Sunteți pe pagina 1din 10

laporan pendahuluan gastroenteritis

1. Pengertian Gastroentritis adalah suatu keadaan dimana tinja menjadi lunak hingga cair dan terjadi berulang-ulang (lebih dari 3x dalam sehari). (Nagiga dan Dr. Ni Wayan Arty, 2009) Gastroenteritis adalah kaadan ketika seorang individu mengalami atau beresiko mengalami defekasi sering dengan feses cair atau feses tidak berbentuk, (Carpenito, 2007). Diare yaitu defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan/ tanpa darah dan/ atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari tujuh hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. (Mansjoer, 2000). Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume, keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3 kali/ hari dan pda neonatus lebih dari 4 kali/ hari. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008). Dari beberapa pengertian di atas dapat sisimpulkan bahwa diare adalahsuatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus. 2. Etiologi a. Faktor infeksi 1) Infeksi interal Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut: 1. Infeksi bakteri: vibrio, E.coli, salmonella, shigella, Campylobacter,Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya. 2. Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis),Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain. 3. Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides),protozoa (Entamoeba hystolytica, Giardia lambilia, Trichomonas hominis), jamur (Candida albicanas). 2) Infeksi parenteral Infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut (OMA), tonsilitis/ tonsilofaringitis, bronchopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun. b. Faktor malabsorbsi 1) Malabsorbsi karbohidrat Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering intoleransi laktosa. 2) Malabsorbsi lemak 3) Malabsorbsi protein c. Faktor makanan Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. d. Faktor psikologis Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).

3. Manifestasi klinis Gejala awal anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare tinja makin cair, mungkin mengandung darah atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu, anus dan sekitarnya menjadi lecet karena tinja menjadi asam akibatnya, banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah dehidrasi diare. Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi, berat badan menurun pada bayi, ubun-ubun besar dan cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir menjadi kering. Gejala klinis sesuai tingkat dehidrasi adalah sebagai berikut : a. Ringan (kehilangan 2,5% BB) Dehidrasi Kesadaran Komposmetis, nadi kurang dari 120 kali per menit, pernafasan biasa, ubun-ubun besar agak cekung, mata agak cekung, turgor dan tonus biasa, mulut kering. b. Dehidrasi sedang (kehilangan 6,9% BB) Kesadaran gelisah, nadi 120-140 kali per menit, pernafasan agak cepat, ubun-ubun besar cekung, mata tampak cekung, turgor dan tonus agak berkurang, mulut kering. c. Dehidrasi berat (kehilangan > 10% BB) Kesadaran apatis sampai koma, nadi lebih dari 140 kali per menit, pernafasan kusmaul, ubunubun besar cekung sekali, turgor dan tonus kurang sekali, mulut ering dan sianosis. Mansjoer (2000) 3) Patofisiologi Mekasnisme dasar yang menyebabkan diare adalah adanya gangguan osmotik yaitu akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga teradi pergeseran air dan elek trolit ke dalam rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga akan timbul diare. Penyebab yang kedua adanya gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misal toksik) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus selanjutnya timbul diare. Penyebab ketiga adalah adanya gangguan motilitas usus yaitu hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya peristaltik usus menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare. Faktor infeksi virus, bakteri, dan parasit masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang tercemar, tertelan lalu masuk kedalam lambung yang akan dinetralisir oleh asam lambung. Mikroorganisme akan mati atau bila jumlahnya banyak maka akan ada yang lolos sampai usus duabelas jari (duodenum) dan akan berkembangbiak di usus halus bakteri memproduksi enzim mucinosa yang akan berkembangbiak di usus halus. Bakteri memproduksi enzim mucinosa yang mana mencairkan cairan lendir sel epitel. Di dalam membrane bakteri mengeluarkan sehingga penyerapan makanan/ air terganggu terjadilah hipersekresi sehingga terjadilah diare. Faktor non infeksi (malabsorbsi) merupakan makanan yang tidak dapat diserap oleh lambung yang terdapat keseimbangan mikrofora melalui prses fermentasi, mikroflora usus metabolisme berbagai macam substrat terutama komponen dari diet dengan hasi akhir asam

lemak dan gas sehingga tekanan osmotik dari rongga usus meningkat dan terjadi perpindahan cairan dari rongga usus yang berakibat mobilitas usus meningkat sehingga menimbulkan diare. Faktor psikologi (takut dan cemas) menyebabkan pengeluaran hormon adrenalin meningkat dan akan mempengaruhi kerja saraf parasimpatik sehingga terjadi hiperperistaltik yang akhirnya timbul diare. (Ngastiyah, 2006.,Mansjoer, 2000)

) Pemeriksaan penunjang Adapuun pemeriksaan penunjang menurut Mansjoer (2000) adalah : a. Pemeriksaan tinja 1) Makroskopis dan mikroskopis 2) ph dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance) 3) biakan kuman dan uji resistensi b. Pemeriksaan darah 1) Darah perifer lengkap 2) Analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang) 3) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal 4) Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kulitatif terutama pada diare kronik. 5) Komplikasi Menurut Ngastiyah (2005) komplikasi dari daire ada : a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik) b. Renjatan hipovolemik. c. Hipokalemia(dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan elektrokardiogram). d. Hipoglikemia. e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim lactase. f. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik. g. Malnutrisi energi protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik). 6) Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada diare menurut Ngastiyah (2005) yaitu: a. Pemberian cairan pada diare dengan memperhatikan derajad dehidrasinya dan keadaan umum: 1) Belum ada dehidrasi a) Oral sebanyak anak mau minum atau 1 gelas setiap diare. b) Pareteral dibagi rata dalam 24 jam. 2) Dehidrasi ringan a) 1 jam pertama: 25-50 cc/kg BB/oral atau intragastrik. b) Selanjutnya: 50-50 cc/kg BB/hari. 3) Dehidrasi sedang a) 1 jam pertama 50-100 ml/kg BB/oral intragastrik b) Selanjutnya 125 ml/kg BB/hari 4) Dehidrasi berat

a) Untuk anak 1 bulan sampai 2 tahun dengan berat badan 3-10 kg. b) 1 jam pertama: 40 ml/kg BB/jam atau 10 tetes/kg BB/menit (dengan infus 15 tetes) atau 13 tetes/kg.BB/menit (dengan infus 1ml = 20 tetes). c) 7 jam kemudian: 12 ml/kg BB/ jam atau 3 tetes/kg BB/menit (dengan infus 1 ml = 15 tetes) d) 16 jam berikut: 125 ml/kg BB oralit atau intragastrik, bila anak tidak mau minum, teruskan intra vena 2 tetes/ kg BB/ menit (1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/ kg BB/ menit (1ml = 20 tetes). b. Pengobatan dietetik 1) Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas satu tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg jenis makanan yang diberikan: a) Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, almiron, atau sejenis lainnya). b) Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa. c) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya: susu yang mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh. 2) Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg jenis makanannya: makanan padat, cair atau susu sesuai dengan kebiasaan di rumah. c. Obat-obatan Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dan sebagainya). 1) Obat anti sekresi a) Asetosal: dosis 25 ml/ tahun (minimum 30 mg). b) Klorpromazin: dosis 0,5 1 mg/kg BB/ hari 2) Obat anti diare: kaolin, pectin, charcoal, tabonal. 3) Antibiotik ) Asuhan Keperawatan pada Diare (Gastroentritis) Pengkajian Data Fokus (Doengoes, 2000) a. Aktivitas/ istirahat Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah Insomnia, tidak tidur semalam karena diare Merasa gelisah dan ansietas Pembatasan aktivitas/ kerja sehubungan dengan efek proses penyakit b. Sirkulasi Tanda : Takikardia (respons terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri) Kemerahan, area ekimosis (kekurangan vitamin K) TD : hipotensi, termasuk postural Kulit/ membran mukosa (turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah (dehidrasi/ malnutrisi) c. Integritas Ego Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi, perasaan tak berdaya/ tak ada harapan Stres Tanda : Menolak, perhatian menyempit, depresi. d. Eliminasi Gejala : Tekstur feses bevariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair. Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan

Perdarahan per rektal. Riwayat batu ginjal (dehidrasi). Tanda : Menurunnya bising usus, tak ada peristaltik atau adanya peristaltik yang dapat dilihat. Oliguria e. Makanan/ Cairan Gejala : Anoreksia, mual/ muntah. Penurunan berat badan. Tidak toleran terhadap diet/ sensitif (buah, sayur, susu, dll) Tanda : Penurunan lemak subkutan/ massa otot. Kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk. Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut. f. Higiene Tanda : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri. Stomatitis kekurangan vitamin. Bau badan. yeri/ kenyamanan Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan defekasi). Tanda : Nyeri tekan abdomen/ distensi. eamanan Tanda : Riwayat lupus eritematosus, anemia metabolik, vaskulitis Peningkatan suhu 39,6-40 Alergi terhadap makanan/ produk susu(mengeluarkan histamin kedalam usus dan mempunyai efek inflamasi). Gejala : Lesi kulit (nyeri tekan, kemerahan, dan membengkak). eksualitas Gejala : Frekuensi menurun/ menghindari aktivitas seksual. nteraksi sosial Gejala : Masalah hubungan/ peran sehubungan dengan kondisi. Ketidakmampuan aktif dalam sosial. enyuluhan/ pembelajaran Gejala : riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus Pertimbangan : DRG menunjukan rerata lama dirawat : 7,1 hari Rencana pemulangan : bantuan dengan program diet, obat dan dukungan psikologis. 8) Diagnosis Keperawatan a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, makanan, psikologis Batasan karakteristik : 1) Buang air besar lebih dari 3 kali sehari 2) Suara usus hiperaktif 3) Nyeri perut 4) Kram abdomen 5) Urgensi (Nanda, 2005-2006) b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder akibat diare. Batasan karaktristk : 1) Perubahan status mental

2) Kelemahan 3) Haus 4) Penurunan turgor kulit 5) Membran kulit kering 6) Peningkatan denyut nadi, suhu tubuh 7) Kehilangan berat badan secara tiba-tiba 8) Peningkatan konsentrasi urin (Nanda, 2005-2006) c. Perubahan nutrisi kurang kebutuhan tubuh berhubungan dengan mal absorbsi nutrien, mual muntah dan diare. Batasan karaktristk : 1) Berat badan 20% atau lebih di bawah ideal 2) Suara usus hiperaktif 3) Enggan untuk makan 4) Kenyang secara mendadak setelah kemasukan makanan 5) Tonus otot jelek 6) Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan 7) Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok) (Nanda NIC&NOC, 2007-2008, Nanda, 2010) d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi kulit karena peningkatan BAB Batasan karakteristik : 1) Gangguan pada bagian ubuh 2) Kerusakan lapisan kulit (dermis) 3) Rusaknya permukaan kulit (epidermis) (Nanda, 2010) e. Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder akibat dehidrasi. Batasan karakteristik : 1) Peningkatan suhu tubuh diatas batas normal 2) Convulsi (kejang) 3) Kulit merah 4) Takikardi 5) Hangat ketika disentuh 6) Tachypnea (Nanda, 2010) f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan informasi adekuat. Batasan karakeristik : 1) Pernyataan /permintaan informasi 2) Tidak tepat dalam mengikuti pikiran atau instruksi 3) Tingkah laku yang tidak tepat 4) Verbalisasi masalah. (Nanda, 2010) 9) Fokus intervensi a. Diare berhubungan dengan proses infeksi, makanan, psikologis Tujuan: penurunan frekuensi BAB kurang dari 3 kali sehari.

1. 2. 3.

6.

Kriteria hasil: 1. Feses mempunyai bentuk. 2. Rectal tidak terjadi iritasi 3. Tidak mengalami diare Intervensi: Kaji faktor penyebab diare Rasional : untuk mengetahui penyebab dari diare. Turunkan aktivitas fisik selama periode akut diare Rasional : penurunan aktivitas fisik dapat menurunkan peristaltik Tingkatkan pemenuhan kebutuhan cairan per oral Rasional : untuk menggantikan cairan yang keluar. 4. Lakukan perawatan perianal yang baik Rasional : iritasi perianal akibat diare harus dicegah 5. Anjurkan meningkatkan kebersihan Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi. Kolaborasi pemberian terapi antibiotik Rasional : untuk membunuh kuman dan mencegah infeksi. (carpenito, 2007, Doengoes, 2000) b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder akibat diare.C Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan dapat terpenuhinya kebutuhan cairan Kriteria hasil : 1. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi 2. Turgor kulit baik 3. Membran mukosa lembab 4. Tidak ada rasa haus yang berlebihan 5. Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal Intervensi keperawatan : 1. Kaji vital sign Rasional : untuk mengetahui respons terhadap efek kehilangan cairan 2. Monitor dan catat intake dan output. Rasional : untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk dan keluar. 3. Observasi tanda-tanda dehidrasi Rasional : untuk menentukan jumlah cairan yang masuk. 4. Pantau BB, Suhu tubuh, kelembaban pada rongga oral, volume, dan konsentrasi usus. Rasional : untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar. 5. Berikan wadah yang tidak biasa (cangkir berwarna, sedotan) Rasional : untuk menarik dan meningkatkan masukan cairan. 6. Kolaborasi pemberian cairan parenteral Rasional : untuk mengganti cairan yang hilang (Nanda NIC&NOC, 2007-2008, Carpenito, 2007) c. Perubahan nutrisi kurang kebutuhan tubuh berhubungan dengan malabsorbsi nutrien, mual muntah dan diare. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, masalah nutrisi dapat terpenuhi Kriteria hasil :

1. 2. 3. 4.

Adanya peningkatan berat badan Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi Tidak terjadi penurunan berat badan Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan

Intervensi keperawatan : 1. Kaji kebiasaan diit, masukan makanan saat ini, dan derajat kesulitan makan Rasional : pada klien diare terjadi mual muntah untuk mengetahuikebutuhan nutrisi yang diperlukan. 2. Kaji tanda-tanda vital Rasional : indikasi respon dan status nutrisi. 3. Timbang BB setiap hari Rasional : untuk memantau kebutuhan nutrisi dan pengawasan kehilangan BB. 4. Anjurkan makan porsi kecil tapi sering Rasional : untuk meningkatkan masukan nutrisi. 5. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat Rasional : untuk meningkatkan nutrisi yang adekuat. 6. Kolaborasi dengan gizi pemberian diit yang tepat Rasional : untuk perencanaan diit yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. (Nanda NIC&NOC, 2007-2008, Doengos, 2000) d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi kulit karena peningkatan BAB Tujuan : kulit tidak lecet, dan kulit tidak kemerahan Kriteria hasil : 1. Menunjukkan penyembuhan luka tanpa komplikasi 2. Mampu mengidentifikasi faktor penyebab 3. Mengidentifikasi pengobatan untuk meningkatkan penyembuhan 4. Tidak ada lesi pada kulit
Intervensi :

1. Kaji keadaan kulit adanya eritema, kepucatan, lesi dan ruang Rasional : menunjukkan resiko kerusakan dan memerklukan pengobatan intensif 2. Identifikasi tahap perkembangan luka Rasional : untuk mengetahui dan menentukan pengobatan yang tepat. 3. Ubah posisi dan mempertahankan tempat tidur kering, bebas kerutan. Rasional : untuk mengurangi tekanan konstan pada area perianal danmeminimalkan resiko kerusakan kulit anus. 4. Cuci area yang kemerahan dengan lembut menggunakan sabun ringan, bilas seluruh area dengan bersih dan keringkan. Rasional : untuk mencegah terjadinya komplikasi. 5. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk tidak memakaikan pakaian ketat. Rasional : kelembaban dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri 6. Anjurkan keluarga untuk memakaikan celana dari katun yang longgar Rasional : memungkinkan sirkulasi udara baik untuk meningkatkan dan meminimalkan iritasi 7. Tingkatkan masukan protein dan karbohidrat Rasional : untuk membantu mempercepat penyembuhan luka.

e.

1. 2. 3. 4.

(Nanda NIC&NOC, 2007-2008, Carpenito, 2007) Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder akibat dehidrasi. Tujuan : klien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal Kriteria hasil : Suhu tubuh dalam rentang normal Badan tidak panas Mengetahui metode pencegahan hipertermi Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Intervensi :

Kaji suhu, nadi, tekanan darah, dan pernafasan Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien. Berikan kompres hangat Rasional : terjadi vasodilatasi pembuluh darah, panas cepat turun. Pertahankan masukan cairan yang adekuat Rasional : untuk mencegah dehidrasi. 4. Anjurkan memakai pakaian tipis dan menyerap keringat. Rasional : untuk mengurangi panas. 5. Kolaborasi pemberian antipiretik Rasional : menurunkan suhu tubuh 6. Berikan obat sesuai indikasi Rasional : mengurangi defekasi dan mengembalikan fungsi absorbsi usus (Nanda NIC&NOC, 2007-2008, Carpenito, 2007) f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan informasi adekuat. Tujuan : Menunjukan peningkatan pemahaman kondisi/proses penyakit selama tindakan keperawatan dilakukan. Kriteria hasil : 1. Mendeskripsikan proses panyakit. 2. Mendeskripsikan factor penyebab. 3. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit 4. Mendeskripsikan tindakan untuk menurunkan progresifitas 5. Mendeskripsikan diet yang sesui untuk penyakit klien. Intervensi : 1. Kaji ulang pengetahuan klien terhadap penyakit Rasional : Mengidentifikasi pengetahuan klien dan keluarga terhadap panyakit yang dialami klien. 2. Berikan informasi adekuat tentang proses penyakit, prognosis, perawatan. Rasional : Pemberian pendidikan kesehatan diharapkan pengetahuan keluarga dapat bertambah, sehingga keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit. 3. Diskusikan perubahan gaya hidup yang bisa untuk mencegah komplikasi atau mengontrol proses penyakit. Rasional : Perubahan gaya hidup yang sesuai dan sehat dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut terhadap penyakit. 4. Diskusikan tentang pilihan terapi atau perawatan. Rasional : Meningkatkan keaktifan klien dalam perawatan yang klien dapatkan.

(Nanda NIC&NOC, 2007-2008, Nanda, 2010)

S-ar putea să vă placă și

  • Daftar Riwayat Hidup
    Daftar Riwayat Hidup
    Document1 pagină
    Daftar Riwayat Hidup
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • EVALUASI SUMATIF KLG
    EVALUASI SUMATIF KLG
    Document4 pagini
    EVALUASI SUMATIF KLG
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Format Askep Neonatus
    Format Askep Neonatus
    Document6 pagini
    Format Askep Neonatus
    Beker Martapura
    Încă nu există evaluări
  • Paket Unlimitied XL 2014
    Paket Unlimitied XL 2014
    Document1 pagină
    Paket Unlimitied XL 2014
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Sapi Ompong G
    Sapi Ompong G
    Document9 pagini
    Sapi Ompong G
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Format Askep KMB
    Format Askep KMB
    Document11 pagini
    Format Askep KMB
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Format Pengkajian Keluarga
    Format Pengkajian Keluarga
    Document7 pagini
    Format Pengkajian Keluarga
    Dhy Arths
    Încă nu există evaluări
  • Chronic Obstructive Pulmonary Diseases
    Chronic Obstructive Pulmonary Diseases
    Document22 pagini
    Chronic Obstructive Pulmonary Diseases
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Format Askep Gerontik
    Format Askep Gerontik
    Document16 pagini
    Format Askep Gerontik
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Kolom Intervensi
    Kolom Intervensi
    Document2 pagini
    Kolom Intervensi
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Kolom Intervensi
    Kolom Intervensi
    Document2 pagini
    Kolom Intervensi
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Cempaka 2
    Cempaka 2
    Document2 pagini
    Cempaka 2
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Kolom Api
    Kolom Api
    Document1 pagină
    Kolom Api
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Cempaka 1
    Cempaka 1
    Document2 pagini
    Cempaka 1
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Mandi Bula
    Mandi Bula
    Document6 pagini
    Mandi Bula
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Woc Asma
    Woc Asma
    Document3 pagini
    Woc Asma
    Rina Qoidatul Awaliyah
    100% (1)
  • Hydrocele Testis
    Hydrocele Testis
    Document20 pagini
    Hydrocele Testis
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Awal
    Awal
    Document18 pagini
    Awal
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Lamaran Yono
    Lamaran Yono
    Document4 pagini
    Lamaran Yono
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Bab 3
    Bab 3
    Document2 pagini
    Bab 3
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Lamaran Yono
    Lamaran Yono
    Document4 pagini
    Lamaran Yono
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Aceh Hiv
    Aceh Hiv
    Document49 pagini
    Aceh Hiv
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Bab 2 Alamat
    Bab 2 Alamat
    Document1 pagină
    Bab 2 Alamat
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Patofisiologi Pneumotoraks
    Patofisiologi Pneumotoraks
    Document3 pagini
    Patofisiologi Pneumotoraks
    Theresia Lasma Lucyani Hutabarat
    Încă nu există evaluări
  • Patofisiologi Pneumotoraks
    Patofisiologi Pneumotoraks
    Document3 pagini
    Patofisiologi Pneumotoraks
    Theresia Lasma Lucyani Hutabarat
    Încă nu există evaluări
  • Studi Kasus R. Helokonia
    Studi Kasus R. Helokonia
    Document7 pagini
    Studi Kasus R. Helokonia
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • Abstrak
    Abstrak
    Document2 pagini
    Abstrak
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • NO Perincian Jumlah
    NO Perincian Jumlah
    Document1 pagină
    NO Perincian Jumlah
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări
  • NO Perincian Jumlah
    NO Perincian Jumlah
    Document1 pagină
    NO Perincian Jumlah
    KausUke Ade
    Încă nu există evaluări