?

Dinding usus yang terletak disebelah proksimal dari segmen yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70% dari udara yang tertelan) dalam lumen. Distensi berat pada dinding usus akan mengurangi pengakiran air dan natrium dari lumen usus ke darah. Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran cerna setiap hari, sehingga tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intalumen dengan cepat. Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.

6. Mengapa pada saat auskultasi ditemukan peristaltik meningkat dan metalic sound (+) ?

7. Mengapa ditemukan hipertimpani ?

Dinding usus yang terletak disebelah proksimal dari segmen yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70% dari udara yang tertelan) dalam lumen. Distensi berat pada dinding usus akan mengurangi pengakiran air dan natrium dari lumen usus ke darah. Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran cerna setiap hari, sehingga tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intalumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah dimulainya pengobatan merupakan penyebab utama kehilangan cairan dan elektrolit. Pengaruh kehilangan ni adalah pengerutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok-hipotensi, berkurangnya curah jantung, berkurangnya perfusi jaringan, dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan timbulnya lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat peregangan dan peningkatan permeabilitas yang disebabkan oleh nekrosis, disertai dengan absorpsi toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik. Gas di perut timpani. Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452. Gejala kardinal obstruksi usus halus adalah peregangan abdomen, nyeri, muntah, dan konstipasi absolut. Nyeri biasanya menyerupai kejang dan dipertengahan abdomen (terutama daerah

paraumbilikalis) dan memberat bila letak obstruksi makin tinggi. Abdomen dapat terasa nyeri. Frekuensi muntah bervariasi tergantung pada letak obstruksi. Bila obstruksi terjadi di usus halus bagian atas , maka muntah akan lebih sering terjadi dibandingkan dengan obstruksi yang terjadi pada ileum atau usus besar. Konstipasi absolut sering terjadi dini pada obstruksi usus besar,

tetapi flatus dan feses mungkin dapat dikeluarkan pada permulaan obstruksi usus halus.
Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.

8. Diagnosa?
Ileus Adinamik Jika usus mengalami trauma, terjadi inhibisi langsung otot polos yang menyebabkan penurunan motilitas usus. Hal ini sebagian disebabkan oleh aktivasi reseptor opioid dan dikurangi dengan obat penghambat-opioid. Apabila peritoneum mengalami iritasi, inhibisi refleks akan terjadi akibat peningkatan pelepasan muatan dari serabut noradrenergik di saraf splanknikus. Kedua jenis inhibisi ini menyebabkan ileus paralitik (adinamik) setelah tindakan bedah abdomen dilakukan. Karena penurunan difus aktivitas peristaltik di usus halus, isi usus tidak dapat didorong ke kolon, dan kolon mengembang tak teratur oleh kantong-kantong gas dan cairan. Peristaltis usus kembali dalam 6-8 jam, diikuti oleh peristaltis lambung, tetapi aktifitas kolon memerlukan waktu 2-3 hari untuk pulih. Ileus adinamik dapat dikurangi dengan memasukkan sebuah selang melalui hidung ke usus halus dan menyedot cairan dan gas selama beberapa hari sampai peristaltsis pulih. Obstruksi Mekanis Usus Halus Obstruksi mekanik lokal pada usus halus menyebabkan nyeri keram yang hebat (kolik usus), sedangkan ileus adinamik sering tidak menimbulkan nyeri. Segmen usus di atas area obstruksi mekanik berdilatasi dan terisi oleh cairan dan gas. Tekanan di segmen ini meningkat, dan pembuluh darah di dindingnya tertekan sehingga terjadi iskemia lokal. Aktivitas serabut-serabut saraf aferen viseral dari segmen yang melebar ini menyebabkan pengeluaran keringat, penurunan tekanan darah, dan muntah-muntah hebat, dengan akibat alkaliosis metabolik dan dehidrasi. Apabila obstruksi tidak dihilangkan, kelainan ini dapat menimbulkan kematian. Fisiologi Kedokteran W.F. Ganong ed 22. : 2005 EGC Hal 526.

Obstruksi Usus Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat bersifat akut maupun kronis, parsial maupun total.

Obstruksi usus kronis biasanya mengenai kolon akibat adanya karsinoma atau pertumbuhan tumor, dan perkembangannya lambat. Sebagian besar obstruksi mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dari tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Terdapat dua jenis obstruksi usus: (1) Non-Mekanis (mis, ileus paralitik atau ileus adinamik), peristaltik usus dihambat akibat pengaruh toksin atau trauma yang memengaruhi pengendalian otonom motilitas usus. (2) Mekanis, terjadi obstruksi di dalam lumen usus obstruksi mural yang disebabkan oleh tekanan ekstrinsik. Obstruksi mekanis selanjutnya digolongkan sebagai obstruksi mekanis simpleks (hanya terdapat satu tempat obstruksi) dan obstruksi lengkung-tertutup (sedikitnya terdapat 2 tempat obstruksi). Onstruksi lengkung tertutup tidak dapat didekompresi, sehingga tekanan intralumen meningkat cepat dan mengakibatkan terjadinya tekanan pembuluh darah, iskemia, dan infark (strangulasi). ETIOLOGI Obstruksi non mekanis atau ileus adinamik sering terjadi setelah pembedahan abdomen karena adanya refleks penghambatan peristaltik akibat viscera abdomen yang tersentuh tangan. Refleks penghambatan peristaltik ini sring disebut sebagai ileus paralitik, walaupun paralisis peristaltik ini tidak terjadi secara total. Keadaan lain yang sering menyebabkan terjadinya ileus adinamik adalah peritonitis. Atoni usus dan peregangan gas sering tombul meyertai berbagai kondisi traumatik, terutama setelah fraktur iga, trauma medula spinalis, dan fraktur tulang belakang. Penyebab obstruksi mekanis berkaitan dengan kelompok usia yang terserang dan letak obstruksi. Sekitar 50% onstruksi terjadi pada kelompok usia pertengahan dan tua., dan terjadi akibat perlekatan yang disebabkan oleh pembedahan sebelumnya. Tumor ganas dan volvulus merupakan penyebab tersering obstruksi usus besar pada usia pertengahan dan orang tua. Kanker kolon merupakan penyebab 90% obstruksi yang terjadi. Volvulus adalah usus yang terpelintir, paling sering terjadi pada pria usia tua dan biasanya mengenai kolon sigmoid. Inkarserasi lengkung usus pada hernia inguinalis atau femoralis sangat sering menyebabkan terjadinya obstruksi usus halus. Intususepsi adalah invaginasi salah satu bagian usus ke dalam bagian berikutnya dan merupakan penyebab obstruksi yang hampir selalu ditemukan pada bayi dan balita. Intususepsi sering terjadi pada ileum terminalis yang masuk ke dalam sekum. Benda asing dan kelainan kongenital merupakan penyebab lain obstruksi yang terjadi pada anak dan bayi.

Patofisiologi Terdapat kemiripan proses patofisiologis yang terjadi setelah obstruksi usus, tanpa memandang penyebab obstruksi yang disebabkan oleh mekanis atau fungsional. Perbedaan utamanya adalah pada obstruksi paralitik, peristaltik dihambat sejak awal, sedangkan pada obstruksi mekanis, awalnya peristaltik diperkuat kemudian timbul intermiten, dan akhirnya menghilang. Perubahan patoofisiologi utama yang terjadi pada obstruksi usus dapat dilihat dalam gambar. Dinding usus yang terletak disebelah proksimal dari segmen yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70% dari udara yang tertelan) dalam lumen. Distensi berat pada dinding usus akan mengurangi pengakiran air dan natrium dari lumen usus ke darah. Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran cerna setiap hari, sehingga tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intalumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah dimulainya pengobatan merupakan penyebab utama kehilangan cairan dan elektrolit. Pengaruh kehilangan ni adalah pengerutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok-hipotensi, berkurangnya curah jantung, berkurangnya perfusi jaringan, dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan timbulnya lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat peregangan dan peningkatan permeabilitas yang disebabkan oleh nekrosis, disertai dengan absorpsi toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik.

Obstruksi Usus

Akumulasi gas dan cairan intralumen di sebelah proksimal dari letak obstruksi

Distensi

Proliferasi bakteri yang berlangsung cepat

Kehilangan H2O dan elektrolit

Tekanan intralumen meningkat dipertahankan

Volume ECF menurun

Iskemia dinding usus

Syok Hipovolemik

Kehilangan cairan menuju ruang peritoneum

Pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang nekrotik ke dalam peritoneum dan sirkulasi sistemik

Peritonitis septikemia

Sistemik: Hipovolemia Syok Oliguria Gangguan elektrolit

Perut gembung Kelebihan cairan usus Kelebihan gas dalam usus

Gejala dan Tanda


Gejala kardinal obstruksi usus halus adalah peregangan abdomen, nyeri, muntah, dan konstipasi absolut. Nyeri biasanya menyerupai kejang dan dipertengahan abdomen (terutama daerah paraumbilikalis) dan memberat bila letak obstruksi makin tinggi. Abdomen dapat terasa nyeri. Frekuensi muntah bervariasi tergantung pada letak obstruksi. Bila obstruksi terjadi di usus halus bagian atas , maka muntah akan lebih sering terjadi dibandingkan dengan obstruksi yang terjadi pada ileum atau usus besar. Konstipasi absolut sering terjadi dini pada obstruksi usus besar, tetapi flatus dan feses mungkin dapat dikeluarkan pada permulaan obstruksi usus halus. Pemeriksaan radiografi abdomen sangat penting dalam menegakkan diagnosis obstruksi usus. Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh adanya udara dalam usus halus, tetapi tidak terdapat dalam kolon. Sedangkan obstruksi kolon diandai oleh adanya gas diseluruh kolon, tetapi sedikit atau tidak ada gas dalam usus halus. Bila foto polos tidak memberikan kepastian diagnosis akhir, dilakukan pemeriksaan radiografi dengan barium untuk mengetahui letak obstruksi

Pengobatan
Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan melakukan intubasi dan dekompresi. Memperbaiki peritonitis dan syok (bila ada), dan menghilangkan obstruksi untuk memulihkan kontinuitas dan fungsi usus kembali normal. Banyak kasus ileus adinamik yang dapat sembuh haya dengan dekompresi intubasi saja. Obstruksi usus halus jauh lebih berbahaya dan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan obstruksi kolon. Mortalitas obstruksi tanpa strangulasi adalah 5-8% asalkan dapat segera dilakukan operasi. Keterlambatan pembedahan atau timbulnya strangulasi atau penyulit lain akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%. Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.

Penegakan diagnosis o Keadaan umum : anemis , bibir kering, kurus , dehirdrasi o Inspeksi : distensi, darm countor , darm steifung o Palpasi : turgor dahi turun , nyeri, kadang juga teraba ada massa , lien tidak teraba o Auskultasi : metallic sound meningkat , hiper peristaltik o Perkusi : hipertimpani

Pemeriksaan Penunjang
Radiografi : foto 3 posisi Toraks tegak Abdomen tegak Abdomen datar

Bila perlu : abdomen lateral decubitus Pemeriksaan radiografi abdomen sangat penting dalam menegakkan diagnosis obstruksi usus. Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh adanya udara dalam usus halus, tetapi tidak terdapat dalam kolon. Sedangkan obstruksi kolon diandai oleh adanya gas diseluruh kolon, tetapi sedikit atau tidak ada gas dalam usus halus. Bila foto polos tidak memberikan kepastian diagnosis akhir, dilakukan pemeriksaan radiografi dengan barium untuk mengetahui letak obstruksi

sumbatan usus halus

Sumbatan colon

ultrasonografi

Penatalaksanaan
Pemasangan sonde lambung Puasa Rehidrasi intravena, perbaikan elektrolit Pada obstruksi parsial: konservatif Tindakan bedah apabila ditemukan: o Strangulasi o Obstruksi total o Hernia inkarserata o Konservatif gagal

Terapi Bedah
Laparotomi Reseksi usus By-pass usus Kolostomi Ileostomi

PROGNOSIS Angka kematian keseluruhan untuk obstruksi usus halus kira-kira 10 % Angka kematian untuk obstruksi non strangulata adalah 5-8 %, sedangkan pada obstruksi strangulata telah dilaporkan 20-75 % Angka mortalitas untuk obstruksi kolon kira-kira 20 %

S-ar putea să vă placă și