Sunteți pe pagina 1din 11

Rencana Bisnis dan Anggaran

MODUL PELATIHAN PMPK FK UGM RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN

POLA PENGANGGARAN BLUD DAN KETERKAITAN RBA,RSB, DAN SPM | 1


Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

MODUL 1 POLA PENGANGGARAN BLUD DAN KETERKAITAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA), RENCANA STRATEGIS BISNIS (RSB), DAN STANDARD PELAYANAN MINIMAL (SPM)

PENGANTAR Penerapan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada rumah sakit,

tentunya memiliki implikasi penting bagi sistem akuntansi dan keuangan organisasi. Termasuk pula dalam proses penganggaran sebagai salah satu elemen dalam pengelolaan keuangan. Prinsip transparansi dan akuntabilitas publik yang diusung sebagi prinsip penting yang harus dikedepankan, menuntut Rumah Sakit dengan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) mereformasi sistem dan re-designing pola-pola keuangan lembaga dengan dukungan infrastruktur dan Teknologi Informasi (TI) sebagai senjata ampuh dalam menciptakan informasi termasuk informasi akuntansi dan keuangan untuk mewujudkan peningkatan akuntabilitas dan trust dari masyarakat. Tentunya, pola-pola lama dalam penganggaran dalam organisasi harus dirubah dengan pola penganggaran baru yang lebih detil dan akurat. Dalam pokok bahasan ini

memberikan penjelasan tentang bagaimana rumah sakit dengan PPK-BLUD merubah paradigma penganggaran dan mempersiapkan infrastruktur yang dapat mendukung terciptanya informasi anggaran yang terpercaya serta bagaimana mengaitkan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) dengan Rencana Strategis Bisnis (RSB) dan Standard Pelayanan Minimal (SPM) yang telah dibuat sebelumnya.

POLA PENGANGGARAN BLUD DAN KETERKAITAN RBA,RSB, DAN SPM | 2


Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pelatihan pada sesi ini, diharapkan peserta dapat memahami: 1. Pola penganggaran pada Badan Layanan Umum Daerah 2. Gambaran umum persiapan dalam menyusunan anggaran dengan PPK- BLUD 3. Keterkaitan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA), Rencana Strategis Bisnis (RSB) dan Standard Pelayanan Minimal (SPM).

POLA PENGANGGARAN BLUD DAN KETERKAITAN RBA,RSB, DAN SPM | 3


Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

POKOK BAHASAN Pola Penganggaran Badan Layanan Umum Daerah Paket undang-undang bidang keuangan negara merupakan paket reformasi yang signifikan di bidang keuangan negara yang kita alami sejak kemerdekaan. Enterprising the government adalah paradigma yang memberi arah yang tepat bagi keuangan sektor publik menuju profesionalisme yang lebih baik. Dalam kaitan ini, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang menekankan basis kinerja dalam penganggaran, memberi landasan yang penting bagi orientasi baru tersebut di Indonesia.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja dalam penganggaran di lingkungan pemerintah. Instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas dalam segala aktivitasnya. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), diharapkan menjadi contoh konkrit yang menonjol dari penerapan manajemen keuangan berbasis pada hasil (kinerja). Peluang ini secara khusus menyediakan kesempatan bagi satuan-satuan kerja pemerintah yang melaksanakan tugas operasional pelayanan publik, untuk membedakannya dari fungsi pemerintah sebagai regulator dan penentu kebijakan.

Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada

POLA PENGANGGARAN BLUD DAN KETERKAITAN RBA,RSB, DAN SPM | 4


Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

umumnya. Fleksibilitas disini adalah keleluasaan pengelolaan keuangan/barang BLUD pada batas-batas tertentu yang dapat dikecualikan dari ketentuan yang berlaku umum.

Dengan

pola

pengelolaan

keuangan

BLUD,

prinsip

transparansi,

akuntabilitas

responsibilitas dan independensi menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Fleksibilitas diberikan dalam rangka pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa. Kepada BLUD juga diberikan kesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional non PNS serta kesempatan, pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya. Tetapi sebagai pengimbang, BLUD dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya.

Pada awal Juni 2002, pemerintah telah mengeluarkan peraturan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 yang memperkenalkan model perencanaan & penganggaran berbasis kinerja atau yang lebih populer dengan istilah performance-based budgeting (PBB). Tahun 2003, merupakan tahun perdana penyusunan anggaran berbasis kinerja pada pemerintahan di Indonesia. Kemudian pada perjalanannya di tahun 2005, alat penganggaran berbasis kinerja ini diperjelas lagi dan tertuang dalam PP BLU No 23 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa RBA (Rencana Bisnis dan Anggaran) harus disusun berbasis kinerja dan sesuai dengan konsep akuntansi biaya. Pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2004 telah dijelaskan secara garis besar dalam UU No 1 tahun 2004. Kemudian pada Tahun 2006 yang konsep penganggaran kinerja tertuang dalam regulasi penyusunan APBD dalam Permendagri No 13 Tahun 2006 dan revisinya, Permendagri No 59 Tahun 2007 dan termasuk pula tertuang dalam Permendagri No 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Proses perencanaan dan penganggaran

menjadi hal yang paling penting dalam

menentukan arah organisasi untuk menjalankan aktivitas-aktivitas demi mencapai tujuan organisasi. Perencanaan yang dibuat tentunya harus selaras dengan visi, misi dan strategi organisasi sebagai arahan utama yang telah ditentukan sebelumnya.

Perencanaan merupakan langkah organisasi menentukan kegiatan yang tepat dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Penganggaran merupakan rencana

POLA PENGANGGARAN BLUD DAN KETERKAITAN RBA,RSB, DAN SPM | 5


Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

keuangan yang secara sistematis menunjukkan alokasi sumber daya manusia, material, dan sumber daya lainnya. Berbagai variasi dalam sistem penganggaran pemerintah dikembangkan untuk melayani berbagai tujuan termasuk guna pengendalian keuangan, rencana manajemen, prioritas dari penggunaan dana dan pertanggungjawaban kepada publik. Sebagai organisasi yang akan menerapkan praktik bisnis yang sehat tentunya BLUD menerapkan pola-pola perencanaan dan penganggaran dengan menjadikan efisiensi dan produktivitas sebagai hal yang paling utama.

Pengelolaan secara praktik bisnis secara sehat menuntut BLUD untuk lebih efektif dan efisien dalam pengalokasian sumber daya yang dimilikinya. Peranan penganggaran menjadi kunci utama dalam mengendalikan aktivitas operasional organisasi. Perlu perubahan paradigma dalam penyusunan anggaran BLUD. Dari pola lama, yang hanya menjadikan anggaran sebagai daftar belanjaan dalam menghabiskan alokasi dana menjadi anggaran kinerja yang memperhitungkan hasil yang bernilai tambah bagi organisasi. Output yang disajikan dalam dokumen anggaran tidak hanya sekedar formalitas pengisian dokumen namun menjadi janji yang harus ditepati yang nantinya digunakan sebagai dasar untuk penilaian kinerja. Sehingga dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan secara matang dengan proses logic model di dalamnya. Alokasi dana yang dimiliki bukan serta merta menjadi sesuatu yang harus dihabiskan seperti fenomena yang terjadi selama ini, melainkan sesuatu yang harus di-manage sebaik-baiknya.

Dokumen Perencanaan dan penganggaran BLUD disebut Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA). Sebagai organisasi dengan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, Rumah Sakit dituntut untuk merencanakan dan menganggarkan kegiatan yang fit dengan sistem akuntansi yang digunakannya. Accrual basis dalam akuntansi BLUD berdampak pula terhadap dokumen anggaran yang dibuat.

Dalam RBA menyajikan informasi-informasi keuangan secara komprehensif mencakup proyeksi laporan keuangan dan kinerja keuangan tahun berjalan. Tentunya Penyusunan RBA akan lebih praktis jika dihubungkan dengan teknologi informasi (TI) yang mendukung dan mengakomodir data-data yang diperlukan mengingat kompleksitas informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan RBA. Selain dukungan TI dalam

POLA PENGANGGARAN BLUD DAN KETERKAITAN RBA,RSB, DAN SPM | 6


Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

pengembangan manajemen keuangan BLUD juga butuh dukungan sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai mengenai akuntansi dan keuangan.

Dengan pemikiran baru tersebut diharapkan bukan bentuknya saja suatu unit pemerintah menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang melayani masyarakat tetapi tingkat pelayanan masyarakat dapat ditingkatkan dengan cara yang profesional, efektif dan efisien oleh pengelola unit tersebut dengan otonomi pengelolaan yang akan diberikan.

Keterkaitan RBA,RSB dan SPM a. Rencana Strategis Bisnis Rencana Strategis Bisnis memuat arahan organisasi dalam kurun waktu lima tahunan, sementara Rencana Bisnis dan Anggaran merupakan penterjemahan RSB dalam kurun waktu tahunan.Sebagai peta kegiatan unit kerja, RBA berisi formulasi perencanaan

kegiatan dan pembiayaan, strategi implementasi, evaluasi dan proyeksi pengembangan kegiatan unit kerja bersangkutan. RBA dibuat dengan mengacu pada perencanaan strategis lembaga (BLUD) . Sesuai dengan bunyi Pasal 71 Permendagri No.61 Tahun 2007 ayat 1 disebutkan bahwa,BLUD menyusun RBA tahunan yang berpedoman kepada renstra bisnis BLUD.

Dalam Renstra Bisnis memuat informasi mengenai visi, misi, strategi dan kebijakan organisasi yang kemudian dijabarkan dengan langkah-langkah tahunan yang dirumuskan dalam RBA berupa program kerja dan kegiatan tahunan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pembuatan RBA harus memperlihatkan urutan sasaran-sasaran strategis organisasi (corporate) seperti yang termuat dalam Renstra. RBA unit kerja BLUD dibuat berbasis akuntansi biaya dengan indikator kinerja yang diukur berdasarkan target kinerja (input, output,outcome) . Keterkaitan Renstra dan RBA dapat dilihat melalui gambar berikut ini :

POLA PENGANGGARAN BLUD DAN KETERKAITAN RBA,RSB, DAN SPM | 7


Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

MISI PERENCANAAN STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI /KEBIJAKAN UMUM PENETAPAN AKTIVITAS PENETAPAN ALAT UKUR KINERJA PENETAPAN BOBOT AKTIVITAS DAN TOLOK UKUR KINERJA PENYUSUNAN ANGGARAN PENENTUAN ANALISIS BIAYA STANDAR PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN AKTIVITAS PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN UNIT KERJA MELALUI KOMPILASI PENYUSUNAN TIM PELAKSANA PENENTUAN KUALIFIKASI PERSONIL PENUNJUKAN PERSONIL PENYUSUNAN URAIAN KERJA PERSONIL PENYUSUNAN ORGANISASI TIM PELAKSANA PENYUSUNAN JADUAL KERJA PENETAPAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PENETAPAN SAAT MULAI DAN AKHIR KEGIATAN

MASUKAN

PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

OUTPUT

OUTCOME

Gambar 1. Keterkaitan antara berbagai aktivitas perencanaan organisasi

Sebagai rangkaian proses penyusunan perencanaan strategis, Rencana Strategis Bisnis dan RBA diharapkan memiliki benang merah dan saling sinergis satu dengan yang lain. Pada dasarnya penyusunan anggaran berbasis kinerja tidak terlepas dari siklus perencanaan, pelaksanaan, pelaporan/pertanggungjawaban atas anggaran itu sendiri. Rencana stratejik yang dituangkan dalam targe tahunan pada akhirnya selalu dievaluasi dan diperbaiki terus menerus.

Siklus penyusunan rencana yang digambarkan berikut ini menunjukkan bagaimana Anggaran Tahunan digunakan sebagai umpan balik (feed back) dalam rencana stratejik secara keseluruhan. Berikut ini adalah gambaran keterkaitan perencanaan strategis dalam konsep manajemen stratejik sector Publik :

POLA PENGANGGARAN BLUD DAN KETERKAITAN RBA,RSB, DAN SPM | 8


Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Sumber : Pedoman Penyusunan anggaran berbasis kinerja(revis) Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah.Direktorat pengawasan penyelenggaraan keuangan daerah wilayah 3.

b. Standar Pelayanan Minimal Standard Pelayanan Minimal menurut Permendari no 61/2007 merupakan spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimal yang diberikan oleh BLUD kepada masyarakat. Sehingga SPM di RS memiliki manfaat: Memberikan jaminan bahwa masyarakat akan menerima suatu pelayanan publik dari Rumah Sakit pemerintah daerah Dengan ditetapkannya SPM akan dapat ditentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk menyediakan suatu pelayanan publik, Menjadi dasar dalam menentukan anggaran berbasis kinerja, Masyarakat dan pemerintah daerah dapat mengukur sejauhmana rumah sakit memenuhi sehingga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan

kewajibannya dalam menyediakan pelayanan kepada masyarakat, sehingga hal ini dapat meningkatkan akuntabilitas pemerintah daerah kepada masyarakat, Sebagai alat ukur bagi kepala daerah dalam melakukan penilaian kinerja yang telah dilaksanakan oleh unit kerja penyedia suatu pelayanan,dan bagi pimpinan BLUD kepada kepala instalasi.

POLA PENGANGGARAN BLUD DAN KETERKAITAN RBA,RSB, DAN SPM | 9


Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Sebagai benchmark untuk mengukur tingkat keberhasilan rumah sakit dalam pelayanan publik, Menjadi dasar bagi pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh institusi pengawasan.

Beragamnya kondisi daerah, baik kondisi ekonomi, sosial, budaya, maupun kondisi geografis akan berdampak pada kemampuan daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan kata lain setiap daerah mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengimplementasikan SPM.

Penetapan SPM ditujukan untuk merangsang tumbuhnya akuntabilitas rumah sakit khususnya dan pemerintah daerah pada umumnya. SPM ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan penetapan program dan perencanaan kerja/kegiatan pelayanan publik di Rumah sakit terutama dalam kegiatan layanan dan anggarannya. Dalam hal yang berkaitan dengan kegiatan layanan dan anggaran, rumah sakit harus menyusun anggaran berdasarkan kinerja yang jelas dan terarah yang biasa disebut Rencana Bisnis dan Anggaran.

Dalam penyusunan RBA, Rumah Sakit harus mempertimbangkan

SPM yang telah

ditetapkan. Kinerja yang dimaksud dalam SPM ini adalah target-target yang merupakan tolok ukur yang ditetapkan sebagai indikator keberhasilan suatu kegiatan. Indikator keberhasilan dan target-target (indicator output, outcome) yang ada dalam SPM akan digunakan untuk menetapkan target-target kegiatan dan menghitung Analisis Biaya Standar, yang merupakan penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan serta menghitung rencana anggaran kegiatan. Program dan rencana kegiatan, termasuk tolok ukur kinerjanya yang merupakan pelaksanaan dari urusan wajib, selanjutnya dituangkan dalam rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Rumah Sakit.

Indikator keberhasilan, target/tolok ukur kinerja, Analisis

Biaya Standar dan rencana

anggaran kegiatan yang tertuang dalam Renstra/Renja dalam rangka melaksanakan urusan pelayanan kesehatan, ditetapkan dengan mempertimbangkan SPM. Skema berikut menggambarkan keterkaitan antara penyusunan RBA, RSB dan SPM :

POLA PENGANGGARAN BLUD DAN KETERKAITAN RBA,RSB, DAN SPM | 10


Modul Pelatihan

Rencana Bisnis dan Anggaran

Rencana Bisnis dan Angaran

Standard Pelayanan Minimal

Rencana Strategis Bisnis

Tolok Ukur

Pelayanan Masyarakat

POLA PENGANGGARAN BLUD DAN KETERKAITAN RBA,RSB, DAN SPM | 11


Modul Pelatihan

S-ar putea să vă placă și