Sunteți pe pagina 1din 36

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayahNya yang telah diberikan sehingga dapat menyelesaikan makalah
Neurobehavior tentang Asuhan Keperawatan pada pasien meningitis .
akalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak
yang telah memberikan dukungan! bimbingan serta arahan baik se"ara moral
maupun materil. #ntuk itu kami u"apkan terima kasih yang sebesar$besarnya di
sampaikan kepada %
&. 'bu Sukma (andani 'smono .kep.!Ns. selaku )asilitator mata ajar
Keperawatan Neurobehaviour
*. Tema$teman satu kelompok + yang bekerjasama dalam membantu
menyelesaikan makalah ini.
Dari pembuatan makalah ini kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan! sehubungan dengan hal tersebut kami sangat mengharap kritik dan
saran dari pemba"a untuk penyusunan makalah selanjutnya yang lebih baik
sehingga dapat berman)aat untuk kita semua.
Surabaya! ei *,&-

.enyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
BAB 1 .................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN................................................................................................... 4
1.1Latar Belakang............................................................................................. 4
1.2Tujuan..........................................................................................................
1.2.1Tujuan U!u!........................................................................................
1.2.2Tujuan K"u#u#.......................................................................................
1.$%an&aat........................................................................................................ '
1.$.1Bag( !a"a#(#)a*!a"a#(#)(...................................................................'
1.$.2Bag( +enul(#........................................................................................... '
BAB 2................................................................................................................... ,
TIN-AUAN PUSTAKA........................................................................................... ,
2.1Anat.!( / F(#(.l.g(....................................................................................... ,
2.2De&(n(#(......................................................................................................... 0
2.$Et(.l.g(......................................................................................................... 1
2.4Fakt.r Pre2(#+.#(#(.....................................................................................13
2.Kla#(&(ka#(................................................................................................... 13
2.'%an(&e#ta#( Kl(n(k........................................................................................ 1$
2.,Pat.&(#(.l.g(................................................................................................14
2.0Pe!er(k#aan Penunjang............................................................................1
2.1Penatalak#anaan........................................................................................1'
2.13K.!+l(ka#(................................................................................................1,
2.11Pen4ega"an.............................................................................................10
2.12567........................................................................................................ 10
2
2.1$A#u"an Ke+era)atan...............................................................................11
2.1$.1Pengkaj(an.........................................................................................11
2.1$.2 Pengkaj(an Pa2a Anak......................................................................2$
2.14D(agn.#a Ke+era)atan............................................................................24
2.1Inter8en#(.................................................................................................. 2
BAB 4................................................................................................................. $4
KESI%PULAN DAN SARAN...............................................................................$4
4.1Ke#(!+ulan................................................................................................ $4
4.2Saran.......................................................................................................... $
4.2.1Bag( Penul(#.........................................................................................$
4.2.2Bag( Pe!9a4a.....................................................................................$
4.2.$Bag( In#t(tu#(.......................................................................................$
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ $'
$
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
eningitis adalah in)lamasi yang terjadi pada meningen otak dan medula
spinalis / 0ransis"a 1. 1atti"a"a! *,,2 3. .enyakit ini termasuk penyakit in)eksi!
yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara 4 negara
yang sedang berkembang termasuk 'ndonesia. Salah satunya adalah in)eksi akut
selaput otak yang disebabkan oleh bakteri dan menimbulkan purulen pada "airan
otak! sehingga dinamakan meningitis puruleta. Disamping angka kematiannya
yang masih tinggi. 1anyak penderita yang menjadi "a"at akibat keterlambatan
dalam diagnosis dan pengobatan. eningitis puruleta merupakan keadaan gawat
darurat! terapi yang diberikan bertujuan memberantas penyakit in)eksi disertai
perawatan intensi). .enyakit ini dapat terjadi pada segala umur! tetapi jarang
dibawah 5 bulan. 6ang tersering adalah pada anak 4 anak umur 5 bulan sampai +
tahun.
Angka kejadian meningitis men"apai &$- orang per &,,.,,, orang /Centers
for Disease Control and Prevention3. .enelitian terbaru dalam jurnal .ediatri"s
yang berjudul #tility o) 7umbar .un"ture )or 0irt Simple 0ebrile Sei8ure Among
5 to &2 onths o) Age yang dipublikasikan pada tahun *,,9 melakukan
penelitian retrospekti) pada *5, pasien usia 5 4 &2 bulan yang dirawat di sebuah
pediatrik emergen"y departement "hildren:s hospital 1oston antara bulan oktober
&99+ sampai oktober *,,5 didapatkan bahwa meningitis menimbulkan
morbiditas dan kematian yang tinggi! tetapi vaksinasi yang e)ekti) dinilai "ukup
signi)ikan untuk menurunkan kemungkinan terjadinya meningitis pada anak usia
5 4 &2 bulan dan resiko terjadinya meningitis bakteri pada anak usia 5 4 &2 bulan
dengan kejang demam pertama kali sangat rendah! maka kebijakan tindakan
dilakukan lumbal pungsi dipertimbangkan dan dilakukan pada anak 4 anak yang
jelas menunjukan gejala dan tanda yang mengarah ke meningitis bakterial!
misalnya kejang )okal atau kejang berulang! pete"hial rash! dan nu"hal rigidity.
4
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat menunjang perkembangan
dan ter"iptanya alat 4 alat kedokteran yang waktu demi waktu selalu mengalami
perbaikan dan penyempurnaan. Dengan begitu penanganan dan perawatan suatu
penyakit semakin memuaskan. Diagnosis yang mendekati kebenaran akan
menunjang pengobatan yang mendekati kesempurnaan. #ntuk mendiagnosis suatu
penyakit ditentukan beberapa aspek! demikian pula terhadap meningitis. asing 4
masing aspek saling menunjang dan memperkuat diagnosis.
Kehidupan sosial ekonomi yang rendah! lingkungan kumuh! status kesehatan
serta gi8i yang jelek merupakan )aktor yang menjadi dasar meningkatnya
prevalensi meningitis pada negara yang sedang berkembang /Aboet! *,,;3. Data
poliklinik T<T (S#. <. Adam alik edan tahun *,,5 menunjukkan pasien
=SK dengan meningitis merupakan *5> dari seluruh kunjungan pasien
/Aboet! *,,;3.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum.
Setelah proses perkuliahan ini di harapkan mahasiswa mengetahui dan
memahami konsep penyakit meningitis! serta mampu memberikan asuhan
keperawatan se"ara komprehensi) pada penderita dengan meningitis.
1.2.2 Tujuan Ku!u!
ahasiswa diharapkan mampu %
&3 enjelaskan de)inisi dari meningitis.
*3 enyebutkan etiologi terjadinya meningitis.
-3 enyebutkan tanda dan gejala meningitis .
?3 enjelaskan mekanisme terjadinya meningitis.
+3 enjelaskan penatalaksanaan meningitis .
53 enyebutkan komplikasi meningitis .
;3 enjelaskan prognosis klien dengan meningitis
23 enjelaskan W=@ klien dengan meningitis .

93 emberikan asuhan keperawatan /pengkajian! pemeriksaan )isik! analisa


data! menyusun diagnosa! tujuan! serta intervensi3 pada klien dengan
meningitis .
1." #an$aat
1.".1 Bag% maa!%!&a'maa!%!&%
akalah ini hendaknya memberikan masukan dalam pengembangan diri
untuk pengembangan pengetahuan mahasiswa A mahasiswi mengenai pentingnya
memahami penyakit meningitis se"ara menyeluruh.
1.".2 Bag% (enul%!
Dengan makalah ini! di harapkan mampu memberikan pemahaman yang
lebih tentang penyakit meningitis.
'
BAB 2
TIN)AUAN PUSTAKA
2.1 Anat*m% + F%!%*l*g%
Se"ara anatomi meningen menyelimuti otak dan medulla spinalis. Selaput
otak terdiri atas tiga / - 3 lapisan dari luar ke dalam yaitu durameter! arakhnoid!
dan pia meter. Durameter terdiri atas lapisan yang ber)ungsi ke"uali di dalam
tulang tengkorak! dimana lapisan terluarnya melekat pada tulang dan terdapat
pada sinus venosus. 7apisan duramater menutup otak dan medulla spinalis! si)at
duramater liat! tebal! tidak elastis! berupa serabut dan berwarna abu$abu. 1agian
pemisah duramater yaitu )alB serebri yang memisahkan hemis)er dibagian
longitudinal dan tentorium yang merupakan lipatan dari dura yang membentuk
jaring$jaring membran yang kuat. Caringan ini memdukung hemis)er dan
memisahkan hemis)er dengan bagian bawah otak /)ossa posterior3. Cika tekanan di
dalam rongga otak meningkat! jaringan otak tertekan ke arah tentorium atau
berpindah ke bawah.
Arakhnoid merupakan membrane bagian tengah lembut yang bersatu
ditempatnya dengan pia meter! membran ini bersi)at tipis dan lembut menyerupai
sarang laba$laba oleh karena itu disebut arakhnoid. embran ini berwarna putih
karena tidak dialiri darah. .ada dinding arakhnoid terdapat pleksus "oroid ang
bertanggung jawab memproduksi "airan serebrospinal /@SS3. embran yang
mempunyai bentuk seperti jari tangan ini disebut arakhnoid villi. Dilli
mengabsorbsi @SS juga pada saat darah masuk ke dalam sistem /akibat trauma!
pe"ahnya aneurisma! stroke dan lain$lain3.1ila villi arakhnoid tersumbat
/peningkatan pengukuran ventrikel3 dapat menyebabkan hidro"epalus. .iameter
,
adalah lapisan yang langsung melekat dengan permukaan otak dan seluruh
medulla spinalis. @airan otak dihasilkan di dalam pleksus "horoids ventrikel
bergerak A mengalir melalui sub ara"hnoid dalam system ventrikuler dan seluruh
otak dan sumsum tulang belakang! direabsorbsi melalui villi ara"hnoid yang
berstruktur seperti jari 4 jari di dalam lapisan subara"hnoid.
=rganisme / bakteri A virus 3 yang dapat menyebabkan meningitis!
memasuki "airan otak melalui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. @airan
hidung / se"ret hidung 3 atau se"ret telinga yang disebabkan oleh )raktur tulang
tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara "airan
otak dengan lingkungan / dunia luar 3! mikroorganisme yang masuk dapat berjalan
ke"airan otak melalui ruangan subara"hnoid. Adanya mikroorganisme yang
patologis merupakan penyebab peradangan pada piameter! ara"hnoid! "airan otak
dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan menyebar! baik ke "ranial maupun
kesara) spinal yang dapat menyebabkan sumbatan aliran normal "airan otak dan
dapat menyebabkan hydro"ephalus./ 1runner F Suddarth! *,,*3
2.2 De$%n%!%
eningitis adalah merupakan radang pada meningen /membran yang
mengelilingi otak dan medulla spinalis3 yang disebabkan oleh virus! bakteri! atau
jamur / Sholeh S. Naga! *,&* 3.
0
eningitis merupakan radang pada meningen /membran yang
mengelilingi otak dan medulla spinalis3 yang disebabkan oleh virus! bakteri! atau
jamur /Smelt8er dan 1are! *,,*3.
eningitis adalah radang selaput otak yang ditandai dengan adanya
peningkatan leu"osit dalam "airan serebrospinalis / Tau)an Nugroho! *,&& 3.
eningitis adalah in)lamasi pada meningen atau membran / selaput 3 yang
mengelilingi otak dan medula spinalis / Ari) uttaGin! *,,2 3.
eningitis adalah in)lamasi yang terjadi pada meningen otak dan medula
spinalis / 0ransis"a 1. 1atti"a"a! *,,2 3.
2." Et%*l*g%
Adapun etiologi dari meningitis menurut 1runner dan Suddath /*,,*3 dan Sholeh
S.Naga /*,&*3 yaitu %
&. eningitis bakteriA puruleta
eningitis purulenta adalah radang bernanah ara"hnoid dan piameter yang
meliputi neisseria meningitides, streptococcus baemoliticus, stapbylococcus
aureus, haemobylus influenza, escbericiacoli, klebsiella pneumoniae,dan
pseodomonas aeruginosa. Tubuh akan berespons terhadap bakteri sebagai benda
asing dan berespons dengan terjadinya peradangan! yaitu dengan adanya neutro)il!
monosit! dan lim)osit. @airan eksudat yang terdiri dari bakteri! )ibrin! dan leukosit
dan terbentuk di ruangan subara"hnoid ini akan terkumpul didalam "airan otak!
sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan!
pengumpulan "airan ini akan menyebabkan peningkatan intra"ranial. <al inilah
yang akan menyebabkan jaringan otak mengalami in)ark.
*. eningitis serosaA Tuber"ulosa
eningitis serosa adalah radang selaput otak ara"hnoid dan piameter yang
disertai adanya "airan otak yang jernih. .enyebab tersering dari meningitis serosa
adalah mycobacterium tuberculosa. .enyebab lainnya adalah virus toksoplasma
gondhii. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri! tidak terjadi pada
meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur "airan otak.
ekanisme atau respons jaringan otak terhadap virus bervariasi! tergantung pada
jenis sel yang terlibat.
1
-. eningitis virus
enga"u pada salah satu meningitis virus atau menyebabkan iritasi meningen
yang disebabkan oleh abses otak! ense)alitis! lim)oma! atau darah diruang sub
arakhnoid.
2., Fakt*r Pre-%!(*!%!%
enurut 0ransis"a 1.1atti"a"a /*,,23! adapun )aktor predisposisi dari meningitis
adalah%
&3 Trauma kepala dan tindakan tertentu /)raktur basis krani! pungsi A anestesi
lumbal! operasi A tindakan bedah sara)3.
*3 'n)eksi sistemik maupun )okal /septi"emia! otitis media supurativa kronik!
demam ti)oid! tuber"ulosis paru$paru3 yang disebabkan oleh beberapa bakteri
yang se"ara umum dapat menyebabkan meningitis adalah <aemophillus
'n)luen8ae /tipe 13! Nesseria eningitis /eningo"o""al3! Diplo"o""us
.neumoniae /.neumo"o""al3! Strepto"o""us grup A! Staphylo"o""us Aureus!
Es"heri"hia @oli! Klebsiella .neumoniae! .roteus! .seudomonas Aeruginosa.
.enyebab lainnya antara lain Dirus! ToBoplasma Hondhii dan (iketsia.
-3 .enyakit darah! penyakit hati.
?3 0aktor imunologi seperti .emakaian bahan$bahan yang menghambat
pembentukan antibodi /antibodi response3! de)isiensi mekanisme imun!
de)isiensi imunoglobulin.
+3 Kelainan yang berhubungan dengan immunosupression misalnya alkoholisme!
diabetes melitus.
53 Hangguan A kelainan obstetrik dan ginekologi seperti ruptur membran )etal!
in)eksi maternal pada minggu terakhir kehamilan.
;3 Kelainan anatomis
Terjadi pada pasien post operasi tulang mastoid! saluran telinga tengah dan
operasi "ranium.
2.. Kla!%$%ka!%
&. eningitis 1akteri A .urulenta
&3 Disebabkan oleh penyebaran in)eksi dari penyakit lain.
13
*3 Kriteria Diagnosa %
/&3 Hejala in)eksi akut % lesu! mudah teransang! suhu badan selalu naik!
muntah! anoreksia! sakit kepala.
/*3 Hejala T'K % muntah! nyeri kepala! morning "ryAmerintih!
pereseAparalis! strabismus! "heine stokes.
/-3 Hejala rangsang meningeal % kaku kuduk! kekakuan umum! kernig I!
brud8insky I.
-3 1ersi)at akut dan menghasilkan eksudat berupa pus.
?3 @S0 % warna opales"ent sampai dengan keruh! pada stadium dini jernih!
none pandi I! sebagian besar sel .N! protein meningkat! glukosa turun!
glukosa darah menurun.
+3 Hejala neurologis dibagi dalam ? tahap %
/&3 0ase ' % sub )ebris! lesu! mudah terangsang! anoreksia! mual! sakit
kepala ringan.
/*3 0ase '' % tanda rangsang meningen! kelainan N ''' F'D! kadang
hemiparese dan arteritis.
/-3 0ase ''' % tanda neurologi )okal! konvulsi! kesadaran menurun.
/?3 0ase 'D % tanda )ase ''' disertai koma dan sho"k.
*. eningitis tuberkulosa
&3 erupakan komplikasi in)eksi T1@ primer .
*3 @S0 % warna jernih! opales"ent! santo"rom! T'K meningkat! jumlah sel &+,
A mm- terutama terdiri dari lim)osit! kadar protein meningkat! kadar
glukosa dan @7 menurun! glukosa darah bisa naik atau turun.
-3 Terdiri dari - stadium %
11
/&3 Stadium ' % tanpa demam A kelainan! apatis! tidur terganggu! anoreksia!
nyeri kepala! mual! muntah.
/*3 Stadium '' % kejang! rangsang meningeal! re)lek tendon meningkat! T'K!
kelumpuhan syara) ''' dan 'D! kelumpuhan syara) lainnya.
/-3 Stadium ''' % kelumpuhan! koma! pupil midriasis! reaksi pupil! nadi dan
(( tidak teratur! kadang "heyne stokes! hiperpireksia.
-. eningitis Dirus
&3 Disebabkan oleh virus.
*3 @S0 % terdapat pleositosa terutama dari sel mono"lear! "airan bebas
kuman! protein sedikit meningkat! jumlah sel sekitar &,,$2,, A mm- A J!
glukosa dalam batas normal.
-3 Hejala klinis biasanya ringan! jika berat biasanya ditemukan nyeri kepala A
kuduk.
?. eningitis Serosa
&3 Stadium prodromal % iritasi selaput otak
/&3 Tanpa panas atau kenaikan suhu ringan.
/*3 udah terangsang.
/-3 Apatis.
/?3 Tidur terganggu.
/+3 Nyeri kepala! anoreksia! obstipasi! muntah.
*3 Stadium transisi % mulai tampak gejala rangsang meningeal
/&3 Hejala diatas lebih berat
/*3 Hejala rangsang miningeal % kaku kuduk! kaku seluruh tubuh!
opistotonus.
12
/-3 (e)lek tendon tinggi! ubun$ubun menonjol! nistagmusAstrabismus.
/?3 Suhu lebih tinggi
/+3 Kesadaran lebih turun hingga strupor
-3 Stadium terminal
/&3 Kelumpuhan
/*3 Koma
/-3 .upil melebar dan reaksi /$3
/?3 Nadi dan na)as tidak teratur
/+3 @heyne stokes
/53 <iperpireksia timbul dan anak meninggal tanpa kesadarannya pulih
2./ #an%$e!ta!% Kl%n%k
Adapun tanda dan gejala dari meningitis dari Sholeh S.Naga /*,&*3 ialah%
&. Aktivitas A istirahat
alaise! ataksia! kelumpuhan! gerakan involunter! kelemahan! hipotonia.
*. Sirkulasi
TD meningkat! nadi menurun / hipotensi 3! takikardi dan disritmia
-. NyeriA kenyamanan
Sakit kepala hebat! kaku kuduk! nyeri gerakan involunter!nyeri tenggorokan!
mengeluhA mengaduh! gelisah.
?. Eliminasi
Adanya inkontinensia urin atau retensi urin! konstipasi atau diare.
+. akanan atau "airan
ual! muntah! kesulitan menelan! na)su makan berkurang! minum sangat
kurang! tugor kuliot jelek! mukosa kering.
5. <igeine
1$
Tidak mampu merawat diri
;. 'ntegumen
Adanya ruam merupakan "irimen"olok pada meningitis meningokokal
2. Neurosensori
Sakit kepala hebat! kehilangan sensasi! K hiperalgesia K ! kejang! gangguan
penglihatan! diplopia! )oto)obia! ketulian! halusinasi pen"iuman! kehilangan
memori! a)asia! hemiparase! hemiplegia! tanda K 1rud8inski K positi)! re)leks K
1abinski K positi)! kaku kuduk! nyeri gerakan okuler! )otosentitivitas! nyeri
tenggorokan! gelisah! re)leks abdominal menurun! re)leks kremasterik hilang
pada laki 4 laki. Adanya perubahan pada tingkat kesadaran yang terjadi
letargik! tidak beresponsi)! dan koma.
9. 'n)eksi )ulminating dengan tanda$tanda septikemia!
yaitu% demam tinggi tiba$tiba mun"ul! lesi purpura yang menyebar! sho"k! dan
tanda koagulopati intravaskuler diseminata.
&,. .erna)asan
Hangguan perna)asan bagian atas seperti in)eksi sinus! na)as meningkat.
2.0 Pat*$%!%*l*g%
Kuman$kuman masuk kedalam susunan syara) pusat se"ara hematogen atau
langsung menyebar dari kelainan di naso)aring! paru$paru /pneumonia!
bronkopneumonia3! jantung /endokarditis3! dan dari peradangan organ atau otak
jaringan dekat selaput otak misaknya abses otak! otitis media! mastioditis dan
trombosis sinus kavernosus. 'nvasi kuman /bakteri! virus3 kedalam ruang
subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid! @SS! dan sistem
ventrikulus.
ula$mula pembuluh darah meningeal yang ke"il dan sedang mengalami
hiperemi! dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel$sel leukosit
polimor)onuklear ke dalam ruang subaraknoid! in)eksi menyebar se"ara lim)ogen
/melalui kelenjar lim)a ke medula spinalis berasal dari retro)aringeal atau
retroperitoneal3. Kemudian terbantuk eksudat yang dapat menyebar diseluruh
sara) kranial dan sara) spinal sehingga menyebabkan kerusakan neurologis. Dan
14
"a"at bawaan khususnya meilomeningokel memungkinkan terjadinya in)eksi.
/0ransis"a 1.1atti"a"a! *,,23
2.1 Pemer%k!aan Penunjang
&. 7umbal .ungsi
1iasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein. @airan
"erebrospinal! dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan T'K.
N= EN'NH'T'S 1AKTE('A7 EN'NH'T'S D'(#S
&.
*.
-.
?.
+.
Tekanan meningkat
@airan keruh A berkabut
7eukosit dan protein meningkat
Hlukosa menurun
Kultur positi) terhadap beberapa
jenis bakteri
Tekanan bervariasi
@S0 jernih
7eukositosis
Hlukosa dan protein normal
Kultur biasanya negati)
*. 7aboratorium
&3 <itung darah lengkap dengan perbedaannya menunjukkan adanya
peningkatan sel darah putih /leukosit3.
*3 Neutro)il meningkat
-3 7D< meningkat
?3 Hlukosa serum meningkat
+3 Kultur darahA hidungA tenggorokan dapat mengidenti)ikasikan daerah pusat
in)eksi atau mengidenti)ikasikan tipe penyebab in)eksi dengan adanya
organisme tertentu
-. .emeriksaan EEH
.ada EEH dapat dijumpai gelombang lambat yang di)us dikedua hemis)er!
penurunan voltase karena e)usi subdural atau aktivitas delta vokal bila terdapat
bersamaan dengan abses otak.
?. @T s"an dan ('
.emeriksaan ini dapat diketahui adanya kelainan seperti% edema otak!
ventrikulitis! hidrose)alus! dan massa tumor! melihat lokasi lesi! ukuran ventrikel!
hematom! hemoragik.
1
+. (ontgen kepala! untuk mengindikasikan adanya in)eksi intrakranial
2.2 Penatalak!anaan
eningitis termasuk penyakit gawat darurat! karena itu penderita harus
menginap dirumah sakit untuk perawatan dan pengobatan intensi).
&. .erawatan #mum
.enderita perlu istirahat mutlak dan apabila in)eksi "ukup berat maka
penderita perlu dirawat diruang isolasi. .enderita yang dalam keadaan rejatan
dan koma harus memperoleh perawatan dan pengobatan yang intensi). 0ungsi
respirasi harus dikontrol se"ara ketat! perlu diberikan oksigen dan apabila
terjadi respiratory distress maka perlu pemasangan pipa endotrakeal atau
trakeostomi. Adapun tatalaksana dalam perawatan umum se"ara garis besar
menurut Sholeh S. Naga /*,&*3 adalah%
&3 .enderita dirawat di rumah sakit.
*3 @airan dberikan se"ara in)us dalm jumlah yang "ukup dan tidak
berlebihan.
-3 1ila pasien gelisah dapat diberikan sedati).
?3 Nyeri kepala dapat diberikan analgetika.
+3 .anas dapat diberikan antipiretika atau dengan kompres.
53 1ila kejang dapat diberikan dia8epam &,$*, mg intravena! )enobarbital 5$
&*, mg perhari se"ara oral! atau divenilhidantoin -,, mg se"ara oral.
;3 Sumber in)eksi yang menimbulkan meningitis purulenta dapat diberantas
dengan obat obatan atau operasi.
23 1ila terjadi kenaikan T'K dapat diatasi dengan %
/&3 anitol &$&!+ mgAkg 11 se"ara intravena dalam waktu -,$5, menit
dan dapat diulangi * kali dengan jarak ? jam.
/*3 Kortikosteroid! deksametason &, mg se"ara intravena diulangi dengan
? mg setiap 5 jam.
1'
/-3 engatur pernapasan sebaik mungkin dengan membersihkan jalan
napas.
/?3 1ila ada hidrose)alus obstrukti) dapat dilakukan pemasangan shunting
/+3 E)usi subdural pada anak dikeluarkan *+$-, "" setiap hari selama *$-
minggu! bila gagal dilakukan operasi.
*. .emberian Antibiotik
.emberian antibiotik harus tepat dan "epat! sesuai dengan bakteri
penyebabnya dan dalam dosis yang "ukup tinggi. Sambil menunggu hasil
biakan sebaiknya diberikan antibiotik spektrum luas. Antibiotik diberikan
selama &, 4 &? hari atau sekurang 4 kurangnya ; hari setelah demam bebas.
.emberian antibiotik sebaiknya se"ara parenteral..emberian antibiotika sesuai
dengan pemeriksaan kultur dan hal lain yang perlu diperhatikan %
/&31ila masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap kausa ! dapat diberikan
obat obatan sbb % kombinasi ampisilin &*$&2 g dan klorampenikol ? g!
dengan dosis dibagi ? kali perhari! "ampuran trimetoprim 2, mg dan
sul)ametoksasol ?,, mg! se)triakson ?$5 g.
/*31ila etiologi tidak diketahui dapat diberikan ampisilin &*$&2 g dengan
dosis di bagi ?dan dikombinasikan dengan kloramphenikol ? g per hari.
2.13 K*m(l%ka!%
&. Dentrikulitis atau abses intraserebral.
Dentrikulitis dan absesintraserebral dapat menyebabkan obstruksi pada @SS
dan mengalir ke )oramen antara ventrikel dan "airan serebral sehingga
menyebabkan hidrose)alus.
*. Thrombosis septik darivena sinus dapat terjadi! mengakibatkan peningkatan
T'K yang dihubungkan dengan hidrose)alus.
-. Kelumpuhan sara) kranial merupakan komplikasi umum pada meningitis
ba"terial.
1,
?. Subdural empyema akibat in)eksi.
+. Stroke dapat mengakibatkan gangguan atau kerusakan hemis)er pada batang
otak.
5. Komplikasi lanjutan yang dapat dialami oleh klien adalah menjadi tuli akibat
kerusakan sara) kranial D'''.
;. Kerusakan serebral pada anak anak akibat meningitis! khususnya dengan
in)eksi <. in)luen8a dapat mengakibatkan retardasi mental.
2.11 Pen4egaan
eningitis yang disebabkan oleh meningokokus dan hemofilus influenza
tipe 1 bisa menular pada anak dan orang dewasa yang berhubungan erat dengan
penderita! yaitu yang tinggal dan makan dalam &gedung yang sama. =leh karena
itu! perlu dilakukan upaya pen"egahan! antara lain %
/&3.enderita diisolasi!
/*3.emberian vaksinasi! dan
/-3.emberian obat$obatan
2.12 567

10
'nvasi kuman ke jeringan "erebral via saluran vena naso)aaring
posterior! telinga bagian tengah! dan saluran mastoid.
(eaksi peradangan jaringan serebral
Eksudat meningen Hangguan metabolisme serebral <ipoper)usi
Trombus daerah korteks dan aliran darah "erebral
Kerusakan adrenal! kolaps sirkulasi! kerusakan
endotel! dan nekrosis pembuluh darah
0a"tor 4 )a"tor predisposisi % in)eksi jalan na)as
bagian atas! otitis media! mastoiditis! anemia sel
sabit! dan hemoglobinopatis! prosedur bedah sara)
baru! trauma kepala! dan pengaruh imunologis
$ eningitis bakteriA puruleta
$ eningitis serosaA Tuber"ulosa
$ eningitis virus
Hangguan
per)usi jaringan
peri)er
2.1" A!uan Ke(era&atan
2.1".1 Pengkaj%an
.engkajian keperawatan meningitis meliputi anamnesis riwayat penyakit!
pemeriksaan )isik! pemeriksaan diagnostik! dan pengkajian psikososial / pada
anak perlu dikaji dampak hospitalisasi 3.
&3 Anamnesis
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien atau orang tua membawa
anaknya untuk mendapatkan pertolongan kesehatan seperti panas badan meninggi!
kejang! dan penurunan tingkat kesadaran.
*3 (iwayat penyakit saat ini
11
'n)eksi A septi"emia jaringan otak
'ritasi meningen
.erubahan )isiologis intrakranial Sakit kepala dan demam
H%(erterm%
Edema "erebral dan .T'K
.eningkatan permeabilitas darah
bradikardia .erubahan sistem
perna)asan "heyne
stoke
1. Peru8aan
(er$u!%
jer%ngan
*tak
2. Re!%
k*
gangguan
(er$u!%
(er%$er
&. Ket%-ak
e$ekt%$an (*la
(erna$a!an
2.Ket%-ak
e$ekt%$an
8er!%an jalan
na$a!
.erubahan
H'
.erubahan
tingkat
kesadaran.
.erubahan
perilaku
disorentasi
)oto)obia pe L
Sekresi AD<
Adesi
.enekanan
area )okal
kortikal
(igiditas
nukal tanda
kernig /I3!
tanda
brud8inski
Kejang
Re!%k*
Injur%
Koma
Kematian
An!%eta!
.rosedur invasi)!
lumbal pungsi
Kelemahan
)isik
pe permeabilitas
kapiler dan retensi
"airan
Hangguan
AD7
Re!%k*
8erle8%n9a
:*lume 4a%ran
ual dan
muntah
Re!%k*
-;$%4%t
4a%ran
Kelumpuhan
sara)
0aktor riwayat penyakit sangat penting diketahui untuk mengetahui jenis
kuman penyebab. Disini harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang timbul
seperti kapan mulai serangan! sembuh! atau bertambah buruk. .ada pengkajian
klien dengan meningitis! biasanya didapatkan keluhan yang berhubungan dengan
akibat dari in)eksi dan peningkatan T'K.
-3 (iwayat penyakit dahulu
.engkajian penyakit yang pernah dialami klien yang memungkinkan adanya
hubungan atau menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi pernahkah klien
mengalami in)eksi jalan na)as bagian atas! otitis media! mastoiditis! anemia sel
sabit! hemoglobinopatis lain! tindakan bedah syara)! riwayat truma kepala! dan
adanya pengaruh immunologis pada masa sebelumnya! riwayat penyakit T1 paru
perlu ditanyakan pada klien terutama apabila ada keluhan batuk produkti) dan
pernah menjalani pengobatan obat antituberkulosis yang sangat berguna untuk
mengindenti)ikasi meningitis tuberkolusa. .engkajian terhadap pemakaian obat 4
obatan yang sering digunakan klien! seperti pemakaian obat kortikosteroid!
pemakaian jenis $ jenis antibiotik dan reaksinya / untuk menilai resistensi
pemakaian antibiotik 3 dapat menambah komprehensi)nya pengkajian.
?3 .engkajian .siko 4 sosial 4 spiritual
.engkajian psikologis klien meningitis meliputi beberapa demensi yang
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status
emosi! kogniti) dan prilaku klien.
+3 .emeriksaan )isik
.emeriksaan )isik sebaiknya dilakukan se"ara per sistem / 1& 4 15 3 dengan
)okus pemeriksaan pada 1- / brain 3 yang terarah dan dihubungkan dengan
keluhan 4 keluhan dari klien.
/&3 1& / 1reathing 3
'nspeksi apakah klien batuk! produksi sputum! sesak na)as! penggunaan
otot bantu na)as! dan peningkatan )rekwensi perna)asan yang sering
didapatkan pada klien meningitis yang disertai adanya gangguan pada
sistem perna)asan. Auskultasi bunyi na)as tambahan seperti ron"hi pada
klien dengan meningitis tuberkulosa dengan penyebaran primer dari paru.
23
/*3 1* / 1lood 3
.engkajian pada sistem kardiovaskular terutama dilakukan pada klien
meningitis pada tahap lanjut seperti apabila klien sudah mengalami
renjatan / syok 3
/-3 1- / 1rain 3
.engkajian 1- merupakan pemeriksaan )okus dan lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya. Adapun hal$hal yang harus
dikaji adalah sebagai berikut%
A. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien dan respon terhadap lingkungan adalah indikator
paling sensiti) untuk dis)ungsi sistem persara)an. .ada keadaan lanjut
tingkat kesadaran klien meningitis biasanya berkisar pada tingkat letargi!
stupor! dan semikomatosa. Apabila klien sudah mengalami koma maka
penilaian H@S sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran klien dan
bahan evaluasi untuk memantau pemberian asuhan keperawatan.
1. 0ungsi Serebri
Status mental! observasi penampilGn klien dan tingkah lakunya! nilai gaya
bi"ara klien dan observasi ekspresi wajah dan aktivitas motorik yang pada
klien meningitis tahap lanjut biasanya status mental klien mengalami
perubahan.
@. .emeriksaan Sara) Kranial.
a. Sara) '.
1iasanya pada klien meningitis tidak ada kelainan dan )ungsi
pen"iuman tidak ada kelaianan.
b. Sara) ''.
Tes ketajaman penglihatan pada kondisi normal.
". Sara) '''! 'D! dan D'.
.emeriksaan )ungsi dan reaksi pupil pada klien meningitis yang tidak
disertai penurunan kesadaran biasanya tanpa kelainan.
d. Sara) D.
21
.ada klien meningitis umumnya tidak didapat paralisis pada otot
wajah dan re)leks kornea biasanya tidak ada kelainan.
e. Sara) D''.
.ersepsi penge"apan dalam batas normal! wajah simetris.
). Sara) D'''.
Tidak ditemukan adanya tuli kondukti) dan tuli persepsi.
g. Sara) 'M dan M.
Kemampuan menelan baik.
h. Sara) M'.
Tidak ada atro)i otot sternokleidomastoideus dan trape8ius.
i. Sara) M''.
7idah simetris! tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada
)asikulasi. 'ndera penge"ap normal.
D. Sistem otorik
Kekuatan otot menurun! kontrol keseimbangan dan koordinasi pada
meningitis tahap lanjut mengalami perubahan.
E. .emeriksaan re)leks
.emeriksaan re)leks dalam! pengetukan pada tendon! ligamentum atau
periosteum derajat re)leks pada respons normal. (e)leks patologis akan
didapatkan pada klien meningitis dengan tingkat kesadaran koma! adanya
re)leks 1abinski /I3.
0. Herakan 'nvolunter.
Tidak ditemukan adanya tremor! kedutan syara)! dan distonia. .ada keadaan
tertentu klien biasanya mengalami kejang umum! terutama pada anak
dengan meningitis disertai peningkatan suhu tubuh yang tinggi. Kejang dan
peningkatan T'K juga berhubungan dengan meningitis.
H. Sistem Sensorik
22
.emeriksaan sensorik pada meningitis biasanya didapatkan sensasi raba!
nyeri! dan suhu normal! tidak ada perasaan abnormal dipermukaan tubuh.
.emeriksaan tanda 4 tanda peningkatan T'K sekunder akibat eksudat
purulen dan edema serebri terdiri atas perubahan karakteristik tanda 4 tanda
vital /melebarnya tekanan pulsa dan bradikardia3! perna)asan tidak teratur!
sakit kepala! muntah! dan penurunan tingkat kesadaran. 'ritasi meningen
mengakibatkan sejumlah tanda yang mudah dikenali yang umumnya terlihat
pada semua tipe meningitis. Tanda tersebut adalah rigiditas nukal! tanda
kernig /I3 dan adanya tanda 1rud8inski.
/?3 1? / 1ladder 3
.emeriksaan pada sistem perkemihan biasanya didapatkan berkurangnya
volume keluaran urine! hal ini berhubungan dengan penurunan per)usi dan
penurunan "urah jantung ke ginjal.
/+3 1+ / 1owel 3
Adanya bengkak dan nyeri pada sendi 4 sendi besar / khususnya lutut dan
pergelangan kaki 3. .etekia dan lesi purpura yang didahului ruam.
/53 15 / 1one 3
Adanya bengkak dan nyeri pada sendi$sendi besar /khususnya lutut dan
pergelangan kaki3. .tekia dan lesi purpura yang didahului oleh ruam! pada
penyakit yang berat dapat ditemukan ekimosis yang besar pada wajah dan
ekstremitas. Klien sering mengalami penurunan kekuatan otot dan
kelemahan )isik se"ara umum sehingga mengganggu AD7.
2.1".2 Pengkaj%an Pa-a Anak
.engkajian pada anak sedikit berbeda dengan klien dewasa! pengkajian
yang biasa didapatkan pada anak bergantung pada usia anak dan luasnya
penyebaran in)eksi di meningen.
.ada anak! mani)estasi klinisnya adalah timbul sakit se"ara tiba 4 tiba!
adanya demam! sakit kepala! panas dingin! muntah dan kejang 4 kejang. Anak
menjadi "epat rewel dan agitasi serta dapat berkembang menjadi )oto)obia!
delirium! halusinasi! tingkah laku yang agresi) atau mengantuk! stupor! dan koma.
Hejala atau gangguan pada perna)asan atau gastroentestinal seperti sesak na)as!
2$
muntah dan diare. Tanda yang khas adalah adanya tahanan pada kepala jika
di)leksikan! kaku leher! tanda kernig dan brud8inski /I3.
.ada bayi! mani)estasi klinis biasanya tampak pada anak umur - bulan
sampai * tahun dan sering ditemukan adanya demam! na)su makan menurun!
muntah! rewel! mudah lelah! kejang 4 kejang! dan menangis meraung 4 raung.
Tanda khas dikepala hNdala )ontanel menonjol. Kaku kuduk merupakan tanda
meningitis pada anak! sedangkan tanda 4 tanda brud8inski dan kerning dapat
terjadi Namun lambat atau ada pada kasus meningitis tahap lanjut.
.ada neonatus! biasanya masih Sangat sukar untuk diketahui karena
mani)estasi klinisnya tidak jelas dan tidak spesi)ik! Namun pada beberapa
keadaan gejalanya mempunyai kemiripan dengan anak yang lebih besar! neonatus
biasanya menolak makan! kemampuan untuk menetek buruk! gangguan
gastrointestinal berupa muntah dan kadang 4 kadang ada diare. Tonos otot lemah!
pergerakan dan kekuatan menangis melemah. .ada kasus lanjut terjadi hipotermia
A demam! ikterus! rewel! mengantuk! kejang 4 kejang! )rekwensi na)as tidak
teratur A apnea! sianosis! penurunan berat badan! tanda )ontanel menonjol mungkin
ada atau tidak.
2.1, D%agn*!a Ke(era&atan
&3 .erubahan per)usi jeringan otakA serebral yang berhubungan dengan proses
in)eksi dan edema serebral
*3 (esiko peningkatan T'K yang berhubungan dengan peningkatan volume
intrakranial! penekanan jeringan otak! dan edema serebri.
24
-3 <ipertermia yang berhubungan dengan in)lamasi dan edema serebral
?3 Ketidak e)ekti)an bersihan jalan na)as yang berhubungan dengan akumulasi
sekret! penurunan kemampuan batuk! dan perubahan tingkat kesadaran.
+3 Nyeri kepala yang berhubungan dengan iritasi meningenA selaput otak
53 (esiko tinggi "idera yang berhubungan dengan adanya kejang berulang!
)iksasi kurang optimal.
;3 Hangguan per)usi jaringan peri)er yang berhubungan dengan in)eksi
meningokokus.
23 (esiko tinggi dO)i"it "airan tubuh yang berhubungan dengan muntah dan
demam.
93 (esiko perubahan nutrisi % kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan! keadaan hipermetabolik.
&,3 Hangguan akti)itas sehari 4 hari yang berhubungan dengan kelemahan )isik
umum.
&&3 @emas yang berhubungan dengan an"aman! kondisi sakit dan perubahan
kesehatan.
2.1. Inter:en!%
Diagnosa &% .erubahan per)usi jaringan otak yang berhubungan dengan
peradangan dan edema pada otak dan selaput otak.
Tujuan % Dalam waktu - B *? jam setelah diberikan intervensi per)usi jaringan
otak meningkat.
Kriteria hasil %
&. Tingkat kesadaran meningkat menjadi sadar
*. Disorentasi negati)
-. Konsentrasi baik
?. .er)usi jaringan dan oksigenasi baik
+. Tanda 4 tanda vital dalam batas normal
2
5. Syok dapat dihindari.
'ntervensi %
&. onitor klien dengan ketat terutama setelah lumbal pungsi. Anjurkan
klien berbaring minimal ? 4 5 jam setelah lumbal pungsi.
(A untuk men"egah nyeri kepala yang menyertai perubahan tekanan
intrakranial.
*. onitor tanda 4 tanda peningkatan T'K selama perjalanan penyakit
/nadi lambat! TD meningkat! kesadaran menurun! na)as irreguler!
re)leks pupil menurun! kelemahan3.
(A untuk mendeteksi tanda 4 tanda syok yang harus dilaporkan ke
dokter untuk intervensi awal.
-. onitor tanda 4 tanda vital dan neurologis tiap + 4 -, menit. @atat
dan laporkan segera perubahan 4 perubahan tekanan intrakranial
kedokter.
(A perubahan 4 perubahan ini menandakan ada perubahan tekanan
intrakranial dan penting untuk intervensi awal.
?. <indari posisi tungkai di tekuk atau gerakan 4 gerakan klien! anjurkan
untuk tirah baring.
(A untuk men"egah peningkatan T'K
+. Tinggikan sedikit kepala klien dengan hati 4 hati! "egah gerakan yang
tiba 4 tiba dan tidak perlu dari kepala dan leher! hindari )leksi leher.
(A untuk mengurangi T'K
5. 1antu seluruh akti)itas dan gerakan 4 gerakan klien. 1eri petunjuk
untuk 1A1 /jangan enema3. Anjurkan klien untuk menghembuskan
na)as dalam bila miring dan bergerak ditempat tidur. @egah posisi
)leksi pada lutut.
(A untuk men"egah keregangan otot yang dapat menimbulkan
peningkatan tekanan intrakranial.
2'
;. <indari rangsangan lingkungan yang tidak perlu.
(A untuk men"egah eksitasi yang merangsang otak yang sudah iritasi
dan dapat menimbulkan kejang.
2. 1eri penjelasan kepada keadaan lingkungan pada klien.
(A untuk mengurangi disorentasi dan untuk klari)ikasi persepsi
sensorik yang terganggu.
9. Kolaborasi pemberian steroid osmotik.
(A untuk menurunkan tekanan intrakranial.
Diagnosa *% (esiko peningkatan T'K yang berhubungan dengan peningkatan
volume intrakranial! penekanan jeringan otak! dan edema serebri.
Tujuan < Tidak terjadi peningkatan T'K.
Kriteria <asil%
&. Klien tidak gelisah
*. klien tidak mengeluh nyeri kepala! mual 4 mual dan muntah
-. H@S % ?$+$5
?. tidak terdapat papiledema.
+. TTD dalam batas normal.
'ntervensi <
&. Kaji )aktor penyebab dari situasi A keadaan individu A penyebab koma A
penurunan per)usi jaringan dan kemungkinan penyebab peningkatan
T'K.
(A deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi! mengkaji status
neurologis A tanda 4 tanda kegagalan untuk menentukan perawatan
kegawatan atau tindakan pembedahan.
*. onitor TTD tiap ? jam.
2,
(A suatu keadaan normal bila sirkulasi serebri terpelihara dengan baik
atau )luktuasi ditandai dengan tekanan darah sistemik! penurunan dari
otoregulator kebanyakan merupakan tanda penurunan di)usi lokal
vaskularisasi darah serebri. Dengan peningkatan tekanan darah
/ diastolik 3 maka di ikuti dengan peningkatan tekanan darah
intrakranial. Adanya peningkatan tekanan darah! bradikardi! disritmia!
dispnea merupakan tanda terjadinya peningkatan T'K.
-. Evaluasi pupil! amati ukuran! ketajaman! dan reaksi terhadap "ahaya.
(A reaksi pupil dan pergerakan kembali dari bola mata merupakan
tanda dari gangguan syara) jika batang otak terkoyak. (eaksi pupil
diatur oleh sara) ketiga kranial /okulomorik3 yang menunjukan
keutuhan batang otak! ukuran pupil menunjukkan keseimbangan antara
parasimpatis dan simpatis. (espons terhadap "ahaya merupakan
kombinasi )ungsi dan sara) kranial '' dan '''.
?. .ertahankan kepala A leher pada posisi yang netral! usahakan dengan
sedikit bantal. <indari penggunaan bantal yang tinggi pada kepala.
(A perubahan kepala pada satu sisi dapat menimbulkan penekanan
pada vena jungularis dan menghambat aliran darah otak / menghambat
drainase pada vena serebri 3! sehingga dapat meningkatkan T'K.
+. @egah A hindari terjadinya valsava manuver.
(A mengurangi tekanan intratorakal dan intraabdominal sehingga
menghindari peningkatan T'K.
5. 1antu klien jika batuk! muntah.
(A akti)itas ini dapat meningkatkan intratorakal dan intraabdominal
yang dapat meningkatkan tekanan T'K.
;. .alpitasi pada pembesaran A pelebaran kandung kemih! pertahankan
drainase urine se"ara paten jika digunakan dan juga monitor adanya
konstipasi
(A dapat meningkatakan respons automatik yang potensial
meningkatkan T'K.
20
2. =bservasi tingkat kesadaran dengan H@S.
(A perubahan kesadaran menunjukan peningkatan T'K dan berguna
menentukan lokasi dan perkembangan penyakit.
9. Kolaborasi pemberian =P sesuai indikasi.
(A menurunkan hipoksemia dapat meningkatkan vasodilatasi serebri!
volume darah! dan menurunkan T'K.
&,. Kolaborasi pemberian "airan intravena sesuai dengan yang di
indikasikan.
(A pemberian "airan 'D dapat menurunkan edema serebri! peningkatan
minimum pada pembuluh darah! dapat menurunkan tekanan darah! dan
T'K.
Diagnosa -% <ipertermia yang berhubungan dengan in)lamasi dan edema serebral
Tujuan % suhu tubuh normal -5
o
@ 4 -;:+
o
@ dalam - B *?jam
Kriteria hasil %
.asien akan termoregulasi! dibuktikan dengan suhu kulit dalam rentang
normal.
Nadi dan pernapasan dalam rentang yang diharapkan.
.erubahan warna kulit tidak ada.
'ntervensi %
&. .antau suhu minimal * jam sekali.
(A% #ntuk mengidenti)ikasi kemajuan$kemajuan atau penyimpangan dari
sasaran yg diharapkan.
*. .antau tekanan darah! nadi! pernapasan.
(A% .erubahan )rekuensi jantung atau TD menunjukkan bahwa pasien
mengalami nyeri! khususnya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital
telah terlihat.
-. .antau akti)itas kejang dan warna kulit
(A% <al tersebut merupakan tanda berkembangnya komplikasi.
?. Anjurkan menggunakan pakaian yang menyerap keringat
(A% mengurangi penguapan yang berlebih
+. Anjurkan keluarga untuk mengompres pasien
21
(A% membantu menurunkan panas
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat
antipiretik sesuai dengan anjuran dan evaluasi kee)ekti)annya.
(A% menentukan terapi yang tepat.
Diagnosa ?% Ketidake)ekti)an bersihan jalan na)as yang berhubungan dengan
akumulasi sekret! penurunan kemampuan batuk! dan perubahan tingkat kesadaran.
Tujuan % Dalam waktu - B *? jam setelah diberikan tindakan! jalan na)as kembali
e)ekti).
Kriteria <asil %
Se"ara subyekti) % sesak na)as /$3
Se"ara obyekti)% )rekwensi na)as &5 4 *,BAmnt! tidak menggunakan
otot bantu na)as! retraksi '@S /$3! ron"hi /$A$3! mengi /$A$3! dapat
mendemonstrasikan "ara batuk e)ekti).
'ntervensi %
&. Kaji )ungsi paru! adanya bunyi na)as tambahan! perubahan irama dan
kedalaman! penggunaan otot 4 otot aksesori! warna! dan kekentalan
sputum.
(A memantau dan mengatasi komplikasi potensial. .engkajian )ungsi
perna)asan dengan interval yang teratur adalah penting karena
perna)asan yang tidak e)ekti) dan adanya kegagalan! akibat adanya
kelemahan atau paralisis pada otot 4 otot interkostal dan dia)ragma
berkembang dengan "epat.
*. Atur posisi )owler dan semi)owler.
(A peninggian kepala tempat tidur! memudahkan perna)asan!
meningkatkan ekspansi dada! dan meningkatkan batuk lebih e)ekti).
-. Ajarkan "ara batuk e)ekti)
(A klien berada pada resiko tinggi bila tidak dapat batuk dengan e)ekti)
untuk membersihkan jalan na)as dan mengalami kesulitan dalam
$3
menelan! sehingga menyebabkan aspirasi saliva dan men"etuskan
gagal na)as akut.
?. 7akukan )isioterapi dada.
(A terapi )isik dada membantu meningkatakn batuk lebih e)ekti).
+. .enuhi hidrasi "airan via oral seperti minum air putih dan pertahankan
asupan "airan *+,, mlAhari.
(A pemenuhan "airan dapat mengen"erkan mukus yang kental dan
dapat membantu pemenuhan "airan yang banyak keluar dari tubuh.
5. 7akukan pengisapan lendir dijalan na)as.
(A pengisapan mungkin diperlukan untuk mempertahankan kepatenan
jalan na)as menjadi bersih.
Diagnosa +% Nyeri kepala yang berhubungan dengan iritasi meningenA selaput otak
Tujuan %Dalam waktu - B *? jam keluhan nyeri berkurang A rasa sakit terkendali.
Kriteria <asil %
&. Klien dapat tidur dengan tenang
*. wajah rileks
-. klien memverbalisasikan penurunan rasa sakit.
'ntervensi %
&. #sahakan membuat lingkungan yang tenang dan aman.
(A menurunkan reaksi terhadap rangsangan eksternal atau kesensiti)an
terhadap "ahaya dan menganjurkan klien untuk beristirahat.
*. Kompres dingin / es 3 pada kepala.
(A dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah otak
-. 7akukan penatalaksanaan nyeri dengan metode distraksi dan relaksasi
na)as dalam.
(A membantu menurunkan / memutuskan 3 stimulasi sensasi nyeri.
$1
?. 7akukan latihan gerak akti) atau pasi) sesuai kondisi dengan lembut
dan hati 4 hati.
(A dapat membantu relaksasi otot 4 otot yang tegang dan dapat
menurunkan nyeri A rasa tidak nyaman.
+. Kolaborasi pemberian analgesik.
(A mungkin diperlukan untuk menurunkan rasa sakit.
Diagnosa 5% (esiko tinggi "idera yang berhubungan dengan adanya kejang
berulang! )iksasi kurang optimal.
Tujuan % Dalam waktu - B *? jam perawatan! klien bebas dari "idera yang
disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran.
Kriteria hasil %Klien tidak mengalami "idera apabila ada kejang berulang
'ntervensi %
&. onitor kejang pada tangan! kaki! mulut! dan otot 4 otot muka lainya.
(A gambaran iritabilitas sistem sara) pusat memerlukan evaluasi yang
sesuai dengan intervensi yang tepat untuk men"egah terjadinya
komplikasi.
*. .ersiapan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang! papan
pengaman! dan alat su"tion selalu berada dekat klien.
(A melindungi klien bila kejang terjadi.
-. .ertahankan bedrest total selama )ase akut.
(A mengurangi resiko jatuh A "idera jika terjadi vertigo dan ataksia.
?. Kolaborasi pemberian terapi % dia8epam! )enobarbital.
(A untuk men"egah atau mengurangi kejang
Diagnosa ;% Kerusakan mobilitas )isik berhubungan dengan kerusakan
neuromuskular! penurunan kekuatan
Tujuan % Klien dapat berakti)itas kembali dengan normal
$2
Kriteria <asil%
Klien tidak merasa lemah
Klien mampu memenuhi AD7 sendiri
'ntervensi%
&. 1antu latihan rentang gerak
(A empertahankan mobilisasi dan )ungsi sendiA posisi normal
ekstremitas dan menurunkan terjadinya vena yang statis
*. 1erikan perawatan kulit! masase dengan pelembab
(A eningkatkan sirkulasi! elastisitas kulit! dan menurunkan kejadian
ekskloriasi kulit
-. 1erikan matras udara atau air! perhatikan kesejajaran tubuh se"ara
)ungsional
(A eneimbangkan tekanan jaringan! meningkatkan sirkulasi dan
membantu menurunkan resiko terjadinya trauma jaringan
?. 1erikan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi
(A .roses penyembuhan yang lambat seringkali menyertai trauma kepala
dan pemulihan se"ara )isik merupakan bagian yang amat penting dari
suatu program pemulihan tersebut.
$$
BAB ,
KESI#PULAN DAN SARAN
,.1 Ke!%m(ulan
eningitis adalah merupakan radang pada meningen /membran yang
mengelilingi otak dan medulla spinalis3 yang disebabkan oleh virus! bakteri! atau
jamur / Sholeh S. Naga! *,&* 3. .enyakit ini bisa diderita oleh semua umur! mulai
dari bayi! anak$anak! hingga orang dewasa. Etiologinya meliputi% 'n)eksi sistemik
maupun )okal / septi"emia! otitis media supurativa kronik! demam ti)oid!
tuber"ulosis paru 4 paru 3! Trauma dan tindakan tertentu / )raktur basis krani!
pungsi A anestesi lumbal! operasi A tindakan bedah sara) 3! .enyakit darah!
penyakit hati! )aktor imunologi seperti .emakaian bahan 4 bahan yang
menghambat pembentukan antibodi / antibodi response 3! de)isiensi mekanisme
imun! de)isiensi imunoglobulin! Kelainan yang berhubungan dengan
immunosupression misalnya alkoholisme! agamaglobulinemia! diabetes melitus.
.enyakit meningitis ini sangat berbahaya bila tidak di tangani dengan "epat
dan benar! adapun penatalaksannanya ada * yaitu se"ara umum% .enderita perlu
istirahat mutlak dan apabila in)eksi "ukup berat maka penderita perlu dirawat
diruang isolasi. .enderita yang dalam keadaan rejatan dan koma harus
memperoleh perawatan dan pengobatan yang intensi). 0ungsi respirasi harus
dikontrol se"ara ketat! perlu diberikan oksigen dan apabila terjadi respiratory
distress maka perlu pemasangan pipa endotrakeal atau trakeostomi. 6ang kedua
$4
yaitu pemberian Antibiotik% pemberian antibiotik harus tepat dan "epat! sesuai
dengan bakteri penyebabnya dan dalam dosis yang "ukup tinggi. Sambil
menunggu hasil biakan sebaiknya diberikan antibiotik spektrum luas. Antibiotik
diberikan selama &, 4 &? hari atau sekurang 4 kurangnya ; hari setelah demam
bebas. .emberian antibiotik sebaiknya se"ara parenteral.
,.2 Saran
,.2.1 Bag% Penul%!
Diharapkan makalah ini yang berisi tentang asuhan keperawatan pada
pasien dengan meningitis dapat menambah ilmu pengetahuan
,.2.2 Bag% Pem8a4a
Dihapkan makalah ini mampu menjadi sumber in)ormasi yang layak dan
lengkap sebagai bahan untuk membuat makalah selanjutnya
,.2." Bag% In!t%tu!%
Diharapkan makalah ini mampu menjadi sumber re)erensi yang "ukup
baik dan berkompeten
$
DAFTAR PUSTAKA
1atti"a"a! 0ransis"a 1! *,,2! Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
angguan !istem Persyarafan, Salemba edika! Cakarta
7ynda Cuall @! &999! "encana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan!
.enerjemah oni"a Ester! EH@! Cakarta
arilyn E. Doenges! &999! "encana Asuhan Keperawatan! .enerjemah Kariasa '
ade! EH@! Cakarta
Naga! Sholeh S! *,&*! #uku Panduan $engkap %lmu Penyakit Dalam, Diva .ress!
6ogyakarta
Ngastiyah! &99;! Perawatan Anak !akit! EH@! Cakarta
Nugroho! Dr.Tau)an! *,&&! Asuhan Keperawatan &aternitas, Anak, #edah,
.enyakit Dalam, Nuha edika! 6ogyakarta
(eeves! @harlene C! *,,&! Keperawatan &edical #edah 'disi (, Salemba edika!
Cakarta
Smelt8er! Su8anne.@! *,,*! #uku A)ar keperawatan medikal bedah 1runner F
Suddarth *ol. + 'disi , Cetakan (!EH@! Cakarta
Soetjiningsih! &99+! -umbuh Kembang Anak! EH@! Cakarta
$'

S-ar putea să vă placă și