Sunteți pe pagina 1din 8

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian 1. Biodata / Identitas DHF dapat menyerang dewasa atau anak-anak terutama anak berumur < 15 tahun. Endemik didaerah Asia tropik. 2. Keluhan Utama Panas / demam. 3. Riwayat Penyakit Sekarang Demam mendadak selama 2-7 hari dan kemudian demam turun dengan tanda-tanda lemah, ujung-ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin dan lembab. Demam disertai lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada anggota badan, punggung, sendi, kepala dan perut, nyeri ulu hati, konstipasi atau diare. 4. Riwayat Penyakit Dahulu Ada kemungkinan anak yang telah terjangkau penyakit DHF bisa berulang DHF lagi, Tetapi penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit yang pernah diderita dahulu. 5. Riwayat Penyakit Keluarga Penyakit DHF bisa dibawa oleh nyamuk jadi jika dalam satu keluarga ada yang menderita penyakit ini kemungkinan tertular itu besar. 6. Riwayat Kesehatan Keluarga Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat nyamuk ini adalah lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air, vas and ban bekas. 7. Riwayat Tumbuh Kembang Anak. Sesuai dengan tumbuh kembang klien. 8. ADL (aktivitas sehari-hari)

a. Nutrisi b. Aktifitas

: Dapat menjadi mual, muntah, anoreksia. : Lebih banyak berdiam di rumah selama musim hujan

dapat terjadi nyeri otot dan sendi, pegal-pegal pada seluruh tubuh, menurunnya aktifitas bermain. c. Istirahat tidur nyeri. d. Eliminasi alvi : Dapat terjadi diare/ konstipasi, melena. : Dapat terganggu karena panas, sakit kepala dan

e. Personal hygiene : Pegal-pegal pada seluruh tubuh saat panas dapat meningkatkan ketergantungan kebutuhan perawatan diri. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum : Suhu tubuh tinggi (39,4 41,1 0C), menggigit hipotensi,nadi cepat dan lemah. 2. Kulit 3. Kepala (kadang). 4. Dada : nyeri tekan epigastrik, nafas cepat dan sering berat. : tampak bintik merah (petekil), hematom, ekimosit. : mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor

5. Abdomen : pada palpasi teraba pembesaran hati dan limfe pada keadaan dehidrasi turgor kulit menurun. 6. Anus dan genetalia : dapat terganggu karena diare/ konstipasi. 7. Ekstrimitas atas dan bawah : ekstrimitas dingin, sianosis. Pemeriksaan Penunjang. Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan di jumpai: 1. Hb dan PCV meningkat (20%). 2. Trombositopenia (100.000/ml). 3. Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis). 4. Ig.D.dengue positif. 5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan: hipoprotinemia, hipokloremia, dan hiponatremia.

6. Urium dan PH darah mungkin meningkat. 7. Asidosis metabolik: pCO <35-40 mmHg HCO rendah. 8. SGOT/SGPT memungkinkan meningkat.

B. Diagnosa Keperawatan 1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi virus. 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam. 3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. 4. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan. 5. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan, malaise sekunder akibat DHF.

C. Perencanaan 1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi virus. Tujuan: Anak menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal. Kriteria hasil : a. Suhu tubuh 36-37 0C b. Pasien bebas dari demam. Rencana tindakan : 1. Monitor temperatur tubuh Rasional : Perubahan temperatur dapat terjadi pada proses infeksi akut. 2. Observasi tanda-tanda vital (suhu, tensi, nadi, pernafasan tiap 3 jam atau lebih sering). Rasional : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien. 3. Anjurkan pasien untuk minum banyak 1 -2 liter dalam 24 jam.

Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan yang banyak. 4. Berikan kompres dingin Rasional : Menurunkan panas lewat konduksi. 5. Berikan antipiretik sesuai program tim medis Rasional : Menurunkan panas pada pusat hipotalamus. 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah, dan demam. Tujuan : Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan cairan. Kriteria hasil : a. TTV (nadi, tensi) dalam batas normal. b. Turgor kulit kembali dalam 1 detik. c. Ubun-ubun datar. d. Produksi urine 1 cc/ kg/ BB/ jam. e. Tidak terjadi syok hipovolemik. Rencana tindakan : 1. Kaji keadaan umum pasien Rasional : Menetapkan data dasar untuk mengetahui dengan cepat penyimpangan dari keadaan normalnya. 2. Observasi tanda-tanda syok (nadi lemah dan cepat, tensi menurun akral dingin, kesadaran menurun, gelisah) Rasional : Mengetahui tanda syok sedini mungkin sehingga dapat segera dilakukan tindakan. 3. Monitor tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit turun, ubun-ubun cekung produksi urin turun). Rasional : Mengetahui derajat dehidrasi (turgor kulit turun, ubun-ubun cekung produksi urin turun). 4. Berikan hidrasi peroral secara adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh. Rasional : Asupan cairan sangat diperhatikan untuk menambah volume cairan tubuh.

5. Kolaborasi pemberian cairan intravena RL, glukosa 5% dalam half strenght NaCl 0,9%, Dextran L 40. Rasional : Pemberian cairan ini sangat penting bagi pasien yang mengalami defisit volume cairan dengan keadaan umum yang buruk karena cairan ini langsung masuk ke pembuluh darah. 3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah dan anoreksia. Tujuan : Klien menunjukkan tanda tanda kebutuhan nutrisi Kriteria hasil : Adanya minat/ selera makan, porsi makan sesuai kebutuhan, dipertahankan sesuai usia, BB meningkat sesuai usia. Rencana tindakan : 1. Monitor intake makanan Rasional : Memonitor intake kalori dan insufisiensi kualitas konsumsi makanan. 2. Memberikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan. Rasional : Mengurangi rasa tidak nyaman dan meningkatkan selera makan. 3. Sajikan makanan yang menarik, merangsang selera dan dalam suasana yang menyenangkan. Rasional : Meningkatkan selera makan sehingga meningkatkan intake makanan. 4. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering. Rasional : Makan dalam porsi besar/ banyak lebih sulit dikonsumsi saat pasien anoreksia. 5. Timbang BB secara berkala. Rasional : Memonitor kurangnya BB dan efektifitas intervensi nutrisi yang diberikan. 6. Konsul ke ahli gizi. Rasional : Memberikan bantuan untuk menetapkan diet dan merencanakan pertemuan secara individual bila diperlukan.

4. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan. Tujuan : Anak menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat. Kriteria hasil : Suhu ekstrimitas hangat, tidak lembab, warna merah muda, ekstrimitas tidak nyeri, tidak ada pembengkakan, CRT kembali dalam 1 detik. Rencana tindakan : 1. Kaji dan catat tanda-tanda vital (kualitas dan frekuensi nadi, tensi, capilary reffil). Rasional : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui penurunan perfusi ke jaringan. 2. Kaji dan catat sirkulasi pada ekstrimitas (suhu kelembaban, dan warna). Rasional : Suhu dingin, warna pucat pada ekstrimitas menunjukkan sirkulasi darah kurang adekuat. 3. Nilai kemungkinan kematian jaringan pada ekstrimitas seperti dingin, nyeri, pembengkakan, kaki. Rasional : Mengetahui tanda kematian jaringan ekstrimitas lebih awal dapat berguna untuk mencegah kematian jaringan.

5. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan malaise sekunder akibat DHF. Tujuan : Rasa nyaman pasien terpenuhi dengan kriteria nyeri berkurang atau hilang. Rencana tindakan : 1. Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan memberi rentang nyeri (0-10). Rasional : Mengetahui nyeri yang dialami pasien sehingga perawat dapat menentukan cara mengatasinya. 2. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri.

Rasional : Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka perawat dapat melakukan intervensi yang sesuai dengan masalah klien. 3. Berikan posisi yang nyaman dan ciptakan suasana ruangan yang tenang. Rasional : Posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat membuat perasaan yang nyaman pada pasien. 4. Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri dengan mainan, membaca buku cerita. Rasional : Dengan melakukan aktifitas lain pasien dapat sedikit mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri. 5. Kolaborasi pemberian obat-obatan analgesik. Rasional : Obat analgesik dapat menekankan rasa nyeri.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Dengue haemoragic fever adalah penyakit demam akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 419). Penyebab dari demam berdarah ini adalah virus dengue, vector (nyamuk), dan host ataupun manusia itu sendiri. Dimana manifestasi klinis dari DHFadalah demam, perdarahan, hepatomegaly dan syok. Adapun pencegahan dari DHf bisa melalui gerakan 3M plus dan pemberantasan vector DHF

B. Saran

S-ar putea să vă placă și