Infection was the most common complication(12%) which is similiar to that in Metha series.Most were stomal infection.

However one patient developed Pneumonia. In Manzoor series infection was found in 4,5% cases. This lower infection rate may be due to better post-operative care. Infection can be lessened by meticulous asepsis,aseptic suctioning and properanti-biotics. infeksi adalah complication(12%) paling umum yang mirip dalam metha series.most itu masalah perut infection.however satu pasien pneumonia.in dikembangkan dariLusi seri infeksi ditemukan di 4,5% cases.this lebih rendah tingkat infeksi mungkin karena care.infection pasca operasi yang lebih baik dapat berkurang dengan teliti asepsis, aseptik suction properanti-biotics Dysphagia and aspiration accurs due to the presence of tube and due to faulty kinetics of vocal cord closeru during deglution. Emphysema is usually due to extensive dissection and light closure of wound of the wound. These factor may be responsible for higher rate in Metha series (14%). disfagia dan aspirasi accurs karena adanya tabung dan karena rusak kinetika dari vokal closeru selama deglution.Emfisema adalah biasanya karena pembedahan luas dan penutupan luka luka ringan.Faktor ini mungkin akan bertanggung jawab untuk tingkat yang lebih tinggi dalam seri Metha (14%). Hemorrhage : Immediate hemorrhage occurred in 6% while intermediate hemorrhage was due to bleeding disorder in one and injury to thyroid isthmus in remaning tow patients. Stomal granulation tissue was the cause of intermediate hemorrhage which occureed during tube change. Some degree of tube obstruction is common but significant obstruction occured due to plugging of the tracheostomy tube by crusts and thick secretion. It is imperative that high humidity be provided. Humidification and frequent irrigation of the tube prevents crusting and tube obstruction. perdarahan: perdarahan segera terjadi di 6% sementara menengah perdarahan akibat perdarahan gangguan satu dan cedera tiroid tanah genting di remaning Derek pasien.Masalah perut granulasi jaringan adalah penyebab menengah perdarahan yang occureed selama tabung perubahan.Beberapa derajat obstruksi tabung umum tetapi signifikan obstruksi terjadi karena pligging tabung Trakeostomi oleh remah dan sekresi tebal.Sangat penting bahwa kelembaban tinggi disediakan.Humidifikasi dan sering irigasi tabung mencegah penyumbatan crusing dan tabung. Aerophagia is an uncommon complication (2% in our study) which can be relieved by deflation through Nasogastric tube. Tracheal stenosis occurred in one patient due to cicatrisation following surgery. It was relieved by repeated bouginage. Law reports tracheal stenosis in 14% cases. aerophagia adalah komplikasi jarang (2% dalam studi kami) yang bisa lega dengan deflasi melalui tabung nasogastric.Trakea stenosis terjadi di satu pasien karena cicatrisation setelah tindakan bedah.Itu adalah lega oleh berulang bouginage.low laporan trakea stenosis dalam 14% kasus. Difficult decannulation is a significant problem in pediatric patients. The cause was psychological dependence in one and granulation tissue in other patient. One patient developed tracheo cutaneous fistula. It was due to epithelization of the tract following prolonged use of the stoma. It

was treated by tracheoplasty. Cardiac arrest accured in one patient it accurs due to excessive adrenaline production in stressed patient and hyperkalemia consequent upon respiratory alkalosis. Cardiac arrhythmia from intratracheal suctioning has also been reported by Dugan. sulit decannulation adalah masalah yang signifikan pada pasien anak-anak.Penyebabnya adalah ketergantungan psikologis dalam satu dan jaringan granulasi pasien lain.Satu pasien mengembangkan fistula kulit pengguna dihapus.Itu karena epithelization saluran setelah penggunaan jangka panjang dari stoma.Dirawat oleh tracheoplasty.Penangkapan jantung accured pada satu pasien ini accurs karena produksi berlebihan adrenalin di hiperkalemia konsekuen pada alkalosis pernapasan dan pasien stres.Aritmia jantung dari suction intratracheal juga telah dilaporkan oleh dugan. Emergency Vs Elective Tracheostomy : An important aspect of the study was comparison of complication rate in emergency and elective tracheostomy. The rate was much higher in emergency (44%) as compared to elective tracheostomy (12%) with significant P value (<0,05). Thus almost two fifth complications (78,5%) occurred in emergency tracheostomy. In Metha series frequency of complications in emergency tracheostomy was 80%. The factors responsible may be haste during procedure,condition of the patient (struggling for breathing)and inadequate O.T facilities during emergency. darurat Vs elektif Trakeostomi: sebuah aspek penting dari studi perbandingan tingkat komplikasi pada Trakeostomi darurat dan pilihan.Tingkat adalah jauh lebih tinggi nilai (44%) dibandingkan dengan elektif Trakeostomi (12%) dengan signifikan P darurat (& lt; 0,05) sehingga hampir dua komplikasi kelima (78,5%) terjadi di Trakeostomi darurat.Di metha seri frekuensi komplikasi pada Trakeostomi darurat adalah 80%.Faktor-faktor yang bertanggung jawab mungkin tergesa-gesa selama prosedur, kondisi pasien (berjuang untuk bernapas) dan fasilitas O.T tidak memadai selama darurat. Metallic Vs Portex Tube : reasons for high complication rate with portex tube may be nonavailability of proper range of different sizes,effect of cuff,difficulty in cleaning and sterilizing the tube. Significant difference (P value <0,05) in complication rate was found in case of dysphagia aspiration tube obstruction and difficult decannulation. logam Vs portex tabung: alasan untuk tingkat tinggi komplikasi dengan tabung portex mungkin ketersediaan non-tepat Range ukuran yang berbeda, efek dari manset, kesulitan dalam pembersihan dan sterilisasi perbedaan tube.significant (nilai P & lt; 0,05) di komplikasi tingkat ditemukan disfagia aspirasi tabung obstruksi dan sulit decannulation. Conclusion Tracheostomy is relatively easy operation performed in all ages which is usually performed under L.A. Overall complication rate although is not very low most of the complications are minor and easily treatable. Complication rate is higher in elective than emergency and in children than elders. Following suggestions may be given to lessen complication of tracheostomy.

Kesimpulan: Trakeostomi adalah relatif mudah operasi yang dilakukan di segala usia yang biasanya dilakukan di bawah tingkat komplikasi L.A keseluruhan meskipun tidak sangat rendah sebagian besar komplikasi kecil dan mudah treatable.Complication tingkat lebih tinggi dalam pilihan daripada darurat dan anak dari tua-tua. Mengikuti saran dapat diberikan untuk mengurangi komplikasi dari Trakeostomi. Proper selection of patients for tracheostomy and use of safer alternative methods of airway management where feasible.

pilihan yang tepat dari pasien untuk Trakeostomi dan penggunaan metode alternatif yang lebih aman dari manajemen airway mana layak. Meticulous operative technique. Controlled operating conditions. Proper post-operative care.Proper teaching of the principles of tracheostomy care all acute care unit personnel.

teknik operasi yang teliti. Dikontrol kondisi operasi. Perawatan pasca operasi yang tepat. Tepat mengajar prinsip-prinsip Trakeostomi perawatan perawatan akut semua unit personil.