Sunteți pe pagina 1din 16

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MARASMUS

Anak A usia 18 bulan BB 9 kg Tb 80 cm, dirawat di rumah sakit dengan keluhan lemas. Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan data , mata cowong, badan tampak kurus hingga costae menonjol, perut cekung, jaringan lemak sub kutan minimal, kulit

kering dan rambut tipis. Orang tua mengatakan anaknya sering rewel dan beberapa hari sebelum MRS berak cair 6x sehari. An A hanya mendapatkan ASI sampai usia 3 bulan karena ASInya tidak berproduksi. Hasil pemeriksaan Lab : Hb 8 gr/ dl, dokter menginstruksikan untuk memberi terapi cairan dan kolaborasi dengan dietition.

ASUHAN KEPERAWATAN I. PENGKAJIAN A. Identitas klien Nama Usia Jenis Kelamin Alamat Nama Orang Tua Pekerjaan Pendidikan Agama Suku : Anak A : 18 bulan :::::::No. Regristasi Tanggal Masuk Tanggal Masuk : : :

Sumber Informasi: orang tua

B. Status kesehatan sekarang 1. Keluhan utama 2. Lama keluhan 3. Kualitas keluhan 4. Factor pencetus : Mengeluh lemas ::: An A hanya mendapatkan ASI sampai usia 3 bulan karena ASI tidak berproduksi 5. Factor pemberat :-

6. Upaya yang telah dilakukan: Membawa anak A ke rumah sakit 7. Diagnose medis : Marasmus

C. Riwayat kesehatan saat ini Mengeluh lemas, hasil pemeriksaan fisik di dapatkan data mata cowong, badan tampak kurus hingga costea menonjol , perut cekung, jaringan lemak subkutan minimal, kulit kering dan rambut tipis. Orang tua mengatakan anakanya sering rewel dan beberapa ahri sblm MRS berak cair 6x sehari.

D. Riwayat kesehatan sehat terdahulu 1. Penyakit yang pernah dialami a. Kecelakaan (jenis & waktu) b. Operasi (jenis & waktu) c. Penyakit 2. Alergi Kronis Akut ::::-

E. Riwayat kehamilan dan persalinan 1. Prenatal 2. Natal 3. Postnatal 4. Imunisasi

F. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan 1. Pertumbuhan 2. Perkembangan

G. Riwayat keluarga

H. Lingkungan rumah

I. Pola aktivitas Jenis Makan/minum Berpakaian Toileting Mobilitas ditempat tidur Berpindah dan berjalan Mandi Rumah Rumah sakit -

J. Pola nutrisi Jenis Jenis makanan Frekuensi makan Porsi yang dihabiskan Komposisi menu Pantangan Nafsu makan Jenis minuman Frekuensi minum Jumlah minuman Rumah Rumah sakit

ASI sampai usia 3 bulan -

ASI sampai usia 3 bulan -

K. Pola eleminasi 1. BAB Jenis Frekuensi Konsistensi Warna/bau Kesulitan Upaya menangani 2. BAK Jenis Frekuensi Rumah Rumah sakit Rumah 6x sehari Cair Tidak ada Rumah sakit -

Warna/bau Kesulitan Upaya menangani

L. Pola istirahat tidur 1. Tidur siang Jenis Lama tidur Kenyaman setelah tidur Rumah Rumah sakit -

2. Tidur malam Jenis Lama tidur Kenyaman setelah tidur Kebiasaan tidur Kesulitan Upaya mengatasi Rumah Rumah sakit -

sebelum -

M. Pola kebersihan diri Jenis Mandi Frekuensi Menggunakan sabun Keramas Frekuensi Penggunaan shampoo Menggosok gigi Frekuensi Penggunaan pasta gigi Frekuensi ganti baju Frekuensi kaku Rumah Rumah sakit -

memotong -

Kesulitan Upaya untuk mengatasi

N. Pola koping keluarga 1. Pengambilan keputusan :

2. Masalah terkait dengan anak diRS atau penyakit 3. Yang biasa dilakukan keluarga apabila mengalami masalah 4. Harapan setelah anak menjalani perawatan 5. Perubahan yang dirasakan setelah anak sakit

O. Konsep diri 1. Gambaran diri 2. Ideal diri 3. Harga diri 4. Peran 5. Identitas diri

P. Pola peran dan hubungan 1. Peran dalam keluarga 2. System pendukung keluarga 3. Kesulitan dalam keluarga 4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan anak dirumah sakit: 5. Upaya yang dilakukan

Q. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda vital Nadi Suhu RR : sadar, tampak lemas dan rewel :

Tekanan darah ::::-

Tinggi badan

: 80 cm

berat badan: 9 kg

2. Kepala dan leher a. Kepala b. Mata c. Hidung d. Mulut dan tenggorokan e. Telinga f. Leher : Rambut tipis : Mata tampak cowong : : ::-

3. Thorak dan dada Jantung : Paru :-

4. Payudara dan ketiak 5. Punggung dan tulang belakang 6. Abdomen Inspeksi : badan tampak kurus hingga costae menonjol, perut cekung Palpasi Perkusi :::-

Auskultasi

7. Genetelia dan anus Inspeksi : Palpasi :-

8. Ekstremitas Atas Bawah ::-

9. System neurologi 10. Kulit dan kuku Kulit Kuku : kulit kering, jaringan lemak sub kutan minimal :-

R. Hasil pemeriksaan penunjang Hasil pemeriksaan Lab : Hb 8 gr/ dl,

S. Terapi memberi terapi cairan kolaborasi dengan dietitian untuk pemenuhan asupan makanan

II. No 1

ANALISA DATA Data Etiologi - Tidak adekuatnya Masalah keperawatan intake Ketidakseimbangan

Ds : 1. Keluahan lemas 2. Orang tua mengatakan anaknya sering rewel dan beberapa hari sebelum MRS berak cair 6x sehari. 3. An A hanya mendapatkan ASI sampai usia 3 bulan karena ASInya tidak berproduksi. Do : a. Anak A usia 18 bulan BB 9 kg Tb 80 cm b. Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan data , mata cowong, badan tampak kurus hingga costae menonjol, perut cekung, jaringan lemak sub kutan minimal, kulit

makanan, tidak adekuatnya nutrisi kurang dari sanitasi lingkungan, - Penyakit penyakit kronis, hati dan sperti GI yang kebutuhan tubuh

memberikan

dampak

merugikan pada status nutrisi oleh karena gangguan pada fungsi cerna Ketidak seimbangan antara

asupan nutrient dan kalori dengan kebutuhan pertumbuhan, tubuh pemeliharaan untuk dan

fungsi-fungsi spesifik malnutrisi ( marasmus )

ketidakseimbangan

nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

kering dan rambut tipis 2. Ds : 1. Keluhan lemas 2. Orang tua mengatakan anaknya sering rewel dan beberapa hari sebelum MRS berak cair 6x sehari Do : a. Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan data , mata cowong, kering dan rambut tipis

- Tidak

adekuatnya

intake Kekurangan

makanan, tidak adekuatnya volume cairan sanitasi lingkungan, - Penyakit penyakit kronis, hati dan sperti GI yang

memberikan

dampak

merugikan pada status nutrisi oleh karena gangguan pada fungsi cerna Ketidak seimbangan antara

asupan nutrient dan kalori dengan kebutuhan pertumbuhan, tubuh pemeliharaan untuk dan

fungsi-fungsi spesifik Malnutrisi (marasmus)

peningkatan terjadi resiko infeksi pada gastrointestinal diare resiko ketidakseimbangan cairan kekurangan volume cairan 3. Ds : 1. Orang tua mengatakan anaknya sering rewel dan beberapa hari sebelum MRS berak cair 6x sehari. 2. An A hanya mendapatkan ASI sampai usia 3 bulan karena ASInya tidak berproduksi. Do : a. Hasil pemeriksaan fisik

- Tidak

adekuatnya

intake Resiko

gangguan jaringan

makanan, tidak adekuatnya integritas sanitasi lingkungan, - Penyakit penyakit kronis, hati dan sperti GI yang kulit

memberikan

dampak

merugikan pada status nutrisi oleh karena gangguan pada fungsi cerna Ketidak seimbangan antara

asupan nutrient dan kalori dengan kebutuhan pertumbuhan, tubuh pemeliharaan untuk dan

di dapatkan data , mata cowong, badan tampak kurus hingga costae menonjol, perut cekung, jaringan lemak sub kutan minimal, kulit kering dan rambut tipis

fungsi-fungsi spesifik Malnutrisi gangguan (marasmus) elastisitas kulit,

gangguan sirkulasi integritas kulit, keterlambatan penyembuhan luka dan iritasi integritas akibat frekuensi diare yang meningkat resiko gangguan integritas kulit.

4.

Ds : 1. An A hanya mendapatkan ASI sampai usia 3 bulan karena ASInya tidak berproduksi. Do : a. Anak A usia 18 bulan BB 9 kg Tb 80 cm b. Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan data , mata cowong, badan tampak kurus hingga costae menonjol, perut cekung, jaringan lemak sub kutan minimal, kulit kering dan rambut tipis

- Tidak

adekuatnya

intake Gangguan dan

makanan, tidak adekuatnya pertumbuhan sanitasi lingkungan, - Penyakit penyakit kronis, hati dan sperti GI yang perkembangan

memberikan

dampak

merugikan pada status nutrisi oleh karena gangguan pada fungsi cerna Ketidak seimbangan antara

asupan nutrient dan kalori dengan kebutuhan pertumbuhan, tubuh pemeliharaan untuk dan dari

fungsi-fungsi spesifik Malnutrisi kekurangan kebutuhan (marasmus) nutrisi tubuh kurang

gangguan

pertumbuhan dan perkembangan.

III.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2. Kekurangan volume cairan 3. Resiko gangguan integritas jaringan kulit 4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

IV.

RENCANA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Tujuan : Dalam waktu 2 x 24 jam setelah di berikan tindakan keperawatan status nutrisi pasien terpenuhi Kriteria Hasil : a. status nutrisi adekuat b. pernyataan motivasi kuat dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi c. meningkatkan masukan oral,peningkatan berat badan. d. Nafsu makan meningkat e. Tanda-tanda marasmus berkurang/ hilang

Intervensi

Rasional

a. Kaji status nutrisi, turgor kulit, BB, Memvalidasi dan menetapkan derjat masah derajat penurunan BB, integritas untuk menetapkan pilihan intervensi yang

mukosa oral, kemampuan menelan, tepat riwayat mual dan muntah dan diare b. Evaluasi adanya alergi makanan dan Beberapa asien mungkin menglami alergi kontraindikasi makanan terhadap tertentu c. Fasilitasi pasien memperoleh diet Memperhitungkan keinginan individu dapat beberapa komponen makanan

biasa yang di suka pasien/ sesuai memperbaiki intake nutrisi indikasi d. Berikan diet secara rutin Pemberian diet sedikit tapi sering merupakan intervensi yang jarang dilakukan karena tidak efektif dan tidak efisien dalam mengatur pola pemberian dan persiapan makanan,

makanan pun juga sudah dingin sehingga membuat kurang. Pemberian diet 3 kali sehari, material selera makan klien menjadi

makanan masih dalam keadaan hangat, Hal lain yang peru diperhatikan yakni diet

makanan secara rutin akan memberikan kondisi normal terhadap fungsi

gastrointestinal dalam melakukan aktivitas rutin selama dirawat dan stelah pasien pulang dari rumah sakit. e. Pantau intake dan output, anjurkan Berguna untuk mengukur keefektifan nutrisi untuk timbang berat badan secara dan dukungan cairan. Makan dan cairan periodic (sekali dalam seminggu) tidak diizinkan melalui mulut selama

beberapa jam atau beberapa hari sampai gejal akut berkurang. Bila makanan di berikan, adanya gejala menunjukkan

berulangnya episode gastritis maka harus dievaluasi dan di laporkan f. Jelaskan kepada keluarga tentang Meningatkan pemahaman keluarga tentang penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi penyebab pemulihan . susuanan menu dan pemulian pengolahan seimbang, makanan tunjukkan contoh sehat meneruskan dan kebutuhan nutrisi untuk dapat yang

pasien upaya

sehingga terapi dietetic

jenis diberikan selama hospitalisasi

sumber makanan ekonomis sesuai status ekonomi pasien g. Apabila anak mendapat intake Meningkatkan partisipasi keluarga dalam

makanan melalui jalur sonde /NGT, pemenuhan nutrisi pasien, mempertegas beri kesempatan keluarga untuk peran keluarga dalam upaya pemulihan status nutrisi pasien. diet dengan untuk kandungan memenuhi

melakukannya sendiri

h. Kolaborasi dengan ahli diet untuk Merencanakan menetapkan komposisi dan jenis diet nutrisi yang tepat yang

adekuat

peningkatan kebutuhan energy dan kalori sehubungan dengan status hipometabolik pasien

i.

Kolaborasi dengan tim medis untuk Cimetidn pemeberian : Pemakaian penghambat menurunkan

penghambat produksi

histamine asam

H2

gaster,

H2 meningkatkan PH gaster dan menurunkan iritasi pada mukosa gaster, penting untuk

(cimetidin, ranitidin)

penyembuhan nyaman j. Antiemetic

dan

meningkatkan

rasa

Meningkatkan rasa nyaman gastrointestinal, kemampuan asupan nutrisi dan cairan via oral

2. Kekurangan volume cairan Tujuan : Dakam waktu 1 x 24 jam terjadi perbaikan volume cairan dan elektrolit Kriteria Hasil : a. Pasien tidak mengeluh lemas b. TTV normal, Membrane mukosa lembab, mata tidak cowong dan turgor kulit normal

Intervensi

Rasional

a. Monitoring status cairan (turgor kulit, Jumlah dan tipe pengganti ditentukan dari membrane mukosa, urin output) keadaan status cairan. Penurunan volume cairan mengakibakan menurunnya produksi urin, monitoring yang ketat pada produksi haluaran urin. (uri < 600ml/hari merupakan tnada syok hipovolemik) b. Pemeriksaan tekanan darah Hipotensi dapat terjadi pada hipovolemik yang memberikan sisitem manifestasi kardiovaskular sudah untuk

terlibatnya melakukan

kompenasi

mempertahankan

tekanan darah. c. Kaji warna kulit, suhu sianosis, nadi Mengetahui adanya pengaruh peningkatan perifer dan diaphoresis secara teratur tahanan perifer rehidrasi perlu dilakukan untuk

d. Lakukan/observasi pemebrian cairan Upaya

perinfus/oral sesuai dengan program mengatasi masalah kekurangan volume rehidrasi cairan pemahaman keluarga

e. Jelaskan kepada keluarga tentang Meningkatkan

upaya rehidrasi dan partisipan yang tentang upaya rehidrasi dan peran keluarga

diharapkan pemeliharaan infuse

dari

keluarga

dalam dalam pelaksanaan terapi rehidrasi

patensi

pemberian

f. Pantau pemeriksaan laboratorium rutin Untuk (Kadar elektrolit, hematokrit,

mendeteksi

adanya

keterlibatan

dan organ sistemik

kereatinin) g. Kolaborasi: Pertahankan pemberian cairan secara Jalur yang paten untuk pemberian cairan intravena dan memudahkan perawat dalam melkukan

Cairan yang dapat di berikan Ringer kontrol intake dan output cairan Lactat Dextrose 5%, cairan deberikan sebanyak 200 mk/kgBB/hari. Mula di berikan 60 ml/kgBB pada 4-8 jam pertama, kemudian sisanya 140 ml diberikan 16-20 jam berikutnyas

3. Resiko gangguan integritas jaringan kulit Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi gangguan integritas jariangan kulit. Kriteria Hasil : a. Tidak terjadi lesi skibst gsnggusn integritas kulit b. Terjadi peningkatan turgor kulit, kulit tidak kering dan elastisitas normal

Intervensi

Rasional

a. Monitor jika di jumpai area kemerahan/ Mendeteksi adanya gangguan pada system pucat / ekskrosi integumentyang rentan mengalami

gangguan akibat adanya kondisi malnutrisi b. Beriakan alas tempat tidur yang Menurukan stimulus kerusakan integritas

lembut, ganti sgera pakaian yang kulit lembab adatau basah, yang hindari dapat

penggunaan mengiritasi kulit

sabun

c. Dorong mandi 2x sehari dan gunakan Meningkatkan higenis kulit untuk mencgah lotion setelah mandi peningkatan spora kulit, lotion yang di berikan pada kulit dievaluasi mulai dari ada tidaknya laergi, lotion di beriakn dengan tujuan untuk meningkatkan elastisitas kulit. d. Masase kulit khususnya di area Pemberian stimulus sentuhan dengan

penonjolan tulang

masase dpat meningkatkan sirkulasi local pada kulit dan memebriakan efek pada suplai darah yag optimal ada kulit sehingga meningkatkan membantu kulit integritas melakukan kulit serta

pemulihan

segera setelah mengalami penurunan fungsi akibat kurangnya suplai darah dan nutrisi kekulit e. Lakukan perubahan posisi baring Posisi baring yang berkelanjutan

meningkatkan resiko ulkus tekan, peran perawat menganjurka krluarga ikut serta mempertahankan perubahan posisi

4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan Tujuan : dalam waktu 7 x 24 jam pasien akan mencpai pertumbuhan dan perkembangan yang adekuat Kriteria Hasil : a. Adanya perbaikan status pertumbuhan dan perkembangan anak b. Ada peningkatan BB dan TB anak sesuai usia c. Keluarga mengetahui seusai pertumbuhan standart usia fisik dan (ukuran mampu

antropometri)

mengidentifikasi perkembangan anak sesuai standart usia

Intervensi

Rasional

a. Ajarkan kepada orang tua terhadap Meningkatkan pengetahuan kelurga tentang standart pertumbuhan fisik dan tugas- keterlambatan pertumbuhan dan

tugas perkembangan sesuai usia anak b. Kaji kebutuhan diet dan

perkembangan nutrisi bersifat individual.

jawab Kebutuhan

pertanyaan sesuai indikasi

Perawat melakukan kolaborasi dengan ahli gizi dalam merencanakan pemenuhan

nutrisi sesuai dengan pasien. c. Kaji kebutuhan diet dan jawab semua Kebutuhan ppertaynyaan sesuai indikasi nutrisi bersifat individual.

Perawat melakukan kolaborasi dengan ahli gizi dalam merencanakan pemenuhan

nutrisi yang sesuai dengan pasien d. Lakukan pemberian makanan/ Diet khusus untuk secara pemulihan bertahap nutrisi sesuai

minuman sesuai program terapi diet

diprogramkan

dengan kebutuhan anak dan kemampuan toleransi sistem pencernaan e. Dorong konsumsi makanantinggi serat Motivasi perawat dan intake cairan adekuat pada keluarga dapat

menurunkan kesalahan informasi tentang pemenuhan nutrisi tubuh. Perawat apat melakukan motivasi agar persepsi keluarga akan peningkatan kesehatan pada anak merupakan hal yang penting bagi tumbuh dan kembang nya

f. Lakukan kembangan pasien

stimulasi sesuai

tingkat dengan

per Stimulasi

diperlukan

untuk

mengejar

usia ketrlambatan perkembangan anak dalam aspek motorik bahasa dan personal/sosial Bentuk dukungan psikologi dapat

g. Beri dukungan psikologi

mempererat hubungan perawat dan pasien dengan permaslahan yang sedang di hadapi h. Anjurkan pengukuran berkala i. Lakukan rujukan ke lembaga stimulasi Mempertahankan kesinambungan program perkembangan dan pertumbuhan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dengan memperdayakan sistem untuk melakukan Menilai perkembangan masalah kesehatan secara

antropometri

(puskesmas/ posyandu)

pendukung yang ada

V.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran,ed.3 jilid 2. Jakarta.: Media Ausculapius Muttaqin arief. 2011. Ganggguan gastrointestinal. Jakatra: Salmeba medika Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat . Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Jilid II. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. NANDA Internasional. Diaagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. 2009 2011. Jakarta : EGC

S-ar putea să vă placă și