Sunteți pe pagina 1din 57

. Pengkajian Tanggal pengkajian : 20 April 2008 Jam pengkajian : 08.00 Wib Tanggal masuk : 16 April 2008 No.

Registrasi : 151394 1. Identitas a. Identitas pasien


1. Nama : Nn. A 2. Umur : 17 tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Alamat : Gebang 3/25, Kadipiro, Banjarsari, Surakarta 5. Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia 6. Agama : Islam 7. Pendidikan : Pelajar 8. Pekerjaan : -

b. Identitas penanggung jawab


1. Nama : Tn. B 2. Umur : 47 tahun 3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Alamat : Gebang 3/25, Kadipiro, Banjarsari, Surakarta 5. Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia 6. Agama : Islam 7. Pendidikan : SMA 8. Pekerjaan : Swasta 9. Hubungan dg pasien : Ayah kandung pasien

2. Keluhan utama Pasien mengatakan lemes, nyeri pada perut kanan bawah. 4. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang 4 hari sebelumnya pasien merasakan nyeri perut kanan bawah, mual muntah, nafsu makan menurun, badan panas dan lemes. Kemudian oleh keluarga pasien membawanya ke RS PKU Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 16 April 2008 jam 13.00. Sekarang pasien mendapat terapi infus RL 20 tpm pada tangan kanan, injeksi kalfoxim 1 gr/12 jam, kalmet 1 gr/8 jam dan kalmetason 4 mg, sekarang pasien dirawat di bangsal Multazam. b. Riwayat kesehatan dahulu

Pasien mengatakan baru pertama kali dirawat di RS, pasien tidak mempunyai riwayat alergi obat, dan pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, asma, jantung, DM dan paru-paru. c. Riwayat keperawatan keluarga Di dalam keluarga pasien tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama dengan pasien. 4. Pola fungsional (bio, psiko, sosio, spiritual) a. Pola oksigenasi Pasien tidak mengalami sesak nafas, RR 20 x/menit, irama nafas teratur dan tidak mengalami gangguan dalam pernafasan. b. Pola cairan dan elektrolit Sebelum sakit : pasien minum 5-6 gelas/hari dengan komposisi air putih dan kadang susu. Selama sakit : pasien mendapat cairan dari infus RL 20 tpm dan minum 3 gelas sehari terdiri dari air putih dan susu c. Pola nutrisi Sebelum sakit : pasien makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi, sayur, dan lauk, BB : 45 kg. Selama sakit : pasien makan habis porsi dengan dari sediaan RS dengan komposisi bubur dan sayur dan susu

d. Pola eliminasi Sebelum sakit : pasien BAK 5-6 x sehari, warna kekuning-kuningan, BAB 1 x sehari warna kecoklatan Selama sakit : pasien mengakan BAK dengan menggunakan pispot dengan produksi 1000 cc/hari dengan warna kuning jernih, BAB 1 x sehari dengan konsistensi lembek warna kecoklatan

e. Pola keamanan dan kenyamanan Sebelum sakit : pasien mengatakan nyaman karena tidak merasakan sakit. Selama sakit : pasien mengatakan tidak nyaman karena merasa badannya panas dan merasa mual saat makan. f. Pola personal hygiene Sebelum sakit : pasien mandi 2 kali sehari pagi dan sore, gosok gigi 2 kali dan keramas 3 kali dalam seminggu. Selama sakit : pasien mandi dengan disibin 2 x sehari dibantu oleh keluarga. g. Pola istirahat tidur Sebelum sakit : pasien tidur 7-8 jam sehari dan kadang tidur siang 1-2 jam. Selama sakit : pasien tidur 5-6 jam sehari dan kadang tidur siang 1-2 jam

h. Pola aktivitas dan latihan Sebelum sakit : pasien mengatakan aktivitas secara mandiri. Selama sakit : pasien dalam aktifitas di bantu keluarga karena tubuh pasien merasa lemas dan panas. i. Pola persepsi dan konsep diri 1) Body image : pasien mengatkan bahwa dirinya menerima keadaannya saat ini. 2) Self ideal : pasien mengatakan ingin cepat sembuh. 3) Self esteem : pasien mengatakan dirinya tidak minder dengan keadaannya saat ini. 4) Identitiy : pasien menyadari bahwa dirinya adalah seorang perempuan dan masih sekolah. j. Pola sexual Pasien berjenis kelamin perempuan. k. Psikologis Hubungan pasien dengan keluarga baik tidak ada masalah serta hubungan dengan masyarakat baik di buktikan dengan adanya tetangga menjengunknya saat sakit. l. Spiritual

Pasien beragam islam dan rajin menjalankan ibadah sholat 5 waktu tapi saat sakit pasien hanya bisa berdoa. m. Pengetahuan Keluarga pasien mengetahui tentang penyakti yang di derita pasien. 5. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum : Sedang b. Kesadaran : Composmentis c. Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg S : 37,5C N : 88 x/menit Rr : 20 x/menit d. Kepala : Mesochepal, rambut hitam sebahu, tidak ada ketombe. e. Mata : Conjungtiva anemis, sklera anikterik berfungsi baik f. Hidung : Simetris kanan dan kiri, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak terpasang O2. g. Telinga : Simetris kanan dan kiri, tidak ada serumen, berfungsi baik. h. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi bersih, lidah kotor, gigi masih lengkap. i. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid j. Dada

Paru : I : Pengembangan simetris P : Fremitus, raba kanan sama dengan kiri P : Sonor A : Vesikuler Jantung : I : Ictus cordis tidak tampak P : Ictus cordis kuat angkat P : Batas jantung tidak melebar A : BJ I dan II reguler k. Abdomen : I : Dada sejajar dengan perut A : Peristaltik usus 12 x/menit P : Tidak ada nyeri tekan P : Tympani

l. Ektremitas Atas : Terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kanan, tidak ada sianosis, tidak ada oedem Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada gangguan pergerakan.

m. Genitalia urinaria : Bersih, terpasang DC. n. Kulit : Teraba hangat, turgor kulit lembab, warna sawo matang 6.. Pemeriksaan penunjang
1. Hasil laboratorium tanggal 22 April 2008

Hematokrit 43 N : 37-43 % Trombosit 161.000 N : 150.000-400.000 /mm3 Hemoglobin 10,6 N : 11,5-16,5 g/dl Widal tes + S. typhy O 1/640 S. typhy H 1/80 S. paratiphy A-H 1/80
2. Program terapi

1) Infus RL 20 tpm 2) Kalfoxim 1 gr/12 jam 3) Kalmet 1 x 1 gr 4) Kalmetazon 4 mg / 8 jam (2 cc) 7. Data fokus

a. Data subyektif
1. Pasien mengatakan lemas 2. Pasien mengatakan mual muntah saat makan 3. Pasien mengatakan badannya panas 4. Pasien mengaakan aktifitas dibantu oleh keluarga 5. Pasien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah 6. Pasien mengatakan makan habis porsi yang disediakan di RS. 2. Data obyektif 1. TTV : TD : 110/80 mmHg; S : 37,5C; RR : 20 x/menit; N : 80 x/menit 2. Terpasang infus RL pada tangan kanan pasien 3. Nampak ADL pasien dibantu oleh keluarga 4. Nampak wajah pasien menahan nyeri pada perut

P : nyeri datang saat beraktifitas Q : nyeri sepeti ditusuk-tusuk R : nyeri pada perut kanan bawah S : skala nyeri 4 T : nyeri datang hilang timbul
5. Pasien BAK dengan pispot 6. BB : 45 kg, TB : 155 cm 7. Hemoglobin : 10,6 g/dl 8. Konjungtiva annemis

8. Analisa Data
No 1. Data DS : - Pasien mengatakan nyeri pada perut kana bawah DO: - Nampak wajah pasien menahan nyeri - P : nyeri datang saat beraktifitas - Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk - R : nyeri perut kanan bawah - S : skala nyeri 4 - T : nyeri datang hilang timbul 2.. DS : - Pasien mengatakan mual muntah saat makan - Pasien mengatakan makan habis porsi yang disediakan dari RS DO: - Pasien tampak lemah - BB : 45 kg - Konjungtiva anemis - Hemoglobin 10,6 g/dl 3. DS : - Pasien mengatakan lemas - Pasien mengatakan badannya panas - Pasien mengatakan ADL dibantu keluarga DO: - TTV : TD : 110/80 mmHg, S : 37,5 C Gangguan pemenuhan ADL Kelemahan fisik Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Intake yang tidak adekuat Etiologi Nyeri akut Problem Proses perjalanan penyakit

No

Data

Etiologi

Problem

N : 80 x/menit Rr : 20 x/menit - Nampak ADL pasien dibantu oleh keluarga - Terpasang infus RL pada tangan kanan pasien - Pasien BAK dengan pispot 3. DS : - Pasien mengatakan nafsu makan turun, mual dan muntah 2 x sehari DO: - Pasien tampak lemah - Keadaan umum sedang - TD : 130/90 mmHG - N : 86 x/menit, S : 36,7C - Rr : 20 x/menit Intake yang tidak adekuat Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses perjalanan penyakit. 2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. 3. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik.

C. Intervensi 1. Dx. I Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 3 x 24 jam nyeri teratasi Kriteria hasil :
1. Nyeri hilang 2. Pasien nampak rileks

Intervensi :
1. Kaji skala nyeri 2. Ajarkan tehnik relaksasi dengan menarik nafas dalam. 3. Berikan lingkungan yang nyaman. 4. Berikan posisi yang nyaman 5. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian analgetik

2. Dx. II Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam resiko perubahan nutrisi tidak terjadi. Kriteria hasil :
1. Nutrisi pasien terpenuhi 2. BB tidak turun 3. Pasien nampak rileks

Intervensi :
1. Kaji pola makan pasien 2. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering 3. Sajikan makanan selagi hangat 4. Kolaborasi dengan ahli gizi

3. Dx. III Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam ADL pasien terpenuhi. Kriteria hasil :
1. ADL pasien terpenuhi 2. Pasien nampak senang

Intervensi :
1. Kaji tingkat ketergantungan pasien 2. Dekatkan barang-barang yang diperlukan pasien 3. Bantu ADL pasien secara bertahap 4. Beri motivasi dalam ADL secara mandiri

D. Implementasi
Tgl 20-4-08 Dx. I

Implementasi Mengkji skala nyeri Mengukur TTV

Respon Skala nyeri 5 TD : 110/80 mmHg

Paraf

Tgl

Dx.

Implementasi

Respon

Paraf

08.00

II

N : 80 x/menit RR : 20 x/menit S : 37,5C

Memberikan injeksi IV Kalmetason 4 gr (2 cc) Mengkaji pola makan pasien Memberikan snack

Obat masuk lewat selang infus

II

Pasien kooperatif

II 12.00 I

Pasien mau makan Mengukur tandatanda vital TD : 110/90 mmHg N : 80 x/menit RR : 20 x/menit S : 36,8C

12.30

II

Memberikan makan siang

Pasien mau makan habis porsi

II

Memberikan obat oral Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam saat nyeri Memberi posisi yang nyaman Memberikan air sibin

Pasien mau melakukannya

Pasien kooperatif

Pasien disibin keluarga

Tgl

Dx.

Implementasi

Respon

Paraf

16.00 16.30

III II

Memberikan makan sore

Pasien mau makan habis porsi Pasien kooperatif

Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering Memberikan injeksi kalfoxim 1 gr Obat masuk lewat selang infus Pasien merasa nyaman

18.00

21-04-08 08.00

- Merapikan tempat tidur

Mengukur tandatanda vital

TD : 120/80 mmHg N : 80 x/menit RR : 20 x/menit S : 36,5C

09.00

10.00

II

12.30 13.00

II III

Memberikan injeksi kalmetason 4 gr (2 cc) Mengganti cairan infus RL 20 tpm Menganjurkan banyak minum dan makan Memberikan makan siang Mengkaji tingkat ketergantungan pasien

Obat masuk lewat selang infus Infus RL 20 tpm terpasang Pasien kooperatif

Pasien mau makan Pasien sudah mulai melakukan aktivitas mandiri (ke kamar

Tgl

Dx.

Implementasi mandi)

Respon

Paraf

Pasien kooperatif

13.15

III

Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitras secara bertahap Mengukur tandatanda vital

TD : 120/70 mmHg N : 82 x/menit RR : 20 x/menit

22-04-08

Memberikan posisi yang nyaman Mengkaji nyeri pada perut

S : 36,5C Paien tampak tenang

Nyeri sudah berkurang

09.00

Memberikan injeksi IV kameltason 4 gr (2 cc) Memberikan posisi yang nyaman Memberikan snack

Obat masuk lewat selang infus

09.30

Pasien kooperatif

10.00

II

Pasien kooperatif mau makan snack Pasien mengatakan nyeri berkurang

10.30

Mengevaluasi respon pasien terhadap nyeri Memberikan makan

Tgl

Dx.

Implementasi siang

Respon

Paraf

12.30

II

Pasien mau makan habis porsi

F. Evaluasi
No. 1. Tgl/jam 23 April 2008 10.00 Evaluasi S : Pasien mengatakan masih nyeri pada perut O : Skala nyeri 3 A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

Ttd

Kaji skala nyeri Berikan teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam jika nyeri datang Kolaborasi tentang pemberian analgetik

2.

23 April 2008 10.00

S : - Pasien mengatakan makan habis porsi yang disediakan di RS. - Pasien mengatakan masih mual saat makan O : Badan pasien tampak lemah A : Masalah resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian. P : Intervensi dilanjutkan

Kaji pole makan pasien Sajikan makanan selagi hangat Kolaborasi dengan ahli gizi

No. 3.

Tgl/jam 23 April 2008 10.00

Evaluasi S : Pasien mengatakan ADL masih dibantu keluarga O : Nampak ADL dibantu keluarga A : Masalah gangguan pemenuhan ADL teratasi sebagian P : Intervensi dipertahankan

Ttd

Bantu ADL pasien secara bertahap Dekatkan barang-barang yang dibutuhkan pasien

PENGKAJIAN KEPERAWATAN An. Umur 18 tahun, agama islam, status belum nikah, suku Jawa/Indonesia, pendidikan terakhir SD, alamat Jl. Pelita IV No. 02 Medan. Klien masuk RS IPI Medan, Pada tanggal 06 desember 2010, dengan diagnosa medis demam thypoid, No. Register 05-68-87, alasan klien masuk Rumah Sakit Demam 2 minggu, muntah (+), menggigil (+). Keluhan yang dirasakan saat ini adalah demam, mual, muntah, dan menggigil pada malam hari yang disebabkan bakteri yaitu sallmonela thypi. Hal yang memperbaiki keadaan istirahat cukup, makan cukup, minum obat, sdangkan hal yang memperberat keadaan bila klien melakukan aktivitas klien tampak lemas. Pada tanggal 06 Desember 2010, pukul 10.00 wib dilakukan pemeriksaan fisik dan di dapatkan data berikut : TD: 110/70 mmHg, RR : 22x/menit, HR : 86x/menit, Suhu : 39 C, keadaan umum sedang, nilai GCS : 15, kesadaran compos mentis. Ketajaman penglihatan 6/6 fungsi penciuman, pendengaran, dan pernafasan baik (tidak ada kelainan). Pola makan klien 3x/hari, jenis diet MII, dan nafsu makan klien menurun, pola minum klien sebanyak 1200cc, 6 gelas/hari, dan jumlah frekuensi urine BAK sebanyak 900cc/hari. Dari hasil pengkajian terhadap pola istirahat di temukan klien tidur siang 2 jam/hari, tidur malam 5-6 jam/hari. Keluhan yang dirasakan saat ini klien tidak mampu personal hygiene karna

terpasang infus pada tangan kiri. Hal ini ditandai dengn aktivitas sehari-hari ditolong minimum oleh perawat dan keluarga seperti BAB, BAK dan mandi, dan juga mengenakan pakaian. Klien tidak mengerti tentang penyakitnya tetapi klien dan keluarga selalu bertanya apa penyebab dari penyakit tersebut.

Hasil pemeriksaan diagnostik/penunjang A. Laboratorium No. 1 2 3 Urine Faeses Pemeriksaan Jumlah trombosit Hasil - 127.0 ribu/mm3 Nilai normal 150-440

Penanganan medis/instruksi Dokter No. 1. 2. Tindakan/obat/pemberian IVFD RL PCT Dosis Positif 30 gtt/menit 3x1 Mengganti elektrolit Untuk menurunkan suhu tubuh Obat antibiotik Efek Obat Negatif Mengakibatkan oedem Kerusakan hati

3.

Cipro

2x1

Gangguan pencernaan dan alergi

B. Catatn tambahan : Widal test Imunoserologi Antigen S. Thypi O H 1/40 1/80 Thypi- A 1/80 1/80 Thypi- B 1/80 1/40 Thypi- C 1/80 1/40 Nilai normal < 1/160 < 1/160 sedang Tehnik yang dipergunakan

3.2 No. 1

ANALISA DATA Tanggal Senin 06-12-2010

Data

Data subjektif : Klien mengatakan seluruh badannya terasa panas dan meriang

Etiologi Tidak adekuat masukan cairan

Masalah Kekurangan volume cairan tubuh

Data objektif : - Klien tampak lemah - Hasil palpasih : tubuh klien panas dan berkeringat, mukosa bibir kering. - Wjah tampak merah dengan hasil vital sign : TD : 110/70 mmHg RR : 22x/menit HR : 86x/menit Temp : 39 C - Widal test (+) 2. Senin 06-12-2010 Masukkan makanan Perubahan nutrisi tidak adekuat kurang dari Klien mengatakan selera kebutuhan tubuh makan menurun, karena saat menelan terasa sakit, perut tidak enak Data subjektif :

Data objektif : - Diet yang di sajikan hanya habis porsi. - Konjuctiva anemis - Klien tampak bermalasmalasan saat makan. - Klien mual - TB : 165 cm, BBl : 50 kg - BB sekarang : 45 kg - Keadaan umum klien lemah - palpasi perut kembung 3. Senin 06-12-2010 Data subjektif : Klien mengatakan takut akan penyakitnya Faktor internal stress Gangguan psikologis tidur pola

Data objektif : - Klien sering terbangun tengah malam - Klien tampak pucat - Tidur malam 5 jam/hari - Tidur siang 2 jam/hari - Klien sering menguap pada siang hari 4. Senin 06-12-2010 Data subjektif : Kelemahan umum Klien mengatakan mudah lelah setelah melakukan aktifitas Intoleransi aktivitas

Data objektif : - Klien tampak lemas - Pemenuhan aktivitas

sehari-hari seperti nutrisi, eliminasi. - Klien sering berkeringat.

5.

Senin 06-12-2010

Data subjektif : Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakit dan pengobatannya.

Kurangnya informasi

sumber Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya

Data objektif : - Klien tampak agak bingung. - Klien sering bertanyatanya. - Apakah penyakitnya akan sembuh seperti sedia kala

3.3 PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan tidak adekuat ditandai dengan klien mengatakan seluruh tubuhnya terasa panas, dan meriang, klien tampak lemas, hasil palpasi tubuh klien panas dan berkeringat, mukosa bibir kering, wajah tampak merah, dengan hasil vital sign : TD : 110/70 mmHg, RR : 22x/menit, HR : 86/menit, Temp : 39 C. 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan masukan makanan tidak adekuat ditandai dengan klien mengatakan selera makan menurun, karna saat menelan terasa sakit, perut tidak terasa enak, diet yang disajikan hanya habis porsi saja, klien tampak bermalas-malas saat

makan, klien mual dan muntah, TB : 165 Cm, BBL : 50 kg, BB sekarang 45 kg, keadaan umum klien lemah, palpasi perut kembung. 3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan factor internal stress psikologis ditandai dengan klien mengatakan takut akan penyakitnya, klien sering terbangun tengah malam, klien tampak pucat, tidur malam 5 jam, tidur siang 2 jam, klien sering menguap pada malam hari. 4. Intoleransi aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan klien mengatakan mudah lelah setelah melakukan aktivitas, klien tampak lemah, pemenuhan aktivitas sehari-hari seperti nutrisi, eleminasi dank klien sering berkeringat. 5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurangnya sumber informasi ditandai dengan klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya dan pengobatannya, klien tampak agak bingung, klien sering bertany-tanya apakah penyakitnya akan sembuh seperti sedia kala.

3.4 No. 1.

ASUHAN KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN Kekurangan cairan volume tubuh berhubungan dengan tidak adekuat ditandai dengan klien mengatakan seluruh tubuhnya panas dan meriang, klien tampak lemah, hasil palpasi tubuh klien panas dan berkeringat, mukosa bibir kering, wajah tampak merah dengan hasil vital TUJUAN INTERVENSI RASIONAL - Untuk mengetahui IMPLEMENTASI

Demam hilang - Pantau tanda-tanda

- Mengukur tanda-

dengan criteria vital sign tiap satu keadaan umum klien tanda vital klien S hasil : jam. - Mengompres dengan - Klien tampak - Beri kompres air air hangat dapat - Mengompres klien lebih baik, hangat pada kening, membuat Vasodilasi dengan air hangat O di : mukosa bibir ketiak dan lipatan pori-pori sehingga daerah kening, lembab. paha. membantu ketiak dan paha. - Suhu tubuh menurunkan demam dalam batas normal 37C dan mengganti cairan yang hilang. - Minum yang banyak dapat membantu menrunkan demam - Beri klien minum air dan mengganti hangat. cairan yang hilang. - Obat antipiretik dapat menurunkan demam dan

kr - Memberi klien - :minum air hangat.

sign : TD : 110/70 mmHg, RR : 20 x/menit, Temp : 38C

- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik dan anti biotik. - Kolaborasi dengan dokter cara pemberian terapi cairan infus ( IVFD).

antibiotik untuk mengatasi infeksi - Cairan infus berguna untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh.

- Sesuai dengan hasil kolaborasi dokter memberikan paracetamol 3 x1 mg/hari, cipro 2x 1 - Sesuai dengan hasil kolaborasi pemasangan infus RL 20 gtt/menit. - Menimbang berat badan klien setiap S hari - Mengkaji pemenuhan kebutuhan nutrisi O : klien - Mengkaji penyebab klien tidak selera makan

2.

Perubahan nutrisi Kebutuhan - Timbang berat badan - Untuk mengetahui kurang dari nutrisi adekuat klien setiap hari. perubahan berat kebutuhan tubuh dengan criteria - Kaji pemenuhan badan klien. berhubunagn hasil : nutrisi klien. - Untuk mengetahui dengan masukan - Mual hilang pemenuhan makanan tidak - Diet yang yang kebutuhan nutrisi adekuat ditandai disajikan habis. - Kaji penyebab klien klien. dengan selera - Keadaan umum tidak selera makan. - Untuk membantu makan menurun klien baik. perawat dalam karena saat menelan terasa sakit, diet yang disajikan hanya habis porsi, klien tampak bermalas-malasan saat makan klien mual dan muntah, TB : 165 cm, BBL : 50 kg, BB sekarang : 45 kg, Keadaan umum klien lemah palpasi perut kembung. membuat rencana tindakan sesuai dengan masalah klien. - Untuk menghindari mual.

- Beri klien makan dalam porsi kecil tetapi sering. - Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi. - Auskultasi daerah abdomen klien. - Kolaborasi dengan dokter ahli gizi dalam pemberian

- Memberi klien makan dalam porsi kecil tetapi sering. - Menghidangkan makanan dalam - Untuk meningkatkan keadaan hangat dan selera makan klien. - Untuk mengetahui peristaltik usus klien. - Untuk mengetahui jenis diet yang menarik. - Mengauskultasi daerah abdomen klien. P

- Mengkolaborasikan jenis diet oleh dokter ahli gizi.

diet. 3.

sesuai dengan kebutuhan klien. - Mengkaji kebutuhan istirahat tidur klien S - Menjelaskan pada klien pentingnya istirahat tidur. O: - Mengakaji keadaan umum klien

Gangguan pola Kebutuhan - Kaji pemenuhan - Untuk mengetahui tidur berhubungan istirahat tidur kebutuhan istirahat istirahat tidur klien dengan factor terpenuhi tidur klien. yang adekuat. internal stress dengan kriteria - Jelaskan pada klien - Untuk membantu psikologis ditandai hasil : akan pentingnya pemenuhan dengan klien - Klien dapat istirahat tidur. kebutuhan istirahat mengatakan takut tidur nyenyak. tidur klien. akan penyakitnya, - Tidur malam 7- - Kaji keaadan umum - Untuk mengetahui klien sering 8 jam. klien. tingkat kesehatan terbangun tengah - Klien tampak klien. malam, klien segar. - Kaji penyebab klien - Untuk mengetahui tampak pucat, - keadaan umum tidak dapat tidur. istirahat tidur yang tidur malam tampak baik. - Kaji jumlah jam seimbang. 5jam, tidur siang tidur klien dalam 1 - Untuk mengetahui 2 jam/hari, klien hari. jam tidur yang sering menguap - kaji kwalitas tidur normal. pada siang hari. klien. - Untuk mengetahui - kaji selera dan lingkar hitam di sekitar mata. istirahat tidur. - Untuk mengetahui istirahat tidur yang cukup.

- Mengkaji klien tidak A bisa tidur kr - Mengkaji jumlah - Ti jam tidur klien dalam 1 hari - Mengkaji kwalitas tidur klien.

- Megkaji selera dan P lingkar hitam disekitar mata klien. - Memberikan - berikan kompres kompres hangat hangat pada daerah - Untuk pada daerah perut. menghilangkan rasa abdomen klien. nyeri pada daerah - Menganjurkan pada - Anjurkan pada klien perut klien. klien untuk berdoa, berdoa sebelum tidur. - Memberi rasa sesuai dengan agama nyaman dan yang dianutnya. meningkatkan - Memberikan suasana mekanisme koping. lingkungan yang - Untuk membantu pemenuhan istirahat tidur. nyaman.

- Berikan suasana lingkungan yang nyaman.

4.

Intoleransi Gangguan - Kaji kemampuan - Mencegah terjadinya - Mengkaji aktivitas sehariaktivitas klien dalam kelelahan yang kemampuan klien S hari berhubungan teratasi, dengan melakukan aktivitas. berlebihan. dalam melakukan dengan kelemahan kriteria hasil : - Bantu klien dalam - Mencegah terjadinya aktivitas umum ditandai - Klien mampu melakukan aktivitas. kelelahan otot saat - Membantu klien O : dengan klien melakukan melakukan aktivitas. dalam melakukan mengatakan aktivitasnya - Mendorong klien aktivitas semenimal mudah lelah tanpa bantuan - Anjurkan tehnik untuk mencegah mungkin setelah melakukan orang lain. menghemat energy kelemahan. - Menganjurkan aktivitas sehari- Istirahat yang cukup tehnik hemat energy hari seperti nutrisi, eliminasi dank lien sering berkeringat. - Anjurkan pada klien untuk istirahat yang adekuat.

dapat mempercepat pada klien. A penyembuhan - Menganjurkan penyakitnya. kepada klien untuk P istirahat secara adekuat

5.

Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurangnya sumber informasi ditandai dengan klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakit dan pengobatannya, klien tampak agak bingung, klien sering bertanyatanya apakah penyakitnya akan sembuh seperti

Pengetahuan - Ajak klien - Dengan mengkaji - Mengajak klien klien bertambah berkomunikasi tingkat pengetahuan berkomunikasi tentang tentang pengetahuan klien, diharapkan tentang tingkat

penyakitnya klien dengan klien mengerti pengetahuan klien dengan criteria menanyakan proses tentang proses dengan menanyakan hasil : pengobatannya. pengobatan pendidikannya. O : - Klien tidak - Ciptakan lingkungan penyakitnya. bertanya lagi saling percaya - Menciptakan tentang dengan klien yaitu - Untuk mendapatkan lingkungan saling penyakit dan dengan cara informasi yang percaya dengan pengobatannya. memperkenalkan adekuat dari klien klien yaitu dentgan - Klien diri dan terus tentang penyakitnya. cara mengerti mendampingi klien/ memperkenalkan P tentang proses mengadakan diri dan terus pengobatan dan pendekatan. mendampingi klien/ perawatan mengadakan penyakitnya. - Informasikan pada pendekatan. klien tentang - Untuk menambah - Menginformasikan penyakitnya, pengetahuan klien pada klien tentang penyebab dan tentang penyakitnya. proses penyakitnya,

sediakala.

pengobatannya. - Jelaskan pada - Dengan memberikan keluarga secara dukungan berkelanjutan bahwa diharapkan klien penyakitnya bisa yakin bahwa lebih membaik jika penyakitnya akan klien tetap menjaga sembuh. kebersihan :diet MII dan minum obat teratur.

penyebab, dan pengobatannya. - Menjelaskan pada keluarga secara berkelanjutan bahwa penyakitnya bisa lebih jika klien tetap menjaga kebersihan : diet MII : dan minum obat teratur.

BAB IV PENUTUP
Dari hasil pengkajian sampai dengaan evaluasi keperawatan yang dilakukan kepada An. N. dengan gangguan system pencernaan : Thypoid fever di Ruang Catalia RSU. IPI. Medan, antara teoritis dan kasus, maka pada kesempatan ini penulis akan menarik beberapa kesimpulan dan memberikan beberapa saran sesuai dengan penerapan proses keperawatan yang penulis lakukan pada klien sebagai berikut : 4.1 KESIMPULAN 1. Pengkajian dilakukan berdasarkan teori Doenges, Pengkajian dilakukan terhadap aktivitas/istirahat, sirkulasi, integrita ego, eliminasi makanan/cairan, hygine, nyeri/kenyamanan, keamanan, seksualitas dan interaksi social. 2. Mengkaji klien gangguan system pencernaan didapatkan keluhan seperti demam, muntah, nafsu makan menurun, data ini dapat di kumpulkan karena adanya kerjasama yang baik antara klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya. 3. Perencanaan keperawatan yang penting untuk klien thypoid Fever adalah anjuran os banyak istirahat, melaksanakan program therapy pengobatan. 4. Pelaksaan tindakan keperawatan pada klien Thypoid Fever dititik beratkan supaya klien mendapat istirahat yang cukup dan memberikan obat secara teratur.

5. Pada tahap evaluasi yang diperoleh setelah perawatan selama di RSU. IPI Medan pada Ny. S masalah yang didapat sehingga sebagian teratasi dengan baik dianjurkan kepada klien untuk mengontrol tekanan darahnya ke Rumah sakit secara rutin.

4.2 SARAN 1. Pada perawat diharapkan agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan diruangan pada klien dan mampu melaksanakan keperawatan sehingga tercapai asuhan keperawatan yang optimal, serta kepada keluarga klien diharapkan dapat bekerja sama agar perawat mendapatkan informasi yang akurat tentang kondisi klien. 2. Dalam menentukan diagnose keperawatan yang tepat pada klien dengan thypoid fever harus diperhatikan sifat masalah keperawatan berorientasi pada kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow namun prioritas masalah kesehatan ini dapat bersifat fleksibel sesuai situasi dan kondisi kasus. 3. Dalam merencanakan tindakan keperawatan yang tepat harus mengarah kepada tujuan yang akan dicapai dan hendaknya perencanaan direncanakan sesuai dengan kondisi dan situasi kasus. 4. Berhasilnya pelaksanaan keperawatan keperawatan tergantung pada adanya kerjasama yang baik antara perawat dam tim kesehatan lainnya. 5. Diharapkan terhadap mahasiswa/I dan perawat ruangan dapat bekerjasama dalam pelaksanaan tindakan keperawatan di ruangan baik dimulai sejak pembuatan asuhan keperawatan. 6. Diharapkan terhadap Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia supaya melengkapi fasilitas Rumah Sakit, antara lain, pagar tempat tidur pasien diruang bangsal, barometer dan alat-alat medis lainnya, agar mampu menghadapi persaingan di era globalisasi. 7. diharapkan kepada dosen dan clinical instruktur di institusi dapat meningkatkan ilmu keperawatan pada masa yang akan dating.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges Marilynn, E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi VII, Jakarta, EGC.

Mansjoer Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid I, Jakarta, EGC. Ngatisyah, 1999, Perawatan Anak Sakit, Edisi II, Penerbit Buku Kedokteran, ECG. Zulkarnain Iskandar, 2006, Pertemuan Ilmia Tahun Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta ECG.

LAMPIRAN II CATATAN PERKEMBANGAN


Hari Nama Umur : I : An. N : 18 tahun No Diagnosa 1

Diagnosa

: Demam Thypoid

Ruangan : Catalia IMPLEMENTASI EVALUASI

Hari/ Tanggal Senin 06-12-2010

Pukul : 07.30 wib S : Klien mengatakan tubuhnya - Mengukur tanda-tanda vital panas, tidak selera makan klien karena mual, tidak bias tidur - Mengompres klien dengan karena adanya nyeri pada air hangat di daerah daerah perut, tidak dapat kening, ketiak dan paha. melakukan aktivitasnya - Memberi klien banyak sendiri, dank lien belum minum air hangat. mengerti tentang proses Pukul : 08.00 wib penyakit dan pengobatannya. - Sesuai dengan hasil O : - Klien tampak lemah TD : kolaborasi dokter 110/70 mmhg, memberikan paracetamol 3 RR : 22 x/menit, x 1 mg/hari, cipro 2 x 1 HR : 86 x/menit,

dan pemasangan infuse Rl 20 gtt/menit. Pukul 08.25 wib - Menimbang berat badan klien setiap hari. - Mengkaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien - Mengkaji penyebab klien tidak selera makan - Menghidangkan makanan

Temp : 39C - Infus RL : 20 gtt/menit terpasang di tangan kiri klien. - Diet MII yang disajikan habis porsi, nafsu makan menurun. - Mual (+), BB : 45 kg, TB : 165 cm. - Klien tampak lemah dan pucat - Tidur malam 5 jam, sering

dalam keadaan hangat dan terbangun pada malam hari. menarik. - Klien dibantu sepenuhnya Pukul : 09.00 wib oleh perawat dan melakukan - Mengkaji kebutuhan aktivitas seperti kekamar istirahat tidur klien. mandi, BAB, BAK dan - Mengkaji keadaan umum mengganti pakaian. klien. - Klien tampak gelisah pada - Mengkaji klien tidak bias waktu di ajak berbicara. tidur. A : Masalah belum teratasi - Mengkaji jumlah jam tidur P : Intervensi di lanjutkan klien dalam 1 hari. Pukul 09.30 wib - Mengkaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas. - Semenimal mungkin. - Menganjurkan kepada klien untuk istirahat secara adekuat. Pukul 10.30 wib - Mengajak klien berkomunikasi tentang tingkat pengetahuan klien dengan menanyakan pendidikannya

- menciptakan lingkungan saling percaya dengan klien yaitu dengan cara memperkenalkan diri dan terus mendampingi klien/ mengadakan pendekatan. - Menginformasikan pada klien tentang proses penyakitnya, penyebab, dan pengobatannya. 7 Pukul : 11.30 wib - Mengkaji tingkat nyeri pada klien. - Memberikan kompres panas atau dingin pada area yang sakit. Pukul 12.30 wib - Mengkaji respon klien terhadap tindakan pengendalian nyeri. - Memberikan aktivitas pengaliha sesuai dengan kemampuan klien.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari : II Diagnosa : Demam Thypoid Ruang : Catalia

Nama : An. N Umur : 18 Tahun

Hari/ Tanggal Selasa 07-12-2010

No. Diagnosa 1

IMPLEMENTASI

EVALUASI

Pukul : 07.30 wib S : Klien mengatakan panasnya - Mengukur tanda-tanda telah berkurang, sudah mulai vital klien selera makan karena mual - Mengompres klien dengan sudah mulai berkurang, mulai air hangat di daerah bisa tidur nyenyak, mulai dapat kening, ketiak dan paha. melakukan aktivitas sendiri, - Memberi klien banyak dank lien mulai mengerti minum air hangat. tentang proses penyakit dan Pukul : 08.00 wib pengobatannya. - Sesuai dengan hasil O : - klien menunjukan peningkatan kolaborasi dokter kekuatan TD : 110/70 mmHg, memberikan paracetamol RR : 20 x/menit, temp : 38C 3 x 1 mg/hari, cipro 2 x 1 - Infus RL : 20 gtt/menit dan pemasangan infuse terpasang di kiri klien. RL 20 gtt/menit. - Diet yang disajikan habis Pukul : 08.25 wib porsi, nafsu makan mulai - Menimbang berat badan bertambah. klien setiap hari. - Mual (-), BB : 46 kg, TB : 165 - Mengkaji Pemenuhan cm. kebutuhan nurtrisi klien - Klien menunjukan peningkatan - mengkaji penyebab klien kekuatan otot tidak selera makan - Tidur malam 6 jam - Menghidangkan makanan - Klien sekali terbangun pada dalam keadaan hangat dan malam hari. menarik - Sclera masih agak kemerahPukul 09.00 wib merahan. - Mengkaji kebutuhan - Klien masih dibantu oleh istirahat tidur klien sebagian perawat dan keluarga - Mengkaji keadaan umum dalam melakukan aktivitas klien seperti ke kamar mandi, BAB, - Mengkaji klien tidak BAK, dan mengganti pakaian. bias tidur - Klien masih mengajukan - Mengkaji jumlah jam tidur beberapa pertanyaan tentang

klien dalam 1 hari. Pukul : 09.30 wib - Mengkaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas - membantu klien dalam melakukan aktivitas semenimal mungkin - Menganjurkan kepada klien untuk istirahat secara adekuat Pukul : 10.30 wib - Mengajak klien berkomunikasi tentang tingkat pengetahuan klien dengan menanyakan pendidikannya. - Menciptakan lingkungan saling percaya dengan klien yaitu dentgan cara memperkenalkan diri dan terus mendampingi klien/ mengadakan pendekatan. - Menginformasikan pada klien tentang proses penyakitnya, penyebab, dan pengobatannya. Pukul : 11.30 wib - Mngkaji tingkat nyeri pada klien - Memberikan kompres panas atau dingin pada area yang sakit. Pukul : 12.30 wib - Mengkaji respon klien

proses penyakit dan pengobatannya. - Klien tampak tenang pada waktu diajak berbicara. A : Masalah sebagian teratasi. P : Intervensi di lanjutkan.

terhadap tindakan pengendalian nyeri - Memberikan aktivitas pengalihan sesuai dengan kemampuan klien.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari : III Nama : An. N Umur : 18 Tahun Hari/ Tanggal Rabu 08-12-2010 No. Diagnosa 1

Diagnosa : Demam Thypoid Ruang : Catalia IMPLEMENTASI Pukul : 07.30 wib - Mengukur tanda-tanda vital klien EVALUASI S : Klien mengatakan suhu tubuhnya menurun, sudah selera makan, klien mulai

- Mengompres klien dengan dapat melakukan aktivitasnya air hangat di daerah sendiri dan klien sudah kening, ketiak dan paha. mengerti tentang proses - Memberi klien minum air penyakit dan pengobatannya. hangat. O :- Klien tampak segar dan ceria, Pukul : 08.00 wib TD : 120/80mmHg, RR : 20 - Sesuai dengan hasil x/menit, HR : 80 x/menit, kolaborasi dokter Temp : 37C. memberikan paracetamol - Diet yang disajikan sudah habis 3 x1 mg/hari, cipro 2x 1 1 porsi dan pemasangan infus RL - Nafsu makan mulai meningkat 20 gtt/menit - Mual hilang, BB : 50 kg, TB : Pukul 08.25 wib 165 cm. - Menimbang berat badan - Tidur malam 6-7 jam klien setiap hari - Sklera mata berwarna putih - Mengkaji pemenuhan - Klien mulai dapat

kebutuhan nutrisi klien melakukan aktivitas sendiri - Mengkaji penyebab klien seperti BAB, BAK, dan tidak selera makan mengganti pakaian - Menghidangkan makanan - Klien tidak bertanya-tanya lagi dalam keadaan hangat dan tentang penyakitnya menarik - Klien tampak rileks Pukul 09.00 wib - Klien sudah mengerti tentang - Mengkaji kebutuhan proses penyakit dan istirahat tidur klien pengobatannya - Mengakaji keadaan umum - Klien tampak tenang pada klien waktu diajak berbicara - Mengkaji klien tidak bisa A : Masalah teratasi tidur P : Intervensi dihentikan - Mengkaji jumlah jam tidur klien dalam 1 hari Pukul 09.30 wib - Mengkaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas - Membantu klien dalam melakukan aktivitas seminimal mungkin - Menganjurkan kepada klien untuk istirahat secara adekuat Pukul 10.30 wib - Mengajak klien berkomunikasi tentang tingkat pengetahuan klien dengan menanyakan pendidikannya - Menciptakan lingkungan saling percaya dengan klien yaitu dengan cara memperkenalkan diri dan

terus mendampingi klien atau mengadakan pendekatan. - Menginformasikan pada klien tentang proses penyakitnya, penyebab dan pengobatannya.

Asuhan keperawatan adalah factor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitas dan preventif perawatan kesehatan. Ketika pasien memasuki system pelayanan kesehatan, perawat menggunakan dengan langkah-langkah pada proses keperawatan, mengumpulkan data, mengidentifikasi masalah. Kebutuhan diagnose keperawatan) menetapkan tujuan-tujuan mengidentifikasi hasil dan memilih intervensi keperawatan untuk mencapai hasil serta tujuan ini. (Doengoes : 2000). Proses keperawatan terdiri dari: 1. Pengkajian Pengkajian adalah langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan dari proses keperawatan tersebut. Pengkajian harus dilakukan secara teliti sehingga didapatkan informasi yang tepat. Ada beberapa faktor yang harus diperhatiakn antara lain: Faktor Presipitasi dan Predisposisi Faktor presipitasi dari demam typhoid adalah disebabkan oleh makanan yang tercemar oleh salmonella typhoid dan salmonella paratyphoid A, B dan C yang ditularkan melalui makanan, jari tangan, lalat dan feses, serta muntah diperberat bila klien makan tidak teratur. Faktor predisposisinya adalah minum air mentah, makan makanan yang tidak bersih dan pedas, tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, dari wc dan menyiapkan makanan 2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah penulisan klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas tentang masalah kesehatan/ proses keperawatan yang actual dan potensial (Doengos, dkk.:2000). Diagnosa yang mungkin muncul pada klien typhoid adalah : a. Resiko tinggi gangguan ketidak seimbangan volume cairan dan elektrolit, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hipertermia dan muntah

b.

Resiko tinggi gangguan ketidak seimbangan volume cairan dan elektrolit, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hipertermia dan muntah

c. d. e. f.

Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik Resiko tinggi infeksi sekunder berhubungan dengan tindakan invasive Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak adekuat

3.

Perencanaan

Menurut Carperito dan Moyet, (2007 : 83) perencanaan dalam proses keperawatan adalah metode pemberian langsung kepada klien terdiri atas tiga fase yaitu menentukan prioritas, merumuskan tujuan dan membuat intervensi keperawatan. Berdasarkan diagnosa keperawatan secara teoritis, maka rumusan perencanaan keperawatan pada klien dengan typhoid, adalah sebagai berikut: Diagnosa. 1 Resiko tinggi gangguan ketidak seimbangan volume cairan dan elektrolit, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hipertermia dan muntah. Tujuan Ketidak seimbangan volume cairan tidak terjadi Kriteria hasil Membran mukosa bibir lembab, tanda-tanda vital (TD, S, N dan RR) dalam batas normal, tanda-tanda dehidrasi tidak ada Intervensi Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering, turgor kulit tidak elastis dan peningkatan suhu tubuh, pantau intake dan output cairan dalam 24 jam, ukur BB tiap hari pada waktu dan jam yang sama, catat laporan atau hal-hal seperti mual, muntah nyeri dan distorsi lambung. Anjurkan klien minum banyak kira-kira 2000-2500 cc per hari, kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, K, Na, Cl) dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan tambahan melalui parenteral sesuai indikasi.

Diagnosa. 2 Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat Tujuan Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi Kriteria hasil Nafsu makan bertambah, menunjukkan berat badan stabil/ideal, nilai bising usus/peristaltik usus normal (6-12 kali per menit) nilai laboratorium normal, konjungtiva dan membran mukosa bibir tidak pucat. Intervensi Kaji pola nutrisi klien, kaji makan yang di sukai dan tidak disukai klien, anjurkan tirah baring/pembatasan aktivitas selama fase akut, timbang berat badan tiap hari. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering, catat laporan atau hal-hal seperti mual, muntah, nyeri dan distensi lambung, kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet, kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium seperti Hb, Ht dan Albumin dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik seperti (ranitidine).

Diagnosa 3 Hipertermia Tujuan Hipertermi teratasi Kriteria hasil Suhu, nadi dan pernafasan dalam batas normal bebas dari kedinginan dan tidak terjadi komplikasi yang berhubungan Intervensi Observasi suhu tubuh klien, anjurkan keluarga untuk membatasi aktivitas klien, beri kompres dengan air dingin (air biasa) pada daerah axila, lipat paha, temporal bila terjadi panas, anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti katun, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik. dengan masalah typhoid. berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi

Diagnosa 4 Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik Tujuan Kebutuhan sehari-hari terpenuhi

Kriteria hasil Mampu melakukan aktivitas, bergerak dan menunjukkan peningkatan kekuatan otot. Intervensi Berikan lingkungan tenang dengan membatasi pengunjung, bantu kebutuhan sehari-hari klien seperti mandi, BAB dan BAK, bantu klien mobilisasi secara bertahap, dekatkan barang-barang yang selalu di butuhkan ke meja klien, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin sesuai indikasi.

Diagnosa 5 Resiko Tujuan Infeksi tidak terjadi Kriteria hasil Bebas dari eritema, bengkak, tanda-tanda infeksi dan bebas dari sekresi purulen/drainase serta febris. Intervensi Observasi tanda-tanda vital (S, N, RR dan RR). Observasi kelancaran tetesan infus, monitor tanda-tanda infeksi dan antiseptik sesuai dengan kondisi balutan infus, dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti biotik sesuai indikasi. tinggi infeksi sekunder berhubungan dengan tindakan invasive

Diagnosa 6 Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak adekuat Tujuan Pengetahuan keluarga meningkat Kriteria hasil Menunjukkan pemahaman tentang penyakitnya, melalui perubahan gaya hidup dan ikut serta dalam pengobatan. Intervensinya Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan keluarga klien tentang penyakit anaknya, Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan klien, beri kesempatan keluaga untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti, beri reinforcement positif jika klien menjawab dengan tepat, pilih berbagai strategi belajar seperti teknik ceramah, tanya jawab dan demonstrasi dan tanyakan apa yang tidak di ketahui klien, libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klien

4.

Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kategori dan prilaku keperawatan, dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencaspai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan Potter dan Perry (1999) pelaksanaan mencakup melakukan, membantu atau mengarahkan kinerja aktivitas seharihari dengan kata lain pelaksanaan mencangkup melakukan, membantu atau mengarahkan kinerja aktivitas sehari-hari.

5.

Evaluasi

Evaluasi merupakan keputuana atau pendapat tentang Carpenito dan Moyet (2007) sedangkan menurut Rubenfeld dan Scheffer (1999). Evaluasi adalah tindakan memeriksa setiap aktivitas dan apakah hasil yang diharapkan telah tercapai. Adapun tipe-tipe evaluasi yang harus perawat lakukan dalam asuhan keperawatan kepada klien meliputi : evaluasi masalah kolaboratip yaitu mengumpulkan data yang telah dipilih, membandingkan data untuk mencapai data normal. Menilai data yang di dapat dengan nilai normal. Evaluasi diagnosis keperawatan dan peningkatan pencapaian tujuan dan evaluasi dari status perencanaan keperawatan dan hasil yang di dapat. Berdasarkan implementasi yang di lakukan, maka evaluasi yang di harapkan untuk klien dengan gangguan sistem pencernaan typhoid adalah : tanda-tanda vital stabil, kebutuhan cairan terpenuhi, kebutuhan nutrisi terpenuhi, tidak terjadi hipertermia, klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri, infeksi tidak terjadi dan keluaga klien mengerti tentang penyakitnya.

BAB III
LAPORAN KASUS

Pada bab tiga ini penulis akan membahas laporan kasus pada Ny.B dengan gangguan system pencernaan : Typhoid Fever diruang Isolasi (H) Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak

A. Pengkajian
1. Identitas Klien Nama Jenis Kelamin Umur Agama Pendidikan Alamat Ststus perkawinan Suku Bangsa Pekerjaan Ruangan Rawat Dianosa medis Tanggal Masuk Tanggal Pengkajian No. RM Jam Pengkajian : Ny. B : Perempuan : 33 tahun : Islam : SD : Jl. Adisucipto Pontianak, : Janda : Melayu : Karyawan Swasta : Ruangan Isolasi (H) : Typoid Fever : 11 April 2012 : 16 April 2012 : 587827 : Jam 08.00 WIB.

2. a.

Riwayat Kesehatan Klien Kesehatan Masa Lalu : Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit maag dan malaria.

b. 1)

Riwayat Kesehatan Sekarang : Keluhan utama / alasan masuk rumah sakit : Klien mengatakan muntah 5 x dalam sehari dan demam sejak 6 hari yang lalu, pusing (berputar-putar), sesak nafas, typus, menggigil. Keluhan waktu di data : Klien mengatakan menggigil, nafsu makan berkurang, mual dan muntah, nyeri pada ulu hati saat bergerak. P : Nyeri pada abdomen Q : ditusuk-tusuk R : Nyeri pada epigastrium S : 6 (sedang)

2)

T : Berkala tak menentu c. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit keturunan. Struktur Keluarga / Genogram
33

d.

Keterangan Laki-laki Perempuan Pasien Meninggal : : : :

Tinggal satu rumah :

e. 1)

Data Biologis Pola nutrisi

mah

: Klien mengatakan makan dan minum 3 x sehari dengan menu makanan berbeda. BB 48 kg : Klien mengatakan makan dengan porsi ditentukan di RS sangatlah tidak nyaman baginya dan terasa mual dan muntah saat makan, klien hanya menghabiskan makan 4-6 sendok saja. BB 46 kg

mah sakit

2) : : 3) : :

Pola minum Klien mengatakan minum 7-8 gelas/ hari. Klien mengatakan hanya minum 1-3 gelas/ hari hari Pola eliminasi Klien mengatakan biasanya BAB 1-2 kali perhari dan BAK 3-4 kali perhari. Klien mengatakan selama di RS BAB hanya 2-3 kali dalam seminggu dan BAK 2-3 kali perhari.

ah

ah sakit

mah

mah sakit

4) :

Pola istirahat dan tidur Klien mengatakan tidur pada malam hari 8 jam dan sering terbangun dikarenakan nyeri pada ulu hati.

mah

mah sakit

Klien mengatakan tidur tidak lama 5-6 jam saja karena klien merasa gelisah dan merasakan nyeri pada ulu hati.

5)

Pola kebersihan

mah

: Klien mengatakan mandi 2-3 kali sehari dengan menggunakan sabun dan shampo. : Di rumah sakit klien mengatakan mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun dan menggosok gigi. 6) Pola aktivitas : Klien mengatakan aktivitas dirumah membersihkan perkarangan rumah sebagai rutinitas tiap pagi dan ikut gotong royong dengan warga (bakti social).. : Klien mengatakan hanya bisa terbaring lemah, makan dan minum saja.Skala aktivitas 2 (50% dibantu)

mah sakit

mah

mah sakit

f. 1. 2.

Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Kesadaran GCS = 15 : Klien lemah : Compos Mentis E:4 : RR : 20 x/menit N : 102 x/menit M:5 V:6

3.

Tanda-tanda vital TD : 110/80 mmHg S : 38 C

BB : 46 kg

4. a) :

Pemeriksaan Persistem : Sistem Pernafasan Bentuk simetris, tidak ada massa dan sputum pergerakan paru kanan dan kiri normal dengan frekuensi 20 kali/ menit .

nspeksi

Palpasi

: : : b) : : : :

Tidak ada nyeri tekan, pada sinus prontalit maksilanus nyeri tekan tidak ada Bunyi resonan pada lapang dada. Normal Sistem Kardiovaskuler: Dada simetris, tidak ada pembesaran dada kanan atau kiri Tidak ada nyeri tekan, dengan frekuensi nadi 102 x/ menit Tidak terdengar suara pekak Terdengar suara jantung S1 (lub) dan S2 (dub), Gallop (-), Murmur (-). c) Sistem Persyarafan

Perkusi

Auskultasi

nspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

1)

Nervus olfaktorius

: Penciuman Normal

: Penglihatan klien normal dan jelas : Pergerakan bola mata klien normal dan klien tidak juling 4) 5) Nervus trochlearis Nervus trigeminus : Normal : Normal

us.

: Sensasi wajah baik dan normal : Gerakan otot wajah klien baik 8) 9) Nervus vestibulokoklealis Nervus glasofaringius : Normal : Rasa ; Normal : Reflek menelan baik : Gerakan otot baik : Gerakkan lidah baik

10) Nervus vagus 11) Nervus aksesorius 12) Nervus Hipoglosus

d) Sistem Pencernaan : : : : Bentuk mulut simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis Terdapat nyeri tekan pada abdomen atas atau bagian ulu hati skala 5 Timpani Bising usus 20 x/m e) Sistem Perkemihan : : Klien mengatakan bentuk alat kelaminnya normal. Tidak ada nyeri tekan pada vesita urinaria f) Sistem Pengindraan (1) Mata Inspeksi : Palpasi : Bentuk simetris, konjungtiva berwarna merah muda penglihatan baik, tidak ada alat bantu penglihatan. Tidak terdapat nyeri tekan

nspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

nspeksi

Palpasi

(2) Hidung Inspeksi : Palpasi Bentuk simetris, tidak ada massa dan sputum

: Tidak terdapat nyeri tekan (3) Pendengar

Inspeksi : Palpasi :

Bentuk simetris terdapat serumen, dengan pendengaran baik Tidak terdapat nyeri tekan

(4) Pengecap

Inspeksi : Palpasi :

Mukosa bibir lembab, bibir simetris dan tidak terlihat bercak putih atau kotor. Tidak ada nyeri tekan pada leher dan reflek menelan

(5) Peraba Inspeksi : Palpasi : Tidak ada kelainan Klien bisa membedakan antara panas dan dingin

g) Sistem Endokrin Pembesaran kelenjar thiroid : Tidak ada pembesaran

Pemebesaran kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran Hiperglikemia Hipoglikemia : tidak ada masalah : tidak ada masalah

k) a. Bawah

Sistem Muskulokeletal dan integument Atas : Pada tangan kiri terpasang infuse RL 20 tpm.

: Tidak ada oedema pada tangkai, kekuatan otot kiri. kanan. Kekuatan otot: 5 5 5 5

l) Inspeksi Palpasi

Sistem Integumen : Warna kulit kuning langsat, kulit bersih tidak keriput : Tidak terdapat nyeri tekan dan kulit tidak kasar.

g.

Data Psikologis 1) Status emosi : Klien selalu sabar dengan penyakit yang di derita. Klien selalu tetap pada penderitaanya dalam bekerja, klien bangga dengan pekerjaanya selama ini karena dapat membantu keluarga. Klien berkomunikasi dengan baik dan menggunakan bahasa melayu. 3) Gaya komunikasi : Pola interaksi klien baik,mudah diajak bicara dengan keluarga, perawat, maupun orang lain. 4) Pola interaksi : Klien tampak sedikit cemas dengan kondisi penyakit yang dialaminya. Keluarga klien selalu sabar dan

2)

Konsep diri

5)

Pola koping

selalu

memberikan

support

dan

berdoa

untuk

kesembuhan klien.

h.

Data Sosial 1. Pendidikan dan pekerjaan : Klien tamatan SD dan bekerja di bidang swasta. 2. Hubungan sosial : Klien selalu ramah dengan tetangga dan orang disekitar lingkunganya. 3. Faktor sosiokultural : Tradisi dalam keluarga tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan. 4. Gaya hidup : Tidak ada kebiasaan klien yang dapat merugikan kesehatan, seperti klien tidak merokok, beralkohol tidak minum-minuman

i.

Data Spiritual Klien beragama islam, dan klien rajin sembahyang atau sholat tepat waktu Data Penunjang (Laboratotium, Radiologi) Sewaktu April 2011

j.

Jenis pemeriksaan WBC

Hasil 6,2 k/ul

Normal 4,0 12,0 k/ul

Lym MID Gra Lym %

2,3 k/ul 0,3 k/ul 3,6 k/ul 37,8 %

2,0 8,0 k/ul 1,6 5,0 k/ul 0,1 1,0 k/ul 50,0 80,0 k/ul

k.

Pengobatan RL Cefotaxime Ranitidin Ondansetron Paracetamol Antrain : 20 tetes/menit : 3 x 1 gr/iv : 3 x 4 gr/iv : 3 x 1 gr/iv : 3 x 1 tablet : 2 x 1 amp/iv

l) Analisa Data No Data Etiologi Proses perjalanan penyakit Masalah Hipertermi

Ds 1 : Klien mengatakan demam sudah 6 hari TTV : TD : 110/80 mmHg RR : 20 x/menit N : 102 x/menit S : 38 C Do : Klien terlihat lemah dan gelisah 2Ds : Klien mengatakan nyeri pada ulu hati P : Nyeri pada abdomen Q : ditusuk-tusuk R : Nyeri pada epigastrium S : 6 (sedang) T : Berkala tak menentu Do: Klien terlihat meringis

Peningkatan asam lambung

Nyeri epigastrium

Klien gelisah Anoreksia Perubahan pola nutrisi dari tubuh kurang kebutuhan

Ds 3 : Klien mengatakan nafsu makan berkurang, terasa mual dan muntah Do : - Klien tampak mengeluh dan meringis - BB sebelum masuk 48 kg - BB Sesudah masuk 46 kg - Klien hanya menghabiskan 4-6 sendok makan

B. Diagnosa Keperawatan Setelah dilakukannya pengkajian dan analisa data, maka tahap selanjutnya perumusan diagnosa keperawatan adapun diagnose yang muncul pada Ny. B dengan Hipertensi diruangan Isolasi (H) Di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianakadalah: 1. Hipertermi berhubungan dengan proses perjalanan penyakit Do : Klien terlihat lemah dan gelisah Ds : Klien mengatakan demam sudah 6 hari TTV : TD : 110/80 mmHg RR : 20 x/menit N : 102 x/menit S : 38 C 2. Nyeri epigastrium berhubungan dengan asam lambung yang meningkat Ds : Klien mengatakan nyeri pada ulu hati Do: - Klien terlihat meringis - Klien gelisah 3. Anoreksia berhubungan dengan perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Ds : Klien mengatakan nafsu makan berkurang, terasa mual dan muntah Do :- Klien tampak mengeluh dan meringis BB sebelum masuk 48 kg

BB Sesudah masuk 46 kg Klien hanya menghabiskan 4-6 sendok makan

C. Intervensi Dalam tahap ini dirumuskan tujuan dan intervensi berdasarkan diagnosa keperawatan yang ada pada Ny. B dengan Tipoid Fever diruangan Isolasi (H) Di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak. No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil 1 Hipertermi berhubungan dengan penyakit Do : Klien terlihat lemah dan tubuh klien normal gelisah dengan Ds : Klien mengatakan demam hasil : sudah 6 hari - Suhu tubuh TTV : TD : 110/80 mmHg - Klien RR : 20 x/menit tenang N : 102 x/menit S : 38 C 2 Nyeri epigastrium berhubungan dengan asam lambung yang meningkat DS : Klien mengatakan nyeri pada ulu hati DO : Klien terlihat meringis Klien gelisah Setelah tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam. Diharapkan Antibiotik panas klien terlihat Piresik dan menurunkan 36 C 3. Kolaborasi 3. Untuk membantu pemberian obat menit nutrisi tubuh kriteria 20 tetes per kebutuhan tetesan infuse membantu proses perjalanan Setelah dilakukan 1. Berikan 1. Untuk menurunkan panas klien 2. Untuk Intervensi Rasional

perawatan selama 1 x 24 jam

kompres hangat basah

diharapkan

suhu 2. Monitoring

1. dilakukan

Kaji skala nyeri

1. Untuk mengetahui tingkat nyeri skala

2. nyeri

Berikan posisi 2. Untuk nyaman


membantu mengurangi nyeri

klien hilang dengan criteria hasil : Skala nyeri 1 Klien terlihat santai3.

Kolaborasi

3. Untuk

dengan dokter pemberian obat analgesik


3 Anoreksi berhubungan dengan perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh DS : Klien mengatakan nafsu makan berkurang, terasa mual dan muntah DO : - Klien tampak mengeluh dan meringis - BB sebelum masuk 48 kg - BB Sesudah masuk 46 kg Setelah tindakan keperawatan 3 x 24 2. Kolaborasi jam klien dan menganjurkan makan tapi sering

mengurangi nyeri

dilakukan 1. Kaji pola nutrisi 1. Agar mengeathui porsi makan klien

diharapkan tidak muntah mual

sedikit 2. Agar makan klien kembali normal

dengan 3. Kolaborasi dengan

criteria hasil : Klien mau makan Klien terlihat lahap saat makan

dokter 3. Agar pemberian gizi sesuai kebutuhan tubuh

untuk pemberian obat suplemen

- Klien hanya menghabiskan 4-6 sendok makan

D. Implementasi Dalam tahap ini penulis akan menguraikan pelaksanaan dari kasus Ny. B dengan Typhoid Fever diruangan Isolasi (H) Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso No No 1 Hari/Tanggal Dx Senin 16-04-12 08.00 08.30 I D : Klien mengatakan demam sudah 6 hari A: Berikan kompres hangat basah Implementasi (DAR) Paraf

F. Loling

08.40

Monitoring tetesan infuse 20 tetes per menit

08.45

Kolaborasi pemberian obat anti piretik dan Antibiotik R:

09.00

Kompres hangat basah sudah diberikan Observasi tetesan infuse normal Pemberian obat sesuai dosis sudah diberikan

09.05

09.10

09.15

II

D : Klien mengatakan nyeri pada ulu hati

F. Loling

A: 09.20 09.25 09.30

Kaji skala nyeri Berikan posisi nyaman Kolaborasi dengan dokter pemberian obat analgesic R:

09.35 09.45

Klien terlihat tenang dan nyaman Klien tidak gelisah

09.50

III D : Klien mengatakan nafsu makan berkurang, terasa mual dan muntah A: Kaji pola nutrisi Kolaborasi menganjurkan makan sedikit tapi sering Kolaborasi dengan dokter untuk

F. Loling

09.55 10.00

10.10 -

pemberian obat suplemen BB klien 46 kg R:

10.15 10.20 10.30 2 Selasa 17-04-12 08.20 08.40 A: -

Klien terlihat santai dan tenang Klien ridak mual lagi Klien bisa makan secukupnya

D I : Klien mengatakan demam , Suhu tubuh klien 38 C

F. Loling

Melanjutkan

tindakan

memberikan

kompres hangat dingin 08.50 Mengkolaborasikan piretik R: 09.00 09.10 09.30 10.20 II D : Klien mengatakan nyeri pada ulu hati A: 10.25 10.30 10.35 Mengkaji skala nyeri Memberi posisi yang nyaman Mengkolaborasi analgesic R: 10.40 10.50 Skala nyeri klien 4-6 (sedang) Posisi semi fowler telah diberikan Klien merasa tenang pemberian obat F. Loling Klien tidak demam lagi Klien terlihat santai Suhu tubuh 36 C pemberian obat

11.00 11.35 III D : Klien mengatakan masih belum ada nafsu makan dan tidak mual muntah lagi A: Mengkaji pola nutrisi F. Loling

11.45 11.50

Mengkolaborasi makan sedikit tapi sering Menganjurkan klien untuk bayak minum air gula

12.00 -

R: Klien klien hanya menghabiskan 5-6 sendok saja

12.05

Klien masih mual muntah BB klien 46 kg

12.10 Rabu 18-04-12 08.00 A: 08.05 Melanjutkan tindakan memberikan D I : Klien mengatakan sudah tidak demam lagi, suhu tubuh klien 36C F. Loling

kompres hangat dingin Mengkolaborasikan pemberian obat anti piretik

08.20 08.25 08.30 08.35 08.45 -

R: Klien tidak demam lagi Klien terlihat santai Suhu tubuh 36 C

II D : Klien mengatakan masih nyeri pada ulu hati A: Mengkaji skala nyeri Memberi posisi yang nyaman Mengkolaborasi analgesic R: Skala nyeri klien 4-6 (sedang) Posisi semi fowler telah diberikan Klien merasa tenang pemberian obat

F. Loling

08.50 09.00 09.10

09.15 09.20

09.25

III D : Klien mengatakan sudah mau makan dan tidak mual muntah lagi A: Mengkaji pola nutrisi Mengkolaborasi makan sedikit tapi sering Menganjurkan klien untuk bayak minum air gula

F. Loling

09.30 09.35

09.45 09.50 10.00 -

R: Klien terlihat lahap saat makan Klien tidak mual muntah lagi BB klien naik jadi 47 kg

E. Evaluasi Dalam tahap ini penulis akan menguraikan pelaksanaan dari kasus Ny. B dengan Typhoid Fever diruangan Isolasi (H) Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

No No 1 Tanggal/jam Dx Senin 16-04-12 11.00 11.15 S : Klien mengatakan demam sudah 6 hari I O: Klien terlihat lemah dan gelisah, S = 38 C A : Masalah teratasi 11.20 P : Intervensi ditentukan I: 11.25 11.30 Memberikan kompres hangat basah Memonitoring tetesan infuse 20 tetes per menit Mengkolaborasi pemberian obat Anti piretik dan Antibiotik Perkembangan (SOAPIE)

Paraf F. Loling

E: 11.35 Klien terlihat tenang pada saat di kompres 11.40 Tetesan infuse berjalan dengan lancer Klien terlihat nyaman dan santai

11.45

11.50

Senin 16-04-12 12.05

S : Klien mengatakan tidak nyeri ulu hati II O: Klien terlihat santai Skala nyeri 6 A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan I : - Kaji skala nyeri

F. Loling

12.10 12.15

- Berkolaborasi dalam pemberian obat analgesik - Memberikan posisi yang nyaman

12.20

E: - Skala nyeri klien 6 Obat piretik telah diberikan

12.25 12.30 Senin 16-04-12 12.35 S : klien mengatakan mual muntah lagi dan III tidak nafsu makan F. Loling

O : - Klien terlihat lemah - BB sebelum masuk 48 kg

12.40 12.45 12.55

- BB Sesudah masuk 46 kg - Klien hanya menghabiskan 4-6 sendok makan A : Masalah belum teratasi

13.00 13.05

P : Intervensi dilanjutkan I: Mengkaji pola nutrisi Mengkolaborasi menganjurkan makan sedikit tapi sering Mengkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat suplemen Menganjurkan minum air gula secukupnya E: Klien tampak lemah Klien nampak mual dan muntah Klien enakan saat diberi air gula F. Loling

13.10

13.15 13.25

13.30

Selasa 17-04-12 12.00

S I : Klien mengatakan masih demam O: Klien terlihat pucat, S = 37 C A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi

Selasa 17-04-12 12.10

S II : Klien mengatakan tidak nyeri ulu hati O: Klien terlihat santai Skala nyeri 6 A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan

F. Loling

Selasa 17-04-12 12.20

III S : klien mengatakan kurang nafsu makan O : - klien masih mual BB sebelum masuk 48 kg - BB Sesudah masuk 46 kg - Klien hanya menghabiskan 4-6 sendok makan A : masalah teratasi sebagian

F. Loling

P : Intervensi dilanjutkan 3 Rabu 18-04-12 13.00 S I : klien mengatakan sudah tidak demam lagi O: klien santai, S = 36 C A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan Rabu 18-04-12 13.20 III S : klien mengatakan tidak mual muntah lagi dan nafsu makan sudah ada O:- Klien terlihat lahap pada saat makan - BB Sesudah naik 47 kg - Klien hanya menghabiskan makannya A : masalah teratasi P : Intervensi dihentikan terlihat tenang dan terbaring F. Loling

S-ar putea să vă placă și