Sunteți pe pagina 1din 21

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian Kanker buli-buli adalah tumor ganas yang didapatkan dalam buli-buli (kandung kemih).(www.medicastrore.com). 2. Anatomi dan fisiologi a) Anotomi

b) Fisiologi Kandung kemih merupakan organ berongga yang terletak disebelah anterior tepat dibelakang os. pubis. Organ ini berfungsi sebagai wadah sementara untuk menampung urine. Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot polos yang dinamakan musculus detrusor. Kontraksi otot ini terutama berfungsi untuk mengosongkan kandung kemih pada saat buang air kecil. Uretra muncul dari kandung kemih pada laki-laki uretra berjalan lewat penis dan pada wanita bermuara tepat disebelah anterior vagina. Pada laki-laki kelenjar prostat yang terletak tepat dibawah leher kandung kemih mengelilingi uretra disebelah posterior dan lateral. Spingter urinarius ekterna merupakan otot volunter yang bulat untuk mengendalikan proses awal urinasi 3. Penyebab Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko: a) Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia.

b) Merokok, merupakan faktor resiko yang utama c) Lingkungan pekerjaan, beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahanbahan karsinogenik (penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit. d) Infeksi, terutama infeksi parasit (skistosomiasis). e) Pemakaian siklofosfamid atau arsenik untuk mengobati kanker dan penyakit lainnya. f) Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada orang Asia. g) Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar. h) Riwayat keluarga, orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. 4. Klasifikasi a) Staging dan klasifikasi Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONGMARSHAL untuk menentukan operasi atau observasi : 1. T : pembesaran local tumor primer, ditentukan melalui : Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan biopsy atau transurethral reseksi. Tis : carcinoma insitu (pre invasive Ca) Tx : cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran tumor, tak dapat dilakukan To : tanda-tanda tumor primer tidak ada T1 pada pemeriksaan bimanual didapatkan masa yang bergerak T2 = pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada dinding buli-buli. T3 = pada pemeriksaan bimanual indurasi atau masa nodular yang bergerak bebeas dapat diraba di buli-buli. T3a = invasi otot yang lebih dalam T3b= perluasan lewat dinding buli-buli

T4 = Tumor sudah melewati struktur sebelahnya T4a= tumor mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus vagina T4b= tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke dalam abdomen 2. N = Pembesaran secara klinis untuk pemebesaran kelenjar limfe pemeriksaan kinis, lympgraphy, urography, operative Nx = minimal yang ditetapkan kel. Lymfe regional tidak dapat ditemukan No = tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar lymfe regional N1 = pemebsaran tunggal kelenjar lymfe regional yang homolateral N2 = pembesaran kontralateral atau bilateral atau kelenjar lymfe regional yang multiple N3 = masa yang melekat pada dinding pelvis dengan rongga yang bebeas antaranya dan tumor N4 = pemebesaran lkelenjar lymfe juxta regional 3. M = metastase jauh termasuk pembesaran kelenjar limfe yang jauh Pemeriksaan klinis , thorax foto, dan test biokimia Mx = kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk menetapkan adanya metastase jauh, tak dapat dilaksanakan M1 = adanya metastase jauh M1a= adanya metastase yang tersembunyi pada test-test biokimia M1b= metastase tunggal dalam satu organ yang tunggal M1c= metastase multiple dalam satu terdapat organ yang multiple M1d= metastase dalam organ yang multiple b) Type dan lokasi Type tumor didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi. 1. efidermoid Ca, kira-kira 5% neoplasma buli-buli squamosa cell., anaplastik, invasi yang dalam dan cepat metastasenya. 2. Adeno Ca, sangat jarang dan sering muncul pada bekas urachus 3. Rhabdomyo sarcoma, sering terjadi pada anak-anak laki-laki (adolescent), infiltasi, metastase cepat dan biasanya fatal

4. Primary Malignant lymphoma, neurofibroma dan pheochromacytoma, dapat menimbulkan serangan hipertensi selama kencing 5. Ca dari pada kulit, melanoma, lambung, paru dan mamma mungkin mengadakan metastase ke buli-buli, invasi ke buli-buli oleh endometriosis dapat terjadi. 5. Tanda dan gejala a) Kencing campur darah yang intermitten b) Merasa panas waktu kencing c) Merasa ingin kencing d) Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing e) Nyeri suprapubik yang konstan f) Panas badan dan merasa lemah g) Nyeri pinggang karena tekanan saraf h) Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis. Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.

6. Patofisiologi Ca Buli buli Ulserasi kemoterapi g3 intregitas kulit

terjadi kematian semua sel iritasi mukosa lambung sistem imun menurun resti infeksi

Infeksi sekunder

Infasi pada bladder intake in adekuat Retensio urine Terjadi refluks Hydroneprhosis Pembesaran ginjal Tindakan oprasi Kurang Informasi Ttg penyakitnya Cemas g3 nutrisi

resti kekurangan volume cairan

terjadi penekanan jaringan saraf g3 nyeri

7. Pameriksaan diagnostik a) Laboratorium Pemeriksaan Hb : Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros hematuria Pemeriksaan Leukosit Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri dalam urine metastase, ACTH meningkat kanker paru Alkaline phosphatase meningkat; kanker tulang atau metastase ke tulang, kanker hati, lymphoma, leukemia. Calsium meningkat; metastase tulang, kanker mamae, leukemia, Lymphoma, multiple myeloma, kanker; paru, ginjal, bladder, hati, paratiroid. LDH meningkat; kanker hati, metastase ke hati, lymphoma, leukemia akut metastase ke hati. b) Radiology excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan tumornya. dinding buli-buli c) Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphe Cystocopy dan biopsy Cystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor Fractionated cystogram adanya invasi tumor dalam Testosteron meningkat; kanker adrenal, ovarium SGPT (AST), SGOT (ALT) meningkat; kanker Acid phospatase meningkat; kanker prostat

d) 8. Pengobatan 1. Operasi : Cystologi

Biopsi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin. Pengecatan sieman/papanicelaou pada sedimen urine terdapat transionil cel daripada tumor.

Operasi kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih atau hanya menyusup ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya melalui sistoskopi. Tetapi sering terbentuk kanker yang baru, kadang di tempat yang sama, tetapi lebih sering terbentuk di tempat yang baru. Angka kekambuhan bisa dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker atau BCG ke dalam kandung kemih setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi. Pemberian obat ini bisa digunakan sebagai pengobatan pada penderita yang tumornya tidak dapat diangkat melalui sistoskopi. Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus dinding kandung kemih, tidak dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi. Biasanya dilakukan pengangkatan sebagaian atau seluruh kandung kemih (sistektomi). Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar atau belum.Terapi penyinaran saja atau dikombinasikan dengan kemoterapi kadang bisa mengobati kanker. Jika kandung kemih diangkat seluruhnya, maka harus dipasang alat untuk membuang air kemih.Biasanya air kemih dialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma) melalui suatu saluran yang terbuat dari usus, yang disebut ileal loop. Selanjutnya air kemih dikumpulkan dalam suatu kantong. Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung kemihnya telah diangkat, digolongkan ke dalam 2 kategori: 1.Orthotopic neobladder 2. Continent cutaneous diversion. Pada kedua cara tersebut, suatu penampung internal dibuat dari usus. Pada orthotopic neobladder, penampung ini dihubungkan dengan uretra. Penderita diajarkan untuk mengosongkan penampung ini dengan cara

mengendurkan otot dasar panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih mengalir melalui uretra. Pada continent cutaneous urinary diversion, penampung ini dihubungkan dengan sebuah lubang di dinding perut. Diperlukan kantong luar, karena air kemih tetap berada dalam penampung sebelum dikosongkan oleh penderita dengan cara memasang selang melalui lubang di dinding perut ke dalam penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara teratur. Kanker yang sudah menyebar diobati dengan kemoterapi. 2. Radioterapy Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-IV dan stage B2-C. RAdiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads. Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads selam 2-3 minggu. 3. Chemoterapi Obat-obat anti kanker : citral, 5 fluoro urasil topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan paliatif. 5- Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam Buli-buli selama dua jam. 9. Komplikasi a) Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi b) Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck c) Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi 10. Pencegahan Meskipun tidak ada cara dijamin untuk mencegah kanker kandung kemih, Anda

dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu mengurangi risiko Anda. Misalnya: Jangan merokok. Tidak merokok berarti bahwa bahan kimia penyebab kanker dalam asap tidak dapat berkumpul dalam kandung kemih. Jika Anda tidak merokok, jangan mulai. Jika Anda merokok, berbicara dengan dokter Anda mengenai rencana untuk membantu Anda berhenti. Kelompok pendukung, obat-obatan dan metode lainnya yang dapat membantu Anda berhenti. Mengambil hati-hati dengan bahan kimia. Jika Anda bekerja dengan bahan kimia, ikuti semua petunjuk keselamatan untuk menghindari eksposur. Apakah air Anda sudah teruji baik untuk arsenik. Jika Anda memiliki sumber air sendiri, pertimbangkan untuk mendapatkan itu diuji untuk tingkat arsenik dalam air. Minum banyak cairan. Minum cairan, terutama air, mencairkan zat-zat beracun yang mungkin terkonsentrasi dalam urin dan membuang mereka keluar dari kandung kemih lebih cepat. Makan buah-buahan dan sayuran. Pilih makanan yang kaya dalam berbagai warna-warni buah-buahan dan sayuran. Antioksidan dalam buah-buahan dan sayur-sayuran dapat membantu mengurangi resiko kanker.

KONSEP KEPERAWATAN

1) Pengkajian a. Identitas Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah buli-buli. Kanker Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa. b. Riwayat keperawatan Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang intermitten, merasa panas waktu kening. Merasa ingin kencing, sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf, dan nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis c. Pemeriksaan fisik dan klinis Inspeksi , tampak warna kencing campur darah, pembesaran suprapubic bila tumor sudah besar. Palpasi, teraba tumor masa suprapubic, pemeriksaan bimanual teraba tumor pada dasar buli-buli dengan bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT d. Pemeriksaan penunjang a) Laboratorium Pemeriksaan Hb : Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros hematuria Pemeriksaan Leukosit Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri dalam urine metastase, ACTH meningkat kanker paru Acid phospatase meningkat; kanker prostat

Alkaline phosphatase meningkat; kanker tulang atau metastase ke tulang, kanker hati, lymphoma, leukemia. Calsium meningkat; metastase tulang, kanker mamae, leukemia, Lymphoma, multiple myeloma, kanker; paru, ginjal, bladder, hati, paratiroid. LDH meningkat; kanker hati, metastase ke hati, lymphoma, leukemia akut SGPT (AST), SGOT (ALT) meningkat; kanker metastase ke hati. Testosteron meningkat; kanker adrenal, ovarium Radiology excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan tumornya. Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor Fractionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-buli Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphe Cystocopy dan biopsy

b)

c) d) 2) Diagnosa keperawatan Cystologi

Cystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor Biopsi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin. Pengecatan sieman/papanicelaou pada sedimen urine terdapat transionil cel daripada tumor.

a) Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.

b) Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri c) Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake d) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif e) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia f) Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga 3) Rencana asuhan keperawatan a) Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 224 jam nyeri berkurang Kriteria hasil : Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas. Melaporkan nyeri yang dialaminya. Mengikuti program pengobatan. Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin. Intervensi : 1) Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan

2) Evaluasi biotherapi,

therapi: ajarkan

pembedahan, klien dan

radiasi, keluarga

khemotherapi, tentang cara

menghadapinya Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan komplikasi. 3) Berikan Untuk pengalihan meningkatkan seperti reposisi dengan dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TV kenyamanan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri. 4) Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas. 5) Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu. Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri. 6) Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan klien Agar terapi yang diberikan tepat sasaran 7) Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narkotik dll Untuk mengatasi nyeri. b) Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 224 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil:

Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi. Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat. Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya. Intervensi : 1) Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya. Memberikan informasi tentang status gizi klien. 2) Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan. Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien. 3) Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk. 4) Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien. Kalori merupakan sumber energi. 5) Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas. Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas. 6) Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri.

7) Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan. Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan 8) Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien. Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien). 9) Amati studi laboratorium seperti total limposit, serum transferin dan albumin Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.

10) Berikan pengobatan sesuai indikasiPhenotiazine,antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacid Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan klien. 11) Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus. Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan. c) Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 124 jam kebutuhan cairan terpenuhi. Kriteria hasil:

Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran mukosa normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal, urine output normal. Intervensi : 1) Monitor intake dan output termasuk keluaran yang tidak normal seperti emesis, diare, drainase luka. Hitung keseimbangan selama 24 jam. Pemasukan oral yang tidak adekuat dapat menyebabkan hipovolemia. 2) Timbang berat badan jika diperlukan. Dengan memonitor berat badan dapat diketahui bila ada ketidakseimbangan cairan. 3) Monitor vital signs. Evaluasi pulse peripheral, capilarry refil. Tanda-tanda hipovolemia segera diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi dan suhu tubuh yang meningkat berhubungan dengan dehidrasi. 4) Kaji turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Catat keadaan kehausan pada klien. Dengan mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya hipovolemia. 5) Anjurkan intake cairan samapi 3000 ml per hari sesuai kebutuhan individu. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang. 6) Observasi kemungkinan perdarahan seperti perlukaan pada membran mukosa, luka bedah, adanya ekimosis dan pethekie Segera diketahui adanya perubahan keseimbangan volume cairan. 7) Hindarkan trauma dan tekanan yang berlebihan pada luka bedah. Mencegah terjadinya perdarahan. 8) Kolaboratif berikan cairan IV bila diperlukan. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang. 9) Berikan therapy antiemetik.

Mencegah/menghilangkan mual muntah. d) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasive Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 224 jam resiko infeksi berkurang Kriteria hasil : Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal Intervensi : 1) Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan melakukan hal yang sama. Mencegah terjadinya infeksi silang. 2) Jaga personal hygine klien dengan baik. Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup. 3) Monitor temperatur. Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi 4) Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi Mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi 5) Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur. Mencegah terjadinya infeksi. 6) Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi 7) Berikan antibiotik bila diindikasikan Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi. e) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia

Tujuan : sdetelah dilakukan tiindakan keperawatan selama 124 jam resiko kerusakan integritas kulit berkurang Kriteria hasil : Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik. Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan.

Intervensi : 1) Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati penyembuhan luka. Memberikan kulit. 2) Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal. Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi. 3) Ubah posisi klien secara teratur. Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu. 4) Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas

f) Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 124 jam cemas yang dirasakan klien berkurang Kriteria hasil : Klien dapat mengurangi rasa cemasnya. Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif. Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.

Intervensi : 1) Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya. Data-data duplikasi 2) Berikan informasi tentang prognosis secara akurat. Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya. 3) Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai. Dapat menurunkan kecemasan klien 4) Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya. 5) Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll. Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan. 6) Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system. Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga. 7) Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman. Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat. 8) Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar. mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya

Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia. Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung. www.medicastore.com/kanker kandung kemih

S-ar putea să vă placă și