Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
KOMUNIKASI EFEKTIF
DALAM PELAYANAN
KESEHATAN HAJI
127
KATA PENGANTAR
Peran para petugas kesehatan haji Indonesia (TKHI) menghendaki untuk
selalu berinteraksi dengan jamaah haji dalam menjalankan tugasnya. Berbagai
aspek dan keterampilan perlu dimiliki para tenaga TKHI agar pelayanan
kesehatan jamaah haji dapat berjalan secara memuaskan. Aspek-aspek dan
keterampilan ini terkait hard skill (keterampilan medis dan administratif) dan
softskill (membangun interaksi yang efektif). Komunikasi merupakan salah satu
softskill penting yang perlu dimiliki petugas TKHI disamping aspek-aspek lain
terkait tugasnya melayani jamaah haji bidang kesehatan.
Namun demikian calon petugas TKHI belum menerapkan, bahkan belum
mengenali komunikasi yang efektif. Pemahaman yang benar serta penerapan
yang efektif terkait Komunikasi yang Efektif sangat diperlukan dalam menunjang
pelayanan yang terbaik bagi jamaah haji. Fasilitator mata ajar ini harus dapat
memberikan pemahaman yang benar serta memandu proses pembelajaran agar
para petugas TKHI dapat menerapkan mata ajar ini secara efektif dalam tugas
mereka melayani jamaah haji.
Kami sadar bahwa panduan fasilitator ini jauh dari sempurna, oleh
karenanya saran dan masukan yang membangun sangat kami perlukan demi
penyempurnaan makalah ini.
128
DESKRIPSI SINGKAT
Komunikasi yang Efektif merupakan keterampilan dan kemampuan inter
disipliner yang mutlak dikuasai oleh para tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI)
dalam mewujudkan misi pelayanannya pada jamaah haji. Aplikasi modul
Komunikasi yang Efektif ini dapat secara Iebih khusus akan peserta terapkan
kepada diri sendiri dan juga selama melayani jamaah haji. Disisi Iainnya, jamaah
haji sangat beragam baik usia, karakter, perilaku, kebutuhan dan kepentingannya
selama menjalankan ibadah haji.
Modul ini memandu fasilitator untuk melakukan fasilitasi latihan, simulasi,
dan praktek, mulai dari persiapan diri sampai pada penerapan pada orang lain,
dalam hal ini jamaah haji selama menjadi petugas TKHI. Secara singkat, modul
ini terbagi menjadi 4 tahapan, mulai dari bersikap positif, memberikan informasi
dengan baik, menjadi pendengar yang baik, sampai pada menanggapi dan
memberikan umpan balik secara efektif.
Tentunya sebagai fasilitator perlu juga mempelajari beragam teknik
komunikasi selama melakukan fasilitasi, peserta dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan latihan/ simulasi dan tatap muka di kelas ditunjang modul
serta bahan bacaan yang cukup.
Selamat berlatih dan selamat mencoba.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menerapkan komunikasi efektif
dalam pelayanan kesehatan jamaah haji di kloter
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah sesi ini selesai, peserta dapat:
1. menunjukkan sikap positif pada jemaah haji
2. memberikan informasi secara benar pada jamaah haji
3. mempraktikkan pendengar yang baik terhadap jamaah haji
4. memberikan umpan balik secara efektif pada jamaah haji
129
130
131
BAHAN BELAJAR
1. Hardjana AM. komunkasi Intrapersonal dan Interpersonal. Jakarta:
Kanisius. 2001.
2. Liliwen A. Komunikasi antar Pribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
1991.
3. Jones H, Mann R. Setting The Scene, Workplace Communication
Skills. Australia: Addison Wesley Lungman Australia PTY Ltd. 1997.
4. Soehoet AMH, Drs. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: yayasan
Kampus Tercinta-IISIP. 2002.
5. Soehoet AMH, Drs. Teori Komunikasi 1. Jakarta: Yayasan Kampus
Tercinta-IISIP. 2002.
6. Wursanto Ig, Drs. Etika Komunikasi Kantor. Jogjakarta: Kanisius.
1994.
7. Laporan manifest kesehatan jamaah haji ..
8. Luft, J.; Ingham, H. (1955). "The Johari window, a graphic model of
interpersonal awareness". Proceedings of the western training
laboratory in group development (Los Angeles: UCLA).
9. Handy, Charles (2000). 21 Ideas for Managers. San Francisco:
Jossey-Bass.
10. http://tigagenerasi.com/family/elder/10-tips-berkomunikasi-denganorang-tua-lansia/
11. http://dasarilmukomunikasi.wordpress.com/2012/08/03/jenis-macammacam-umpan-balik-feedback-4/
132
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Modul ini ditulis sebagai bahan acuan fasilitator disertai arahan referensi
kepada fasilitator pelatihan TKHI yang berisi panduan latihan dilengkapi
beberapa informasi penting dalam memampukan peserta diklat dan pembaca
melakukan serangkaian kegiatan komunikasi efektif dalam melayani jamaah haji.
Para fasilitator dan widyaiswara yang melakukan fasilitasi modul ini
disarankan agar mempersiapkan diri dengan sebaiknya. Persiapan fasilitator
meliputi persiapan bahan ajar dan alat peraga yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran, persiapan tata ruang kelas yang mendukung kegiatan
pembelajaran dan kemampuan fasilitator menguasai esensi pelajaran yang
tertuang daiam makalah dan strategi penyajian yang komunikatif. Dalam tahap
aplikasi/praktek presentasi keiompok, fasilitator disarankan agar mampu
menyediakan berbagai ragam kasus dan bahan pelatihan kelompok yang aktual
maupun rekayasa yang dikumpulkan dan berbagai media dan sumber Iainnya
yang disesuaikan dengan tuntutan dan fokus dan instansi dan organisasi bekerja
para peserta. Setiap latihan yang tersedia difasilitasi untuk dikerjakan para
peserta dengan penuh komitmen dan diukur keberhasilan mengerjakan semua
latihan dengan membandingkan kepada kunci jawaban yang tersedia.
Langkah 2.
Seluruh peserta diajak melakukan simulasi pengenalan diri dipandu
fasilitator. Peserta difasilitasi untuk mengerjakan dengan jujur namun
tidak terpaksa saat mulai mengenali dirinya baik oleh dirinya ataupun dari
orang lain. Fasilitator juga memandu peserta untuk menemukan siapa
dirinya menggunakan berbagai perangkat, semisal jendela Johari
sehingga proses simulasi dapat dikerjakan sempurna oleh masingmasing peserta.
Langkah 3
Fasilitator memberikan pertanyaan apakah setiap peserta sudah
menyelesaikan simulasi dan mendapatkan hasilnya, kemudian setiap
peserta menyampaikan komentar (brainstorming). Kemudian fasilitator
merangkum dan menyimpulkan hasil brainstorming sehingga diperoleh
pemahaman awal pada semua peserta sama.
Langkah 4
Jelaskan dasar ilmu dan aplikasinya dalam proses simulasi. Tambahkan
beberapa hal penting terkait tentang pengenalan diri dan manfaatnya.
Beri kesempatan peserta untuk bertanya dan mereivew tentang materi
ajar
Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan
jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab. Katakan bahwa
fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut tentang hal tersebut dan
menyampaikan pada peserta.
Langkah 5 :
Buat rangkuman sesi
134
Langkah 4:
Pasangan-pasangan peserta tadi kemudian diberi tugas studi kasus
mengenali jamaah haji, dengan membuka lampiran mengenai data
manifest jamaah haji dari fasilitator. Kemudian peserta ditugaskan
menguraikan apa, siapa, bagaimana, dan mengapa dari data manifest
itu, serta bagaimana langkah-langkah komunikasi yang seharusnya
mereka lakukan terhadap jamaah haji tersebut.
Langkah 5:
Fasilitator memberikan pertanyaan apakah setiap peserta sudah
menyelesaikan simulasi dan mendapatkan hasilnya, kemudian setiap
peserta menyampaikan komentar (brainstorming). Kemudian fasilitator
merangkum dan menyimpulkan hasil brainstorming sehingga diperoleh
pemahaman awal pada semua peserta sama.
135
Langkah 3
Tanya peserta apakah sudah Siap untuk mengikuti pembelajaran Bila
ya, mulai dengan pokok bahasan Informasi yang Baik dan Benar.
Sesi 6:
Pembahasan Sub pokok bahasan aspek-aspek dalam memberikan informasi
Langkah 1 :
Pengantar
Katakan Dalam sesi ini fasilitator akan membahas bersama dengan
peserta mengenai dasar-dasar dan aspek-aspek dalam memberikan
informasi, dimulai dengan mengenal apa itu informasi sampai
menguraikan aspek-aspek penting saat memberikan informasi, kemudian
peserta berkomentar mengenai hal itu.
Langkah 2.
Seluruh peserta diajak melakukan simulasi memberikan informasi. Salah
satu peserta difasilitasi untuk mencermati informasi yang harus
disampaikan pada teman-temannya. Kemudian menyampaikannya pada
teman-temannya di kelas untuk dicatat atau digambarkan.
137
138
140
Sesi 11 :
Pembahasan sub pokok bahasan teknik mendengar efektif
Langkah 1 :
Pengantar
Beri pertanyaan pada peserta mengenai teknik-teknik atau cara-cara apa
saja yang bisa digunakan ketika mendengarkan orang lain. Semua
jawaban peserta ditulis dan ditempel di flip chart. Dirangkum dan
disimpulkan bersama fasilitator
Langkah 2:
Jelaskan secara singkat mengenai teknik HURRIER model dengan
menayangkan slide presentasi.
Langkah 3 :
Beri kesempatan peserta bertanya.
Jawablah secara singkat dan jelas. Bila fasilitator belum mendapatkan
jawaban, jangan memaksakan diri untuk menjawab, katakan bahwa
fasilitator akan mencari informasi lebih lanjut tentang hal tersebut dan
menyampaikan pada peserta.
Langkah 4:
Lakukan rangkuman sesi
141
145
URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN
SIKAP POSITIF DALAM
BERKOMUNIKASI
PENGANTAR
Kemampuan berkomunikasi secara efektif penting dikuasai karena
peranannya yang sangat vital dalam hubungan antar manusia. Dalam
pergaulan sehari-hari
sering
diketemukan
bahwa
kemampuan
berkomunikasi dapat memperlancar atau sebaliknya dapat pula
menghambat hubungan interpersonal tersebut. Demikian pula dalam
menjalankan tugas sebagai TKHI, kemampuan petugas dalam
berkomunikasi akan sangat menunjang keberhasilan tugasnya mengelola
jamaah haji.
Walaupun kita menghabiskan sebagian besar waktu sejak bangun di
pagi hari untuk berkomunikasi hingga kita merasa bahwa berkomunikasi sama
mudahnya seperti kita menghela napas, namun ternyata tidak semua
komunikasi yang kita kerjakan membuahkan hasil yang kita inginkan.
Komunikasi dianggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja, sehingga
kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif. Misalnya,
146
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
...
...
148
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
...
...
Anda sendiri
Menurut teman
Menurut teman
(2a)
anda (2b)
anda (2c)
JUMLAH
JUMLAH
YANG
TAMBAHAN
SAMA
Hal yang
baik
tentang
anda
..
..
149
tentang
anda
..
..
Khusus untuk jumlah yang sama, coba kenali dan tandai hal
yang anda tulis, dan ternyata sama dengan yang teman anda tuliskan.
Jumlahkan dan tuliskan pada kolom jumlah yang sama. Sedangkan
jumlah tambahan adalah jumlah semua hal yang ditulis teman anda
dikurangi jumlah yang sama. Misalkan anda menuliskan 10 hal tentang
diri anda, ternyata teman anda juga menuliskan 4 hal yang sama
dengan yang anda tuliskan, maka jumlah yang sama adalah 4. Artinya
teman anda mengetahui 4 hal tentang diri anda. Sedangkan jumlah
tambahan adalah 20 4 = 16, itu adalah hal-hal tambahan tentang diri
anda yang dikenali teman-teman anda.
Bagaimana? Sudah terisi penuhkah tabel tersebut? Bagus.
Untuk melanjutkan simulasi ini sebelumnya ada beberapa hal yang
perlu diketahui mengenai pendekatan Johari Window yang
dipergunakan pada simulasi ini.
Johari Window adalah teknik yang ditemukan oleh dua
psikolog Amerika, Joseph Luft (1916 2014) dan Harrington Ingham
(1914 1995), berguna membantu orang dalam memahami hubungan
dirinya dengan orang lain. Charles Handy menyebut konsep ini sebagai
Johari house dengan 4 ruang (Jo diambil dari Joseph, sedangkan
Hari diambil dari Harrington). Ruang pertama disebut open (arena/
terbuka) adalah bagian diri dimana baik diri sendiri ataupun orang lain
mengetahuinya. Ruang kedua disebut blind spot (buta) adalah bagian
diri yang dikenali orang lain walaupun diri sendiri tidak
menghiraukannya. Sedangkan ruang ketiga disebut hidden (facade/
tertutup) diisi beberapa hal dari diri yang kita sembunyikan dari orang
150
152
Mengenal diri
Diketahui
orang lain
Daerah Terbuka
Jumlah yang sama:
Daerah Buta
Jumlah tambahan
dari teman: ..
Tidak
diketahui
orang lain
Daerah Tertutup
Jumlah yang anda tulis
dikurangi jumlah yang
sama: .
Daerah Gelap
Hasil lain dari
psikotest/ uji potensi
diri lain: ..
153
Demikian pula orang lain akan menjadi canggung, dan serba salah
ketika berinteraksi dengan kita karena tidak mengenal kita
sepatutnya.
1.2
..
Kesimpulan:
Ketika saya mengenal orang lain, maka saya seharusnya
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.3
160
Betulkah hal-hal yang anda tuliskan tadi merupakan tugas seorang TKHI?
. Yakin?
Coba anda renungkan lagi seberapa berat tugas seorang TKHI?
..............................
..............................................
Jadi apa bagusnya menjadi seorang TKHI?
161
162
KESIMPULAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, maka anda diharapkan
memiliki sikap yang positif dalam berkomunikasi sebagai petugas TKHI
dengan acuan sebagai berikut:
- Bersikap Netral
- Mampu mengendalikan diri maupun situasi
- Kreatif berfikir dan berencana
- Mampu menangani dan mengelola perubahan
- Optimis
- Mampu mengkomunikasikan sifat-sifat positif secara efektif
POKOK BAHASAN
INFORMASI YANG BAIK DAN
BENAR
PENGANTAR
Kemampuan berkomunikasi secara efektif penting dikuasai karena
peranannya yang sangat vital dalam hubungan antar manusia. Selain
kesiapan diri, terutama menjaga sikap kita pada orang lain, kemampuan
memberikan informasi dengan baik dan benar juga perlu dikuasai oleh
para petugas TKHI.
Secara umum, yang dimaksud dengan informasi adalah pesan
(ucapan atau ekspresi), atau kumpulan pesan yang terdiri dari order
sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau
kumpulan pesan. Namun ada pula yang mengartikan informasi sebagai
kumpulan data dan fakta yang telah diolah dan dianalisis, kemudian
disajikan menjadi sesuatu yang memiliki nilai, arti, atau pemahaman
tertentu bagi orang lain. Oleh karena pentingnya informasi ini bagi orang
lain, maka dalam menyampaikannya membutuhkan keterampilan khusus
agar tidak menimbulkan mispersepsi (salah anggapan) dan miskomunikasi
(salah paham).
163
Relevan
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang yang satu dengan yang
lainnya pasti berbeda.
Nilai Informasi
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal,
yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.
Suatu informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih
efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Sebagian
besar informasi tidak dapat ditaksir secara pasti nilai
keuntungannya (dalam satuan uang), tetapi kita dapat menaksir nilai
efektivitas dari informasi tersebut. Pengukuran nilai informasi
biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau
costbenefit.
165
Relevansi
Informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi, data yang digunakan
untuk diproses seharusnya ada hubungannya dengan masalahnya
sehingga informasi yang diberikan bisa sesuai dengan masalah yang
dihadapai.
Ketepatan waktu
Informasi yang dihasilkan tepat waktu, kalau saat ini kita
membutuhkan suatu informasi maka informasi yang kita butuhkan
itulah yang kita dapatkan. Informasi tidak datang waktu yang dah
lewat atau sebelumnya.
Kelengkapan
Informasi yang dihasilkan lengkap, informasi yang dihasilan harus
lengkap jadi tidak ada kekurangan sedikitpun tentang informasi yang
dicari.
Nah, bagaimana anda sebagai wali kelas atau guru menanggapi fakta di
atas? Bisakah itu dikatakan sebagai informasi? Jika iya, informasi
tentang apa, mengapa bisa disebut informasi, menjelaskan tentang apa,
dan bagaimana seharusnya? Isikan pada kotak di bawah ini:
Apa:
.
Mengapa:
.
Tentang apa:
.
Bagaimana:
167
168
Tanpa Bertanya
Dengan Bertanya
Hasil Tidak
Sesuai
Gagal
169
.
.
.
.
Mengapa banyak yang tidak berhasil?
.
.
.
.
Ketika memberikan informasi pada orang lain,
hendaknya:
1. .
2. .
3. .
4. .
5. .
6. .
7. .
8. .
Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh
meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh.
Sikap tubuh (gesture) biasanya menujukkan situasi komunikasi
yang sedang berlangsung, apakah serius, santai, hangat, teliti,
bergurau, dsb. Sebagai contoh: sikap guru yang berdiri tegak,
pandangan ke depan, dan sorot mat yang tajam saat mengajar,
menunjukkan suasana yang serius dan perlu perhatian penuh dari
anak-anak muridnya.
Berbeda dengan sikap tubuh, maka gerakan tubuh biasanya
digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya
mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau
menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan.
Vokalik
Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan
waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam
komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi
suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan
dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
Seringnya pemilihan waktu dapat dihubungkan dengan tingkat
kepentingan (urgency) suatu kondisi atau pesan yang disampaikan.
Contradiction (Berlawanan)
Terkadang agar orang lain lebih memusatkan pemahaman
mengenai sesuatu hal yang akan kita sampaikan, maka kita
menunjukkan atau memberi contoh menggunakan hal yang
kontradiktif (berlawanan) dengan asumsi umum mengenai hal
tersebut. Orang menjadi lebih memusatkan pada hal yang memang
ditujukan kepadanya dan membenci/ menjauhi contoh kontradiktif
yang kita sampaikan.
Sebagai contoh untuk membuat orang lain berhenti
merokok akan sangat susah jika kita hanya melarang dengan katakata. Coba kita berikan contoh, foto-foto, dan data berbagai
penyakit dan kerugian akibat merokok. Hal ini berlawanan dengan
asumsi umum para perokok bahwa merokok itu sangat
menyenangkan dan tidak merugikan orang lain.
Substitution (Pengganti)
Menunjukkan model/ pengganti yang sesuai dari sesuatu
yang akan kita sampaikan, tentunya mempermudah orang lain
memahami hal tersebut dibandingkan dengan mengkhayalkan
mengenai hal yang kita sampaikan. Ini dikarenakan seseorang
dipusatkan pada bentuk visual atau bentuk lain yang dengan mudah
diinderai olehnya, sehingga mempercepat proses membuka ingatan
dan pemahaman seseorang mengenai sesuatu yang disampaikan
kepadanya.
Tentunya penggunaan model/ pengganti dikarenakan
sesuatu hal tersebut yang secara asli sangat sukar atau tidak
mungkin dihadirkan/ ditunjukkan secara langsung pada penerima
175
Complementing (Tambahan)
Suatu informasi yang sifatnya non verbal kadang-kadang
memerlukan tambahan, baik berupa fakta, contoh, ataupun hal lain
terkait informasi tersebut, untuk memperjelas dan mempermudah
orang lain untuk memahami isi dari informasi yang disampaikan.
Sebagai contoh adalah penggunaan peluit oleh polisi lalu
lintas sambil melakukan gerakan-gerakan isyarat saat mengatur
lalu lintas. Atau penambahan gerakan bibir dari seseorang saat
berkomunikasi dengan orang tuna rungu menggunakan isyarat
tangan.
Accenting (Penekanan)
Pemberian penekanan-penekanan tertentu pada suatu
informasi, terutama yang bersifat non verbal, akan membuat
perhatian dan pikiran penerima pesan terpusat pada hal penting
dalam memahami suatu informasi. Penekanan (accenting) tersebut
seharusnya pada hal penting yang merupakan ciri menarik atau
karakter dari pesan yang akan disampaikan, sehingga
mempermudah orang lain memahami isi pesan tersebut. Teknik ini
banyak digunakan pada propaganda dan iklan, dimana orang-orang
digiring pada penekanan informasi tertentu sehingga mereka
tertarik untuk membeli dan menggunakan produk yang diiklankan.
Sebagai contoh, cobalah cermati foto berikut ini.
176
Dari foto di atas, menurut anda foto apakah itu? Tentunya anda
akan tertarik pada apa yang ada dibalik kata SENSOR. Betulkan?
Akhirnya kesimpulan anda mengenai foto tersebut lebih ke arah
wanita yang berjalan di tepi pantai. Namun coba bandingkan
apabila foto tersebut seperti di bawah ini.
177
KESIMPULAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, maka anda diharapkan dapat
menerapkan berbagai prinsip dalam memberikan informasi dengan baik dan
benar sebagai berikut:
- Informasi bisa tersampaikan dengan baik apabila dipahami dan mendapat
reaksi yang positif dari lawan bicara kita.
- Beberapa hal yang mempengaruhi tersampaikannya pesan pada lawan
bicara adalah kejelasan informasi yang diberikan, ketepatan penggunaan
kata/ isyarat/ waktu, konteks/ tema saat disampaikan, alur penyampaian
informasi, dan budaya/ bahasa yang sesuai.
- Efektivitas komunikasi verbal sebagian besar ditentukan oleh hal-hal yang
sifatnya non verbal.
- Berbagai teknik dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi non verbal, yaitu repetition, contradiction, substitution,
complementing, dan accenting.
178
POKOK BAHASAN
PENDENGAR YANG BAIK
PENGANTAR
Menurut sejumlah penelitian, 75% dari seluruh waktu kita
digunakan untuk berkomunikasi. Jika kita coba mengingat kegiatan kita
sebagai petugas kesehatan setiap hari: memberi instruksi, memotivasi
pasien, melakukan penyuluhan, menulis surat, menjawab telepon, menegur
bawahan, rapat dsb., merupakan gambaran kegiatan kerja kita akan selalu
diliputi oleh komunikasi.
Kemampuan berkomunikasi ternyata tidak hanya didasarkan pada
kemampuan memberikan informasi dengan baik dan benar. Menjadi
pendengar yang baik adalah salah satu kunci kesuksesan seseorang dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini dikarenakan untuk melakukan
komunikasi yang baik kita seringkali mengalami hambatan, salah satunya
adalah ketika kita menjadi pendengar dalam proses komunikasi. Banyak
persoalan dan kesalahpahaman yang timbul dalam komunikasi yang
disebabkan karena kita kurang berkonsentrasi pada saat mendengarkan
seseorang berbicara.
Menjadi pendengar yang baik bukanlah usaha yang mudah. Kita harus
dapat bersikap objektif dan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh
orang lain. Mendengarkan dengan efektif membutuhkan konsentrasi,
pengalaman dan keterampilan. Manfaat dari menjadi pendengar yang baik di
antaranya:
Lawan berbicara kita akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi.
Hubungan kerja akan semakin baik.
Mendorong pembicara untuk tetap berkomunikasi.
Informasi dalam bentuk instruksi, umpan balik dan lainnya akan lebih jelas
diterima.
Berbagai penerapan dan keilmuan dapat dipergunakan untuk menjadi
pendengar yang baik (efektif) pada orang lain. Namun pada pokok bahasan ini,
penerapan yang akan kita kupas dan praktekkan bersama adalah:
1. Sepuluh kaidah mendengar efektif
2. Teknik mendengar efektif
179
182
..
Kesimpulan:
Ketika mendengar keluhan orang lain, maka saya harus:
..
KESIMPULAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, maka ada beberapa tip
mendengar secara efektif, yaitu:
1. Ulang kembali pesan dengan kata-kata sendiri
2. Check kembali apa yang ada dibalik pesan
3. Amati pembicara tanpa generalisasi tentang latar belakang atau sifatsifat lainnya.
Dan jangan lupa menerapkan HURRIER model beserta 10 kaidah
mendengarkan efektif, agar kita dapat berkomunikasi secara efektif kepada
orang lain, terutama dalam hal ini adalah para jamaah haji.
186
POKOK BAHASAN
UMPAN BALIK YANG EFEKTIF
PENGANTAR
Umpan balik merupakan istilah komunikasi, dikenal juga sebagai
feedback. Feedback adalah dua kata jadian/ bentukan dalam bahasa Inggris
yang terdiri dari kata feed (artinya: memberi makan) dan back (artinya:
kembali). Arti harfiah kata ini adalah memberi makan kembali, tapi makna
yang sebenarnya adalah memberi masukan kembali.
Umpan balik yang ditimbulkan dalam proses komunikasi memberikan
gambaran kepada penyampai pesan (komunikator) tentang seberapa berhasil
komunikasi yang dilakukannya. Jadi, umpan balik merupakan satu-satunya
elemen yang dapat menentukan apakah komunikasi yang telah berlangsung
berhasil atau gagal.
Keberlangsungan komunikasi yang dibangun sebelumnya ditentukan
oleh umpan balik sebagai bentuk penilaian, dan bila dianalogikan lagi dengan
seorang siswa, apakah dia naik kelas atau tidak, maka sebagai umpan baliknya
adalah nilai raportnya. Sama halnya jika ketika kita berceramah di depan
khalayak umum. Maka kita akan dapat melihat reaksi yang beragam dari
pendengar di depan kita. Mungkin ada yang tekun memperhatikan, ada yang
mengobrol dengan teman di sampingnya, ada yang menguap karena bosan, atau
melakukan interupsi atas apa yang kita sampaikan. Semua perilaku atau reaksi
yang dilakukan oleh penonton di depan kita merupakan umpan balik yang
langsung diberikan kepada kita sebagai komunikator.
Sebaliknya jika kita mendapat informasi dari orang lain secara
langsung ataupun tidak langsung, maka baik secara sadar ataupun tidak, maka
kita akan memberikan umpan balik secara verbal atau non verbal. Terkadang
umpan balik yang kita berikan bisa membuat orang lain lebih serius
memberikan informasi, mendapat penghargaan dari kita, atau bahkan dapat
langsung terdiam atau pergi dari hadapan kita.
187
ketika ditanya.
Feedback negatif adalah isyarat/ gejala yang ditunjukkan
oleh komunikan yang menandakan bahwa ia/ mereka memiliki sikap
serta perilaku yang dapat berkisar dari mulai tidak setuju hingga
tidak menyukai pesan, cara penyampaian, atau bahkan diri sang
komunikator. Segalanya sesuatu yang merupakan lawan dari
188
dari
komunikan.
Dalam
hal
ini
komunikan
dapat
189
Kesegeraan
Umpan balik yang kita berikan hendaknya segera setelah pesan
diterima. Penundaan umpan balik terkadang membuat kita terlupa
untuk memahami isi pesan sesuai dengan harapan orang tersebut.
Kejujuran
Umpan balik yang kita berikan seharusnya merupakan reaksi yang
jujur, bukan berasal mengada-ada ataupun menyangkut hal-hal lain
yang tidak terkait dengan pesan yang disampaikan.
Kepatutan
Umpan balik harus sesuai dengan situasi dan kondisi saat pesan
disampaikan. Terkadang dalam memberikan umpan balik pada
seseorang harus disesuaikan dengan budaya dan bahasa penyampai
pesan (komunikator), agar umpan balik tersebut tidak memancing
sentimen negatif dari penyampai pesan. Umpan balik yang tidak
patut dapat menimbulkan reaksi menarik diri (withdrawal) dari
komunikator
atau
bahkan
mengakibatkan
terjadinya
miskomunikasi.
-
Kejelasan
Umpan balik yang kita berikan hendaknya jelas, dapat dengan
cepat dikenali dan dimengerti oleh penyampai pesan. Umpan balik
191
Perihal
Jumlah
Balik
Sesuai
dengan isi
pembicaraan/
tidak
Verbal
.
193
Non
. ..
verbal
. .
. .
. .
. .
. .
ketika,
Heru
menunaikah
thawaf.
Ia
itulah,
tiba-tiba,
ada
seorang
kakek
yang
senyum
dan
sesekali
bercanda
tentang
197
lima
dari
200
teknik-teknik
mendengar
aktif.
Dengarkan
tanpa
berterimakasihlah.
Bagaimana? Sebenarnya anda sudah mempraktekan bagaimana
menerima umpan balik pada simulasi sebelumnya. Ingat saat saling
bercerita berikut kotak isian umpan baliknya! Nah, sekarang tinggal
anda sesuaikan dengan teori yang anda dapatkan tadi. Hal-hal yang
tidak sesuai dapat anda diskusikan dengan teman belajar anda,
ataupun dengan fasilitator di kelas. Anda bahkan dapat memperjelas
dengan membaca berbagai referensi yang sesuai. Selamat mencoba.
KESIMPULAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, maka ada beberapa hal
penting terkait umpan balik, yaitu:
201
POKOK BAHASAN
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM
PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI
DI KLOTER (PRAKTEK)
PENGANTAR
Selamat, anda sudah mempelajari dan berlatih mengenai beberapa
hal mendasar terkait komunikasi efektif. Sekarang mari kita melakukan
praktek berkomunikasi efektif disesuaikan dengan kegiatan petugas
TKHI di kloter. Silakan buat kelompok dengan peran yang bergantian
antara petugas TKHI, jamaah haji, dan petugas kloter lainnya.
Selamat berlatih.
PENUGASAN PRAKTEK
Secara singkat, beberapa kegiatan petugas TKHI di kloter yang
membutuhkan komunikasi efektif dapat digambarkan pada matriks halaman
berikut.
202
203
Sumbang
Saran
Visitasi
Jamaah
Observasi
jamaah di
pondokan
Pemeriksaan jamaah
Keterangan
Penyuluhan
kesehatan
Tindakan
medis/
keperawatan
204
Penerimaan
jamaah sakit
salam, senyum,
sapa, perkenalan
singkat, bersikap
hangat dan akrab
Pemeriksaan pasien
205
Observasi
jamaah
206
Sosialisasi
perjalanan
haji
Pendataan
jamaah
berisiko
Penyuluhan
kesehatan
Manajemen
Kejadian
Luar Biasa
Identifikasi
kejadian luar
biasa
Sosialisasi
kejadian luar
biasa
207
Identifikasi
logistik dan
Persiapan
laporan
Pengiriman
laporan
208
Identifikasi
jamaah
berisiko
Observasi
jamaah haji
Penyuluhan
kesehatan
Pencatatan
dan
Pelaporan
Tindakan
medis/
keperawatan
darurat
Identifikasi
data
209
210
211
REFERENSI
1. Hardjana AM. komunkasi Intrapersonal dan
Interpersonal. Jakarta: Kanisius. 2001.
2. Liliwen A. Komunikasi antar Pribadi. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti. 1991.
3. Jones H, Mann R. Setting The Scene,
Workplace Communication Skills. Australia:
Addison Wesley Lungman Australia PTY Ltd.
1997.
4. Soehoet AMH, Drs. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Jakarta: yayasan Kampus Tercinta-IISIP. 2002.
5. Soehoet AMH, Drs. Teori Komunikasi 1.
Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta-IISIP. 2002.
6. Wursanto Ig, Drs. Etika Komunikasi Kantor.
Jogjakarta: Kanisius. 1994.
7. Laporan manifest kesehatan jamaah haji ..
8. Luft, J.; Ingham, H. (1955). "The Johari window,
a graphic model of interpersonal awareness".
Proceedings of the western training laboratory in
group development (Los Angeles: UCLA).
9. Handy, Charles (2000). 21 Ideas for Managers.
San Francisco: Jossey-Bass.
10. Gleick, James (2011). The Information: A
History, a Theory, a Flood. Pantheon, New York,
NY.
11. http://wantysastro.wordpress.com/2013/06/01/p
engertian-komunikasi-verbal-dan-nonverbal-
212
12.
13.
14.
15.
beserta-contoh-dan-slogan-produk/
Diunduh
tanggal 23 September 2014.
Manajemenppm.wordpress.com/2013/07/16/me
njadi-pendengar-yang-baik diunduh tanggal 29
September 2014.
http://riswantohidayat.wordpress.com/komunika
si/komunikasi-verbal/mendengarkan-efektif/
Diunduh tanggal 29 September 2014.
http://dasarilmukomunikasi.wordpress.com/2012
/08/03/jenis-macam-macam-umpan-balikfeedback-4/ diunduh tanggal 29 September
2014.
Risang Rimbatmaja
http://www.lapangankecil.org/teknik15_memberi
_dan_menerima_feedback.html#sthash.HE9ph
Pxs.dpuf diunduh tanggal 29 September 2014.
213