Sunteți pe pagina 1din 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hemianopia adalah defek penglihatan atau kebutaan pada separuh lapang pandang pada
satu atau kedua mata. Pada penglihatan hemianopsia bitemporal terjadi kehilangan pada
sebagian luar (temporal atau lateral) dari kedua lapang pandang kanan dan kiri. Informasi dari
lapang pandang temporal yang jatuh pada retina (medial) nasal. Retina nasal bertanggung
jaab untuk membaa informasi melalui syaraf optik! dan melintasi ke sisi lain di kiasma
optikum. "etika ada kompresi pada kiasma optikum dorongan #isual dari kedua retina nasal
yang terkena! menyebabkan ketidakmampuan untuk melihat sisi temporal! atau perifer.
$enomena ini dikenal sebagai hemianopsia bitemporal. %engetahui aliran jaras penglihatan
melalui saluran optik sangat penting dalam memahami hemianopsia bitemporal.
Hemianopia bitemporal merupakan salah satu gejala dari sindrom kiasma optik.
Penyebab yang paling umum dari sindrom kiasma optik adalah adenoma pituitari!
meningioma suprasellar! kraniofaringioma! dan aneurisma yang berasal dari arteri karotis
internal.
2.& 'natomi (aras Penglihatan
)er#us kranialis II merupakan indera khusus untuk penglihatan. *ahaya dideteksi oleh
sel+sel batang dan sel keru,ut di retina! (dapat dianggap sebagai end-organ sensoris khusus
penglihatan). badan sel dari reseptor+reseptor ini mengeluarkan tonjolan (prosesus) yang
bersinap dengan sel bipolar (neuron kedua dijaras penglihatan).sel - sel bipolar kemudian
bersinap dengan sel+sel ganglion retina.akson+akson sel ganglion membentuk lapisan serat
saraf pada retina dan menyatu membentuk ner#us optikus.
Dalam tengkorak! 2 ner#us optikus menyatu membentuk kiasma optikus. Di kiasma lebih
dari separuh serabut (yang berasal dari separuh retina) mengalami dekusasi dan menyatu
dengan serabut+serabut temporal yang tidak menyilang dari ner#us optikus kontralateral
untuk membentuk traktus optikus. %asing+masing traktus optikus berjalan mengelilingi
pedunkulus ,erebri menuju kenukleus genikulatus lateralis! tempat traktus tersebut akan
bersinaps.
.emua serabut yang menerima impuls dari separuh kanan lapangan pandang tiap+tiap
mata membentuk traktus optikus kiri dan berproyeksi pada hemisfer serebrum kiri.demikian
juga! separuh kiri lapangan pandang berproyeksi pada hemisfer serebrum kanan. "ira+kira 2/
0 serabut di traktus menjalankan fungsi pupil. .erabut+serabut ini meninggalkan traktus tepat
di sebelah anterior nu,leus dan meleati bra,hium ,oli,ulli superioris menuju ke nukleus
prete,talis otak tengah.
.erat+serat lainnya bersinaps di nukleus genikulatus lateralis. 1adan+badan sel struktur
ini membentuk traktus genikulokalkarina. 2raktus genikulokalkarina berjalan melalui ,rus
posterius ,apsula interna dan kemudian menyebar seperti kipas dalam radiation opti,a yang
melintasi lobus temporalis dan parietalis dalam perjalanan kekorteks oksipitalis (korteks
kalkarina! striata! atau korteks penglihatan primer).
"iasma 3ptikum
"iasma optikum kira+kira memiliki lebar 12 mm! panjang 4 mm (anteroposterior)! dan
tebal 5 mm. Ia membentuk sudut hampir 56
/
dan mendapat suplai darah dari ,abang arteri
serebral anterior proksimal dan arteri komunikans anterior. "iasma terletak di bagian anterior
dari hipotalamus dan bagian anterior dari #entrikel ketiga. "iasma terletak 1/ mm di atas
sella.
Di dalam kiasma! serat yang berasal dari bagian nasal retina menyilang ke sisi
berlaanan dan bergabung dengan serat kontralateral yang sama. .erat inferior (yang
menyajikan lapangan pandang superior adalah yang pertama menyilang. serat makula
,enderung untuk menyilang di dalam kiasma se,ara posterior!
7ambar 2.1 2ampilan basal dari otak! memperlihatkan jalur #isual anterior dan posterior
7ambar 2.2 Diseksi anatomi kiasma optikuma dan struktur yang mengelilinginya
'. Dilihat dari .agital! 1. Dilihat dari .uperior
2.5 8tipatogenesis
Hemianopsia bitemporal paling sering terjadi sebagai akibat dari tumor yang terletak di
kiasma optikum. "arena struktur yang berdekatan adalah kelenjar hipofisis! beberapa tumor
umum yang menyebabkan kompresi adalah adenoma hipofisis dan kraniofaringioma. (uga
etiologi neoplastik lainnya yang relatif umum adalah meningioma. 8tiologi yang berasal dari
#askular adalah aneurisma arteri karotis interna! arteri serebral anterior! dan arteri
komunikans arterior yang menyebabkan kompresi #askular pada kiasma optikum.
.e,ara umum! lesi pada kiasma optikum menyebabkan defek lapangan pandang
hemianopia bitemporal. Pada aalnya! defek ini biasanya tidak lengkap dan sering asimetrik.
)amun! seiring dengan berjalannya penyakit! hemianopia bitemporal menjadi komplit!
lapangan pandang nasal inferior dan superior kemudian terkena! dan ketajaman penglihatan
sentral akan berkurang.
9esi pada kiasma menyebabkan terjadinya pemisahan antara serat retina nasal dan
temporal di kiasma. 2erjadinya kehilangan lapangan pandang pada akibat lesi pada kiasma
dan retrokiasma yang menyebabkan gangguan di sepanjang garis sejajar meridian #ertikal.
Pada umumnya gangguan pada kiasma dikenal dengan istilah bitemporal hemianopia.
1erikut ini adalah klasifikasi defek lapangan pandang brdasarkan letak lsi pada kiasma :
a. .udut anterior kiasma
9esi yang men,ederai 1 saraf optik di bagian kiasma! menyebabkan terjadinya
sindrom kiasma anterior. Penurunan ketajaman #isual dan hilangnya penglihatan
sentral pada 1 mata akan mengakibatkan kelainan superotemporal pada mata yang
berlaanan sebagai akibat dari kerusakan 1 saraf optik ditambah dengan terjadinya
kompresi aal di kiasma optik (sindrom jun,tional; pada persimpangan saraf optik
dan kiasma). 1erdasarkan klinisnya dikenal sebagai sindrom <Ilbrad "nee ( terdapat
serat yang bersilangan ke dalam saraf optik kontralateral) yang tidak pasti. Dalam
kasus yang jarang terjadi! adanya massa dapat menekan kiasma (di bagian nasal) serat
saraf optik intrakranial pada kiasma anterior yang menyebabkan hemianopia
sementara yang pada garis tengah #ertikal tanpa melibatkan lapangan penglihatan
mata sebelahnya.
b. 1adan kiasma
9esi yang men,ederai badan kiasma akan menyebabkan hemianopia bitemporal relatif
atau absolut. "etajaman #isual mungkin tidak akan terpengaruh.
,. .udut posterior kiasma
9esi pada kiasma bagian belakang dapat menekan serat yang menyilang di daerah
makula! mengakibatkan hemianopia bitemporal pusat melibatkan garis meridian
#ertikal
1erikut ini penyebab dari lesi pada kiasma optikum :
1. 2umor hipofifis
9obus anterior kelenjar hipofisis adalah lokasi aal tumor hipofisis! yang
bermanifestasi dalam bentuk penglihatan! kelumpuhan ner#us kranialis termasuk kelumpuhan
otot ekstraokular! dan sebuah massa lesi pada *2 .,an atau %RI! yang berasal sella hipofisis
dan meluas ke regio suprasela dan = atau parasella.
Pemeriksaan penglihatan! khususnya dokumentasi lapangan pandang! serta
pemeriksaan endokrin! penting dalam penentuan tatalaksana tumor ini. Prolaktinoma
umumnya diterapi aal se,ara medis dengan agonis dopamine! seperti ,abergoline!
bromo,riptine! atau pergolide. %akroadenoma hipofifis lain umumnya menjalani
hipofisektomi transfenoid. Radioterapi dapat diberikan sebagai adju#ant pembedahan atau
pada penyakit kembuhan. "etajaman penglihatan dan lapangan pandang dapat pulih se,ara
dramatis setelah tekanan pada kiasma dihilangkan. 7ambaran aal ,aput ner#i optik tidak
memperkirakan hasil akhir penglihatan! tetapi atrofik optik merupakan tanda prognosis yang
buruk.
2. "raniofaringioma
"raniofaringioma adalah sekelompok tumor yang jarang ditemukan dan berasal dari
sisa epitel kantung Rathke (4/0 dari populasi normal yang memiliki sisa tersebut) dan
khasnya mulai menimbulkan gejala antara usia 1/ sampai 26 tahun! alaupun terkadang baru
terjadi saat usia >/ atau ?/an. 2umor - tumor ini biasanya terletak suprasella! tetapi kadang -
kadang juga dapat terdapat di intersella. 7ejala dan tanda ber#ariasi sesuai usia pasien dan
letak pasti serta ke,epatan pertumbuhan tumor. 1ila tumor terletak di suprasella akan tampak
jelas defek lapangan pandang traktus atau kiasma yang asimetrik. Papiledema lebih sering
dibandingkan pada tumor hipofisis. Pada tumor yang telah ada sejak bayi! dapat dijumpai
hipoplasia ner#us optikus. Dapat timbul defisiensi hipofisis! dan keterlibatan hipotalamus
dapat menyebabkan pertumbuhan terhenti. "lasifikasi bagian - bagian tumor menimbulkan
gambaran radiologik yang khas! terutama pada anak - anak.
&. %eningioma suprasela
%eningioma suprasela berasal dari meningens yang menutupi tuber,ulum sellae dan
planum sfenoidale! pasien lebih banyak pada anita. 2ampilan yang ada sering kali berupa
hilangnya penglihatan akibat terkenanya kiasma optikum dan ner#us optikus. Diagnosis
biasanya dimungkinkan dengan adanya gambaran neuroimaging.
5. 7lioma ner#us optikus @ kiasmatik
7lioma jaras penglihatan anterior lebih sering berasal dari ner#us optikus tetapi
terkadang dapat juga dari kiasma optikum tetapi jarang dijumpai.! biasanya berupa kelainan
indolen pada anak - anak! terutama berkaitan dengan neurofibromatosis. .ekitar ?/0 kasus
mun,ul sebelum usia ? tahun dengan penurunan penglihatan! proptosis! strabismus atau
nistagmus. "adang - kadang mun,ulnya mendadak dengan penurunan penglihatan se,ara
,epat. %ungkin terdapat edema diskus optikus! tetapi lebih sering atrofi optik. Defek
lapangan pandang memperlihatkan suatu sindrom ner#us optikus atau kiasmatik.
Neuroimaging dapat memperlihatkan pembesaran ner#us optikus atau suatu massa di daerah
kiasma optikum dan hipotalamus.
7lioma maligna jaras penglihatan anterior adalah penyakit pada pria usia tua yang
jarang ditemukan. Penyakit ini berkembang dengan ,epat menuju kebutaan bilateral dan
kematian akibat in#asi dasar otak. 2idak ada terapi yang efektif pada kasus ini.
6. 'neurisma
>. 2umor #entrikel III
Hemianopia bitemporal dapat terjadi akibat penonjolan dari dasar #entrikel III pada
pasien dengan
2.6 Patofisiologi
2.? Diagnosis
1) 'namnesis
2) Pemeriksaan 9apang Pandangan
a. Aji "onfrontasi
%ata pasien dan mata kanan pemeriksa dibebat. Penderita diperiksa dengan duduk
berhadapan terhadap pemeriksa pada jarak kira+kira 1 meter. %ata kanan pasien dengan
mata kiri pemeriksa saling berhadapan. .ebuah benda dengan jarak yang sama digeser
perlahan+lahan dari perifer lapang pandangan ke tengah. 1ila pasien sudah melihtanya ia
diminta memberi tahu. Pada keadaan ini bila pasien melihta pada saat yang bersamaan
dengan pemeriksa berarti lapang pandangan pasien adalah normal. .yarat pada
pemeriksaan ini adalah lapang pandangan pemeriksa adalah normal.
b. "ampimeter dan Perimeter
"eduanya merupakan alat pengukur atau pemetaan lapang pandangan terutama
daerah sentral atau parasentral. 9apang pandangan! bagian ruangan yang terlihat oleh satu
mata dalam sikap diam memandang lurus ke depan. Pemeriksaan lapang pandangan
diperlukan untuk mengetahui adanya penyakit+penyakit tertentu ataupun untuk menilai
progresifitas penyakit tertentu. 9apang pandangan normal adalah B/ derajat temporal! 6/
derajat atas! 6/ derajat nasal! dan >6 derajat ke baah.
1) "ampimeter
'lat pengukur atau pemetaan lapang pandangan terutama daerah sentral atau
parasentral. Disebut juga sebagai uji tangent s,reen. Pertama+tama! pasien duduk 2 meter
dari layar tagent s,reen 1jerrum (suatu tabir kain berarna hitam) dengan fiksasi satu
mata pada titik tengahnya. 3bjek digeser perlahan+lahan dari tepi ke arah titik tengah.
Di,ari batas+batas pada seluruh lapangan pada saat mmana benda mulai terlihat. Pada
akhirnya didapatkan pemetaan lapang pandangan pasien. Dengan ini dapat ditemukan
defek lapang pandangan dan adanya skotoma.
2) Perimeter
Perimeter berbentuk setengah bola dengan jari+jari &/ ,m! dan pada pusat parabola
ini mata penderita diletakkan untuk diperiksa. %ata berfiksasi pada bagian sentral
parabola perimeter. 3bjek digeser perlahan+lahan dari tepi ke arah titik tengah. Di,ari
batas+batas pada seluruh lapang pandangan pada saaat mana benda mulai terlihat.
Dikenal perimeter kinetik dan statik. Pada perimeter kinetik (perimeter isoptik dan
topografik)! pemeriksaan dilakukan dengan objek digerakkan dari daerah tidak terlihat
menjadi terlihat oleh pasien. Pada perimeter statik (perimeter profil dan perimeter ,ur#e
differensial threshold)! pemeriksaa dilakukan dengan tiaCdak menggerakkan objek akan
tetapi dengan menaikkan intensitas objek sehingga terlihat oleh pasien.
2.4 Penatalaksanaan
2atalaksana dari hemianopia bitemporal dilakukan dengan menyingkirkan atau
mengatasi penyebab lesi pada kiasma optikum.
Antuk kraniofaringioma! tatalaksana terdiri atas pengangkatan se,ara bedah selengkap
mungkin pada tindakan pertama karena operasi ulang ,enderung mengenai hipotalamus! dan
prognosis pasien menjadi kurang baik. .ering digunakan radioterapi adju#ant! terutama bila
pengangkatan se,ara bedah tidak sempurna.
Pada meningioma suprasela! terapi terdiri atas pengangkatan se,ara bedah! sering
dikombinasikan dengan radioterapi adju#ant bila eksisinya tidak sempurna atau bila
gambaran histopatologinya menunjukan suatu tumor yang agresif.
Pada glioma ner#us optikus @ kiasmatik! terapi tergantung pada letak tumor dan
perjalanan klinisnya. Radiasi dapat diberikan selama fase pertumbuhan ,epat pada tumor! dan
kadang - kadang dilakukan reseksi ner#us optikus bila tumor ner#us optikus mulai meluas
se,ara agresif ke dalam intrakranial menuju kiasma.
2.B Prognosis
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1. 'meri,an ',ademy of 3phthalmology; Basic and Clinical Science Course Section 5:
)euro+3phtalmology. 2/11+2/12.
2. Ilyas! Prof. Dr. H. .idarta. Ilmu Penyakit %ata. 8disi "etiga. 1alai Penerbit $"AI.
(akarta. 2//>.
&. 8#a PR!<hit,her (P. Daughan and 'shbury 3ftalmologi Amum edisi 1?.
A.':%,7ra+Hill. 2//?
5.

S-ar putea să vă placă și