Sunteți pe pagina 1din 22

PENGECAPAN

I. INDERA PENGECAP
Rasa adalah sebuah fungsi utama dari indera pengecap di dalam mulut, tetapi hal ini merupakan sesuatu yang didapat dari pengalaman yang berkontribusi cukup banyak terhadap persepsi rasa dalam mulut, dan keberadaan substansi pada makanan yang menstimulasi nyeri akhir seperti merica. Hal yang penting dari rasa adalah fakta dimana seseorang dapat memilih makanan sesuai dengan keinginan dan sering sejalan dengan kebutuhan spesifik jaringan metabolik tubuh. Rasa makanan memberikan pengalaman sensorik yang kaya dan kompleks yang menggabungkan informasi bagi banyak modalitas. Rasa muncul dari kepekaan terhadap rasa (pengecapan) dan bau (penciuman), dengan kontribusi tambahan dari suhu dan sentuhan. Sensorik yang masuk ini bergabung untuk menciptakan persepsi yang tidak hanya menghasilkan kesenangan tetapi juga sangat penting untuk kelangsungan hidup biologis.

Indera Perasa Utama Sebelum mempelajari mekanisme yang mendasari sensasi rasa, fisiologi harus memahami apa sensasi-sensasi, dalam rangka probe desain (rangsangan) yang cukup menguji berbagai kemampuan rasa. Identitas dari semua bahan kimia secara spesifik untuk membedakan reseptor perasa tidaklah diketahui seluruhnya. Meskipun demikian, pakar psikolog dan saraf mengidentifikasikan setidaknya ada 13 reseptor kimia yang memungkinkan dalam sel perasa seperti :1 reseptor adenosin, 1 resptor inosin, 2 reseptor manis, 2 reseptor pahit, 1 reseptor glutamat dan 1 reseptor ion hidrogen. Dalam praktik analisis perasa, ada 5 kategori yang dinamakan indera perasa yang utama yaitu asam, asin, manis, pahit dan umami. Seseorang dapat merasakan ratusan rasa-rasa yang berbeda dengan menggabungkan elemen-elemen dari indera perasa ini. 1. Rasa Asam Rasa asam disebabkan oleh asam yang oleh konsentrasi ion hydrogen dan intensitas dari sensasi rasa ini berbanding seimbang dengan logaritma konsentrasi ion hydrogen. Oleh karena itu, makanan yang semakin asam menimbulkan sensasi rasa asam yang semakin kuat.

2. Rasa Asin Rasa asin didapatkan dari garam yang terionisasi, pada dasarnya oleh konsentrasi ion sodium. Kualitas dari variasi rasa bervariasi dari 1 garam dengan yang lain, karena beberapa garam memperoleh sensasi rasa yang lain ditambah keasinan. Kation dari garam, khususnya kation sodium, pada dasarnya bertanggung jawab pada rasa asin namun anion juga berperan pada tingkat yang kurang. 3. Rasa Manis Rasa manis tidak disebabkan oleh satu kelas bahan kimia. Beberapa dari tipe kemis yang menyebabkan rasa ini termasuk gula, glikol, alkohol, aldehid, keton, amida, ester, beberapa asam amino, beberapa protein kecil, asam sulfanik, asam halogenasi, dan garam inorganik. Perhatikan bahwa secara spesifik, umumnya substansi yang menghasilkan rasa manis adalah kemis organik. Hal ini sangat menarik ketika perubahan kecil pada struktur kemis seperti radikal sederhana dapat mengubah substansi manis menjadi pahit. 4. Rasa Pahit Rasa pahit sepertinya halnya rasa manis, bukanlah disebabkan oleh satu agen kemis. Substansi yang memberikan rasa pahit adalah hampir semuanya substansi organik. Dua kelas substansi khususnya menyebabkan sensasi rasa pahit, yaitu : 1. Substansi organik rantai panjang yang mengandung nitrogen 2. Alkaloid Alkaloid termasuk didalamnya banyak obat-obatan yang digunakan seperti kuinin, kafein, strichnin, dan nikotin. Beberapa substansi yang pada rasa pertama manis akan pahit pada akhirnya. Hal ini benar pada sakarin, yang membuat substansi ini lebih objektif untuk beberapa orang. Rasa pahit, ketika terjadi pada intensitas yang tinggi umumnya menyebabkan orang atau binatang untuk menolak makan. Hal ini tidak diragukan sebagai fungsi yang penting pada sensasi rasa pahit, karena banyak racun mematikan yang ditemukan pada tanaman beracun seperti alkaloid dan pada hakekatnya semua ini menyebabkan rasa pahit yang intens, biasanya diikuti dengan penolakan makanan.

5. Rasa Umami Umami adalah kata dari bahasa Jepang (yang artinya enak) menandakan sensasi rasa menyenangkan yang berbeda dengan asam, asin, manis atau pahit. Umami adalah rasa dominan dari makanan yang mengandung L-glutamate seperti ekstrak daging dan penuaan keju dan beberapa ahli fisiologi mengkategorikan ini secara terpisah, kategori ke-5 stimulus perasa primer. Reseptor rasa untuk L-glutamate dapat berhubungan dengan satu dari receptor glutamat yang dirasakan saraf pada otak. Namun, mekanisme molekuler yang pasti yang menandakan rasa umami masih tidak jelas.

Ambang Batas Untuk Rasa Ambang batas untuk stimulasi rasa asam oleh asam hidroklorik berkisar 0,0009N; untuk stimulasi asin oleh sodium klorit 0,01M, untuk rasa manis oleh sukrosa 0,01M dan untuk rasa pahit oleh kuinin 0,000008M. Perhatikan khususnya betapa sensitif rasa pahit dibandingkan rasa yang lainnya, yang tentunya diharapkan karena sensasi ini memberikan fungsi perlindungan terhadap racun-racun berbahaya dalam makanan. Beberapa orang buta rasa untuk substansi tertentu, khususnya untuk tipe-tipe berbeda dari bahan campuran thiourea. Sebuah substansi yang sering digunakan oleh ahli fisiologis untuk mendemonstrasikan buta rasa adalah phenylthiocarbamide, yang mana sekitar 15-30% orang-orang menunjukkan buta rasa, persentasi yang bergantung pada metode dan konsentrasi substansi yang ada.

Kuncup perasa dan fungsinya Kuncup perasa memiliki diameter 1/30 mm dan panjang 1/6 mm. Kuncup perasa terdiri dari sekitar 50 sel epitel yang dimodifikasi, beberapa diantaranya adalah sel sustentakular dan yang lain yaitu sel perasa. Sel perasa secara berkesinambungan digantikan oleh divisi mitotik dari sekeliling sel epitel, sehingga beberapa sel disebut sel young, yang lain adalah sel dewasa yang terletak pada tengah pucuk, yang mana kemudian berpencar. Rentang waktu hidup untuk setiap sel perasa adalah sekitar 10 hari pada mamalia tetapi masih belum diketahui pada manusia. Ujung terluar dari sel perasa disusun mengelilingi sebuah inti perasa. Dari ujung dari setiap sel perasa, beberapa mikrovilli atau rambut perasa, berjalan kedepan ke inti perasa

untuk sampai pada kavitas mulut. Mikrovilli ini menyediakan permukaan reseptor untuk rasa. Jalinan pada sekeliling badan sel perasa merupakan sebuah cabang terminal dari serat-serat saraf yang distimulasi oleh sel reseptor perasa. Beberapa serat ini tertutup menjadi lipatan dari membran sel perasa. Banyak gelembung-gelembung membentuk membran sel dekat serat-serat. Hal ini dipercaya bahwa gelembung-gelembung berisi substansi neurotransmitter yang dilepaskan melalui membran sel untuk mensyarafi akhiran serat untuk menanggapi stimulasi rasa tersebut. Kuncup perasa ditemukan pada 3 tipe papila lidah seperti berikut : 1. Sejumlah besar kuncup perasa pada dinding lembang diantara gelombang-gelombang yang mengelilingi papila sirkumvalatta, yang membentuk sebuah garis V pada permukaan lidah posterior. 2. Jumlah sedang pada kuncup perasa pada papila fungiformis melewati permukaan anterior lidah. 3. Jumlah sedang pada papila foliata yang terletak dalam lipatan sepanjang permukaan lateral lidah.

Studi mikroelektro tentang satu kuncup perasa menunjukkan bahwa masing-masing kuncup perasa biasanya merespons pada satu dari 5 stimuli perasa primer ketika substansi rasa berada pada konsentrasi rendah. Tetapi pada konsentrasi tinggi, kebanyakan kuncup dapat saja dibangkitkan oleh 2 atau lebih stimuli perasa primer seperti halnya beberapa stimuli perasa lain yang tidak cocok dengan kategori primer. Reseptor pengecap perifer berada dalam struktur ovale yang disebut selera (taste buds). Selera (taste buds) didistribusikan menyebar di atas langit-langit, sisi rongga posterior mulut, faring, dan laring dan dikumpulkan di fungiform, circumvallata (vallate), dan foliate papila lidah. Orang dewasa memiliki 3.000 sampai 10.000 kuncup perasa, dan anak-anak memiliki lebih. Diatas umur 45 tahun, banyak kuncup perasa yang degenerasi, menyebabkan sensasi rasa menjadi lebih tidak kritis pada usia tua. Integritas indra pengecap tampaknya dijaga melalui suatu pengaruh trofik dari saraf gustatoris. Jika saraf glossofaringeal terputus, indra pengecap inervasinya menurun yang diikuti dengan degenerasi ujung saraf. Jika saraf regenerasi, indra pengecap juga regenerasi mengikuti kembalinya ujung saraf. Sel basal kembali terlebih dahulu, diikuti dengan tipe sel gemmel sisanya

Siklus konstan terhadap perkembangan, kematian, dan pembaharuan indra pengecap merupakan suatu masalah yang signifikan bagi sistem saraf. Setiap kali suatu sel reseptor baru mengasumsikan tempatnya, kontak sinaptik baru harus dibentuk dengan serabut pengecap sedemikian rupa sehingga informasi tersedia bagi neuron gustatoris sentral untuk membedakan kualitas pengecapan secara jelas.

Respon Sel-Sel Pengecap Mekanisme dimana kebanyakan substansi yang menstimulasi ini akan bereaksi terhadap villi perasa untuk memulai potensial reseptor dengan mengikat bahan kimia perasa terhadap molekul reseptor protein yang terletak pada permukaan luar dari sel reseptor perasa dekat atau lebih jauh dari membran villus. Kemudian bahan kemis perasa itu sendiri perlahan-lahan tereeliminasi dari villus perasa oleh saliva yang menghilangkan stimulus. Untuk ion sodium dan ion hidrogen, yang mana memperoleh sensasi rasa asin dan asam,secara berturut-turut, protein reseptor membuka saluran ion spesifik pada membran apikal dari sel perasa, yang kemudian mengaktivasi reseptor. Walaupun demikian, untuk sensasi rasa yang manis dan pahit, bagian dari molekul reseptor yang bekerja melalui membran apikal mengaktivasi substansi transmiter pesan kedua didalam sel perasa, dan kurir kedua ini menyebabkan perubahan kemis intraselular yang memperoleh signal rasa tersebut. Pada aplikasi pertama stimulus perasa, dasar pemberhentian serat-serat saraf dari kuncup perasa meningkat sampai sebuah tahap dengan pecahan-pecahan kecil dalam sedetik tetapi kemudian beradaptasi beberapa detik kemudian kembali ke level yang lebih rendah dan mantap selama stimulus perasa masih tersisa. Sehingga, signal yang kuat dan segera ditransmisikan oleh saraf perasa dan signal yang lebih lemah berkesinambungan ditransmisikan selama kuncup perasa terbuka terhadap stimulus perasa.

Transmisi Signal Perasa ke dalam sistem saraf sentral Rasa bergerak dari dua pertiga anterior lidah pertama kali melewati saraf lingual kemudian melewati korda timpani ke saraf fasial, dan kemudian ke traktus solitarius didalam batang otak. Sensasi rasa dari papila sirkumvalata pada punggung lidah dan dari dareah posterior lain mulut dan kerongkongan ditransmisikan melalui saraf glosofaringeal juga

kedalam traktus solitarius, tetapi sedikit ke level yang lebih posterior. Akhirnya, beberapa signal perasa ditransmisikan ke traktus solitarius dari dasar lidah dan bagian-bagian lain daerah faringeal melalui saraf vagus. Semua sinaps serat-serat perasa didalam batang otak posterior dalam nuklei traktus solitarius. Nuklei-nuklei ini mengirimkan neuron kedua ke area yang kecil dari nukleus medial posterior thalamus, terletak sedikit lebih ke medial terhadap terminasi thalamik dari area wajah ke sistem kolom dorsal-medial lemniscal. Dari thalamus, neuron ketiga ditransmisikan ke ujung yang lebih rendah dari girus postcentral di dalam korteks serebral parietal, dimana melengkung jauh ke dalam fisur silvian, dan kedalam area operkular insular yang berdekatan. Hal ini terletak sedikit ke lateral, ventral, dan rostral ke area signal taktil lidah didalam area somatik serebral I. Dari penjelasan alur perasa, merupakan suatu bukti bahwa alur perasa berhubungan paralel dengan alur somatosensori dari lidah. Dari traktus solitarius, banyak signal perasa ditansmisikan ke batang otak kemudian langsung ke nukeli superior dan inferior salivatori, dan area-area ini mentransmisikan signal ke submandibular, sublingual, dan kelenjar parotid untuk membantu mengontrol sekresi saliva selama pencernaan dan perncernaan makanan. Adaptasi Rasa Setiap orang kenal dengan fakta bahwa sensasi rasa dapat beradaptasi secara cepat, sering terlengkapi dalam 1 menit atau begitu pada stimulasi yang berkesinambungan. Sekalipun begitu, dari studi elektrofisiologi tentang serat saraf rasa, sangat jelas bahwa adaptasi dari kuncup perasa itu sendiri biasanya memegang tidak lebih dari setengah seratserat ini. Oleh karena itu, puncak adaptasi ekstrim yang terakhir yang terjadi pada sensasi perasa hampir terjadi pada sistem saraf sentral itu sendiri, meskipun mekanismenya dan sisi area ini belum diketahui. Pada setiap dasar, merupakan sebuah mekanisme yang berbeda dari sistem sensori yang beradaptasi hampir pada keseluruhan reseptor.

Pilihan Rasa dan Kontrol diet Pilihan rasa secara sederhana mempunyai arti yaitu seekor binatang akan memilih tipe-tipe makanan tertentu diantara pilihan yang lain, dan binatang akan secara otomatis menggunakan hal ini untuk mengontrol tipe diet yang akan dimakan. Lebih lanjut lagi,

pilihan rasa yang ada sering berubah dengan kebutuhan tubuh untuk substansi spesifik yang khusus. Penelitian-penelitian di bawah ini mendemonstrasikan kemampuan ini untuk memilih makanan berdasarkan kebutuhan tubuh. Pertama, pada binatang yang mengalami penghilangan kelenjar adrenal dengan operasi, pembersihan garam secara otomatis memilih air minum dengan sodium klorit yang tinggi dibanding air murni, dan hal ini cukup untuk mensuplai kebutuhan tubuh dan mencegah kematian karena kekurangan garam. Kedua, seekor binatang diberi injeksi dengan jumlah insulin yang berlebih sehingga kehilangan gula darah, dan binatang tersebut secara otomatis memilih makanan yang paling manis diantara makanan yang ada. Ketiga, binatang yang mengalami penghilangan kelenjar paratiroid dan kalsium secara otomatis meminum air minum dengan konsentrasi tinggi kalsium klorit. Fenomena yang sama juga diobservasi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada daerah gurun yang kekurangan garam menarik bagi bintang yang dari kejauhan. Juga, manusia yang menolak makanan tertentu yang memiliki sensasi tidak enak, yang mana melindungi tubuh manusia dari substansi yang tidak diinginkan. Fenomena dari pilihan rasa ini hampir bisa dipastikan terjadi dari beberapa mekanisme yang terletak pada sistem saraf sentral dan bukan dari mekanisme reseptor perasa itu sendiri, meskipun benar bahwa reseptor sering menjadi sensitif dalam pemilihan nutrisi. Sebuah alasan yang penting untuk dipercaya yaitu pilihan rasa pada dasarnya fenomena sistem saraf sentral yang sebelumnya dengan rasa yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang memainkan peranan yang penting dalam menentukan pilihan rasa seseorang. Misalnya, jika seseorang tiba-tiba sakit setelah memakan sesuatu, makan seseorang akan mengembangkan pilihan rasa negatif, atau suatu keengganan rasa, dan untuk makanan tertentu setelahnya, efek yang sama dapat didemonstrasikan pada bintang yang lebih rendah.

PENCIUMAN
II. INDERA PENCIUMAN
Penciuman adalah yang paling tidak dimengerti dalam indera perasa kita. Hal ini didapat dari fakta bahwa penciuman adalah sebuah fenomena subjektif yang tidak dapat dipelajari dengan mudah pada binatang. Masalah lain yang lebih sulit yaitu indera perasa pada manusia tidak sesempurna dibandingkan dengan indera perasa pada binatang. Indera penciuman yang disebut olfaktorius mempunyai beberapa fungsi. Pertama, indera ini sangat penting untuk persepsi berbagai macam rasa. Tanpa indera ini rasa kopi, coklat, cranberry juice, dan makanan lain tidak dapat dibedakan. Kedua, indera ini berfungsi sebagai komunikasi dalam berbagai kelompok hewan. Pada manusia, belum ada atraktan kimia (contoh : feromon manusia) yang teridentifikasi; namun demikian, sangat mudah dan alami untuk mengaitkan suatu bau dengan peristiwa tertentu, itulah mengapa parfum dan deodoran penting dalam interaksi sosial. Ketiga, kemampuan manusia untuk mengenali bau tidak sedap penting untuk menghindari makanan yang tercemar atau mendeteksi kontaminasi udara. Amoore dan temannya berpikir bahwa bau dengan kualitas yang seimbang mempunyai sesuatu yang sama. Dengan mensurvei literature dan menunjukan percobaan psychophysical pada manusia, amoore dan temannya mengembangkan 7 macam kualitas bau yang utama, 5 berhubungan dengan bau yang mempunyai struktur molekuler yang biasa dan 2 dengan bau yang mempunyai distribusi muatan yang sama. dengan demikian, dari amoore yang utama menghasilkan bau stereokimia, di mana aroma dari ukuran dan bentuk molekul tertentu , atau konfigurasi elektronik yang diberikan, mengikat reseptor dengan ukuran dan bentuk pelengkap, atau biaya, menghasilkan pola aktivitas yang menunjukkan kualitas bau yang tepat. Penilaian intensitas bau oleh manusia terkenal sangat rendah, namun untuk beberapa bau, kemampuan kita untuk membedakan antara intensitas dua bau dari kromatografi gas. Intensitas yang dirasakan dari beberapa aroma berubah jauh lebih cepat dengan konsentrasi

mereka daripada orang lain. Persepsi penciuman kita tergantung dari pengalaman kita seperti harapan, riwayat kesehatan, dan usia. Banyak persepsi peciuman disimpan dalam jangka watu yang lama. kita semua bias merasakan bau yang membangkitkan pengalaman masa lalu. pengenalan memori visual jauh lebih unggul daripada pengenalan bau selama beberapa hari sampai satu minggu, namun, setelah satu tahun, pengakuan visual hampir mendekati. Sebaliknya pengenalan bau masih bagus seperti semula.

Anatomi Pada manusia, informasi transduksi penciuman terjadi pada celah penciuman di atap rongga hidung. Rongga hidung dibagi menjadi 2 jalur atau dipisah oleh 2 spetum. Setiap jalur hidung terdiri dari hidung depan, beberapa cuping hidung yang dibatasi oleh tulang konka dan hidung belakang. Membran olfaktori terletak pada bagian superior pada setiap nostril. Di daerah medial, membran olfaktori terlipat ke bawah seiring permukaan septum superior ; secara lateral, melipat melewati konka nasal superior dan bahkan melewati bagian kecil dari permukaan atas konka nasal tengah. Pada setiap nostril, membran olfaktori memiliki permukaan area sekitar 2.4 sentimeter kuadrat. Sel reseptor untuk sensasi penciuman adalah sel olfaktori, yang seharusnya sel saraf bipolar diangkat dari sistem saraf sentral itu sendiri. Ada sekitar 100 juta dari sel-sel ini di dalam epitel olfaktori menyelang-nyelingi diantara sel sustentakular, berukuran 0,3 mikrometer dalam diameternya dan 200 mikrometer dalam panjangnya, langsung ke mukus yang membungkus permukaan bagian dalam kavitas hidung Seluruh rongga hidung dilapisi dengan epithelium yang mensekresi lendir kental. Pada celah olfaktori,cairan hidung ini memberi jalan ke epithelium olfaktori, dimana berisi reseptop alat penciuman. Sebagaimana lender tersebut mengalir melalui epithelium indera penciuman, itu akan bercampur dengan sekresi kelenjar bowman dan dari sel sustentakular pada sel epithelium indera penciuman itu sendiri. Lapisan lendir itu, dimana ketebalannya 2050 m pada awalnya, Mengalir sekitar 10 mm/menit pada pria, dan seluruh lapisan lendi akan diganti setiap 10 menit. Kecepatan aliran lendir berfungsi untuk menyapu olfaktan dan kontaminasi udara keluar melewati epithelium olfaktori.

Epithelium indera penciuman terdiri dari 3 mancam sel : sel reseptor, sel sustentakular, dan sel basal. Sel reseptor yang panjang, neuron bipolar yang tipis, hidup diantara sel sustentakular dan diatas sel basal, dimana terdapat pada dasar epithelium. Epitelium indera penciuman meliputi area sekitar 10 cm2 pada pria, dan meliputi hampir 170 cm2 pada anjing german shepherd. Selanjuntnya kepekaan sel reseptor penciuman manusia rata rata adalah 104/cm2, sebaliknya pada penggembala jerman itu bisa lebih tinggi 1.3 x 106/cm2. Dengan demikian, ketajaman indera penciuman berhubungan dengan jumlah dan kepadatan dari sel reseptor. Sel sustentacular, atau sel pendukung, juga disebut tanycytes (sel tipe 1), dimana mempunyai fungsi komunikasi dan pembawa pada system saraf pusat atau protoplasmic astrocytes, tipe lain dari glia. Permukaan apical sel sustentacular berisi hampir 1000 mirovili yang meningkatkan permukaan saluran keluar. Proses basal sel sustentacular sering memperluas sampai ke lamina dura. disana, mereka erat behubungan baik untuk kelenjar dan kapiler, di mana mereka mungkin mendapatkan bahan-bahan untuk kontribusi mukosa, dimana termasuk mukopolisakarida. Sebagai tambahan, sel sustentacular sering bertindak sebagai isolator, karena permukaan apikalnya memisahkan sel reseptor Respon reseptor penciuman Indera penciuman kedua-duanya menyerap dan diserap oleh mukosa olfaktori Karena mereka mengalir diatasnya. Itu dianggap bahwa yang diserap penciuman menyebar ke neuron reseptor, berinteraksi dalam beberapa cara dengan bagian dari membran chemoreceptive dan juga (1) diserap balik menjadi gas, (2) dibersihkan oleh transportasi mukosilia, (3) dibersihkan oleh system kardiovaskular, atau (4) dibersihkan oleh pinositosis atau inernalisasi oleh sel sustentacular dan reseptor, masing-masing untuk degradasi enzimatik. Seperti tastants, sangatlah sulit untuk mengontrol dan memonitor pengiriman olfator ke reseptor. Indera penciuman biasanya disajikan pada sebuah olfactometer, sebuah alat yang mengirimkan sebuah aliran konsentrasi penciuman di seberang mukosa olfaktori. Indera penciuman biasanya diuraikan menjadi gas dan dimonitori dengan cromatograf. Perubahan pada penguraian gas indera penciuman atau mengubah aliran konsentrasi efektif dari penciuman pada reseptor. Beberapa tipe dari respon olfaktori perifer sudah digunakan untuk memperlihatkan informasi mengenai proses transduksi dan pengkodean pelepasan reseptor. Ini termasuk

respon peripheral diperoleh dari elektro-olfactograhic, pencatatan intraselluler dan ektraseluler. Electro-olfavtogram (EOG) menyimpan melalui sebuah elektroda besar dalam kontak dengan permukaan epithelium indera penciuman. Ketika rangsangan diterapkan pada mukosa olfaktori, respon negative sementara yang lambat terjadi. Respon EOG ini diajarkan untuk menrefleksikan aliran ekstraseluler yang berasal dari dijumlahkan potensi generator sel reseptor karena (1) itu bisa disimpan hanya dari epitel hidung yang terdiri dari sel; (2) itu dihilangkan ketika reseptor mengalami degenerasi setelah bagian saraf penciuman; dan (3) waktunya dan amplitudo berkorelasi baik dengan intraseluler yang tercatatpada potensi pembangkit penciuman. EOG sering digunakan pada vertebrata non mamalia, dimana itu memunculkan beberapa property menarik pada proses transduksi. Rekaman intraseluler dari sel epitel olfaktori sangatlah sulit karena ukuran menitnya dan ke kakuannya. akibatnya, rekaman hanya diperoleh dalam salamander dan lamprey. Pada spesies ini, sel reseptor olfaktori memiliki potensial membran istirahat pada -33 sampai -65 mV. dalam menanggapi rangsangan penciuman, mereka mendepolarize dengan penurunan bersamaan dengan perlawanan membrane. Sel reseptor dewasa melepaskan gerakan potensial superimposed di deporisasi yg lambat. Kedua amplitude dari membrane depolarisasi dan frekuensi yang menusuk meningkat dengan konsetrasi penciuman. Rekam ekstraseluler memperlihatkan bahwa reseptor biasanya dikeluarkan dengan sedikit, Tingkat teratur ketika distimulasi dan menghasilkan lonjakan yang besar dalam menanggapi rangsangan penciuman. Seperti reseptor gustatory, reseptor penciuman menanggapi berbagai konsentrasi penciuman .namun pola respon mereka berbeda dari satu olfactant ke yang lain.

Adaptasi Reseptor olfaktori beradapatasi sekitar 50% saat pertama kali atau setelah terstimulasi. Setelah itu reseptor beradaptasi sangat kecil dan lambat.seperti yang kita alami, sensasi menghidu baru tercium sekitar 1 menit atau saat mencium bau yang menusuk. Karena adaptasi psikologis jauh lebih peka dibanding adaptasi suhu dari reseptor tersebut, hal tersebut selalu ada dalam adaptasi tambahan yang ada di dalam sistem saraf pusat. Hal yang sama juga terjadi pada indera pengecapan.

Dalil mekanisme persyarafan untuk adapatasi menyebutkan bahwa jumlah serat syaraf sentrifugal yang melewati daerah olfaktori dari otak bergerak mundur sepanjang traktus olfaktori dan mengakhiri smapai ke bagian yang sel inhibitor yang istimewa dalam bola pijar olfaktori, sel granule. Telah diumumkan bahwa setelah stimulus sudah onset, sistem saraf pusat secara cepat mengembangkan feedback inhibisi yang kuat untuk mensupresi relay dari signal menghidu melalui bola pijar olfaktori.

Sensasi menghidu utama Di masa lalu, sebagian besar ahli fisiologi yakin bahwa banyak sensasi bau oleh beberapa sensasi utama diskret, dengan cara yang sama bahwa visi dan rasa yang ada oleh beberapa sensasi primer. Berdasarkan studi psikologis, salah satu upaya untuk mengklasifikasikan sensasi ini adalah sebagai berikut: 1. camphoraceous 2. musky 3. Floral 4. Pepperminty 5. sangat halus 6. tajam 7. busuk Sudah pasti bahwa daftar ini tidak sensasi utama menghidu. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa petunjuk, termasuk studi tertentu dari gen yang encode untuk reseptor protein menunjukkan keberadaan minimal 100 sensasi utama bau--ditandai dengan hanya tiga sensasi utama warna terdeteksi oleh mata dan hanya empat atau lima primer sensasi rasa terdeteksi oleh lidah. Dukungan lebih lanjut untuk banyak sensasi utama penciuman bahwa orang-orang telah ditemukan yang memiliki kebutaan akan bau untuk zat tunggal, diskrit seperti kebutaan bau memiliki telah diidentifikasi untuk lebih dari 50 zat yang berbeda. Hal ini diduga bahwa kebutaan bau untuk setiap zat merupakan kekurangan protein reseptor yang sesuai dalam sel penciuman untuk zat tertentu.

Sifat Alamiah Bau Bau, bahkan lebih dari rasa, memiliki kualitas afektif baik kenikmatan atau ketidaknyamanan. Karena itu, penciuman bahkan mungkin lebih penting daripada rasa untuk pilihan makanan. Memang makanan, yang sebelumnya telah dimakan seseorang setuju bahwa dengan dia sering mual oleh bau makanan yang sama pada kesempatan kedua. Sebaliknya, parfum kualitas yang tepat dapat mendatangkan malapetaka dengan emosi manusia. Selain itu, pada beberapa hewan, bau meruapakn rangsangan seksual untuk mencari pasangan. Salah satu karakteristik utama penciuman adalah jumlah menit merangsang agen di udara yang dapat menimbulkan sensasi bau . Misalnya substansi methylmercaptan dapat berbau ketika hanya satu per 25000000000000 gram hadir dalam setiap milliliter di udara. Karena ambang batas sangat rendah , hal substansi ini dicampur dengan gas alam untuk memberikan gas yang bau yang dapat dideteksi bahkan ketika kebocoran gas dari pipa dalam jumlah yang kecil.

Gradasi dari intesitas menghidu Meskipun ambang batas konsentrasi zat-zat yang menimbulkan bau yang sangat sedikit, bagi banyak (jika bukan sebagian ) aroma , konsentrasi hanya 10 sampai 50 kali di atas ambang batas membangkitkan intensitas maksimum penciuman . Hal ini berbeda untuk kebanyakan sistem sensorik lain dari tubuh , di mana berbagai intensitas diskriminasi yang luar biasa. Misalnya , 500.000 dalam 1 kasus mata dan 1 triliun sampai 1 dalam kasus telinga . perbedaan ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa bau yang bersangkutan lebih mudah dengan mendeteksi ada tidaknya bau daripada dengan deteksi kuantitatif.

Transmisi sinyal menghidu kepada SSP Bagian penciuman otak berada di antara struktur otak pertama kali dikembangkan pada hewan primitif , dan banyak dari sisa otak dikembangkan sekitar ini awal penciuman .

Bahkan , bagian dari otak yang awalnya ada di penciuman kemudian berkembang menjadi struktur otak yang mengendalikan basal emosi dan aspek lain dari perilaku manusia , ini adalah sistem yang kita sebut sistem limbik.

Transmisi dari Sinyal Olfaktori ke Bola pijar olfaktori Serat saraf olfaktori berjalan mundur dari bola pijar yang bernama saraf kranial 1 atau traktur olfaktori. Walaupun begitu faktanya bola pijar dan traktus tersebut adalah bagian anterior dari perkembangan jaringan otak dari dasar otak. ; bulb yang membesar pada akhirnya , bulb tersebut berada di plat kribiform memisahkan antara kavitas orak dari atas mencapai kavitas nasalis.Plat kribiform ini memiliki banyak perforasi yang kicil diaman sama dengan jumlah saraf2 yang kecil yang naik dari membrane olfaktori pada kavitas nasal yang masuk bola pijar olfaktori pada kavitas cranium. Tiap bola pijar memiliki ribuan seperti glomeruli yang terdaoat 25000 akson dari sel olfaktorius. Tiap glomerulus adalah terminal untuk dendrit dari 25 sel mitral besar dan 60 sel tufted kecil, badan sel dari yang ada di bola pijar olfaktori superior sampai glomeruli. Dendrit ini menerima sinaps dari neuron sel olfaktori dan sel mitral serta sel tufted mengirimkan akson melalui traktus olfaktorius untuk mentransmisi sinyal olfaktori ke tingkat yang lebih tinggi pada SSP. Beberapa penelitian telah memeberikan petunjuk dimana tiap glomeruli yang berbeda merespon bau yang berbeda. Hal ini memungkinkan glomeruli yang spesifik adalah petunjuk yang benar untuk analisis sinyal bau yang ditransmisikan ke SSP

Kontrol dari aktifitas sentrifugal olfaktori dalam bola pijar olfaktori oleh SSP Banyak serabut saraf yang berasal di bagian penciuman lolos dari otak di arah luar ke dalam saluran penciuman ke olfactory bulb (yaitu , " sentrifugal " dari otak untuk pinggiran ) .Hal Ini berakhir pada besar jumlah sel granul kecil yang terletak di antara mitral dan sel berumbai dalam sel granula bulb.The penciuman mengirim sinyal hambat ke sel mitral dan berumbai diyakini bahwa umpan balik ini mungkin menghambat sarana untuk mengasah kemampuan khusus seseorang untuk membedakan satu bau dari yang lain .

Yang lama, sangat lama dan yang terbaru dari track olfaktori ke SSP

Saluran penciuman memasuki otak pada anterior persimpangan antara mesencephalon dan serebrum ; ada , saluran yang terbagi menjadi 2 jalur , seperti yang ditunjukkan pada Gambar 53-4 , satu melewati medial ke rnedial daerah olfactory dari batang otak , dan lainnya lewat lateral ke daerah penciuman lateral. daerah medial olfactory merupakan daerah lama dari olfactory svstem . dimana daerah olfactory lateral input ke ( 1 sistem penciuman ) kurang dan tua dan ( 2 ) sistem yang lebih baru 1. Sistem olfaktori yang sangat lama Daerah Medial penciuman terdiri dari kelompok inti terletak di bagian midbasal dari otak segera anterior hipotalamus . paling mencolok adalah nuclei septum , yang inti garis tengah bahwa akan ke hipotalamus dan bagian primitif lainnya dari sistem limbik otak . Ini adalah wilayah otak sangat diperhatikan dengan perilaku dasar. Pentingnya daerah ini

penciuman medial yang terbaik dipahami dengan mempertimbangkan apa yang terjadi pada hewan ketika daerah penciuman lateralis pada kedua sisi otak dihapus dan hanya sistem medial tetap . Jawabannya adalah bahwa ini tidak mempengaruhi respon yang lebih primitif penciuman , seperti menjilat bibir , air liur , dan tanggapan makan lain yang disebabkan oleh bau makanan atau gerakan emosional primitive berhubungan dengan bau- Sebaliknya , penghapusan daerah lateral menghapuskan penciuman refleks yang lebih rumit. 2. Sistem olfaktori yang sedikit baru Daerah lateral penciuman adalah terutama terdiri dari prepyrifurm dan pyriform korteks ditambah kortikal bagian dari inti amigdaloid . Dari daerah-daerah tersebut , jalur sinyal masuk ke hampir semua bagian dari sistem limbik , terutama ke bagian yang kurang primitive seperti hippocampus , yang tampaknya / yang paling penting untuk belajar suka atau tidak suka makanan tertentu tergantung pada pengalaman seseorang dengan mereka . Misalnya , diyakini bahwa lateralis penciuman daerah ini dan banyak hubungannya dengan perilaku sistem limbic menyebabkan seseorang untuk mengembangkan keengganan untuk makanan yang telah menyebabkan mual dan muntah . Sebuah fitur penting dari daerah penciuman lateral bahwa banyak jalur sinyal dari daerah ini juga memberi makan langsung ke bagian yang lebih tua dari korteks serebral disebut yang paleocortex inthe bagian anteromedial dari temporal lobe.This adalah satu-satunya daerah seluruh otak korteks di mana sinyal sensorik lolos langsung ke korteks tanpa melewati terlebih dahulu melalui thalamus. 3. Sistem olfaktori Baru

Sebuah jalur penciuman baru kini telah menemukan bahwa melewati thalamus , melewati ke inti thalamic Dorsomedial dan kemudian ke kuadran lateroposterior dari korteks orbitofrontale . Berdasarkan studi pada monyet , sistem baru mungkin membantu dalam analisis peka terhadap bau. Dengan demikian , tampaknya ada sebuah sistem penciuman yang sangat tua yang mengimplementasikan sistem penciuman dasar yang lama yang otomatis menyediakan

sebagian kontrol asupan makanan dan keengganan untu makan makanan yang tidak sehat , dan sistem baru yang sebanding untuk sebagian besar sistem sensorik kortikal lainnya dan digunakan untuk persepsi sadar dan analisis penciuman .

MEKANISME BICARA

I.

Integrasi Neurologis Bicara Integrasi neurologis melibatkan beberapa organ yaitu : 1.1. Area Broca (Broca, 1861) Pertama kali dilakukan pemeriksaan pada otak manusia adalah pada tahun 1861 oleh Paul Broca. Area Broca berada hemisfer kiri lobus frontalis bagian posterior. Area Broca merupakan pusat bicara. 1.2. Area Wernicke (Wernicke , 1874) Area Wernicke diperkenalkan oleh Carl Wernicke, sebagai area yang berhubungan dengan pemahaman bahasa, yaitu area pendengaran yang berhubungan dengan bicara. Area Wernicke terletak di lobus temporal kiri bagian posterior. Area Broca dan area Wernicke dihubungkan oleh bundle serabut saraf besar yang disebut arcuate fasciculus. 1.3. Pusat Ideamotor (Kaplan, 1960) Pusat Ideamotor terletak pada girus supramarginal daerah dominan lobus parietal. Pusat ideamotor berperan secara reflex dalam memilih kata dan kalimat yang digunakan dalam berbicara 1.4. Reseptor-reseptor sensorik Reseptor sensorik yang menerima rangsang pada waktu bicara adalah eksteroseptif, interoseptif, dan proprioseptif yang berperan secara khusus dan berasosiasi dengan pendengaran, perasa, pneghidu dan keseimbangan. 1.5. Saraf-saraf motorik Saraf-saraf motorik yang berperan untuk bicara adalah sumsum tulang belakang, reticular formasio, ganglion basalis dan korteks serebri (area Brodmann 4, 6). 1.6. Saraf-saraf otak Saraf-saraf otak yang berperan dalam bicara adalah saraf Trigeminus (N-V), saraf Fasialis (N-VII), saraf Auditorius (N-VIII), saraf glosofaringeus (N-IX), saraf Vagus (N-X), Spinoasesoris (N-XI), dan saraf Hipoglosus (NXII). Bicara merupakan proses belajar, mendengar dan mengamati. Berbicara berperan penting dalam kehidupan social seseorang. Pada penyempurnaan bicara diperlukan integrasi neurologik, baik struktur organ maupun fungsi yang normal.

Proses bicara meliputi dua proses yang berkesinambungan, terdiri dari proses penerima dan proses ekspresi secara verbal. Proses penerima stimulus reseptor

pendengaran dan pusat ini melibatkan area auditif yang berfungsi memberikan arti dan persepsi bicara. Impuls dari pusat ini akan memasuki mekanisme asosiasi, dimana impuls ini akan disimpan dalam ingatan. Proses selanjutnya adalah proses ekspresi verbal. Impuls yang tadi diasosiasikan kemudian diproses dalam pusat bicara (area Broca). Kemudian impuls dikirim ke pusat yang mengontrol respirasi, laring dan otot-otot lain yang berperan dalam proses bicara II. Integrasi Fisiologi Bicara Terbagi menjadi A. Respirasi Agar terjadinya bicara diperlukan aliran udara dari respirasi. Oleh karena itu diperlukan organ-organ respirasi seperti trakea, bronkus, dan paru-paru. Aliran udara pada respirasi diatur tekanannya dari paru-paru sehingga menghasilkan lambang suara yang dikenal sebagai bicara. Saat bicara inspirasi cepat dan dalam dan ekspirasi memanjang dengan perbandingan 1:20. Perbedaan respirasi terjadi pada saat bayi, anak-anak, dan dewasa. Perbandingan terlihat dari banuyaknya respirasi tiap menit. Untuk bayi 40-70 kali, anak umur 5 tahun 25x per menit, dan orang dewasa umur 30 tahun 13-18x per menit.

Proses respirasi selama bicara. 1. Perubahan tempo dan irama pada saat respirasi Dalam keadaan istirahat waktu inspirasi 1.75 detik dan waktu ekspirasi 1.75 detik, total IE 3.5 detik dengan rasio 1:1. Saat bicara waktu inspirasi 0,25-0,5 detik dan ekspirasi 3-4 detik. Total waktu IE adalah 3,5-4,5 detik dengan ratio 1:8 Dalam keadaan istirahat normal siklus IE total 14-17 per menit tergantung dari aktifitas fisik, perubahan suhi, keadaan emosi dan diatur sirkulasi darah diatur oleh korteks serebri

2. Ekspirasi lebih kuat dan lebih terkendali Pemakaian udara ekspirasi lebih kuat dibawah tekanan jaringan paru bersifat elastis karena kontraksi otot 3. Korteks serebri mengawasi respirasi selama berbicara Keadaan istirahat dalam respirasi tidak disadari dan involunter .Pusat respirasi berada pada lekukan medulla dan dikenal sebagai calamus scriptourius. Pusat ini depengaruhi oleh rangsangan reseptor regang pada alveoulus paru-paru. Seluruh proses respirasi ini dikenal dengan reflex Hering-Breuer.

Tipe respirasi selama bicara Respirasi klavikular. Klavikula, sternum, dan tulang rusuk atas terangkat lebih kuat untuk menyediakan ruangan pada rongga dada bagian atas. Apabila pergerakannya sedikit sedang udara yang dibutuhkan banyak maka untuk menyediakan ruangna tambahan, pembesaran dilakukan melalui gerakan diafragma, gerakan ini sering dilakukan oleh wanita. Respirasi pusat (sentral) Respirasi ini menggunakan gerakan klavikula dan diafragma, lebih efektif dari respirasi klavikula. Terjadi respirasi yang cepat selama mengucapkan kalimat yang panjang, akibat masuknya udara secara cepat untuk menyesesuaikan kekurangan udara dlama paru, sering dilakukan oleh wanita Respirasi diafragma Diafragma bergerak secara maksimal untuk meningkatkan volume rongga dada bagian bawah selama respirasi. Kontraksi diafragma menekan perut hingga rata. Pada proses biacara normal, organ respirasi menghembus udara secara kontinu dengan volume dan tekanan yang sesuai serta dikendalikan oleh pusat bicara dan respirasi. Volume udara maksimum dikeluarkan mengikuti inspirasi maksimum. Keadaan ini bervariasi menurut jenis kelamin, umur, bentuk tubuh, dan keadaan fisiologis.

B. Fonasi Organ fonasi adalah laring dan otot intrinsic ekstrinsiknya, serta pita suara. Fonasi berarti suara yang dihasilkan pada pita suara yang terdapat pada laring. Suara dihasilkan dengan getaran pita suara melalui aliran udara menghasilkan tipe-tipe suara yang berbeda. Pada saat pertumbuhan ukuran larin wanita dan pria sama, berubah saat pubertas dimana laring pria membesar. Pita suara merupakan lipatan sepanjang dinding lateral laring, perbedaan ruang pada laring membuat bermacam ukuran pada pita suara.

Voiceless Saat inspirasi penuh pembukaan pita suara full abduction sehingga udara bebas lewat diantaranya menghasilkan keeadaan yang disebut voiceless

Voiced Terbentuk saat pita suara bergetar kearah lateral. Jumlah getaran per detik disebut frekuensi. Istilah psikologiny adalah pitch. Kecepatan getaran ditentukan oleh massa, panjang, dan tekanan suatu benda saat bergetar. Frekuensi getaran laring dapat dirubah dengan meregangkan atau mengendurkan pita suara. Dan bisa juga merubah bentu dan massa tepi pita suara oleh kontraksi otot tiroaritenoideus.

Warna suara fonasi 1. Nada suara Berhubungan dengan frekuensi yang dihasilkan oleh laring 2. Keras suara Intensitas suara. Peningkatan aliran dan tekanan udara serta resistensi glottis meningkatkan intensitas suara

3. Kualitas suara Tergantung pada bentuk dan ukuran organ bicara, disesuaikna dengan perkembangan ontogenetic bicara.

C. Resonansi Resonator memberikan variasi pada frekuensi suara fonasi sehingga meningkatkan intensitas, kualitas menjadi udara resonansi yang dikenal identitasnya. Resonansi berhubungan dengan susunan permukaan yang tajamd an keras akan menghasilkan frekuensi tinggi, seperti pada pria terdapat prominen tiroid atau adams apple. Struktur ini lebih tajam daripaea wanita, pada pria membentuk sudut 90 pada wanita sudut 120. Resonator atau sumber bunyi berasal dari vocal tract atau rongga pada mulut, hidung, bukal, faring, laring, dan trakea. Secara sepesifik juga termasuk sinus yang terdapat pada atap rongga mulut sinus paranasalis. Struktur resonator tidak memberi kekuatan pada aliran udara, tetapi menyimpan dan mengkonsentrasikan kekuatan yang ada pada faring.

D. Artikulasi Secara harafiah berarti bersatu bersama-sama. Terdapat dua aspek dalam artikulasi : suara bicara dan struktur anatomi untuk menghasilkan suara beserta otot-otot yang nmenggerakannya.

Suara bicara Dikenal dengan bunyi ucapan dihasilkan oleh gelombang suara uang sama fisiologinya pada berbagai bahasa disbut juga phenomenes atau sound families . Terdapat 3 klasifikasi suara ucapan. 1. Gelombang suara akustik

Menekankan jalanya suara yang diamati melalui mekanisme auditif. Dikalsifikasikan 4 kelas vocal (huruf hidup), semi vocal, diftong(vocal rangkap), dan konsunan. 1. Tempat

Lokasi berbagai artikulasi yang menghasilkan suara. Dibagi menjadi bilabial ( menggunakan kedua bibir), labiodental (menggunakkan bibir dan gigi), dan velar ( menggunakan langit-langit lunak). 2. Kinesiologik

Gerakan yang diperlukan untuk melakukan posisi dalam membentuk suara. Seperti, stop, continuant, glide, dan plosive. 3. Kombinasi

Kalsifikasi kombinasi diluar klasifikasi yang digunakan. Seperti : bilabial plosive, labiodental continuant.

Struktur anatomi artikulasi Organ utama yang terlibat adalah rongga mulut. Terbagi menjadi bibir, langit-langit keras dan lunak, lidah, pipi, gigi, dan ranahg. Lidah merupakan organ utama yang paling penting pada artikulasi dan resonansi. Vokal merupakan suara yang timbul dari getaran udara yang keluar dari pita suara masuk dalam rongga mulut dan berubah oleh gerakan lidah dan bibir. Artikulator dibedakan menjadi articulator statis dan dinamis. Artikulator statis adalah gigi dan langit-langit. Artikulator dinamis adalah bibir, pipi, lidah, dan mandibular.

S-ar putea să vă placă și