Sunteți pe pagina 1din 38

1

REFERAT
SINDROM KOMPARTMEN
Pembimbing :
dr. Willy Yuliant S!."
Di#u#un Ole$:
E%a Mari# Sa$ara &'('.').'*'+
Ratiya Primanita &'('.').,)(+
KEPANITERAAN K-INIK I-M. "EDA/
RS.D DR. SOESE-O S-AW
Peride ) 0anuari 1 22 Maret 2',3
KATA PEN4ANTAR
2
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha
Kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan penyusunan
referat yang berjudul Sindrome Kompartmen.
eferat ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraaan di !epartemen "edah
umah Sakit #mum !aerah !r Soeselo Sla$i periode % januari & '( Maret )*'+ serta
untuk menambah $a$asan kami sebagai ,oass di bagian "edah dan sebagai ,alon
dokter umum mengenai kompartmen sindrome.
Kami u,apkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
masukan dan bantuan dalam penyusunan referat ini. Terimakasih kepada para dokter
konsulen yang banyak membantu kami selama kepaniteraan di bagian bedah- !r sebagai
pembimbing dalam penyusunan referat ini. Terimakasih juga kepada teman seja$at
kami dan kepada siapapun yang telah membantu kami.
.arapan kami- semoga referat ini dapt berguna bagi kami khususnya sebagai
penyusun dan bagi siapapun yang memba,anya.
/akarta- )* 0ebruari )*'+
Penyusun
3
DAFTAR ISI
"ab I Penda$uluan555555555555555555.5555555555 3
"ab II Tin6auan Pu#ta7a55555555555555555555555555 8
1. anatomi 2222222222222222222222222222222 (
"ab III Sindrma Km!artemen
1 !efinisi 2222222222222222222222222222222'+
3
". 4pidemiologi.2222222222222222222222222222.. '+
5. 4tiologi2222222222222222222222222222222. '(
!. Patofisiologi222222..22222222222222222222222 '3
4. Manifestasi Klinis 222222222222222222222222222 )*
0. Penegakan !iagnosa222222..222222.2222222222222.. ))
6. !iagnosis "anding2222222.222222.2222222222222.
.. Pemeriksaan Penunjang 2222222222222222222222222.
7. Terapi 2222222222222222222222222222222..
/. Komplikasi 222..222222.22222222222222222222
K. Prognosis 222..222222.222222222222222222222
)8
)8
)3
8+
8+
"ab III Ke#im!ulan 555555555555555555555555555. (8
Da9tar !u#ta7a 22222222222222222222222222222 (:
"A" I
PENDA/.-.AN
4
Sindroma kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan
tekanan intertisial di dalam ruangan yang terbatas- yaitu di dalam kompartemen
osteofasial yang tertutup. uangan tersebut berisi otot- saraf- dan pembuluh darah.
Ketika tekanan intrakompartemen meningkat- perfusi darah ke jaringan akan berkurang
dan otot di dalam kompartemen akan menjadi iskemik. Tanda klinis yang umum adalah
nyeri- parestesia- paresis- disertai denyut nadi yang hilang.
Sindroma kompartemen dapat diklasifikasikan menjadi akut dan kronik-
tergantung dari penyebab peningkatan tekanan kompartemen dan lamanya gejala.
Penyebab umum terjadinya sindroma kompartemen akut adalah fraktur- trauma jaringan
lunak- kerusakan arteri- dan luka bakar. Sedangkan sindroma kompartemen kronik dapat
disebabkan oleh akti9itas yang berulang- misalnya lari.
!i 1merika- ekstremitas ba$ah distal anterior adalah yang paling banyak
dipelajari untuk sindroma kompartemen. !ianggap sebagai yang kedua paling sering
untuk trauma sekitar )-'):. !ari penelitian M,;ueen <)***=- sindroma kompartemen
lebih sering didiagnosa pada pria daripada $anita- tapi hal ini memiliki bias- dimana
pria lebih sering mengalami luka trauma. M,;ueen memeriksa '3+ pasien yang
didiagnosis sindroma kompartemen- 3%: berhubungan dengan fraktur dan sebagian
adalah fraktur tibia. Menurut ;9arfordt- sekelompok pasien dengan nyeri kaki- '+:
pasien dengan sindroma kompartemen anterior. Sindroma kompartemen ditemukan '-
%: fraktur pada kaki.
"A" II
ANATOMI
A. Anatmi
5
>tot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi
kimia menjadi energi mekanik?gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan
rangka- sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.
>tot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi- sehingga mampu
menggerakan tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk
berkontraksi.
>tot membentuk +*-(*: berat badan@ kira-kira'?8-nya merupakan protein tubuh
dan A-nya tempat terjadinya akti9itas metabolik saat tubuh istirahat. Terdapat lebih dari
3** buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada
tulang-tulang kerangka tubuh- dan sebagian ke,il ada yang melekat di ba$ah
permukaan kulit.
6abungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari B
'= 0as,ia- adalah jaringan ikat padat ireguler yang melapisi dan juga mengelompokkan
otot-otot dengan fungsi yang sama. 0as,ia juga dile$ati oleh serabut saraf- pembuluh
darah dan limfe. #jung-ujung dari fascia ini akan memanjang membentuk tendon yang
berfungsi untuk melekatkan otot ke tulang dan apabila ujung tersebut membentuk
lapisan yang lebar dan mendatar disebut sebagai aponeurosis.1da kalanya suatu tendon
diselubungi oleh jaringan ikat fibrosa yang disebut selubung tendon yang berisis ,airan
syno9ial untuk mengurangi gesekan antara ) lapis selubung tersebut.<Tortora- )**%=
)= Centrikel- merupakan bagian tengah yang mengembung.
8= Tendon- yaitu kedua ujung yang menge,il- tersusun dari jaringan ikat dan besrifat liat.
"erdasarkan ,ara melekatnya pada tulang- tendon
dibedakan sebagai berikut.
Origo, merupakan tendon yang melekat pada
tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika
otot berkontraksi.
Inersio, merupakan tendon yang melekat pada
tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.
>tot pada anggota gerak terbagi menjadi otot-otot
pada ekstremitas atas dan otot & otot ekstremitas
ba$ah. >tot & otot pada ekstremitas atas terbagi
menjadi )- yaitu otot lengan ba$ah dan lengan atas.
>tot lengan atas terdiri dari otot fleksor dan otot
ekstensor. >tot-otot fleksor terdiri dari Muskulus
6
biseps bra,hii- Muskulus bra,hialis dan Muskulus ,orakobrakialis. >tot biceps brachii
tergabung pada kelompok fleksor lengan atas yang dibatasi oleh medial dan lateral
intermuscular septum yang dibentuk oleh bagian dalam brachial fascia yang
menyelubungi lengan atas dan berbatasan langsung dengan fascia deltoid, pectoralis,
axilary dan infraspinosus. Sedangkan otot-otot ekstensor terdiri dari Muskulus tri,eps
bra,hii.
>tot lengan ba$ah terdiri dari >tot-otot ekstensor yaitu- Muskulus
ekstensor karpi radialis longus- Muskulus ekstensor karpi radiais bre9is dan Muskulus
ekstensor karpi ulnaris. Ketiga otot ini fungsinya sebagai ekstensi lengan. Selain itu
juga terdapat Mus,ulus digitonum karpi radialis- fungsinya ekstensi jari tangan ke,uali
ibu jari dan Muskulus ekstensor poli,is longus yang berfungsi untuk ekstensi ibu jari.
7
8
Km!artemen
Kompartemen osteofas,ial merupakan ruangan yang
berisi otot- saraf- dan pembuluh darah yang dibungkus oleh
tulang dan fas,ia serta otot-otot yang masing-masing
dibungkus oleh epimisium. 0as,ia merupakan serabut otot
dalam satu kelompok- berfungsi untuk men,egah jaringan
yang rusak membengkak dan meningkatkan tekanan- lalu
membuat isinya menjadi tidak berfungsi dengan baik.
Se,ara anatomi- sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak.
"erdasarkan letaknya- kompartemen terdiri dari beberapa ma,am- antara lainB
'. 1nggota 6erak 1tas
a. Dengan atas terbagi menjadi ) kompartemen- yaitu kompartemen
anterior?9entral?fleksor dan posterior?dorsal?ekstensor.
9
Kompartemen anterior?9entral?
fleksor terdiri dari otot bi,eps
bra,hii- bra,hialis-
,hora,obra,hialis dibatasi
tulang humerus- septum
intermus,uler lateral dan medial
serta dipersarafi oleh ner9us
mus,ulo,utaneus. !iperdarahi
oleh arteri bra,hialis dan 9ena
,hepali,a.
10
Kompartemen posterior?dorsal?ekstensor terdiri dari otot tri,eps bra,hii-
an,oneus dibatasi oleh tulang humerus- septum intermus,uler lateral dan
medial serta dipersarafi oleh ner9us radialis. !iperdarahi oleh arteri
bra,hialis dan 9ena ,hepali,a.
b. Dengan "a$ah terbagi menjadi tiga kompartemen- yaitu B
11
0leksor superfi,ial- terdiri dari
otot pronator teres- fleksor
digitorum superfi,ial- fleksor
,arpi radialis- palmaris longus-
fleksor ,arpi ulnaris- ekstensor
,arpi radialis-bra,hioradialis.
!ibatasi oleh tulang radius- septa
profunda serta dipersarafi oleh
ner9us radialis. !iperdarahi oleh
arteri radialis dan 9ena ,hepali,a.
0leksor profundus B terdiri dari otot pronator Euadrates- fleksor digitorum
profundus- fleksor poli,is longus. !ibatasi oleh tulang radius- ulna dan
membrana interossea. !ipersarafi ner9us medianus dan ner9us ulnaris.
!iperdarahi oleh arteri ulnaris.
4kstensor B terdiri dari otot eFtensor digitorum- eFtensor digiti minimi-
eFtensor ,arpi ulnaris- supinator- abdu,tor polli,is longus- eFtensor
polli,is bre9is- eFtensor polli,is longus- eFtensor indi,is. !ibatasi oleh
tulang radius- ulna dan membrana interossea. !ipersarafi oleh ner9us
radialis- interosseous dorsal. !iperdarahi oleh interosseous dorsal.
,. Pergelangan tangan terbagi menjadi 3 bagian- yaituB
Kompartemen 7B otot abdu,tor polli,is longus dan otot ekstensor polli,is bre9is
Kompartmen 77B otot ekstensor ,arpi radialis bre9is- otot ekstensor ,arpi radialis
longus
Kompartemen 777B otot ekstensor polli,is longus
Kompartemen 7CB otot ekstensor digitorum ,ommunis- otot ektensor indi,is
Kompartemen CB otot ekstensor digiti minimi
12
Kompartemen C7B otot ekstensor ,arpi ulnaris
). 1nggota 6erak "a$ah
Kompartemen anterior terdiri dari otot tibialis posterior dan ekstensor ibu jari
kaki- ner9us peroneal profunda dan arteri tibialis anterior
Kompartemen lateral terdiri dari otot peroneus longus dan bre9is- ner9us
peroneal superfi,ial
Kompartemen posterior superfisial terdiri dari otot gastro,onemius- otot soleus-
ner9us suralis
Kompartemen posterior profunda terdiri dari otot tibialis posterior dan fleksor
ibu jari- ner9us tibialis- arteri peroneal.
Sindrom kompartemen paling sering terjadi pada daerah tungkai ba$ah <yaitu
kompartemen anterior- lateral- posterior superfisial- dan posterior profundus= serta
lengan atas <kompartemen 9olar dan dorsal=.
13
"A" III
SINDROM KOMPARTEMEN
A. De9ini#i
Sindrom kompartemen adalah sebuah kondisi di mana tekanan dalam
kompartemen otot menjadi begitu tinggi- sehingga suplai darah ke daerah tersebut
terganggu. Kondisi ini bisa kronis- karena otot terlalu berkembang atau akut akibat
trauma dan perdarahan ke dalam kompartemen. Sindrom kompartemen akut adalah
keadaan darurat medis yang membutuhkan pera$atan segera dalam $aktu ') jam.
". E!idemilgi
7nsidensi dari sindrom kompartemen akut tergantung dari trauma yang terjadi.
!eDee dan Stiehl mengatakan 3: dari fraktur terbuka tibial akan berujung dengan
14
sindrom kompartemen dibandingkan dengan fraktur tertutup tibia sekitar '.): akan
berujung menjadi sindroma kompartemen. orabe,k dan Ma,nab melaporkan
keberhasilan dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah 3 jam. .asil penelitian studi
kasus oleh M,;ueen- sindrom kompartemen didiagnosa lebih sering pada laki-laki
disbanding perempuan. .al ini dikarenakan kebanyakan pasien trauma adalah laki-
laki. Selain itu- ditemukan insidens terjadinya sindroma kompartemen akut setiap
tahun sekitar G-8 per '**.*** untuk pria dan *-G per '**.*** untuk $anita.

M,;ueen
memeriksa '3+ pasien yang didiagnosis sindroma kompartemen- dari penelitian
M,;ueen ditemukan penyebab yang paling sering menyebabkan sindroma
kompartemen akut adalah fraktur. !alam hal ini- fraktur yang paling sering terjadi-
yaitu fraktur diafisis os tibia dan fraktur os radius distal.
!i 1merika- pre9alensi sesungguhnya dari sindroma kompartemen belum
diketahui. Namun- sebuah penelitian menunjukkan angka kejadian Chronic
Exertional Compartment Syndrome <CECS= sebesar '+: pada indi9idu yang
mengeluh nyeri tungkai ba$ah. Daki-laki dan perempuan presentasinya adalah sama
dan biasanya bilateral meskipun dapat juga unilateral. Chronic Exertional
Compartment Syndrome <CECS= biasanya terjadi pada atlet yang sehat dan lebih
muda dari +* tahun.
D. Etilgi
Terdapat berbagai penyebab yang dapat meningkatkan tekanan jaringan lokal
yang kemudian memi,u timbulnya sindrom kompartemen- yaitu antara lainB
'. Penurunan 9olume kompartemen kondisi ini disebabkan olehB
Traksi internal berlebihan pada fraktur ekstremitas
Penutupan defek fas,ia
). Peningkatan tekanan eksternalB
Prolonged compression pada ekstremitas
"alutan yang terlalu ketat
15
"erbaring di atas lengan
Pemasangan gips
8. Peningkatan tekanan pada struktur komparteman- beberapa hal yang bisa
menyebabkan kondisi ini antara lainB
Perdarahan atau trauma 9askuler
Peningkatan permeabilitas kapiler
Penggunaan otot yang berlebihan?extremely vigorous exercise, terutama gerakan
yang eksentrik?aneh- seperti extension under pressure
Duka bakar
>perasi
6igitan ular
>bstruksi 9ena- misalnya karena terdapat blood clot pada 9askular ekstremitas.
Sejauh ini penyebab sindroma kompartemen yang paling sering adalah ,edera-
dimana +(: kasus terjadi akibat fraktur- dan H*:
darinya terjadi di anggota gerak ba$ah.
E. Pat9i#ilgi
16
Sindrom kompartemen melibatkan
hemostasis jaringan lokal normal yang
menyebabkan peningkatan tekanan jaringan-
penurunan aliran darah kapiler- dan nekrosis
jaringan lokal yang disebabkan hipoksia.
Sindroma kompartemen merupakan hasil
dari peningkatan tekenan intrakompartemen.
Peningkatan tekanan intrakompratemen ini
bergantung dari kejadian yang menyebabkannya.
Terdapat ) ma,am sindroma kompartemen. Tipe
yang pertama adalah tipe akut yang berhubungan erat dengan trauma dan yang kedua
adalah tipe kronik akibat akti9itias yang repetitif biasanya berhubungan dengan
mikrotrauma yang biasanya berhubungan dengan akti9itas sehari-hari.
Perfusi jaringan sebanding dengan perbedaan antara tekanan perfusi kapiler
<Capillary Perfussion Pressure/CPP= interstisial- yang dinyatakan dengan rumus D"0 I
<P1 - PC=?- dimana D"0 I local blood flow?aliran darah lokal- P1 I arterial
pressure?tekanan arteri- PC I venous pressure?tekanan 9ena- I local vascular
resistance?resistensi 9askular lokal.
Miosit normal membutuhkan oksigen bertekanan (-G mm.g untuk metabolisme.
Tekanan ini dapat di,apai dengan 5PP <capillary perfusion pressure= )( mm.g dan
tekanan jaringan interstisial +-3 mm.g.. Ketika ada ,airan yang masuk ke dalam
kompartemen yang memiliki 9olume yang tetap- ini akan membuat peningkatan tekanan
jaringan dan tekanan 9ena juga meningkat. Ketika tekanan interstisial melebihi 5PP-
maka akan membuat arteri dan otot menjadi kolaps dan berujung dengan iskemik
jaringan. espon tuubuh terhadap iskemik adalah pelepasan substansi yang menyerupai
histamin yang meningkatkan permeabilitias 9askuler. .al ini membuat terjadi
17
kebo,oran plasma dan terjadi sumbatan darah di kapiler ke,il yang semakin
memperburuk iskemia yang terjadi. Selanjutnya yang terjadi adalah miosit akan
melisiskan diri dan protein miofibrilar berubah menjadi partikel osmotik yang aktif
menarik air dari arteri.
Satu miliosmol <m>sm= diperkirakan memiliki?menggunakan tekanan '%-(
mm.g- sehingga peningkatan yang relatif ke,il pada partikel osmotik aktif dalam
kompartemen tertutup menarik ,airan yang ,ukup untuk menyebabkan kenaikan lebih
lanjut dalam tekanan intramuskular. Ketika aliran darah jaringan berkurang jauh-
iskemia otot dan berikutnya edema sel memburuk.
Tanpa memperhatikan penyebabnya- peningkatan tekanan jaringan
menyebabkan obstruksi 9ena dalam ruang yang tertutup. Peningkatan tekanan se,ara
terus-menerus menyebabkan tekanan arteriolar intramuskuler ba$ah meninggi. Pada
titik ini- tidak ada lagi darah yang akan masuk ke kapiler- sehingga menyebabkan
kebo,oran ke dalam kompartemen- yang diikuti oleh meningkatnya tekanan
intrakompartemen.
Penekanan terhadap saraf perifer di sekitarnya akan menimbulkan nyeri hebat.
"ila terjadi peningkatan intrakompartemen
maka tekanan 9ena meningkat. Setelah itu-
aliran darah melalui kapiler akan berhenti.
!alam keadaan ini penghantaran oksigen
juga akan terhenti- sehingga terjadi hipoksia
jaringan <pale=. /ika hal ini terus berlanjut-
maka terjadi iskemia otot dan ner9us- yang
akan menyebabkan kerusakan ire9ersibel
<nekrosis= pada komponen tersebut.
Sindroma kompartemen
kronik terjadi ketika tekanan antara
kontraksi yang terus menerus tetap
tinggi dan mengganggu aliran darah.
Sebagaimana terjadinya kenaikan
18
tekanan- aliran arteri selama relaksasi otot semakin menurun- dan pasien akan
mengalami kram otot. "iasanya yang terkena adalah kompartemen anterior dan lateral
dari tungkai bagian ba$ah. >tot dapat membesar sekitar )*: selama latihan dan akan
menambah peningkatan sementara dari tekanan intrakompartemen. Kontraksi otot
berulang dapat meningkatkan tekanan intamuskular pada batas dimana dapat terjadi
iskemia berulang.
Terdapat tiga teori yang menyebabkan hipoksia pada kompartemen sindrom
yaitu- antara lainB
a. Spasme arteri akibat peningkatan tekanan kompartemen
b.heory of critical closing pressure
.al ini disebabkan oleh diameter pembuluh darah yang ke,il dan tekanan
mural arteriol yang tinggi. Tekanan transmural se,ara signifikan berbeda <tekanan
arteriol-tekanan jaringan=- ini dibutuhkan untuk memelihara patensi aliran darah. "ila
tekanan jaringan meningkat atau tekanan arteriol menurun- maka tidak ada lagi
perbedaan tekanan. Kondisi seperti ini dinamakan dengan ter,apainya critical closing
pressure. 1kibat selanjutnya adalah arteriol akan menutup
,. Tipisnya dinding 9ena
Karena dinding 9ena itu tipis- maka ketika tekanan jaringan melebihi tekanan
9ena maka ia akan kolaps. 1kan tetapi bila kemudian darah mengalir se,ara kontinyu
dari kapiler maka- tekanan 9ena akan meningkat lagi melebihi tekanan jaringan
sehingga drainase 9ena terbentuk kembali.
19
M,;ueen dan 5ourt-"ro$n berpendapat bah$a perbedaan tekanan diastolik dan
tekanan kompartemen yang kurang dari 8* mm.g mempunyai korelasi klinis dengan
sindrom kompartemen.
20
F. Mani9e#ta#i Klini#
6ejala klinis yang terjadi pada sindrom kompartemen dikenal dengan (P
yaituB
'. Pain <nyeri=
Nyeri yang
hebat saat peregangan
pasif pada otot-otot
yang terkena- ketika
ada trauma langsung.
Nyeri merupakan
gejala dini yang paling
penting. Terutama jika
mun,ulnya nyeri tidak
sebanding dengan
keadaan klinik <pada anak-anak tampak semakin gelisah atau memerlukan
analgesia lebih banyak dari biasanya=. >tot yang tegang pada kompartemen
merupakan gejala yang spesifik dan sering. "iasanya nyeri yang dirasakan
dideskrpsikan seperti terbakar. Nyeri tidak bisa dijadikan dasar pasti untuk
diagnosa- ,ontohnya pada kasus fraktur terbuka- kita tidak tahu rasa sakitnya
berasal dari frakturnya atau dari peningkatan komparemen.
). Pallor <pu,at=
!iakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daerah tersebut.
21
8. Pulselessness <berkurang atau hilangnya denyut nadi=
Pulsasi perifer biasanya normal terutama pada ekstremitas atas pada
sindrom kompartemen akut.
+. Paresthesia <rasa baal=
Parastesia atau baal adalah gejala yang tidak biasa diandalkan untuk
keluhan a$al- penurunan hasil pemeriksaan ) titik lebih bisa diandalkan pada saat
a$al untuk mendiagnosis.
(. Paralysis
Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang berlanjut
dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena kompartemen sindrom.
Pada sindrom kompartemen akan timbul beberapa gejala khas- antara lainB
a. Nyeri yang timbul saat akti9itas- terutama saat olahraga. "iasanya setelah berlari
atau berakti9itas selama )* menit.
b. Nyeri bersifat sementara dan akan sembuh setelah beristirahat '(-8* menit.
,. Terjadi kelemahan atau atrofi otot.
22
4. Penega7an Diagn#a
Selain melalui gejala dan tanda yang ditimbulkannya- penegakan diagnosa
sindrom kompartemen dilakukan dengan pengukuran tekanan intrakompartemen.
Pengukuran intrakompartemen ini diperlukan pada pasien-pasien yang tidak sadar-
pasien yang tidak kooperatif- seperti anak-anak- pasien yang sulit berkomunikasi dan
pasien-pasien dengan multipel trauma seperti trauma kepala- medula spinalis- atau
trauma saraf perifer.
Tekanan kompartemen normalnya adalah *. Perfusi yang tidak adekuat dan
iskemia relatif ketika tekanan meningkat antara '*-8* mm.g dari tekanan diastolik.
Tidak ada perfusi yang efektif ketika tekanannya sama dengan tekanan diastolik.
!alam mendiagnosis suatu kasus sindrom kompartemen- sama seperti kasus
lainnya- dengan anamnesis yang teliti- pemeriksaan fisik menyeluruh- dan dengan
bantuan pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan ,arilah tanda-tanda khas dari
sindrom kompartemen yang ada pada pasien- karena dapat membantu penegakan
diagnosis.
Pada anamnesis biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri hebat setelah
ke,elakaan atau patah tulang- ada dua yang dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis
kompartemen sindrom yaitu nyeri dan parestesia- namun parestesia gejala klinis yang
datangnya belakangan.
Pada pemeriksaan fisik kita harus men,ari tanda-tanda fisik tertentu yang
terkait dengan sindrom kompartemen- dia$ali dengan rasa nyeri dan rasa terbakar-
penurunan kekuatan dan akhirnya kelumpuhan ekstremitas. Pada bagian distal
didapatkan pallor <pu,at= dan pulseness <denyut nadi melemah= akibat menurunnya
perfusi ke jaringan tersebut. Menindaklanjuti pemeriksaan fisik penting untuk
mengetahui perkembangan gejala yang terjadi- antara lain nyeri pada saat istirahat
atau saat bergerak dan nyeri saat bergerak ke arah tertentu- terutama saat peregangan
otot pasif dapat meningkatkan ke,urigaan kita dan merupakan a$al indikator klinis
dari sindrom kompartemen. Nyeri tersebut biasanya tidak dapat teratasi dengan
pemberian analgesik termasuk morfin. Kemudian bandingkan daerah yang terkena
dan daerah yang tidak terkena.
23
/. Diagn#i# "anding
!iagnosis yang paling sering membingungkan dan sangat sulit dibedakan
dengan sindrom kompartemen adalah oklusi arteri dan kerusakan saraf primer-
dengan beberapa ,iri yang sama yang ditemukan pada masing-masingnya.
Pada sindrom kompartemen kronik didapatkan nyeri yang hilang timbul-
dimana nyeri mun,ul pada saat berolahraga dan berkurang pada saat beristirahat.
Sindrom kompartemen kronik dibedakan dengan claudicatio intermittens yang
merupakan nyeri otot atau kelemahan otot pada tungkai ba$ah karena latihan dan
berkurang dengan istirahat- biasanya nyeri berhenti )-( menit setelah berakti9itas. .al
ini disebabkan oleh adanya oklusi atau obstruksi pada arteri bagian proksimal- tidak
ada peningkatan tekanan kompartemen dalam hal ini. Sedangkan sindrom
kompartemen kronik adanya kontraksi otot berulang-ulang yang dapat meningkatkan
tekanan intramuskular- sehingga menyebabkan iskemia kemudian menurunkan aliran
darah dan otot menjadi kram.
!iagnosis banding dari sindrom kompartemen antara lainB
!" Cellulitis
#" Coelenterate and $ellyfish Envenomations
%" &eep 'ein rombosis and hrombophlebitis
(" )as )anggrene
*" +ecroti,ing -asciitis
." Peripheral 'ascular In/uries
0" 1habdomyolysis
I. Pemeri7#aan Penun6ang
Pada kasus-kasus dengan sindrom kompartemen dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang- antara lainB
'. Daboratorium
.asil laboratorium biasanya normal dan tidak dibutuhkan untuk
mendiagnosis kompartemen sindrom- tetapi dapat menyingkirkan diagnosis
banding lainnya.
a. .itung sel darah lengkap
24
b" Creatinin phospho2inase 3CP45
/ika nilainya berkisar '***-(*** #?ml bisa menjadi tanda adanya
sindrom kompartemen. /ika dilakukan tes serial 5PK dan hasil meningkat bisa
menjadi indikai sedang terjadinya proses sindrom kompartemen.
,. Mioglobin serum
d. Mioglobin urin
e. Toksikologi urinB dapat membantu menentukan penyebab- tetapi tidak
membantu dalam menentukan terapi pasiennya.
f. #rin a$alB bila ditemukan mioglobin pada urin- hal ini dapat mengarah ke
diagnosis rhabdomyolysis.
g. Prothrombin time <PT= dan activated partial thromboplastin time <1PTT=B
untuk persiapan preopratif
#" Imaging
Pemeriksaan ini biasanya kurang membantu dalam menegakkan diagnosis
sindrom kompartemen tetapi pemeriksaan ini digunakan untuk menyingkirkan
diagnosis banding.
a. 67ray?ontgenB pada ekstremitas yang terkena- pemeriksaan ini digunakan untuk
melihat ada tidaknya fraktur.
b. #S6
#S6 membantu untuk menge9aluasi aliran arteri dalam mem9isualisasi
&eep 'ein hrombosis <!CT= di ektremitas ba$ah- selain itu- bisa untuk
mnge9aluasi otot yang robek. Tetapi pemeriksaan #S6 sendiri tidak berguna
dalam menegakkan sindrom kompartemen- tetapi untuk diagnosis banding
lainnya.
,. 5T <Computed omography= Scan dan M7 <8agnetic 1esonance Imaging=
Pemeriksaan ini berguna untuk menyingkirkan diagnosis banding saja.
8. Pengukuran tekanan kompartemen
Kateter Sti,
Kateter sti, adalah alat portable yang memungkinkan untuk mengukur
tekanan intrakompartemen se,ara terus-menerus. Pada kateter sti,- tindakan yang
25
dilakukan adalah memasukkan kateter melalui ,elah ke,il pada kulit ke dalam
kompartemen otot. Sebelumnya kateter dihubungkan dengan transduser tekanan
dan akhirnya tekanan intrakompartemen dapat diukur.
1lat tranduser yang dihubungkan dengan kateter bisa digunakan untuk
mengukur tekanan kompartemen- ini adalah ,ara yang paling akurat untuk
mengukur tekanan dan mendiagnosa sindrom kompartemen. #ntuk sindrom
kompartemen akut tekanan berkisar 8*-+(mm.g- tetapi masih dijadikan
perdebatan. Pemeriksaan ini merupakan kriteria standard dan harus menjadi
prioritas untuk sindrom kompartemen. 1lat yang digunakan adalah Stry2er
pressure tonometer.

1lat Pengukur Tekanan Kompartemen
Teknik /arum <9hitesides=
Teknik 9hitesides merupakan ,ara yang paling sederhana- mudah
dikerjakan- aman- murah- dan dapat diulang-ulang- namun tidak dapat memonitor
se,ara kontinu. Pada metode 9hitesides- tindakan yang dilakukan adalah
memasukkan jarum yang telah dihubungkan dengan alat pengukur tekanan ke
dalam kompartemen otot. 1lat pengukur tekanan yang digunakan adalah
26
modifikasi dari manometer merkuri yang dihubungkan dengan pipa <selang= dan
stopcoc2 tiga arah.
/ika tekanan lebih dari +( mm.g atau selisih kurang dari 8* mm.g dari
diastol- maka diagnosis telah didapatkan. Pada ke,urigaan sindrom kompartemen
kronik- tes ini dilakukan setelah akti9itas yang menyebabkan nyeri.
0. Tera!i;Penanganan
Tujuan dari terapi?penanganan sindrom kompartemen adalah mengurangi
defisit fungsi neurologis dengan lebih dulu mengembalikan aliran darah lokal- melalui
bedah dekompresi. Penanganan yang menjadi pilihan untuk sindrom kompartemen
akut adalah dekompresi. Jalaupun fas,iotomi disepakati sebagai terapi yang terbaik-
namun beberapa hal- seperti masalah memilih $aktu yang tepat masih diperdebatkan.
Semua ahli bedah setuju bah$a adanya disfungsi neuromuskular adalah indikasi
mutlak untuk melakukan fas,iotomi.
Terapi?penanganan sindrom kompartemen se,ara umum meliputiB
'. Terapi Non Medikamentosa
Pemilihan terapi ini adalah jika diagnosa kompartemen masih dalam bentuk
dugaan sementara. "entuk terapi ini meliputiB
27
a. Menempatkan kaki setinggi jantung- untuk mempertahankan ketinggian
kompartemen yang minimal- ele9asi dihindari karena dapat menurunkan aliran
darah dan akan lebih memperberat iskemia
b. Pada kasus penurunan ukuran kompartemen- gips harus dibuka dan pembalut
kontriksi dilepas. Semua perban dan gips harus dilepas. Melepaskan ' sisi gips
bisa mengurangi tekanan intrakompartemen sebesar 8*:- melepaskan ) sisi gips
dapat menghasilkan pengurangan tekanan intrakompartemen sebesar 8(:.
,. Pada pasien dengan fraktur tibia dan sindrom kompartemen di,urigai- lakukan
imobilisasi pada tungkai kaki ba$ah dengan meletakkan plantar dalam keadaan
fleksi. .al ini dapat menurunkan tekanan kompartemen posterior yang mendalam
dan tidak meningkatkan tekanan kompartemen anterior. <Pas,a operasi-
pergelangan kaki diletakkan dalam posisi %*K untuk men,egah deformitas
eEuinus=
). Terapi Medikamentosa
a. Pada kasus gigitan ular berbisa- pemberian anti ra,un dapat menghambat
perkembangan sindroma kompartemen.
b. Mengoreksi hipoperfusi dengan ,airan kristaloid dan produk darah.
,. Pada peningkatan isi kompartemen- diuretik dan pemakaian manitol dapat
mengurangi tekanan kompartemen. Manitol mereduksi edema seluler- dengan
memproduksi kembali energi seluler yang normal dan mereduksi sel otot yang
nekrosis melalui kemampuan dari radikal bebas.
d. >bat-obatan opiod- non-opoid- dan NS17! digunakan untuk mengatasi rasa
nyeri. Tetapi harus diperhatikan efek samping dari obat-obatan tersebut sebelum
memilih obat mana yang akan digunakan.
8. Terapi "edah
0as,iotomi dilakukan jika tekanan intrakompartemen men,apai L8* mm.g.
Tujuan dilakukan tindakan ini adalah menurunkan tekanan dengan memperbaiki
perfusi otot.
28
/ika tekanannya M8* mm .g- maka daerah yang terkena ,ukup diobser9asi
dengan ,ermat dan diperiksa lagi pada jam-jam berikutnya. Kalau keadaan
membaik- e9aluasi terus dilakukan hingga fase berbahaya terle$ati. 1kan tetapi-
jika memburuk- maka segera lakukan fas,iotomi. Keberhasilan dekompresi untuk
perbaikan perfusi adalah 3 jam.
Se,ara umum pada saat ini- banyak ahli bedah menggunakan tekanan
kompartemen 8* mm.g sebagai indikasi untuk melakukan fas,iotomi. Mubarak
dan .argens merekomendasikan dilakukannya fas,iotomi dilakukan pada pasien
berikutB
Pasien yang normotensif dengan temuan klinis yang positif- yang
memiliki tekanan intrakompartemen yang lebih besar dari 8* mm.g- dan
durasi tekanan yang meningkat tidak diketahui atau dianggap lebih dari H jam.
Pasien yang tidak kooperatif atau tidak sadar- dengan tekanan
intrakompartemen lebih dari 8* mm.g.
Pasien dengan hipotensif dan tekanan intrakompartemen yang lebih besar
dari )* mm.g.
Terdapat dua teknik dalam fas,iotomi yaitu teknik insisi tunggal dan insisi
ganda. 7nsisi ganda pada tungkai ba$ah paling sering digunakan karena lebih aman
dan lebih efektif- sedangkan insisi tunggal membutuhkan diseksi yang lebih luas
dan risiko kerusakan arteri dan 9ena peroneal.
29
0as,iotomi pada egio 5ruris
1da 8 pendekatan fas,iotomi untuk kompartmen region ,rurisB
'. 0ibulektomy
). 0as,iotomi insisi tunggal <da9ey- orabe,k- dan 0o$ler=
!ibuat insisi lateral- longitudinal pada garis fibula- sepanjang mulai dari distal
,aput fibula sampai 8-+ ,m proksimal malleolus lateralis. Kulit dibuka pada bagian
anterior dan jangan sampai melukai ner9us peroneal superfi,ial. !ibuat fas,iotomy
longitudinal pada kompartemen anterior dan lateral. "erikutnya kulit dibuka ke
bagian posterior dan dilakukan fas,iotomi kompartemen posterior superfi,ial.
"atas antara kompartemen superfi,ial dan lateral dan inter9al ini diperluas ke atas
dengan memotong soleus dari fibula. >tot dan pembuluh darah peroneal ditarik ke
belakang. Kemudian diidentifikasi fas,ia otot tibialis posterior ke fibula dan
dilakukan inisisi se,ara longitudinal.
8. 0as,iotomi insisi ganda <Mubarak dan .argens=
7nsisi sepanjang )*-)( ,m dibuat pada kompartemen anterior- setengah antara
fibula dan ,aput tibia. !iseksi subkutaneus digunakan untuk mengekspos fas,ia
kompartemen. 7nsisi tran9ersal dibuat pada septum intermuskular lateral dan
identifikasi ner9us peroneal superfi,ial pada bagian posterior septum. "uka
kompartemen anterior kearah proksimal dan distal pada garis tibialis anterior.
Kemudian dilakukan fas,iotomi pada kompartemen lateral ke arah proksimal dan
distal pada garis tubulus fibula.
7nsisi kedua dibuat se,ara longiotudinal ' ,m dibelakang garis posterior tibia.
!igunakan diseksi subkutaneus yang luas untuk mengidentifikasi fas,ia. Cena dan
ner9us saphenus ditarik ke anterior. !ibuat insisi tran9ersal untuk mengidentifikasi
septum antara kompartemen posterior profunda dan superfi,ial. Kemudian dibuka
fas,ia gastro,soleus sepanjang kompartemen. !ibuat insisi lain pada otot fleksor
digitorum longus dan dibebaskan seluruh kompartemen posterior profunda. Setelah
kompartemen posterior dibuka- identifikasi kompartemen otot tibialis posterior.
/ika terjadi peningkatan tekanan pada kompartemen ini- segera dibuka.
30
0as,iotomi pada egio 1ntebra,hii B
'. Pendekatan 9olar <.enry=
!ekompresi kompartemen fleksor 9olar profunda dan superfi,ial dapat dilakukan
dengan insisi tunggal. 7nsisi kulit dimulai dari proksimal ke fossa ante,ubiti sampai
ke palmar pada daerah tunnel ,arpal. Tekanan kompartemen dapat diukur selama
operasi untuk mengkonfirmasi dekompresi. Tidak ada penggunaan torniket. 7nsisi
kulit mulai dari medial ke tendon bi,ep- bersebelahan dengan siku kemudian ke sisi
radial tangan dan diperpanjang kearah distal sepenjang bra,hioradialis- dilanjutkan
ke palmar. Kemudian kompartemen fleksor superfi,ial diinsisi- mulai pada titik '
atau ) ,m di atas siku kearah ba$ah sampai di pergelangan.
31
Kemudian ner9us radialis diidentifikasi diba$ah bra,hioradialis- keduanya
kemudian ditarik ke arah radial- kemudian fleksor ,arpi radialis dan arteri radialis
ditarik ke sisi ulnar yang akan mengekspos fleksor digitorum profundus fleksor
polli,is longus- pronatus Euadratus- dan pronatus teres. Karena sindrom
kompartemen biasanya melibatkan kompartemen fleksor profunda- harus dilakukan
dekompresi fas,ia disekitar otot tersebut untuk memastikan bah$a dekompresitelah
dilakukan.
). Pendekatan Colar #lnar
Pendekatan 9olar ulnar dilakukan dengan ,ara yang sama dengan pendekatan .enry.
Dengan disupinasikan dan insisi mulai dari medial bagian atas tendon bisep- mele$ati
lipat siku- terus ke ba$ah mele$ati garis ulnar lengan ba$ah- dan sampai ke ,arpal
tunnel sepanjang lipat thenar. 0as,ia superfi,ial pada fleksor ,arpi ulnaris diinsisi ke
atas sampai ke aponeurosis siku dan ke ,arpal tunnel ke arah distal. Kemudian di,ari
batas antara fleksor ,arpi ulnaris dan fleksor digitorum sublimis. Pada dasar fleksor
digitorum sublimis terdapat arteri dan ner9us ulnaris- yang harus di,ari dan dilindungi.
0as,ia pada kompartemen fleksor profunda kemudian diinsisi.

32
8.Pendekatan!orsal
Setelah kompartemen superfi,ial dan fleksor profunda lengan ba$ah didekompresi-
harus diputuskan apakah perlu dilakukan fas,iotomi dorsal <ekstensor=. .al ini lebih
baik ditentukan dengan pengukuran tekanan kompartemen intraoperatif setelah
dilakukan fas,iotomi kompartemen fleksor. /ika terjadi peningktan tekanan pada
kompartemen dorsal yang terus meningkat- fas,iotomi harus dilakukan dengan posisi
lengan ba$ah pronasi. 7nsisi lurus dari epikondilus lateral sampai garis tengah
pergelangan. "atas antara ekstensor ,arpi radialis bre9is dan ekstensor digitorum
komunis diidentifikasi kemudian dilakukan fas,iotomi.
0as,iotomi untuk sindroma kompartemen kronik B
'. 0as,iotomi insisi tunggal B Teknik 0ronek
!ibuat sebuah insisi ( ,m pada pertengahan fibula dan kaput tibia atau melalui
defek fas,ia jika terdapat hernia muskuler pada daerah keluarnya ner9us peroneal.
Ner9us peroneal segera di,ari dan dile$atkan fas,iotom ke kompartemen anterior
pada garis otot tibialis anterior. Pada kompartemen lateral- fas,iotom diarahkan ke
posterior ner9us peroneal superfi,ial pada garis fibular. Tutup kulit dengan ,ara
biasa dan pasang pembalut steril.
). 0as,iotomi insisi ganda B Teknik orebe,k
!ibuat ) insisi pada tungkai ba$ah ' ,m dibelakang garis posteromedial tibia.
Kemudian di,ari 9ena saphenus pada insisi proksimal dan tarik ke anterior bersama
dengan saraf- masuk dan dibuka kompartemen superfi,ial kemudian fas,ia
profunda di insisi. Kompartemen profunda diekspos termasuk otot digitorum
33
longus dan tibialis posterior dengan merobek sambungan soleus. Kumparan
neuro9askuler dan tendo tibialis posterior kemudian di insisi ke proksimal dan
distal fas,ia pada tendon tersebut. Tibialis posterior adalah kun,i dekompresi
kompartemen posterior dan biasanya berkontraksi ke proksimal antara fleksor
hallu,is longus- lebarkan batas antaranya untuk memeriksa kontraksinya. Tutup
luka diatas drain untuk meminimalkan pembentukan hematom.
Pera$atan pas,a operasi B
Duka harus dibiarkan terbuka selama ( hari kalau terdapat nekrosis otot
dapat dilakukan debridemen- kalau jaringan itu sehat luka dapat dijahit < tanpa
tegangan = atau dilakukan pen,angkokan kulit atau dibiarkan sembuh dengan
intensi sekunder.
34
8.."> <:yperbaric Oxygen herapy=
."> men,etuskan untuk terjadinya hyperoxic vasoconstriction- dimana
yang bisa mengurangi pembengkakan dan meningkatkan aliran darah dan
oksigenasi lokal. Selain itu- juga meningkatkan tekanan oksigen pada jaringan dan
membantu jaringan yang masih hidup untuk bertahan.
K. Km!li7a#i
Sindrom kompartemen jika tidak mendapatkan penanganan dengan segera-
akan menimbulkan berbagai komplikasi antara lainB
'. Nekrosis pada saraf dan otot dalam kompartemen yang ire9ersibel?permanen
). Kontraktur 9olkmanB merupakan pemendekan otot-otot lengan ba$ah permanen
merupakan hasil trauma- yang memberikan deformitas tangan menjadi clawli2e
di tangan- jari-jari tangan- dan pergelangan tangan. "iasanya terjadi pada anak-
anak.
8. /aringan parut otot- kontraktur- dan kehilangan fungsi anggota badan@
+. 7nfeksi
*" 1habdomyolysis
3. Kerusakan ginjal?acute 2idney in/ury <1K7=
-. Prgn#i#
Prognosis ini tergantung dari $aktu saat menentukan diagnosis dan pengambilan
tindakan pengobatan. .al lain yang mempengaruhi juga adalah daerah tempat terjadinya
sindrom kompartemen- serta penggunaan ektremitas tersebut dalam akiti9itas sehari-
hari. Sindrom kompartemen akut ,enderung memiliki hasil akhir yang jelek. Toleransi
otot untuk terjadinya iskemia adalah + jam. Kerusakan ire9ersibel terjadi bila lebih dari
H jam. /ika diagnosa terlambat- dapat menyebabkan trauma saraf dan hilangnya fungsi
otot. Jalaupun fas,iotomi dilakukan dengan ,epat dan a$al- hampir )*: pasien
35
mengalami defisit motorik dan sensorik yang persisten.
"A" III
KESIMP.-AN
Sindrom kompartemen <5S= adalah sebuah kondisi yang mengan,am anggota
tubuh dan ji$a- yang dapat diamati ketika tekanan perfusi diba$ah jaringan yang
tertutup- mengalami penurunan. Se,ara tegas- saat sindrom kompartemen tidak teratasi-
maka tubuh akan mengalami nekrosis jaringan?gangguan fungsi yang permanen.
Jalaupun fraktur pada tulang panjang merupakan penyebab tersering dari kompartemen
sindrom- trauma lainnya juga dapat menjadi penyebabnya. Dokasi yang dapat
mengalami sindrom kompartemen telah ditemukan di tangan- lengan ba$ah- lengan
atas- perut- pantat- dan seluruh ekstremitas ba$ah. .ampir semua ,edera dapat
menyebabkan sindrom ini- termasuk ,edera akibat olahraga berat. 6ejala klini yang
terjadi pada sindrom kompartemen dikenal dengan ( &P yaitu pain- pallor- pulselesness-
parrestesia- dan paralysis. Tujuan dari penanganan sindrom kompartemen adalah
mengurangi defisit fungsi neurologis dengan lebih dahulu menegembalikan aliran darah
lo,al melalui bedah dekompresi dan dilakukan jika tekanan intra- kompartemen
men,apai L 8* mm.g. Prognosis ditentukan oleh trauma penyebab. !iagnosis dan
pengobatan yang tepat- umumnya memberikan hasil yang baik dan pengobatan yang
terlambat dapat menyebabkan kerusakan saraf yang permanen serta malfungsi dari otot
yang terlibat.
36
37
DAFTAR P.STAKA
'. !andy !/- !ennis /4. 4sential >rthopaedi,s and Trauma. 5hinaB 5hur,hill
Di9ingstone 4lse9ier. pB8H-+*@ '')-+.
). Medline Plus <)**H=. 5ompartement Syndrome. 19ailable atB
httpB??$$$.nlm.nih.go9?medlineplus?en,y?arti,l e. <!iunduh bulan >ktober )*'8=.
8. Konstantakos 4K- !alstrom !/- Nelles M4- Daughlin T- Prayson M/ <!e,ember
)**G=. !iagnosis and Management of 4Ftremity 5ompartment SyndromesB 1n
>rthopaedi, Perspe,ti9e. 1m Surg G8 <')=B ''%%&)*%. PM7! 'H'H38G). <!iunduh
bulan >ktober )*'8=.
+. i,harf P <)**%=. 5ompartment Syndrome- 4Ftremity. 19ailable atB
httpB??$$$.emedi,ine.,om?4M46?topi,G8%.htm. <!iunduh bulan >ktober )*'8=
(. #ndersea and .yperbari, Medi,al So,iety. 5rush 7njury- 5ompartment syndrome-
and >ther 1,ute Traumati, 7s,hemias. 19ailable atB
httpB??$$$.uhms.org?esour,eDibrary?7ndi,ation... <!iunduh bulan >ktober )*'8=
3. Syamjuhidayat- !e /ong <)**+=. "uku 1jar 7lmu "edah. 465. /akarta. .al +3)@
H(8.
G. 5ompartemen Syndrome. 19ailable atB
httpB??$$$.s,ribd.,om?do,?)G8)*+3(?5ompartment Syndrome. <!iunduh bulan
>ktober )*'8=
H. 5ompartement Syndrome. 19ailable atB
httpB??$$Bans$er.,om?topi,?,ompartementsyndro me. <!iunduh bulan >ktober
)*'8=
%. 5ompartement Syndrome. httpB??emedi,inemeds,ape.,om?arti,le?')3%*H'.
<!iunduh bulan >ktober )*'8=
38
'*. Kare /. Colkman 5ontra,ture. 19ailable atB
emedi,ene.meds,ape.,om?arti,le?')G*+3)-o9er9ie$. <!iunduh bulan >ktober
)*'8=
''. 1Nar 0rederi,k. 5ompartment syndrome in 5ampbellOs operati9e orthopaedi,s. 4d
'*th. Col 8. Mosby. #S1. )**8. p B )++%-(G
'). 1mendola- "ru,e T$addle. 5ompartment syndromes in Skeletal trauma basi,
s,ien,e- management- and re,onstru,tion. Col '. 4d 8rd. Saunders. )**8. p B )3H-%)

S-ar putea să vă placă și