Sunteți pe pagina 1din 25

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang ini berakibat makin kompleks kebutuhan masyarakat. Industrialisasi dan urbanisasi makin lekat pada masyarakat.Ini berakibat makin banyaknya masalah pada kehidupan tidak terkecuali problem sosial.Kurangnya adaptasi untuk mengikuti trend itu menjadi masalah baru dalam kehidupan masyarakat. Ketidakmampuan dalam beradaptasi tersebut berdampak pada kebingungan, kecemasan badan frustasi pada sebagian masyarakat, konflik batin dan gangguan emosional menjadi ladang subur bagi tumbuhnya penyakit mental. Di dalam hidup di masyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan melaksanakan hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun lingkungan sosialnya. Tapi dalam kenyataannya individu sering mengalami hambatan bahkan kegagalan yang menyebabkan individu tersebut sulit mempertahankan kestabilan dan identitas diri, sehingga konsep diri menjadi negatif. Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang sering muncul adalah gangguan konsep diri misal harga diri rendah. Faktor psikososial merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam kehidupan seseorang (anak, remaja, dan dewasa). Yang mana akan menyebabkan perubahan dalam kehidupan sehingga memaksakan untuk mengikuti dan mengadakan adaptasi untuk menanggulangi stressor yang timbul. Ketidakmampuan menanggulangi stressor itulah yang akan memunculkan gangguan kejiwaan.Salah satu gangguan jiwa yang ditemukan adalah gangguan konsep harga diri rendah, yang mana harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 2009). Perawat akan mengetahui jika perilaku seperti ini tidak segera ditanggulangi, Dan disini kami akan mengambil tema tentang gangguan konsep diri: Harga

dirirendah

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi,komponen,etiologi,faktor yang mempengaruhi,mekanisme sebab akibat,dan tanda gejala pada gangguan konsep diri(Harga Diri Rendah)? 2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien gangguan konsep diri(Harga Diri Rendah)? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui definisi,komponen,etiologi,faktor yang

mempengaruhi,mekanisme sebab akibat,dan tanda gejala pada gangguan konsep diri(Harga Diri Rendah). 2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada klien gangguan konsep diri(Harga Diri Rendah).

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Gail W. Stuart: 2006). Termasuk persepsi indvidu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Konsep diri terdiri dari 5 (lima) komponen Identitas diri. (Gail W. Stuart: 2006) 1. Identitas diri Perasaanidentitasdiri akanmemandangdirinyaberbedadengan lain.Identitasberkembangsejakmasakanak-kanak.Hal yang kuat, orang yang

pentingdalamidentitasadalahjeniskelamin.Identitasjeniskelaminberkemban gsejakbayisecarabertahapdimulaidengankonseplaki-lakidanwanita yang

banyakdipengaruhiolehpandangandanperlakuanmasyarakatterhadapmasing -masingjenis. Gangguan identitas adalah kekaburan / ketidakpastian memandang diri sendiri. Penuh dengan keraguan, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.Tanda dan gejala yang dapat dikaji : 1. Tidak ada percaya diri 2. Sukar mengambil keputusan 3. Ketergantungan 4. Masalah dalam hubungan interpersonal 5. Ragu / tidak yakin terhadap keinginan 6. Projeksi (menyalahkan orang lain)

2. Citra diri Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar, sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi, penampilan, potensi tubuh saat ini dan masa lalu secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman yang baru .Pandangan yangrealistikterhadapdirinyamenerimadanmengukurbagiantubuhnyaakanm emberi rasa aman, sehinggaterhindardari rasa

cemasdanmeningkatkanhargadiri.Cara individumemandangdirinyamempunyaidampak pentingpadaaspekpsikologisnya. Gangguan citra tubuhadalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh.Pada klien yang dirawat dirumah sakit umum, perubahan citra tubuh sangat mungkin terjadi. Stressor pada tiap perubahan adalah : a. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit b. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah pemasangan infus c. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan pemasangan alat di dalam tubuh d. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh e. Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan f. Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah, pemasangan alat pada tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll) yang

3. Penampilan peran / Peran diri Peranadalahpolasikap, perilaku, nilaidantujuan yang (Keliat,

diharapkandariseseorangberdasarkanposisinyadimasyarakat

2009;

hal.

8).Peran

yang

ditetapkanadalahperandimanaseseorangtidakpunya pilihan. Peran yang diterimaadalahperan yang

terpilihataudipiliholehindividu.Posisidibutuhkanolehindividusebagaiaktu alisasidiri.Hargadiri yang tinggimerupakanhasildariperan ideal yang

memenuhikebutuhandancocokdengan

diri.Stress

peranterdiridarikonflikperan yang tidakjelas, peran yang tidaksesuai, danperan yang terlalubanyak. Faktor-faktor mempengaruhidalammenyesuaikandiridenganperan: 1) 2) 3) 4) 5) Kejelasanperilakudanpenghargaan yang sesuaidenganperan. Konsistenrespons orang yang berartiterhadapperan yangdilakukan Kesesuaiandankeseimbanganantaraperan yang diemban Keselarasanbudayadanharapanindividuterhadapperilakuperan Pemisahansituasi akanmenciptakanketidaksesuaianperilakuperan. Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah : 1) Peran dalam keluarga 2) Peran dalam pekerjaan/sekolah 3) Peran dalam berbagai kelompok Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan selama dirawat dirumah sakit. Atau setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak mungkin melakukan perannya yang biasa.Tanda dan gejala yang dapat dikaji : a. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran b. Ketidakpuasan peran
5

yang

yang

c. Kegagalan menjalankan peran yang baru d. Ketegangan menjalankan peran yang baru e. Kurang tanggung jawab f. Apatis/bosan/jenuh dan putus asa

4. Ideal diri Idealdiriadalahpersepsiindividutentangbagaimanaiaharusberperilakube rdasarkanstandart, aspirasi, tujuanataunilai personal tertentu(Gail W. Stuart: 2006).Merupakanjawabandaripertanyaan Who or What I want to be? .Standartdapatberhubungandengantipe cita-cita, orang nilai-nilai yang yang

akandiinginkanatausejumlahaspirasi, ingindicapai. Ideal

diriakanmewujudkancita-citadanharapan(keluarga, budaya)

harapanpribadiberdasarkannormasosial dankepadasiapaiainginmelakukan.Ideal

dirimulaiberkembangpadamasakanak-kanak. Di pengaruhi orang yang pentingpadadirinya memberikankeuntungandanharapan.Padamasaremaja yang ideal

diriakandibentukmelalui proses identifikasipada orang tua guru danteman. Faktor yang mempengaruhi ideal diri: 1) Kecenderunganindividumenetapkan ideal padabataskemampuannya 2) Faktorbudayaakanmempengaruhiindividumenetapkan ideal diri 3) Ambisidankeinginanuntukmelebihidanberhasil, realistis, kebutuhan yang

keinginanuntukmengklaimdiridarikegagalan,

perasaancemasdanrendahdiri

5. Harga diri Hargadiriadalahpenilaianpribaditerhadaphasil dicapaidenganmenganalisasebarapajauhperilakumemenuhi diri.Pencapaian perasaan ideal diri/cita-cita/harapan langsung W. yang ideal menghasilkan Stuart: yang

berharga(Gail

2006).Frekwensipencapaiantujuanakanmenghasilkanhargadiri rendahatauhargadiri yang


6

tinggi.

Jikaindividuselalusukses,

makacenderunghargadiritinggi.Jikaindividuseringgagal, makacenderunghargadirirendah.Hargadiridiperolehdaridirisendiridan orang lain. Aspekutamaadalahdicintaidanmenerimapenghargaandari orang lain. Sedangkan Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. (Sheila L. Videback, 2008). Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Budi Anna Keliat, Akemat: 2009).Menurut studi pendahuluan di RSJD Dr. Aminogondohutomo dari 24 klien, yang mengalami harga diri rendah mencapai 3 orang. Rata-rata dari mereka berkisar antara usia 30-40 tahun. Tanda-tanda HDR yang ditemukan pada klien diantaranya rasa bersalah dan khawatir pada diri sendiri, menarik diri dari realitas serta gangguan berhubungan yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga. Masalah rumah tangga dan ekonomi menduduki prosentase 67%. Harga diri yang tinggi berakar dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, sebagai individu yang berarti dan penting, walaupun salah, gagal atau kalah. Harga diri diperoleh dari penghargaan diri sendiri dan orang lain. Faktor yang mempengaruhi harga diri tinggi adakah perasaan diterima, dicintai, dihormati serta frekwensi kesuksesan.

2.2 Etiologi Koping mekanisme individu tak efektif. Yaitu koping mekanisme seseorang terhadap stressor yang diterima oleh seorang individu tidak adekuat. Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dan dapat terjadi secara : Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tibatiba). 1. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perneal). 2. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit. 3. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan. Kondisi ini banyak ditemukan pada klien gangguan fisik Kronik, yaitu perasan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negarif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Gangguan gejala yang dapat dikaji : a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker. b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri .

c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa. d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri. e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan. 2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah

Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi : 1. penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. 2. Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti : a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika kejadian yang megancam. b. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran : 1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan normanorma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri. 2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. 3) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.

2.4 Tanda dan gejala Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah (Gail W. Stuart : 2006): 1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri 2. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri 3. Rasa bersalah atau khawatir 4. Manisfestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat. 5. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan 6. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial 7. Menarik diri dari realitas 8. Merusak diri 9. Merusak atau melukai orang lain 10. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri 2.5. Mekanisme Sebab Akibat Mekanisme : Harga diri yang rendah menyebabkan klien merasa malu sehingga klien lebih suka menyendiri dan menghindari orang lain, klien mengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak realistik 1. Sebab : Koping mekanisme seseorang terhadap stressor yang diterima oleh seorang individu tidak adekuat menyebabkan individu malu terhadap dirinya, merasa tidak berguna, tidak berharga dan pesimis. 2. Akibat : Gangguan Isolasi sosial : menarik diri

10

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Asuhan keperawatan pada Gangguan Konsep Diri(Harga Diri Rendah) 3.1.1 Pengkajian Bagian ini berisi pedoman agar perawat dapat menangani pasien yang mengalami diagnosis keperawatan harga diri rendah, baik menggunakan secara individual maupun kelompok. Bagian ini juga memberikan pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga pasien dengan harga diri rendah . Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluwasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah : 1. 2. 3. 4. 5. Mengkritik diri sendiri. Perasaan tidak mampu. Pandangan hidup yang pesimis. Penurunan produktivitas. Penolakan terhadap kemampuan diri.

Selain tanda dan gejala tersebut, kita dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah yang tampak kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara lambat dengan nada suara lemah. Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan format yang telah dibuat.

11

1.

Data dasar Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang, status sosial ekonomi, adat/kebudayaan, dan keyakinan spiritual, sehingga mudah dalam komunikasi dan menentukan tindakan keperawatan yang sesuai. 1. Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status

perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat,nomor register, diagnosa medis, sumber biaya, dan sumber informasi). Terjadi pada semua umur baik laki-laki maupun perempuan. 2. Identitas Penanggung (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien). 2. Faktor predisposisi Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam Harga Diri sesorang. Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi : a. penolakan orang tua b. harapan orang tua yang tidak realistik c. kegagalan yang berulang d. kurang mempunyai tanggung jawab personal e. ketergantungan pada orang lain f. dan ideal diri yang tidak realistis.

3. Faktor Presipitasi Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. 1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan. 2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.

12

Ada tiga jenis transisi peran: a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai, serta tekanan untuk menyesuaikan diri. b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. c) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh: i. Kehilangan bagian tubuh ii. Perubahan ukuran, bentuk, penampilan, atau fungsi tubuh iii. Perubahan fisik kembang normal iv. Prosedur medis dan keperawatan yang berhubungan dengan tumbuh

4. Perilaku Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku yang obyektif dan dapat diamati serta perasaan subyektif dan dunia dalam diri pasien sendiri. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah: a. b. c. d. e. f. g. h. i. Mengkritik diri sendiri dan orang lain Penurunan produktivitas Destruktif yang diarahkan pada orang lain Rasa diri penting yang berlebihan Perasaan tidak mampu Rasa bersalah Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan Perasaan negatif tentang tubuhnya sendiri Ketegangan peran yang dirasakan

13

j. k. l.

Pandangan hidup yang pesimis Keluhan fisik Pandangan hidup yang bertentangan

m. Penolakan terhadap kemampuan personal n. o. p. q. r. s. Destruktif terhadap diri sendiri Pengurangan diri Menarik diri secara sosial Penyalahgunaan zat Menarik diri dari realitas Khawatir

5. Data yang perlu dikaji 1). Data subyektif: Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. 2). Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup 6. Status kesehatan mental a. Kebenaran data: Apakah semua informasi yang diberikan oleh klien sesuai dengan apa yang disampaikan oleh keluarganya saat melakukan kunjungan rumah.

14

b. Status sensorik: Kaji apakah ada gangguan pada penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecapan dan perabaan. c. Status persepsi Klien mendengarkan suara-suara yang membisik di

telinganya. Klien sering melamun, menyendiri, senyum sendiri karena mendengar sesuatu,atau kadang-kadang mata menatap tajam seperti mengawasi sesuatu.

d. Status motorik Motorik kasar: cara klien berjalan, berpakaian, dan berbicara apakah masih terkontrol atau tidak. Motorik halus : misalnya Klien mampu menulis,

menggenggam sesuatu, memasukan kancing ke dalamlubang kancing tanpa tremor. e. Afek Emosi yang ditunjukan sesuai dengan apa yang diungkapkan. Misalnya jika klien menceritakan hal-hal yang lucu, klien turut tertawa. f. Orientasi Klien mengenal orang yang ada disekitarnya. Klien mengetahui tentang waktu. g. Ingatan

15

Apakah Klien masih mengingat apa yang dialaminya selama ini, Apakah klien kehilangan sebagaian memori yang di ingatnya.

3.1.1.1 Pengkajian psikologis a. Status emosi Suasana hati yang menonjol adalah tampak purtus asa. Ekspresi muka tampak datar. Saat berinteraksi, klien mampu menjawab pertanyaan perawat dengan jawaban sejelas-jelasnya. Apakah Perasaan klien saat ini cukup baik. b. Konsep diri Tanyakan apa yang di inginkan oleh kilen, pandangan hidup yang bertentangan, menarik diri dari realitas dll. c. Gaya komunikasi Apakah klien berbicara secara santai, sulit di ajak berkomunikasi dll.Perhatikan juga ekspresi nonverbal saat berinteraksi tampak serius dan antusias, ada kontak mata. d. Pola interaksi Bagaimana cara klien berinteraksi dengan perawat, dengan anggota keluarga yang lain di rumah. e. Pola pertahanan Bila mengatasi situasi yang sangat menekan atau sedih, klien lebih suka berdiam diri di kamar, melamun. Klien mengatakan tidak mengetahui cara-cara untuk mengatasi masalahnya. 3.1.1.2 Pengkajian sosial a. Pendidikan dan pekerjaan
16

b. Hubungan sosial c. Faktor sosial budaya d. Gaya hidup

3.1.2 Pohon Masalah

Defisit perawatan diri

Intoleransi aktivitas Resiko mencederai diri , linkungan Resiko PK Kesejatan bicara verbal Resiko PK

Waham

Halusinasi

Menarik diri

Gangguan harga diri rendah

Gangguan identitas diri

Ketidak puasan gambaran diri, ideal diri tidak realistic, koping individu tak efektif

17

3.1.3 Diagnosa Keperawatan 1. Isolasi sosial: Menarik diri b/d HDR 2. Perubahan penampilan peran b/d HDR 3.1.4 Perencanaan Diagnosa 1: Dx Kep Isolasi sosial : menari k diri b/d harga diri rendah Perencanaan Kriteria Evaluasi 1.1. Klien dapat mengungkap kan perasaanya secara verbal kepada perawat setelah 2 kali pertemuan : - Saat sedih atau gembira - Membalas sapaan perawat - Menyebutk an tujuan interaksi - Dapat mengungka pkan perasaannya 2.1. Klien dapat menyebutkan kemampuan Rasional Tindakan keperawatan 1.1.1.Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya : - Bimbing klien mengungkapka n perasaannya - Gunakan pertanyaan terbuka - Dengarkan ungkapan klien dengan aktif 1.1.2.Beri respon yang tidak menghakimi : - Tidak menyalahkan pendapat klien - Menerima pendapat klien 1.1.3.Ciptakan lingkungan yang tenang dengan cara mengurangi stimulus eksternal

Tujuan Tujuan umum :Klien dapat berinteraksi dengan lingkunganny a Tujuan Khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat 2. Klien dapat mengidenti fikasi kemampua n dan aspek positif yang dimiliki 3. Klien dapat menilai kemampua n yang dapat digunakan

Dengan mengungkapkan perasaannya beban klien akan berkurang

Respon menghakimi dapat merusak hubungan saling percaya dan menurunkan harga diri klien

Lingkungan yang tenang mampu membantu klien dalam memfokuskan

18

4. Klien dapat membuat rencana kegiatan realistis sesuai kemauan dan kemampua n klien 5. Klien dapat melaksanak an rencana yang telah dibuat 6. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatk an harga dirinya

dan aspek positif yang masih dimiliki setelah 3 kali pertemuan - Kemampua n hubungan interpersona l - Kemampua n dalam melaksanak an ADL 3.1.Klien dapat memberikan penilaian terhadap kemampuan yang dapat dilakukannya 4.1. Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan dalam waktu tiga minggu 5.1. Klien dapat menyebutkan kegiatan yang telah dilakukan dalam waktu satu minggu 6.1. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatka n harga dirinya

yang berlebihan dalam interaksi

pikiran

2.1.1.Diskusikan Memotivasi klien kemampuan dan memandang dirinya aspek positif yang secara positif dimiliki klien 2.1.2.Hindarkan memberi penilaian negatif 2.1.3.Diskusikan kemampuan klien dalam berhubungan interpersonal 2.1.4.Diskusikan kemampuan yang masih dimilki klien dalam melaksanakan kegiatan seharihari 3.1.1.Diskusikan kegiatan yang bisa klien lakukan di rumah sakit Penilaian negatif semakin menambah rasa tidak percaya diri klien Kemampuan dalam berhubungan akan meningkatkan harga diri klien

Kemampuan dalam melaksamakan kegiatan meningkatkan harga diri klien

Memotivasi klien mengidentifikasi kegiatan di rumah sakit

3.1.2.Diskusikan Memotivasi klien kemampuan klien mengidentifikasi melaksanakan kegiatan di rumah kegiatan di rumah 4.1.1.Bimbing klien untuk dapat menentukan keinginannya dalam beraktivitas Merawat diri Membersih kan ruangan Membersih Membantu klien mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya

19

kan lingkungan Olahraga 4.1.2.Meningkatk an kegiatan sesuai dengan toleransi klien 5.1.1.Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan : Beri waktu untuk berinteraksi Beri waktu untuk beraktivitas 6.1.1.Anjurkan keluarga untuk dapat memotivasi klien untuk melakukan aktivitas 6.1.2.Anjurkan agar keluarga dapat menyediakan fasilitas yang terkait dengan kegiatan

Memberikan klien gambaran tentang kemampuannya Kesempatan untuk berhasil dapat memotivasi klien untuk melakukan/menetap kan keterampilan yang sudah dimilikinya

Keluarga mempunyai arti penting bagi klien

Mendukung klien dalam melakukan aktivitas

Diagnosa 2 : Dx Kep Perub ahan pena mpila n peran b.d HDR Perencanaan Tujuan Kriteria Evaluasi TujuanUmum : 1Klienmengu Kliendapatmel ngkapkanper anjutkanperans asaannya esuaidengantan terhadap sakit ggungjawabny ygdiderita a 2.Klienmeny Tujuankhusus : ebutkanaspek 1) Kliendapat positifdanke Rasional Tindakan keperawatan 1.1 BHSP (salamterapeutik, perkenalkandiri, jelaskantujuaninter aksi, ciptakanlingkungan yang tenang, buatkontrak yang

Membina hubungan perawat klien setiap akan melakukan tindakan merupakan langkah awal yang penting

20

2)

3)

4)

5)

6)

membinahu bungansalin gpercayade nganperawa t Kliendapat mengidentif ikasikemam puandanasp ekpositif yang dimiliki Kliendapat menilaikem ampuan yang dapatdigun akan Kliendapat menetapkan (merencana kan) kegiatanses uaikemamp uan yang dimiliki Kliendapat melakukan kegiatanses uaikondisis akitdankem ampuan Kliendapat memanfaat kansystemp endukung yang ada

mampuandiri jelas) nya 3.Klienberper ansertadalam perawatandiri nya 4.Percayadiri kliendengan menetapkank einginanataut ujuan yang realistis

sehingga klien mempercayai perawat sehingga berinteraksi dengan perawat. Sikap jujur bersahabat akan menimbulkan kepercayaan kepada klien sehingga memudahkan untuk berkomunikasi 1.2Berikesempatan Mengetahui untuk persepsi klien mengungkapkanper terhadap asaannya tentang kondisinya penyakit yang di deritanya. 1.3Sediakan waktu untuk mendengarkan klien Klien merasa dihargai karena ada orang yang mau mendengarkannya bicara.

1.4Katakanpadakli enbahwaiaadalahse seorang yang berharga danbertanggung jawab sertamampumenolo ngdirinyasendiri

Dengan memberikan rewards, maka harga diri klien akan meningkat sehingga timbul perasaan berharga dan meningkatkan percaya diri 2.1 Menggali Diskusikankemamp kemampuan uandanaspekpositif positif klien ygdimilikipasien kemudian ditonjolkan sehingga klien merasa hidupnya berarti .Dengan memberikan reinforemen klien akan menyadari

21

2.2.Setiapbertemuk lien, hindarkanmemberp enilaiannegatif. Utamakanmemberp ujianterhadap aspekpositifklien 3.1Diskusikandgkli enkemampuanygm asih dapatdigunakansela masakit dan pula kemampuanygdapa tdilanjutkanpenggu naannyasetelahpula ngsesuaidengankon disisakitklien

bahwa dirinya mempunyai kelebihan seperti orang lain. Penilaian negatif akan menambah klien merasa rendah diri / HDR

Dengan menunjukkan kemampuan klien / membuat klien beraktifitas akan menambah perasaan berguna bagi klien sehingga akan meningkatkan harga diri Menjaga keefektifan tindakan sesuai kondisi klien

4.1Tingkatkankegi atansesuaidenganto leransikondisiklien

4.2Bericontohcarap elaksanaankegiatan ygtelah klienlakukan

Membantu klien untuk memahami lebih lanjut mengenai kegiatan yang akan dilakukan 5.1Berikesempatan Penilaian padaklienuntukmen seberapa jauh cobakegiatanygtela klien telah hdirencanakan memahami kegiatan tersebut 5.2Beripujianatask Meningkatkan eberhasilanklien motivasi klien untuk melanjutkan tindakan 6.1Berikanpendidik Meningkatkan ankesehatanpadake perawatan luargatentangcaram mandiri pada
22

erawatklienhargadi rirendah 6.2 Bantu keluargamenyiapka nlingkunganrumah BAB IV PENUTUP

keluarga

Mendukung klien beradaptasi dengan lingkungan

4.1 Kesimpulan Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri terbagi menjadi 5 yaitu: 1) Identitas diri 2) Citra diri 3) Peran diri 4) Ideal diri 5) Harga diri Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluwasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri . Dan berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah : 1) Mengkritik diri sendiri. 2) Perasaan tidak mampu. 3) Pandangan hidup yang pesimis. 4) Penurunan produktivitas. 5) Penolakan terhadap kemampuan diri. Faktor predisposisi HDR: 1) Penolakan orang tua 2) Harapan orang tua yang tidak realistik 3) Kegagalan yang berulang 4) Kurang mempunyai tanggung jawab personal 5) Ketergantungan pada orang lain
23

6) Dan ideal diri yang tidak realistis Faktor Presipitasi HDR: 1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan. 2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.Ada tiga jenis transisi peran: a) Transisi peran perkembangan. b) Transisi peran situasi. c) Transisi peran sehat-sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh: a. b. c. Kehilangan bagian tubuh Perubahan ukuran, bentuk, penampilan, atau fungsi tubuh Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal d. Prosedur medis dan keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul adalah: 1. Isolasi sosial: Menarik diri b/d HDR 2. Perubahan penampilan peran b/d HDR

4.2 Saran Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang

24

DAFTAR PUSTAKA

1. Sheila L. Videbeck, (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 2. Keliat, B.A, Akemat (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, Cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 3. Stuart, G.W, (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Edisi 5, EGC, Jakarta

25

S-ar putea să vă placă și