Sunteți pe pagina 1din 23

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK:

Pemeriksaan fisik : Pada tahap dini sulit diketahui. Ronchi basah, kasar dan nyaring. Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi memberi suara umforik. Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis. Bila mengenai Pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak)

Pemeriksaan Radiologi :

Pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas. Pada kavitas bayangan berupa cincin. Pada Kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.

Bronchografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan bronchus atau kerusakan paru karena TB. Laboratorium :

Darah : leukosit meninggi, LED meningkat Sputum : pada kultur ditemukan BTA Test Tuberkulin : Mantoux test (indurasi lebih dari 10-15 mm)

PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. Pola aktifitas dan istirahat : Fatique, Aktivitas berat timbul sesak (nafas pendek), Sulit tidur, 2. Pola Nutrisi Berkeringat : Anorexia, Mual, pada tidak enak malam diperut, BB hari menurun

3. Respirasi : Batuk produktif (pada tahap lanjut), sesak nafas, Nyeri dada. 4. Riwayat Keluarga : Biasanya keluarga penderita ada yang mempunyai kesulitan yang sama (penyakit yang sama)

5. Riwayat lingkungan : Lingkungan kurang sehat (polusi, limbah), pemukiman padat, ventilasi rumah yang kurang, jumlah anggauta keluarga yang banyak. 6. Aspek Psikososial :

Merasa dikucilkan Tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri. Biasanya pada keluarga yang kurang mampu. Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang bayak. Masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien. Tidak bersemangat, putus harapan.

7. Riwayat Penyakit sebelumnya :


Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh sembuh. Pernah berobat, tetapi tidak sembuh. Pernah berobat tetapi tidak teratur (drop out). PERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL :

DIAGNOSA

1. Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan adanya faktor resiko :


Berkurangnya keefektifan permukaan paru, atelektasis. Kerusakan membran alveolar kapiler. Sekret yang kental Edema Bronchial.

2. Potensial infeksi dan penyebaran infeksi sehubungan dengan :


Daya tahan tubuh menurun, fungsi silia menurun, sekret yang menetap. Kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar. Daya tahan/ resistensi terhadap infeksi rendah Malnutrisi Terkontaminasi oleh lingkungan. Kurang pengetahuan tentang infeksi kuman.

3. Gangguan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dyspnoe, anorexia, penurunan finansial /biaya. 4. Pembersihan jalan nafas yang tidak efektif sehubungan dengan sekresi yang kental, lengket dan berdarah, lelah dan usaha batuk yang kurang, Edema trachea/larink. 5. Kurangnya pengetahuan (kebutuhan Hygiene), tentang kondisi, pengobatan, pencegahan, sehubungan dengan tidak ada yang menerangkan, interpretasi yang salah, terbatas pengetahuan/kognisi, tidak akurat, tidak lengkap imformasi yang didapat. Pengobatan: 1. Dosis Nama : 1 x 400 mg obat : INH

Farmakokinetik:

Diabsorbsi : dari saluran pencernaan, makanan mengurangi kecepatan dan tingkat absorbsi Puncak : 1 2 jam Distribusi : Keseluruh jaringan tubuh dan cairan termasuk CNS, melewati plasenta Metabolisme : Tidak diaktifkan oleh acetylation di dalam hati Eliminasi : waktu paruh 1 4 jam, 75 96% diekresikan dalam urin dalam 24 jam, diekskresikan dalam air susu

Efek samping : biasanya dihubungkan dengan dosis

CNS : parestesias, perifeal neuropaty, nyeri kepala, kelemahan, tinitus, pusing, vertigo, ataxia, somnolen, insomnia, amnesia,euphoria, toxis psikosis, perubahan tingkah laku, depresi, kerusakan memori, hyperpireksia, halusinasi, konvulsi, otot kejang, mimpi yang berlebihan , menstruasi

Mata : Penglihatan kabur, terganggunya penglihatan, optik neuritis, atropi GI : Mual , muntah , epigastrium distress, mulut kering, konstipasi Hematologi : Agranulositosis, hemolitik atau anemia aplastik, trombositopenia, eosinophilia, methemoglobinemia Hepatotoksisitas: panas dingin, kulit yang melepuh (mosbiliform, macula papular, purpura, urticaria) limpadenitis, vaskulitis

Metabolik endokrin : Penurunan absorbsi vitamin B12, defisiensi pridoksin (vitamin B6), pellagra, gynecomastia, hyperglikemia, glikosuria, hyperkalemia, hipophosphathemia, hipokalsemia, acetonia, asidosis metabolik, proteinemia

Lain-lain : dyspnea, retensi urine, demam yangdisebabkan obat-obat, rematik, lupus erythromatosus syndrome, iritasi di tempat bekas injeksi. Implikasi perawatan :

Pengelolaan :

Obat oral INH lebih baik diberikan sebelum makan 1 2 jam sebelum makanan diabsorbsi, jika terjadi iritasi GI, obat boleh diberikan bersama makanan Isoniazid dalam bentuk larutan disimpan dalam bentuk kristal dan disimpan dalam temperatur yang rendah. Jika hal ini terjadi obat disimpan ditempat yang hangat atau dalam temperatur ruangan.

Nyeri lokal sementara setelah injeksi IM, massage daerah injeksi dengan cara memutar daerah injeksi Obat disimpan harus ditutup rapat, temperatur 15 30 C kecuali diberikan secara sebaliknya

Pengkajian /efek obat :

Tes adanya kelemahan yang tepat, sebelum pemberian therapy untuk mendeteksi kemungkinan bakteri yang resisten Efek therapetik biasanya menjadi jelas dalam 2 3 minggu pertama pemberian therapi. Lebih dari 90% pasien yang diberikan therapi mempunyai sputum yang berkurang setelah 6 bulan

Pemeriksaan mata Monitor Tekanan darah selama pemberian obat Pasien seharusnya secara hati-hati dengan interview dan diperiksa dalam interval bulanan untuk mendeteksi dini dari tanda dan gejala hepatotoksisitas Therapi INH yang kontinyu setelah onset dari disfungsi hepatik meningkatkan resiko kerusakan hati yang lebih berat Isoniazid hepatitis (kadang-kadang fatal) biasanya berkembang selama 3 6 bulan pertama, tetapi mungkin terjadi setiap waktu selama pemberian therapi, hal ini lebih

banyak frekwensinya pada pasien dengan umur 35 tahun atau lebih atau terutama yang meminum alkohol setiap hari

Cek berat badan 2 kali seminggu, di bawah kondisi standart Pasien DM seharusnya diabsorbsi untuk hilangnya kontrol diabetes antara glikosuria yang nyata dan tes benedik positif; yang palsu segera dilaporkan Neuritis peripheral lebih banyak menimbulkan afek toksik seringkali didahului oleh parestesikaki dan tangan. Pasien yang bebas kerentanan meliputi (termasuk) alkoholik atau pasien denga penyakit liver, malnutrisi, diabetik, inaktivator lambat, wanita hamil dan kekuatan.

Pendidikan kesehatan kepada keluarga dan pasien

Memeperingatkan pasien terhadap makanan yang mengandung tyramine (keju, ikan) yang menjadi penyebab dari palpitasi, peningktan tekanan darah. Instruksi pasien untuk melapor kepada medis bila ada tanda dan gejala dari perkembangan hepatotoksik Memperingatkan pasien terhadap makanan yang mengandung histamin (ikan tuna) yang bisa menjadi penyebab dari palpitasi memperbesar respon obat (nyeri kepala, hipotensi,palpitasi,berkeringat, diare)

Umumnya therapi INH diberikan 6 bulan 2 tahun untuk pengobatan TBC yang aktif, bila digunakan untuk terapi preventif, INH diberikan 12 bulan.

2. Nama obat : Ethambutol hydrochloride

Dosis: Dewasa 15 mg/kgBB (oral), untuk pengobatan ulang mulai dengan 25 mg kg/BB/hari atau 60 hari, kemudian diturunkan sampai 15 mg/kgBB/hr Anak: : 6 12 tahun: 10 15 mg/kgBB/hari

Farmakokinetik:

Absorbsi : 70% 80% diabsorbsi di saluran pencernaan Puncak 2 4 jam Distribusi: diodistribusi ke seluruh jaringan tubuh, konsentrasi tertinggi dalam eritrosit, ginjal, paru-paru, saliva, melalui plasenta, didistribusi kedalam air susu. Metabolisme: dimetabolisme dalam hati

Eliminasi : waktu paruh 3 4 jam, 50% diekresikan dalam urin selama 24 jam, 20 22 % dikeluarkan dalam feses

Efek samping :

CNS : Nyeri kepala , pening/pusing, kebingungan, halusinasi, parestesia, neuritis peripheral, nyeri tulang sendi, kelemahan pada ekstremitas bagian bawah Mata : Toksisitas bola mata : neuritis retrabulbar optik, kemungkinan neuritis anterior optik dengan penurunan dalam ketajaman penglihatan, menyempitnya luas lapang pandang, kebutaan pada warna merah-hijau, skotoma pada bagian pusat dan periferal, mata nyeri, fotophobia, perdarahan dan edema retina.

Saluran pencernaan : anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen Hypersensitifitas : pruritis , dermatitis, anafilaktis Hyperuresemia, demam , malaise, leukopenia (jarang), sputum yang mengandung darah, gangguan sementara dalam fungsi liver (kemungkinan hepatotoksisitas), nefrotoksisitas, gout artritis akut, abnormalitas EKG, pengeluaran keringat

Implikasi Perawatan Ethambutol mungkin diberikan setelah makan jika iritasi saluran pencernaan terjadi. Absorpsi tidak begitu dipengaruhi oleh makanan dalam perut. Lindungi ethambutol dari cahaya, kelembaman dan panas. Letakan dalam kemasan yang tertutup rapat-rapat pada suhu 15 30 C kecuali kalau diberikan langsung .

Pengkajian dan efek obat

Kultur dan tes kerentanan seharusnya seharusnya ditentukan sebelum dimulainya tindakan/dan pengulangan secara periodik pada terapi secara keseluruhan . Toksisitas okuli secara umum kelihatan dalam 1 7 bulan setelah dimulainya tyerapi. Gejala biasanya tidak tampak selama beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah obat tidak dilanjutkan

Uji opthalmoskopik meliputi tes luas lapang pandang, tes untuk ketajaman penglihatan menggunakan kertas mata, dan tes untuk penggolongan diskriminasi warna seharusnya ditentukan lebih dulu untuk memulai therapi dan dalam interval bulanan selama therapi. Mata seharusnya dites secara terpisah sama baiknya secara bersama-sama

Monitor rasio input dan output pada pasien dengan kerusakan ginjal . Laporkan adanya oliguria atau perubahan yang penting pada ratio atau dalam laporan laboratorium tentang fungsi ginjal. Akumulasi sistemik dengan toksisitas dapat dihasilkan dari ekresi obat-obat yang lambat

Tes fungsi ginjal dan hepatik, hitung sel darah dan determinan serum asam urat seharusnya ditentukan dalam interval yang teratur pada terapi secara menyeluruh.

Pendidikan pasien dan keluarga

Secara umum, therapi dapat berlanjut selama 1-2 terapi lebih lama, meskipun teraturnya pengobatan yang lebih pendek bisa digunakan dengan baik Jika pasien hamil, selama pengobatan sarankan untuk melaporkan pada dokter dengan segera Obat seharusnya tersendiri. Sarankan pasien untuk melaporkan dengan tepat pada dokter tentang kejadian mengaburnya pandangan, perubahan persepsi warna, mengecilnya luas lapang pandang , beberapa gejala penglihatan lainnya. Pasien seharusnya secara periodik ditanyakan tentang matanya

Jika dideteksi secara dini, defek visual secara umum tidak kelihatan lebih dari beberapa minggu sampai beberapa bulan. Pada beberapa instansi (jarang), pemulihan mungkin lambat. Selama setahun atau lebih atau defek mungkin irreversibel.

3. Nama obat : Rifampisin Dosis : 1 x 450 mg Farmakokinetik:


Absorbsi: Dengan mudah diabsorbsi di saluran pencernaan Puncak: 2 4 jam Distribusi : didistribusikan kemana-mana meliputi CSF, melalui plasenta, didistribusikan ke dalam air susu

Metabolisme: Dimetabolisme dalam liver untuk metabolisme aktif dan inaktif siklus enterohepatik.

Eliminasi : Waktu paruh 3 jam. Sampai 30 % diekresikan dalam urin 60% 65% dalam feses

Efek samping :

CNS: fatigue, drowsiness, nyeri kepala, ataxia, kebingungan, pusing, ketidak mampuan berkonsentrasi, mati rasa secara umum, nyeri frekuensi rendah, secara sementara. pada ekstremitas, kelemahan otot, gangguan penglihatan , konjungtivitis, hilangnya pendengaran

GI : heart burn, distress epigastrium, mual, muntah, anoreksia, flaturens, kram, diare, kolitis pseudomembran. Hematologi : Trombositopenia, leukopeni sementara, anemia, meliputi (termasuk) anemia hemolitik Hypersensitivitas : panas, pruritis, urtikaria, erupsi kulit, rasa sakit pada mulut dan lidah, eosinophilia, hemolisis Ginjal : hemoglobinuria, hematuria, Akut Renal Failure Lain-lain : hemoptisis, light-chain proteinuria, sindrom flulike, gangguan menstruasi, pankreatitis sindroma hepatorenal (dengan terapi intermitten). Peningkatan

sementara pada tes fungsi hati (bilirubin, BSP, alkaline fosfatase,ALT,AST),

Overdosis: Gejala GI, meningkatnya lethargi, pembesaran liver dan pengerasan, jaundice, berkeringat, saliva, air mata, feces

Implikasi Perawatan

Kapsul bisa dibuka diisi dan diminum/diteguk dengan air atau dicampur dengan makanan Suspensi oral dapat disiapkan dari kapsul untuk digunakan pada pasien pediatri Beriakn 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan. Puncak dari tingkat serum diperlambat dan mungkin agak rendah ketika diberikan dengan makanan Pengawetan seharusnya dijaga dalam kapsul yang dikemas dalam botol , dapat menjadi tidak stabil dalam keadaan lembab

Pengkajian dan efek obat

Tes serologi dan kerentanan seharusnya ditentukan paling utama selama dan dalam keadaan / waktu kultur positif Disarankan tes fungsi hepatik secara periodik . Pasien dengan penyakit hepar harus dimonitor secara tertutup (closely) Jika pasien juga mendapat anti koagulan, waktu protrombin seharusnya ditentukan secara harian atau seringkali untuk membuat dan menjaga aktifitas antikoagulan

Pendidikan kepada pasien dan keluarga

Informasikan kepada pasien bahwa obat bisa memberi warna pada urin merahoranye, feces, sputum, keringat dan air mata. Terutama yang menggunakan kontak lensa atau kaca berwarna lainnya yang permanen

Pasien dengan kontrasepsi oral, seharusnya mempertimbangkan alternatif metodemetode kontrasepsi. Hal-hal yang sama menggunakan Rimfapisin dan kontrasepsi oral menurunkan keefektifan dari kontrasepsi dan untuk gangguan menstruasi (spotting, perdarahan)

Perhatikan pasien agar menjaga obat dari jangkauan anak-anak Nama obat : Pyrazinamide

4.

Dosis : 2 x 500 mg Farmakokinetik :


Absorbsi : Langsung diabsorpsi dari saluran pencernaan Puncak : 2 jam Distribusi : Melewati barier darah otak Metabolisme : di metabolisme di hati Eliminasi : waktu paruh 9 10 jam, diekresikan secara perlahan-lahan di dalam urin

Efek samping :

Astralgia, aktif gout, kesulitan dalam kencing, nyeri kepala, fotosensitif, urtikaria, skin rash (jarang), anemia hemolitik, splenomegali, limphadenopathy, hemoptisis, peptik ulser, uric asid dalam serum, hepatotoksik, tes fungsi ginjal yang abnormal, penurunan plasma protrombin.

Implikasi perawatan

Obat seharusnya tidak dilanjutkan jika ada reaksi hepar (jaundice,pruritis, sklera ikterik, yellow skin) atau hyperursemia dan akut gout Tempatkan dalam tempat tertutup (suhu 15 13 C)

Efek obat

Pasien harus diobservasi dan mendapat petunjuk dari supervisi medis Pasien harus diperiksa secara teratur , dan kemungkinan adanya tanda toksik: pembesaran hepar, jaundice, kerusakan integritas vaskuler (echymosis, ptekie, perdarahan abnormal)

Reaksi hepar lebih sering terjadi pada pasien yang diberikan dosis tinggi Tes fungsi liver (AST, ALT, serum bilirubin) harus diperiksa 2-4 minggu selama terapi

Pendidikan kesehatan kepada pasien dalam keluarga


Laporkan adanya kesulitan dalam pengosongan Pasien seharusnya berkeinginan untuk intake cairan 2000 ml/hari jika memungkinkan

Pasien dengan diabetes melitus seharusnya terbuka untuk memonitor dan meminta saran terhadap kemungkinan kehilangan kontrol glikemia

5. Dosis : 2 x 100 mg Farmakokinetik :


Nama

obat

Aldactone

Absorbsi : 73% disaluran pencernaan, onset : perlahan-lahan. Puncak : 2-3 hari , max. efeknya 2 minggu. Durasi : 2-3 hari atau lebih. Distribusi : melalui placenta, didistribusikan melalui air susu. Metabolisme : di hati dan di ginjal.

Eliminasi : Waktu paruh : 1,3 2,4 Jam parent kompound, 18 32 jam dimetabolisme, 40 57% di ekskresikan didalam urin , 35 40% di dalam empedu.

Efek samping :

Letargi, Fatique(penurunan BB yang cepat), nyeri kepala dan ataksia. Endokrin : genekomastik, ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi , efek endogenik (ketidakteraturan mens, hersutisme, suara dalam) , berubahnya para tyroid, menurunnya glukosetoleransi .

GI : Kram abdominal, nausea, muntah, anoreksia, diare. Kulit : Makulopapular, erythematosus rash, urtikaria. Lain-lain: Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (hiperkalemia, hiponatremia), peningkatan BUN, asidosis, agranulasitosis, SLE, hipertensi(post sympatectomi) , hiperurecemia, Gout.

Implikasi perawatan : Pengelolaan :

Berikan dengan makanan untuk mempertinggi absorbsi makanan.Haluskan tablet sebelum diberikan dengan cairan yang dipilih oleh pasien. Obat disimpan dalam tempat tertutup, dalam kemasan tahan cahaya, dalam bentuk suspensi lebih tahan dalam waktu I bulan dibawah refrigeration.

Pengkajian dan efek otot :


Cek tekanan darah sebelum diberikan terapi. Serum elektrolit harus dimonitor, terutama selama permulaan terapi dan siapkan bila ada tanda-tanda ketidak seimbangan elektrolit. Monitor intake dan output setiap hari dan cek adanya edema, laporkan kekurangan respon diuretik atau perkembangan odem. Laporkan bila ada efek perubahan mental, letargi, stupor pada pasien dengan penyakit hati.

Reaksi yang merugikan, terjadi reversibel yang umum dengan tidak dilanjutkan obat. Ginekomastik yang dihubungkan dengan dosis dan durasi terapi. Ini semua dilakukan walaupun obat telah dihentikan.

Pendidikan pasien dan keluarga :

Informasikan pada pasien dan keluarga efek obat deuretik yang maksimal mungkin tidak terjadi sampai 3 hari pemberian terapi. Dan deuretik kontinue untuk 2-3 hari setelah obat dihentikan.

Intruksikan pasien untuk melaporkan tanda dari hiponatremi, yang lebih sering terjadi pada pasien dengan serosis berat. Umumnya pasien harus menghindarkan intake yang belebihan dari makanan yang tinggi potasium dan garam.

ASUHAN KEPERAWATAN TUBERCULOSIS (TBC) PARU


A. Pengertian Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI). Tuberculosis Mansjoer B. Etiologi Tuberculosis 1997 panjang 1 4 adalah penyakit infeksi , yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( 1999). Etiologi Paru adalah Mycobacterium ) /m

Tuberculosis yang berbentuk batang dan Tahan asam ( Price , Penyebab Tuberculosis adalah M. Tuberculosis bentuk batang Dengan tebal 0,3 0,5 m. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.

D. 1974) Kategori 0 = Tidak Tes pernah terpapar /

Klasifikasi

Klasifikasi Kesehatan Masyarakat (American Thoracic Society,

terinfeksi negatif tuberkulin

Riwayat

kontak

- Kategori I = - Terpapar TB tapi tidak terbukti ada infeksi Kategori Riwayat Tes II Tes Radiologis Kategori III = dan Terinfeksi = / kontak tuberkulin Terinfeksi TB tapi tidak negatif negatif sakit positif negatif sputum sakit

tuberkulin sputum dan

Di Indonesia Klasifikasi yang dipakai berdasarkan DEPKES 2000 Kategori 1 adalah :

- Paduan obat 2HRZE/4H3R3 atau 2HRZE/4HR atau 2HRZE/6HE Obat tersebut diberikan pada penderita baru Y+TB Paru BTA Positif, penderita TB Paru BTA Negatif Roentgen Positif yang sakit berat dan Kategori paduan obat Penderita TB ekstra II Paru Berat. : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3

Obat ini diberikan untuk : penderita kambuh (relaps), pendrita

gagal (failure) dan penderita dengan pengobatan setelah lalai ( after Kategori paduan III obat default) : 2HRZ/4H3R3

Obat ini diberikan untuk penderita BTA negatif fan roentgen positif sakit ringan, penderita ekstra paru ringan yaitu TB Kelenjar Limfe (limfadenitis), pleuritis eksudativa uiteral, TB Kulit, TB tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal. Adapun tambahan dari pengobatan pasien TB obat sisipan yaitu diberikan bila pada akhir tahab intensif dari suatu pengobatan dengan kategori 1 atua 2, hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan ( HRZE ) setiap hari selama satu bulan.

E.

Gejala

Klinis

Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum , malaise , gejala flu , demam ringan , nyeri dada Luckman infiltrasinya otot, F. 1. Darah : sudah Nyeri keringat Pemeriksaan Leokosit sedikit bagian Demam : , batuk darah dkk, subfebril . ( Mansjoer 93 menyerupai , 1999) ) influensa hemaptoe paru-paru dada malam Penunjang meninggi Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan (

- Batuk : - batuk kering (non produktif) batuk produktif (sputum) - Sesak Nafas : pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana

- Malaise : anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri

2.

LED Sputum :

meningkat BTA

Pada BTA (+) ditermukan sekurang-kurangnya 3 batang kuman pada satu sediaan dengna kata lain 5.000 kuman dalam 1 ml sputum. 3. 4. G. Jenis Obat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Etambutol obat Primer Isoniazid Rifampisin Pirazinamid Streptomisin (E) 5. PAS (Para (H) (R) (Z) 4. Amino yang Obat 1. 2. 3. Test Tuberkulin Roentgen : : Mantoux Foto Tes (PPD) PA

Medikamentosa dipakai Sekunder Ekonamid Protionamid Sikloserin Kanamisin Saliciclyc Acid) Tiasetazon Viomisin Kapreomisin

Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES.2000 yaitu :

Tahap

INTENSIF

Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahab intensif tersebut diberikan secara tepat, penderita menular menjadi tidak tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif. Pengawasan ketat dalam tahab intensif sangat penting

untuk

mencegah Tahap

terjadinya

kekebalan

obat.

lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih panjang dan jenis obat lebih sedikit untuk mencegah terjadinya

kelembutan. Tahab lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
Panduan obat kategori 1 : Tahap Lama (H) / day R day Z day F day Jumlah Hari X Nelan Obat Intensif Lanjutan

2 bulan 4 bulan

1 2

1 1

3 -

3 -

60 54

Panduan Obat Kategori 2


Tahap Lama (H) R Z @500 mg E @ 250 mg E Strep. Jumlah Hari X Nelan Obat Intensif 2 bulan 1 bulan Lanjutan 5 bulan

@300 @450 mg mg

@500 Injeksi mg

1 1

1 1

3 3

3 3

0,5 %

60 30

66

Panduan Obat Kategori 3


Tahap Intensif Lama 2 bulan H @ 300 mg 1 R@450mg 1 P@500mg Hari X Nelan Obat 3 60

Lanjutan 3 x week

4 bulan

54

OAT Sisipan
Tahap Lama H @300mg Intensif (dosis harian)

E day @250mg 3

Nelan X Hari 30

@450mg @500mg 1 3

1 bulan

H. Sebab-sebab a. diberikan. b. Drop Jangka Obat : Dosis

Kegagalan kegagalan Paduan obat obat

Pengobatan pengobataan tidak tidak : adekuat cukup

- Minum obat tidak teratur / tdk. Sesuai dengan petunjuk yang waktupengobatan Terjadi out : Merasa Malas kurang resistensi Kekurangan sudah biaya dari semestinya obat. pengobatan sembuh berobat

c. Penyakit : - Lesi Paru yang sakit terlalu luas / sakit berat - Ada penyakit lainyang menyertai contoh : Demam, Alkoholisme dll I. a. Terhadap Ada Penanggulangan penderita dan yang sudah cara gangguan Khusus berobat secara imunologis Pasien teratur

- menilai kembali apakah paduan obat sudah adekuat mengenai dosis pemberian. - Pemeriksaan uji kepekaan / test resistensi kuman terhadap obat

b.Terhadap Teruskan Nilai bakteriologis

penderita

yang

riwayat

pengobatan 3 bulan kuman

tidak

teratur evaluasi bulan. obat sensitif.

pengobatan test

lama

dengan

tiap-tiap resistensi terhadap

ulang

- Jangka resistensi terhadap obat, ganti dengan paduan obat yang masih c. Pada penderita kambuh (sudah menjalani pengobatan teratur dan adekuat sesuai rencana tetapi dalam kontrol ulang BTA ( +) secara mikroskopik atau secara biakan ) 1. Berikan pengobatan yang sama dengan pengobatan pertama 2. Lakukan pemeriksaan BTA mikroskopik 3 kali, biakan dan resistensi 3. 4. 5. 6. Roentgen Identifikasi Sesuatu Evaluasi adanya / obat ulang setiap paru penyakit steroid dengan tes : bulannya sebagai yang menyertai jangka kepekaan / pengobatan, evaluasi. (demam, lama) resistensi radiologis,

alkoholisme

bakteriologis. J. 1. Data A. Kelelahan Nafas Mimpi Takhikardi, Kelelahan B. Adanya Masalah / takipnea/dispnea otot, nyeri Integritas factor stress keuangan, yang , pada dan pendek karena kerja buruk kerja sesak Ego lama rumah Kesultan tidur pada malam hari, menggigil atau berkeringat Yang Asuhan Keperawatan TB Paru Pengkajian dikaji Aktifitas/istirahat

Perasaan Menyangkal Ansetas, C. Kehilangan Tak Penurunan Turgor Kehilangan D. Nyeri Berhati-hati Gelisah E. Nafas Batuk Peningkatan Pengembangn Perkusi Defiasi Karakteristik F. Adanya Test Demam G. Perasaan

tidak

berdaya

tak mudah /

ada

harapan terangsang Cairan makan mencerna badan

ketakutan, Makanan nafsu dapat berat kult buruk, otot/hilang

kering/kulit lemak sub

bersisik kutan Kenyamanan dada

pada

daerah

yang

sakit

Pernafasan Pendek frekuensi pernafasan pekak dan tak penuruna pernafasan simetris fremitus trakeal : Hijau /kurulen, Kuning atua bercak darah

Bunyi nafas menurun/tak ada secara bilateral atau unilateral

Keamanan kondisi HIV atau sakit Interaksi Isolasi atau panas penekanan imun Positif akut Sosial penolakan

Perubahan Pemeriksaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. II. Pertahanan Biopsi

pola

biasa

dalam

tanggung

jawab Diagnostik

Kultur Tes Foto jarum pada jaringan

Sputum Zeihl-Neelsen Kulit Thorak Histologi paru Elektrosit GDA

Pemeriksaan Diagnosa primer tak adekuat ,

fungsi

Paru Keperawatan

1. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d penurunan kerja silia Kerusakan Penurunan Terpapar jaringan ketahanan Malnutrisi lngkungan

- Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen Kriteria hasil :- Pasien menyatakan pemahaman penyebab / faktor resiko individu - mengidentifkasi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi - Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan lingkungan Intervensi 1. 2. tissue 4. 5. Kaji Awasi Kaji patologi Identifikasi dan tindakan suhu penyakit dan potensial lain menghindari kontrol infeksi sesuai penyebaran yang orang yang aman : infeksi beresiko meludah sementara indikasi

3. Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada

6. Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang 7. Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat 8. Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap 9. 10. 11. 2. oksigenasi Intervensi penggunaan 3. 4. Bersihkan Beri sekret otot posisi dari mulut dan Kelemahan Dorong Kolaborasi Laporkan Bersihan ke jalan , Edema jaringan memilih makanan pemberian departemen nafas adanya upaya batuk tak kesehatan efektif sputum seimbang antibiotik lokal B.d secret buruk tracheal adekuat : asesoris semi/fowler trakhea

Kriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan

1. Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta 2. Catat kemampuan unttuk mengeluarkan mukosa / batuk efekttif

5. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml per hari 6. Kolaboras pemberian oksigen dan obat obatan sesuai dengan indikasi 3. Resiko tinggi / gangguan efektif kental Edema pertukaran paru , , alveolar gas B.d

Penurunan Kerusakan

permukaan membran

atelektasis kapiler tebal bronchial

Sekret

Kriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas Intervensi gejala distress pernapasan :

1. Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan upaya pernafasan , terbatasnya ekspansi dinding dada , dan kelemahan 2. Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan 3. Anjurkan pada bernafas diri bibr warna selama sesuai kulit ekshalasi kebutuhan oksigen dari kebutuhan B.d

4. Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas 5. 4. Kriteria perubahan Intervensi Ketidakcukupan hasil : Menunjukkan / pola BB perilaku hidup sumber peningkatan untuk yang BB, Sering batuk / produksi Perubahan perawatan Kolaborasi nutrisi kurang

Kelemahan sputum Anorexia keuangan menunjukkan / : tepat meningkatkan

mempertahankan

1. Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas mukosa oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah 2. Pastikan pola atau diet biasa diare pasien

3. Awasi masukan dan pengeluaran dan BB secara periodik 4. Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan 5. 6. Dorong Berikan dan perwatan berikan mulut dengan periode dan stirahat sesudah sebelum obat sering. tindakan

pernafasan. 7. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan 9. Kolaborasi ahli diet untuk menentukan karbohodrat. komposisi diet. 8. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah.

10. Konsul dengan terapi pernafasan untuk jadual pengobatan 1-2 jam 11. 12. sebelum Awasi dan Kolaborasi sesudah makan. laboratorium antipiretik pemeriksaan

5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan, dan Berhubungan Tak akurat/lengkap informasi Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan pengobatan serta melakukan perubahan program psen harus untuk ke pola hidupdan : kemampuan gejala dan yang belajar perawat adekuat. dilaporkan cairan berpartispasi Intervensi 1. 2. Kaji Identifikasi dalam pengobatan informasi dengan Keterbatasan yang ada salah pencegahan : kognitif interpretasi

3. Tekankan pentingnya mempertahankan proten tinggi dan det karbohidrat rujukan. 5. Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan pengobatan lama. 6. Kaji potensial efek samping pengobatan dan pemecahan masalah 7. Tekankan kebutuhan untuk tidak minum alcohol sementara minum tiap masalah. 10. bulan Jawab Dorong selama pertanyaan untuk minum dengan tidak INH etambutol benar. merokok 8. Rujuk untuk pemeriksaan mata setelah memula dan kemudian 9. Dorongan pasien/ atau orang terdekat untuk menyatakan takut / pemasukan 4. Berikan interuksi dan informasi tertuls khusus pada pasien untuk

11. Kaji bagaimana TB ditularkan dan bahaya reaktivasi

S-ar putea să vă placă și