Description of the Hydrologic Cycle

Pengaertian Siklus Hidrologi

The global water cycle can be described with nine major physical processes which form a
continuum of water movement. Complex pathways include the passage of water from the gaseous
envelope around the planet called the atmosphere, through the bodies of water on the surface of
earth such as the oceans, glaciers and lakes, and at the same time (or more slowly) passing through
the soil and rock layers underground. Later, the water is returned to the atmosphere. A fundamental
characteristic of the hydrologic cycle is that it has no beginning an it has no end. It can be studied by
starting at any of the following processes: evaporation, condensation, precipitation, interception,
infiltration, percolation, transpiration, runoff, and storage.
Siklus hidrologi secara global dapat dikelompokkan dengan sembilan proses fisik yang
membentuk gerakan air berlanjut. Jalur kompleks termasuk bagian air berwujud gas di
sekitar planet yang disebut atmosfer, melalui badan-badan air di
permukaan bumi seperti lautan, gletser dan danau, dan pada waktu yang sama (atau lebih
lambat) melewati tanah dan lapisan batu bawah tanah. Kemudian, air dikembalikan ke
atmosfer. Karakteristik mendasar dari siklus hidrologi adalah ia tidak memiliki awal yang
memiliki akhir. Hal ini dapat dipelajari dengan dimulai di salah satu dari proses
berikut: penguapan, kondensasi, presipitasi, intersepsi, infiltrasi,
perkolasi, transpirasi, limpasan, danpenyimpanan.









The information presented below is a greatly simplified description of the major contributing physical
processes. They include:
Informasi yang disajikan di bawah ini adalah penjelasan sederhana dari Proses fisik
utama. Diantaranya:

EVAPORATION (Penguapan)



Evaporation occurs when the physical state of water is changed from a liquid state to a gaseous state.
A considerable amount of heat, about 600 calories of energy for each gram of water, is exchanged
during the change of state. Typically, solar radiation and other factors such as air temperature, vapor
pressure, wind, and atmospheric pressure affect the amount of natural evaporation that takes place
in any geographic area. Evaporation can occur on raindrops, and on free water surfaces such as seas
and lakes. It can even occur from water settled on vegetation, soil, rocks and snow. There is also
evaporation caused by human activities. Heated buildings experience evaporation of water settled on
its surfaces. Evaporated moisture is lifted into the atmosphere from the ocean, land surfaces, and
water bodies as water vapor. Some vapor always exists in the atmosphere.
Penguapan terjadi ketika keadaan fisik air berubah dari keadaan cair ke
keadaan gas. Sejumlah besar panas, sekitar 600 kalori energi untuk setiap gram air, sebagai
ganti dari perubahan bentuk. Biasanya, radiasi matahari dan faktor-faktor lain seperti suhu
udara, tekanan uap, angin, dan tekanan atmosfer mempengaruhi
jumlah penguapan alami yang terjadi di suatu area geografis. Penguapan dapat
terjadi pada air hujan, dan pada permukaan air lepas seperti lautan dan danau. Ini
bahkan dapat terjadi dari air menetap pada vegetasi, tanah, batu dan salju. Ada
juga penguapandisebabkan oleh aktivitas manusia.
Bangunan yang terkena panas mengalami penguapan air pada permukaan nya.
Kelembaban menguap ke atmosfer diangkat dari laut, permukaan tanah, dan badan
air sebagai uap air. Beberapa uap selalu ada di atmosfer.

CONDENSATION (Mengembun)



Condensation is the process by which water vapor changes it's physical state from a vapor, most
commonly, to a liquid. Water vapor condenses onto small airborne particles to form dew, fog, or
clouds. The most active particles that form clouds are sea salts, atmospheric ions caused by
lightning,and combustion products containing sulfurous and nitrous acids. Condensation is brought
about by cooling of the air or by increasing the amount of vapor in the air to its saturation point.
When water vapor condenses back into a liquid state, the same large amount of heat ( 600 calories of
energy per gram) that was needed to make it a vapor is released to the environment.
Kondensasi (mengembun) adalah proses dimana uap air berubah menjadi bentuk fisik dari
uap, biasanya, berbentuk cairan. Uap air mengembun pada partikel udara kecil untuk
membentuk embun, kabut, atau awan. Partikel yang paling berperan aktif dalam membentuk
awan adalah laut garam, ion atmosfer yang disebabkan oleh petir, dan produk hasil
pembakaran yang mengandung asam sulfur dan nitrat. Kondensasi terjadi dengan
meningkatnya jumlah uap di udara hingga titik jenuh nya. Ketika uap air mengembun
kembali kekeadaan cair, jumlah besar panas yang sama (600 kalori energi per gram)yang
diperlukan untuk membuat uap dilepaskan ke lingkungan.

PRECIPITATION (Curah Hujan)



Precipitation is the process that occurs when any and all forms of water particles fall from the
atmosphere and reach the ground. There are two sub-processes that cause clouds to release
precipitation, the coalescence process and the ice-crystal process. As water drops reach a critical size,
the drop is exposed to gravity and frictional drag. A falling drop leaves a turbulent wake behind which
allows smaller drops to fall faster and to be overtaken to join and combine with the lead drop. The
other sub-process that can occur is the ice-crystal formation process. It occurs when ice develops in
cold clouds or in cloud formations high in the atmosphere where freezing temperatures occur. When
nearby water droplets approach the crystals some droplets evaporate and condense on the crystals.
The crystals grow to a critical size and drop as snow or ice pellets. Sometimes, as the pellets fall
through lower elevation air, they melt and change into raindrops.
Precipitated water may fall into a waterbody or it may fall onto land. It is then dispersed several
ways. The water can adhere to objects on or near the planet surface or it can be carried over and
through the land into stream channels, or it may penetrate into the soil, or it may be intercepted by
plants.
When rainfall is small and infrequent, a high percentage of precipitation is returned to the
atmosphere by evaporation.
The portion of precipitation that appears in surface streams is called runoff. Runoff may consist of
component contributions from such sources as surface runoff, subsurface runoff, or ground water
runoff. Surface runoff travels over the ground surface and through surface channels to leave a
catchment area called a drainage basin or watershed. The portion of the surface runoff that flows
over the land surface towards the stream channels is called overland flow. The total runoff confined in
the stream channels is called the streamflow.
Curah hujan adalah proses yang terjadi ketika setiap dan semua bentuk partikel air jatuh dari
atmosfer dan mencapai tanah. Ada dua sub-proses yang menyebabkan awan untuk
melepaskan curah hujan, proses koalesensi dan proses kristal es. Ketika tetes air mencapai
ukuran kritis tertentu,air akan jatuh akibat gravitasi dan gesekan seret. Ketika air jatuh,
memungkinkan air dengan ukuran kecil jatuh lebih cepat, dan bergabung menjadi titik air yg
lebih besar. Sub-proses lain yang dapat terjadi adalah proses pembentukan Kristal es. Hal
ini terjadi ketika es berkembang di awan dingin atau berada pada awan yang tinggi di mana
suhu beku terjadi. Kristal tumbuh sampai ukuran kritis dan drop sebagai bulir salju atau
es. Kadang-kadang, sebagai bulir jatuh melalui udara elevasi yang lebih rendah, mereka
mencair dan berubah menjadi hujan biasa.
Air diendapkan mungkin jatuh ke waterbody atau mungkin jatuh ke tanah.Hal ini kemudian
tersebar beberapa cara. Air dapat mengalir melalui objek pada atau dekat permukaan planet
atau dapat dilakukan atas dan melalui tanah ke dalam saluran sungai, atau mungkin
menembus ke dalam tanah, atau mungkin dicegat oleh tanaman.
Ketika curah hujan sangat kecil dan jarang, besar kemungkinan dari curah hujan
dikembalikan ke atmosfer oleh penguapan.
Bagian dari presipitasi yang muncul di permukaan sungai disebut limpasan.Limpasan dapat
terdiri dari kontribusi komponen dari sumber seperti limpasan permukaan, limpasan
permukaan, atau limpasan air tanah.Limpasan permukaan perjalanan di atas permukaan
tanah dan melalui saluran permukaan untuk meninggalkan daerah tangkapan disebut daerah
aliran sungai atau DAS. Bagian dari limpasan permukaan yang mengalir di atas permukaan
tanah menuju saluran aliran disebut aliran darat. Total limpasan terbatas di saluran aliran
tersebut disebut debit sungai.


INTERCEPTION (Intersepsi)



Interception is the process of interrupting the movement of water in the chain of transportation
events leading to streams. The interception can take place by vegetal cover or depression storage in
puddles and in land formations such as rills and furrows.
When rain first begins, the water striking leaves and other organic materials spreads over the
surfaces in a thin layer or it collects at points or edges. When the maximum surface storage capability
on the surface of the material is exceeded, the material stores additional water in growing drops
along its edges. Eventually the weight of the drops exceed the surface tension and water falls to the
ground. Wind and the impact of rain drops can also release the water from the organic material. The
water layer on organic surfaces and the drops of water along the edges are also freely exposed to
evaporation.
Additionally, interception of water on the ground surface during freezing and sub-freezing conditions
can be substantial. The interception of falling snow and ice on vegetation also occurs. The highest
level of interception occurs when it snows on conifer forests and hardwood forests that have not yet
lost their leaves.
Intersepsi adalah proses tergganggu pergerakan air dalam rantai peristiwa yang mengarah
ke aliran transportasi. Intersepsi dapat terjadi oleh tutupan vegetasi atau
penyimpanan depresi di genangan air dan dalam formasi tanah seperti kincir dan kerutan.
Ketika hujan pertama dimulai, air daun mencolok dan bahan organik lainnyamenyebar
di permukaan dalam lapisan tipis atau terkumpul di poin atau tepi. Ketika kemampuan
penyimpanan permukaan maksimum pada permukaan material terlampaui, bahan tambahan
dalam menyimpan airtetes tumbuh di sepanjang tepinya. Hingga Akhirnya menjadi
berat turun melebihi tegangan permukaan dan air jatuh ke tanah. Angin
dan dampak tetes hujan juga dapat melepaskan air dari bahan organik. Lapisan air pada
permukaan organik dan tetes air di sepanjang tepi juga bebas terkena penguapan.
Selain itu, intersepsi air di permukaan tanah selama kondisi beku dan sub-pembekuan
dapat menjadi substansial. Intersepsi jatuh salju dan es divegetasi juga terjadi. Level tertinggi
dari intersepsi terjadi ketika salju turun pada hutan konifer dan hutan kayu yang
belum kehilangan daun mereka.

INFILTRATION



Infiltration is the physical process involving movement of water through the boundary area where the
atmosphere interfaces with the soil. The surface phenomenon is governed by soil surface conditions.
Water transfer is related to the porosity of the soil and the permeability of the soil profile. Typically,
the infiltration rate depends on the puddling of the water at the soil surface by the impact of
raindrops, the texture and structure of the soil, the initial soil moisture content, the decreasing water
concentration as the water moves deeper into the soil filling of the pores in the soil matrices, changes
in the soil composition, and to the swelling of the wetted soils that in turn close cracks in the soil.
Water that is infiltrated and stored in the soil can also become the water that later is evapotranspired
or becomes subsurface runoff.
Infiltrasi adalah proses fisik yang melibatkan pergerakan air melalui daerahperbatasan di
mana atmosfer berhadapan dengan tanah. Fenomena permukaan diatur oleh
kondisi permukaan tanah. Mentransfer air berkaitan dengan porositas tanah
dan permeabilitas profil tanah. Biasanya, tingkat infiltrasi
tergantung pada puddling air di permukaan tanah oleh dampak hujan, tekstur dan
struktur tanah, kandungan tanah awal kelembaban, konsentrasi airmenurun
karena air bergerak lebih dalam ke tanah mengisi pori-pori dalammatriks tanah, perubahan
dalam komposisi tanah, dan pembengkakan tanah yang dibasahi pada gilirannya akan
menutup retakan di dalam tanah.
Air yang menyusup dan disimpan di dalam tanah juga dapat menjadi air yang
kemudian evapotranspired atau menjadi limpasan bawah permukaan.

PERCOLATION



Percolation is the movement of water though the soil, and it's layers, by gravity and capillary forces.
The prime moving force of groundwater is gravity. Water that is in the zone of aeration where air
exists is called vadose water. Water that is in the zone of saturation is called groundwater. For all
practical purposes, all groundwater originates as surface water. Once underground, the water is
moved by gravity. The boundary that separates the vadose and the saturation zones is called the
water table. Usually the direction of water movement is changed from downward and a horizontal
component to the movement is added that is based on the geologic boundary conditions.
Geologic formations in the earth's crust serve as natural subterranean reservoirs for storing water.
Others can also serve as conduits for the movement of water. Essentially, all groundwater is in
motion. Some of it, however, moves extremely slowly. A geologic formation which transmits water
from one location to another in sufficient quantity for economic development is called an aquifer. The
movement of water is possible because of the voids or pores in the geologic formations. Some
formations conduct water back to the ground surface. A spring is a place where the water table
reaches the ground surface. Stream channels can be in contact with an unconfined aquifer that
approach the ground surface. Water may move from the ground into the stream, or visa versa,
depending on the relative water level. Groundwater discharges into a stream forms the base flow of
the stream during dry periods, especially during droughts. An influent stream supplies water to an
aquifer while and effluent stream receives water from the aquifer.
Perkolasi adalah gerakan air menembus tanah, dan lapisan bumi, oleh gravitasi dan gaya
kapiler. Kekuatan utama dari tanah bergerak adalah gravitasi. Air yang berada
di zona aerasi di mana ada udara disebut air Vadose. Air yang berada
di zona saturasi disebut air tanah. Agar lebih praktis, semua airtanah dikelompokkan sebagai
air permukaan. Sekali di bawah tanah, air tersebut akan dipindahkan oleh
gravitasi. Batas yang memisahkan Vadose dan zonasaturasi disebut tabel air. Biasanya arah
gerakan air ke bawah dan berubah dari komponen horizontal untuk gerakan yang
ditambahkan didasarkanpada kondisi batas geologi. Formasi geologi di kerak bumi berfungsi
sebagai reservoir bawah tanah alami untuk menyimpan air. Orang lain juga dapat berfungsi
sebagai saluran untuk gerakan air. Pada dasarnya, air tanah semuanya bergerak. Beberapa
dari itu, bagaimanapun, bergerak sangat lambat. Sebuah formasi geologiyang
memancarkan air dari satu lokasi ke lokasi lain dalam jumlah yang cukup untuk
pembangunan ekonomi disebut suatu akuifer. Gerakan air ini dimungkinkan karena dari
kekosongan atau pori-pori dalam formasi geologi.
Beberapa formasi menggerakkan air kembali ke permukaan tanah. Musim semi
adalah tempat di mana meja air mencapai permukaan tanah. Aliran saluran dapat
berhubungan dengan akuifer terbatasi bahwa pendekatan permukaan tanah. Air
dapat bergerak dari tanah ke dalam aliran, atau sebaliknya,tergantung pada tingkat air
relatif. Air Tanah pembuangan ke sungaimembentuk aliran dasar sungai selama periode
kering, terutama selama kekeringan. Aliran influen menyediakan pasokan air
ke akuifer sementara dan aliran efluen menerima air dari akuifer.

TRANSPIRATION



Transpiration is the biological process that occurs mostly in the day. Water inside of plants is
transferred from the plant to the atmosphere as water vapor through numerous individual leave
openings. Plants transpire to move nutrients to the upper portion of the plants and to cool the leaves
exposed to the sun. Leaves undergoing rapid transpiration can be significantly cooler than the
surrounding air. Transpiration is greatly affected by the species of plants that are in the soil and it is
strongly affected by the amount of light to which the plants are exposed. Water can be transpired
freely by plants until a water deficit develops in the plant and it water-releasing cells (stomata) begin
to close. Transpiration then continues at a must slower rate. Only a small portion of the water that
plants absorb are retained in the plants.
Vegetation generally retards evaporation from the soil. Vegetation that is shading the soil, reduces
the wind velocity. Also, releasing water vapor to the atmosphere reduces the amount of direct
evaporation from the soil or from snow or ice cover. The absorption of water into plant roots, along
with interception that occurs on plant surfaces offsets the general effects that vegetation has in
retarding evaporation from the soil. The forest vegetation tends to have more moisture than the soil
beneath the trees.
Transpirasi adalah proses biologis yang terjadi terutama di siang hari. Air di
dalam tanaman ini dipindahkan dari tanaman ke atmosfer sebagai uap air
melalui berbagai lapisan daun meninggalkan individu. Pemindahan pada
tanaman terjadi untuk memindahkan nutrisi ke bagian atas dari tanaman untuk
mendinginkan daun yang terkena sinar matahari. Daun yang mengalami transpirasi cepat
secara signifikan lebih dingin dari udara sekitarnya. Transpirasi sangat dipengaruhi oleh
spesies tanaman yang ada di tanah dan sangatdipengaruhi oleh jumlah cahaya yang
mengenai tanaman. Air dapat terbentuk secara bebas oleh tanaman sampai defisit
air berkembang di tanaman dan air untuk melepaskan sel (stomata) mulai
menutup. Transpirasi kemudian berlanjut pada tingkat yang lebih lambat harus. Hanya
sebagian kecil dari air yang tanaman menyerap dipertahankan dalam tanaman.
Vegetasi umumnya memperlambat penguapan dari tanah.
Vegetasi yang naungan tanah, mengurangi kecepatan angin. Juga, melepaskan uap air ke
atmosfer mengurangi jumlah penguapan langsung dari tanah atau dari tutupan salju atau
es. Penyerapan air ke dalam akar tanaman, bersama dengan intersepsi yang terjadi
pada permukaan tanaman offset efek umum bahwa vegetasi memiliki untuk
memperlambat penguapan dari tanah.Vegetasi hutan cenderung memiliki kelembaban lebih
dari tanah di bawahpohon.


RUNOFF



Runoff is flow from a drainage basin or watershed that appears in surface streams. It generally
consists of the flow that is unaffected by artificial diversions, storages or other works that society
might have on or in a stream channel. The flow is made up partly of precipitation that falls directly on
the stream , surface runoff that flows over the land surface and through channels, subsurface runoff
that infiltrates the surface soils and moves laterally towards the stream, and groundwater runoff
from deep percolation through the soil horizons. Part of the subsurface flow enters the stream
quickly, while the remaining portion may take a longer period before joining the water in the stream.
When each of the component flows enter the stream, they form the total runoff. The total runoff in
the stream channels is called streamflow and it is generally regarded as direct runoff or base flow.
Limpasan adalah aliran dari aliran sungai atau DAS yang muncul di sungai permukaan. Hal ini
biasanya terdiri dari aliran yang tidak terpengaruh oleh penyimpangan
buatan, penyimpanan atau karya lain yang mungkin buatan masyarakat atau canal. Aliran ini
terdiri sebagian dari curah hujan yang jatuh langsung pada limpasan, aliran permukaan
yang mengalir di atas permukaan tanah dan melalui saluran, limpasan bawah permukaan
yang infiltrat tanah permukaan dan bergerak secara lateral ke arah sungai, dan limpasan air
tanah dari perkolasi melalui tanah cakrawala. Bagian dari aliran sungai bawah
permukaan masuk dengan cepat, sedangkan bagian yang tersisa mungkin memakan
waktu lebih lama sebelum bergabung dengan air di sungai. Ketika masing-
masing komponen arus masuk sungai, mereka membentuk limpasan total. Limpasan total
di saluran aliran disebut debit sungai dan umumnya dianggap sebagai limpasan langsung
atau aliran dasar.

STORAGE



There are three basic locations of water storage that occur in the planetary water cycle. Water is
stored in the atmosphere; water is stored on the surface of the earth, and water stored in the ground.
Water stored in the atmosphere can be moved relatively quickly from one part of the planet to
another part of the planet. The type of storage that occurs on the land surface and under the ground
largely depend on the geologic features related to the types of soil and the types of rocks present at
the storage locations. Storage occurs as surface storage in oceans, lakes, reservoirs, and glaciers;
underground storage occurs in the soil, in aquifers, and in the crevices of rock formations.
The movement of water through the eight other major physical processes of the water cycle can be
erratic. On average, water the atmosphere is renewed every 16 days. Soil moisture is replaced about
every year. Globally, waters in wetlands are replaced about every 5 years while the residence time of
lake water is about 17 years. In areas of low development by society, groundwater renewal can
exceed 1,400 years. The uneven distribution and movement of water over time, and the spatial
distribution of water in both geographic and geologic areas, can cause extreme phenomena such as
floods and droughts to occur.
Ada tiga lokasi dasar penyimpanan air yang terjadi dalam siklus air di planet ini.
Air disimpan di atmosfer, air disimpan di permukaan bumi, dan air disimpan di dalam tanah.
Air yang tersimpan di atmosfer dapat dipindahkan relatif cepat dari satu bagian dari planet
ini ke bagian lain dari planet ini. Jenis penyimpanan yang terjadi pada permukaan tanah
dan bawah tanah sangat tergantung pada fitur geologi yang terkait dengan jenis tanah dan
jenis batuan yang ada di lokasi penyimpanan. Penyimpanan terjadi sebagai
penyimpanan permukaan di samudera, danau, waduk, dan gletser; penyimpanan bawah
tanah terjadi dalam tanah, dalam akuifer, dan di celah-celah formasi batuan.
Pergerakan air melalui delapan proses fisik lainnya utama siklus air dapat menentu. Rata-
rata, air atmosfer diperbarui setiap 16 hari. Kelembaban tanah diganti sekitar setiap
tahun. Secara global, air di lahan basah yang diganti setiap 5 tahun sementara waktu
tinggal air danau adalah sekitar 17 tahun. Di bidang pembangunan rendah oleh
masyarakat, pembaharuan tanah dapat melebihi 1.400 tahun. Distribusi yang tidak
merata dan gerakanair dari waktu ke waktu, dan distribusi spasial air di daerah baik geografis
dan geologis, dapat menyebabkan fenomena ekstrim seperti banjir dan terjadi kekeringan.


Sumber http:// www.nwrfc.noaa.gov/info/water_cycle/hydrology.cgi