Sunteți pe pagina 1din 8

askep chikungunya

ASKEP TEORITIS CHIKUNGUNYA



A. Definisi
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya yang disebarkan
ke manusia melalui gigitan nyamuk. Sebagai penyebar penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti;
juga dapat oleh nyamuk Aedes albopictus.
Nama penyakit berasal dari bahasa Swahili yang berarti yang berubah bentuk atau
bungkuk, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi yang hebat
Masa inkubasi berkisar 1-4 hari, merupakan penyakit yang self-limiting dengan gejala akut yang
berlangsung 3-10 hari.
Nyeri sendi merupakan keluhan utama pasien, yang kadang-kadang berlangsung
beberapa minggu sampai bulan. Meskipun tidak pernah dilaporkan menyebabkan kematian,
masyarakat sempat dicemaskan karena penyebaran penyakit yang mewabah, disertai dengan
keluhan sendi yang mengakibatkan pasien lumpuh. Untuk memahami lebih mendalam, dilakukan
review terhadap penyakit ini.

B. Etiologi
Virus chikungunya merupakan anggota genus Alphavirus dalam family Togaviridae.
Strain asia merupakan genotype yang berbeda dengan yang di afrika. Virus Chikungunya disebut
juga Arbovirus A Chikungunya Type CHIK, CK. Virus Chikungunya masuk keluarga
Togaviridae, genus alphavirus.
Virions mengandung satu molekul single standed RNA. Virus dapat menyerang manusia
dan hewan. Virions dibungkus oleh lipid membrane; plemorfik; spherical; dengan diameter 70
m. Pada permukaan envelope didaptkan glycoprotein spikes (terdiri atas 2 virus protein
membentuk heterodimer).
Nucleopapsids isometric; dengan diameter 40 m. Nyamuk Aedes aegypti berukuran
kecil disbanding nyamuk lain: ukuran badan 3-4 mm, berwarna hitam dengan hiasan titik-titik
putih dibadannya; dan pada kakinya warna putih melingkar. Nyamuk dapat hidup berbulan-
bulan.
Nyamuk jantan tidak menggigit manusia, ia makan buah. Hanya nyamuk betina yang
menggigit; yang diperlukan untuk membuat telur. Telur nyamuk aedes diletakkan induknya
menyebar; berbeda dengan telur nyamuk lain yang dikeluarkan berkelompok. Nyamuk bertelur
di air bersih. Telur menjadi pupa dalam beberapa minggu.
Nyamuk bila terbang hampir tidak mengeluarkan bunyi; sehingga manusia yang diserang
tidak mengetahui kehadirannya; menyerang dari bawah atau dari belakang; terbang sangat cepat.
Telur nyamuk Aedes dapat bertahan lama dalam kekeringan (dapat lebih dari 1 tahun). Virus
dapat masuk dari nyamuk ke telur; nyamuk dapat bertahan dalam air yang chlorinated.
Nyamuk Aedes aegypti merupakan vector Chikungunya (CHIK) virus (alpha virus).
Beberapa nyamuk resisten terhadap CHIK virus namun sebagian susceptible. Ternyata
Susceptbility gene berada di kromosom 3. Vektor Chikunguya di Asia adalah Aedes aegypti,
Aedes albopticus. Di Afrika adalah Aedes furcifer dan Aedes africanus.

C. Patofisiologi
Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit
nyamuk pembawa virus hingga menimbulkan gejala sekitar 2 hingga 4 hari. Pada saat virus
masuk ke dalam sel secara endositosis virus tersebut menuju sitoplasma dan
reticulumendoplasma. Di dalam sitoplasma terjadi proses sisntesis DNA dan sisntsesis RNA
virus, sedangkan di dalam reticulum endoplasma terjadi proses sintesis protein virus. Setetah
masa inkubasi tersebut virion matang di sel endothelial di limfonodi, sumsum tulang, limfa dan
sel kuffer, lalu virus tersebut di keluarkan melewati sel membrane maka virus beredar dalam
darah. Demam chikungunya salah satunya dapat menginfekasi sel hati sehingga sel hati
mengalami degenerasi dan dapat menyebabkan nekrosis pada sel hati tersebut yang akan
mempengaruhi metabolisme pada sel hati yang mempengaruhi peningkatan bilirubin sehingga
seseorang yang mengalami demam ini biasanya terdapat ikterus. Gejala yang paling menonjol
pada kasus ini adalah nyeri pada setiap persendian (poliarthralgia) terutama pada sendi lutut,
pergelangan kaki dan tangan, serta sendi-sendi tulang punggung. Radang sendi yang terjadi
menyebabkan sendi susah untuk digerakkan, bengkak dan berwarna kemerahan. Itulah sebabnya
postur tubuh penderita menjadi seperti membungkuk dengan jari-jari tangan dan kaki menjadi
tertekuk. Gejala lain adalah munculnya bintik-bintik kemerahan pada sebagian kecil anggota
badan, serta bercak-bercak merah gatal di daerah dada dan perut. Muka penderita bisa menjadi
kemerahan dan disertai rasa nyeri pada bagian belakang bola mata. Meskipun gejala penyakit itu
bisa berlangsung 3-10 hari (kemudian sembuh dengan sendirinya), tetapi tidak dengan nyeri
sendinya yang bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan- bulan.

D. Manifestasi Penyakit
Masa inkubasi dari demam Chikungunya 2-4 hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam
48 jam pertama, dan dapat dijumpai sampai 4 hari pada beberapa pasien. Manifestasi penyakit
berlangsung 3-10 hari. Virus ini termasuk self limiting diseases alias hilang dengan sendirinya.
Namun rasa nyeri sendi mungkin masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.
Gejala demam Chikungunya mirip dengan demam berdarah dengue yaitu demam tinggi,
menggigil, sakit kepala, mual-muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot, serta bintik-bintik merah
dikulit terutama badan dan lengan.
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat,
renjatan (syock) maupun kematian. Nyeri sendi ini terutama mengenai sendi lutut, pergelangan
kaki serta persendian jari tangan dan kaki.
Gejala utama Chikungunya adalah demam tinggi, sakit kepala, punggung, sendi yang
hebat, mual, muntah, nyeri mata dan timbulnya rash/ruam kulit. Ruam kulit berlangsung 2-3 hari,
demam berlangsung 2-5 hari dan akan sembuh dalam waktu 1 minggu sejak pasien jatuh sakit.
Sakit sendi (arthralgia atau arthritis; sendi tangan dan kaki) sering menjadi keluhan utama pasien.
Keluhan sakit sendi kadang-kadang masih terasa dalam 1 bulan setelah demam hilang.
Penyakit ini merupakan penyakit yang bersifat self limiting (sembuh dengan sendirinya) dan
tidak brakibat kematian. Peranh dilaporkan terjadi kerusakan sendi yang dikaitkan dengan infeksi
Chikungunya.

E. Epidemiologi
Sejarah Penyakit yang pertama kali ditemukan di Afrika Barat ini berlaku pada tahun
1952 hingga 1953. Sejurus kemudian, epidemik berlaku di Filiphina(1954, 1956, dan 1968)
Thailand, Kamboja, Vietnam, India, Myanmar, Sri Lanka, dan mulai ditemukan di Indonesia
pada tahun 1973.
Namun sekarang telah tersebar luas di Afrika daerah sebelah selatan Sahara, Asia
Selatan, dan Asia Tenggara. Demam Chikungunya di Indonesia dilaporkan pertama kali di
Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta,
selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Jumlah kasus chikungunya tahun 2001
sampai bulan Februari 2003 mencapai 9318 tanpa kematian.
Sejak tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di kepulauan Pasifik termasuk
Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion, dengan jumlah meningkat terlihat selepas
bencana tsunami pada Desember 2004.
Penularanya Penularan demam Chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit
oleh nyamuk penular , kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain.
Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis (berlaku
dengan kerap di suatu kawasan atau populasi dan senantiasa ada). Selain manusia, primata
lainnya diduga dapat menjadi sumber penularan. Selain itu, pada uji hemaglutinasi inhibisi,
mamalia, tikus, kelelawar, dan burung juga bisa mengandung antibodi terhadap virus
Chikungunya.
Seseorang yang telah dijangkiti penyakit ini tidak dapat menularkan penyakitnya itu
kepada orang lain secara langsung. Proses penularan hanya berlaku pada nyamuk pembawa.
Masa inkubasi dari demam Chikungunya berlaku di antara satu hingga tujuh hari, biasanya
berlaku dalam waktu dua hingga empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai
sepuluh hari.

F. Tanda dan Gejala
Gejala penyakit ini sangat mirip dengan demam berdarah. Hanya saja kalau Chikungunya
akan membuat semua persendian terasa ngilu.
1. Demam : Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan.
Demam penyakit ini ditandai dengan demam tinggi mencapai 39-40 derajat C.
2. Sakit persendian : Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam
dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita merasa lumpuh sebelum berobat.
Sendi yang sering sering dikeluhkan: sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang
belakang.
3. Nyeri otot : Nyeri bisa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang
terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata kaki.
4. Bercak kemerahan (ruam) pada kulit Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam,
tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan, dan
kaki, terutama badan dan lengan. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.
5. Sakit kepala Sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui, conjungtival injection dan
sedikit fotophobia.
6. Kejang dan penurunan kesadaran Kejamg biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi,
jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya.
7. Gejala lain Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar getah bening di bagian
leher dan kolaps pembuluh darah kapiler.

Gejala yang timbul pada anak-anak sangat berbeda seperti nyeri sendi tidak terlalu nyata
dan berlangsung singkat. Ruam juga lebih jarang terjadi. Tetapi pada bayi dan anak kecil timbul:
1. Kemerahan pada wajah dan munculnya ruam kemerahan dalam bentuk papel-papel
(maculopapular) atau erupsi seperti biduran (urtikaria).
2. Rasa linu di persendian tangan dan kaki serta pergelangan lutut.
3. Demam tinggi disertai muntah-muntah, menggigil, sakit kepala, sakit perut, serta bintik merah
pada kulit seperti penderita demam berdarah.
4. Mimisan bisa terjadi pada pasien anak-anak.
5. Pada umumnya pada anak hanya berlangsung selama 3 hari.
Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat,
renjatan (shock) maupun kematian. Pada virus DBD akan ada produksi racun yang menyerang
pembuluh darah dan menyebabkan kematian. Sedangkan pada virus penyebab chikungunya akan
memproduksi virus yang menyerang tulang.

G. Diagnosis Banding dan Diagnosis Pasti
Viral arthropaty diketahui dan dijumpai pada beberapa infeksi virus: dengue, Onyong-
nyong, chikungunya, Mayaro, Ross River, Sindbis dan Bermah Forest. Gejala sendi akibat virus
ini biasanya hanya berlangsung singkat seminggu, kecuali pada beberapa kasus Chikungunya.
Penyakit ini banyak kemiripan dengan demam dengue/DHF; hanya saja: serangan demam lebih
singkat; sakit sendi lebih lama dan tidak terjadi kematian.
Chikungunya dicurigai bila seseorang menderita demam mendadak, dengan beberapa
gejala berikut: sakit sendi, sakit kepala, sakit pinggang/punggung, fotofobia dan rash/ruam kulit;
serta dalam seminggu terakhir berada didaerah terjangkit Chikungunya. Diagnosis pasti bila
terdapat salah satu hal berikut:
1. Pemeriksaan titer antibody naik 4 kali lipat
2. Isolasi virus
3. Deteksi virus dengan PCR

H. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
a) Isolasi Virus (paling akurat)
2-5 ml darah dalam minggu I perjalanan penyakit
Virus CHIK (efek sitopatik) dikonfirmasi dengan antiserum CHIK spesifik
Hasil didapat dalam 1-2 minggu
b. Pemeriksaan Serologi
10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinik terjadi) dan padafase penyembuhan
(10-14 hari) setelah sampel I diambil.
Pemeriksaan IgM dilanjutkan MAC-ELISA, hasil dalam 2-3 hari
Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji neutralisasi dan HIA
Diagnosa (+):
o Peningkatan antibody 4x pada fase akut dan fase penyembuhan
o Antibody IgM spesifik CHIKV (+)
a) Polymerase Chain Reaction (PCR)
Melalui enzim reserve transcriptase = tes RT-PCR
Specimen sama dengan untuk isolasi virus
Hasil didapat dalam 1-2 hari I

I. Pengobatan
Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan terhadap
penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan penyakit ini umumnya
cukup baik, karena bersifat self limited disease, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu
tertentu. Tetapi apabila kecurigaan penyakit adalah termasuk campak atau demam berdarah
dengue, maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera dirujuk
apabila terdapat tanda-tanda bahaya.
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan
terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh, serta minum air putih sebanyak mungkin
untuk menghilangkan gejala demam. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya
minum jus buah segar). Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat untuk untuk
menghadapi penyakit ini, karena daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat
rasa ngilu pada persendian cepat hilang.
Belum ditemukan imunisasi yang berguna sebagai tindakan preventif. Namun pada
penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas / kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka
panjang.
Pengobatan yang diberikan umumnya untuk menghilangkan atau meringankan gejala
klinis yang ada saja (symptomatic therapy), seperti pemberian obat panas, obat mual/muntah,
maupun analgetik untuk menghilangkan nyeri sendi.
Contoh: Penurunan panas atau penghilang nyeri adalah obat non steroid anti inflamasi
(NSAI), pilih salah satu contoh dibawah ini:
Arasetamol, antalgin
Natrium diklofenat
Piroxicam atau ibuprofen.

J. Pencegahan
Pencegahan ditujukan untuk mengendalikan nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk.
Pada saat ini belum ada vaksin di pasaran untuk mencegah Chikungunya. Tindakan pencegahan
Chikungunya di daerah dimana terdapat nyamuk Aedes aegypti adalah menghilangkan tempat
dimana nyamuk dapat meletakkan telurnya, terutama pada tempat penyimpanan air buatan,
misalnya bak mandi, kolam ikan, ban mobil atau kaleng kosong. Tempat penyimpanan air hujan
atau penyimpanan air (kontainer plastik, drum) hendaknya tertutup rapat. Ban mobil bekas,
kaleng kosong sebaiknya dimusnahkan. Tempat minum hewan peliharaan/burung dan vas bunga
hendaknya dikosongkan atau diganti setidaknya seminggu sekali.
Semua upaya tersebut diharapkan dapat membasmi telur nyamuk dan mengurangi jumlah
nyamuk di daerah tersebut. Pada wisatawan atau juga penduduk di daerah terjangkit
Chikungunya, resiko digigit nyamuk akan berkurang dengan pemasangan air conditioning atau
memasang kasa pada jendela atau pintu. Memakai repelen yang mengandung 20-30% DEET
pada kulit tubuh yang terbuka atau pakaian akan mengurangi kemungkinan tergigit nyamuk.
Pencegahan Chikungunya ditekankan pada usaha terus-menerus, berkesinambungan, community
based, integrated mosquito control, tidak boleh terlalu mengandalkan insektisida baik untuk
jentik nyamuk maupun nyamuk dewasa (chemical larvicide atau adulticide).
Pencegahan wabah penyakit memerlukan peran serta masyarakat yang terkoordinasi
dalam usaha meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Chikungunya, serta bagaimana
mengenali penyakit dan bagaimana mengendalikan nyamuk yang dapat
menularkan/menyebarkan penyakit.
Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya: Menguras bak mandi, paling
tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai dewasa
dalam kurun waktu 7-10 hari.
Menutup tempat penyimpanan air
Mengubur sampah
Menaburkan larvasida.
Memelihara ikan pemakan jentik
Pengasapan
Pemakaian anti nyamuk
Pemasangan kawat kasa di rumah.
Jadi kita semua sebagai calon tenaga kesehatan harus bisa memberikan penyuluhan ke
masyarakat tentang pentingnya Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) untuk menghindari
gigitan nyamuk penyebab Chikungunya. Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang gelap,
lembab, dan pengap. Pintu dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga sore,
agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan
pencahayaan yang sehat.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation,
sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara
pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes
aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung.

K. Diagnosa keperawatan yang Muncul
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan peningkatan suhu tubuh
(>37
o
C)
b. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan pengeluaran keringat yang berlebihan di
tandai kulit kering dan kasar
c. Nyeri akut berhubungan dengan terjadi reaksi implamasi, merangsang saraf di tandai dengan
nyeri tekan, meringis kesakitan
d. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual,
muntah, anoreksia.
e. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit

L. Intervensi Keperawatan

No
Dx
Tujuan dan criteria
hasil
Intervensi Rasional
1 Suhu tubuh normal
(36 37
0c
).
Pasien bebas dari
demam
Observasi tanda
vital(suhu,nadi,tekanan
darah,pernafasan)setiap 3 jam
Anjurkan pasien untuk banyak
minum



Berikan kompres hangat

Tanda vital merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan umum pasien
Peningkatan suhu tubuh
mengakibatkan penguapantubuh
meningkat sehingga perlu diimbangi
dengan asupancairan yang banyak
Dengan vasodilatasi dapat
meningkatkan penguapan yang
mempercepat penurunan suhu tubuh
Pakaian tipis membantu mengurangi


Anjurkan untuk tidak memakai
selimut dan pakaian yang tebal.
Berikan terapi cairan intravena
dan obat-obatan sesuai program
dokter.
penguapan tubuh

Pemberian cairan sangat penting bagi
pasien dengan suhu tinggi
2 Volume cairan terpe
nuhi
Kaji keadaan umum pasien
(lemah, pucat, takikardi) serta
tanda-tanda vital.
Observasi tanda-tanda syock.

Berikan cairan intravena sesuai
program dokter




Anjurkan pasien untuk banyak
minum

Catat intake dan output.
Menetapkan data dasar pasien untuk
mengetahui penyimpangan dari
keadaan normalnya.
Agar dapat segera dilakukan tindakan
untuk menangani syok.
Pemberian cairan IV sangat penting
bagi pasien yang mengalami
kekurangan cairan tubuh karena cairan
tubuh karena cairan langsung masuk
ke dalam pembuluh darah
Asupan cairan sangat diperlukan
untuk menambah volume cairan
tubuh.
Untuk mengetahui keseimbangan
cairan
3 Kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi,
pasien mampu
menghabiskan
makanan sesuai
dengan posisi yang
diberikan
/dibutuhkan.
Kaji keluhan mual, sakit
menelan, dan muntah yang
dialami pasien.
Kaji cara / bagaimana makanan
dihidangkan.

Berikan makanan yang mudah
ditelan seperti bubur

Berikan makanan dalam porsi
kecil dan frekuensi sering.
Catat jumlah / porsi makanan
yang dihabiskan oleh pasien
setiap hari.
Berikan obat-obatan antiemetik
sesuai program dokter.
Untuk menetapkan cara mengatasinya

Cara menghidangkan makanan dapat
mempengaruhi nafsu makan pasien
Membantu mengurangi kelelahan
pasien dan meningkatkan asupan
makanan
Untuk menghindari mual.

Untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan nutrisi

Antiemetik membantu pasien
mengurangi rasa mual dan muntah dan
diharapkan intake nutrisi pasien
meningkat
4 Rasa nyaman pasien
terpenuhi.
Nyeri berkurang atau
hilang.
Kaji tingkat nyeri yang dialami
pasien
Berikan posisi yang nyaman,
usahakan situasi ruangan yang
tenang.
Alihkan perhatian pasien dari
rasa nyeri
Untuk mengetahui berapa berat nyeri
yang dialami pasien
Untuk mengurangi rasa nyeri


Dengan melakukan aktivitas lain
pasien dapat melupakan perhatiannya


Berikan obat-obat analgetik
terhadap nyeri yang dialami.
Analgetik dapat menekan atau
mengurangi nyeri pasien.
5 Klien dan keluarga
mengenal gejala dini
chikungunya
Klien dan keluarga
mengerti tentang
proses penyakit
Observasi tingkat pengetahuan
klien / keluarga tentang penyakit
chikungunya
Observasi latar belakang
pendidikan klien

Jelaskan tentang proses penyakit,
diit, perawatan dan obat pada
klien dan keluarga
Sebagai data dasar pemberian
informasi

Untuk mengetahui penjelasan sesuai
dengan tingkat pendidikan klien
Agar keluarga mengerti tentang
penyakit chikungunya

S-ar putea să vă placă și