Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ASURANSI SYARIAH
Disusun Oleh:
Suci Sundari
3125092169
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2012
Ringkasan
Asuransi syariah (Tamin, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak
melalui investasi dalam bentuk aset dan tabarru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai
dengan syariah.
Keberadaan asuransi syariah selain karena tuntutan pasar juga dikarenakan keberadaan suatu produk diperlukan dalam rangka menjaga komitmen terhadap prinsip-prinsip syariah terutama kemaslahatan umat dan
rahmat bagi alam. Sistem asuransi syariah ini diatur dengan meniadakan
tiga unsur yang masih dipertanyakan, yaitu gharar, maisir dan riba. Produk
asuransi syariah ditawarkan kepada seluruh masyarakat, bukan saja muslim
tetapi juga kepada non-muslim.
Dalam paper ini akan dipaparkan jenis-jenis produk asuransi syariah
yang sesuai dengan kebutuhan atau kondisi masing-masing baik individu
maupun kumpulan.
Daftar Isi
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang . . . .
1.2 Perumusan Masalah .
1.3 Pembatasan Masalah .
1.4 Tujuan Penulisan . . .
1.5 Manfaat Penulisan . .
1.6 Sistematika Penulisan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi Konvensional . . . . . . . . .
2.2 Pengertian Asuransi Syariah . . . . . . . . . . . . .
2.3 Perbedaan Asuransi Konvensional dengan Asuransi
2.4 Produk Asuransi Syariah dan Analisisnya . . . . .
2.4.1 Tafakul Individu . . . . . . . . . . . . . . .
2.4.2 Tafakul Group . . . . . . . . . . . . . . . .
2.4.3 Tafakul Umum . . . . . . . . . . . . . . . .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. . . . .
. . . . .
Syariah
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .
.
.
.
.
.
.
2
2
3
3
3
3
3
.
.
.
.
.
.
.
4
4
4
5
6
7
13
13
3 KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai manusia tak seorangpun mengetahui tentang apa yang akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan berbagai alat
analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan ketidakpastian. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat
direkayasa semata.Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan
seseorang misalnya kematian, sakit atau dipecat dari pekerjaan. Dalam bisnis yang dihadapi dapat berupa resiko kebakaran, kerusakan atau kehilangan. Setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi, sehingga tidak
menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. Maka diperlukan perusahaan
yang mau menanggung resiko tersebut yaitu perusahaan asuransi.
Asuransi adalah sebuah mekanisme perlindungan merupakan langkah
yang tepat bagi seseorang dalam membagi atau mengalihkan risiko karena
asuransi menjawab kebutuhan rasa aman bagi setiap orang. Di bidang bisnis inilah asuransi semakin berkembang, terutama dalam hal perlindungan
terhadap barang-barang perdagangannya.
Konsep asuransi yang ada di Indonesia mempunyai dua sistem yaitu
sistem asuransi konvensional dan sistem asuransi syariah. Pada awalnya sistem asuransi yang lebih awal dikenal adalah sistem asuransi konvensional.
Namun, perkembangan sistem konvensional tidak sejalan dengan kesesuaian praktik asuransi terhadap syariah. Dengan banyaknya kajian terhadap
praktik perekonomian dalam perspektif hukum Islam, asuransi mulai diselaraskan dengan ketentuan-ketentuan syariah. Oleh karena itu muncullah
asuransi syariah. Mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam dan
juga tingkat kesadaran beragama yang terus meningkat, membuat prospek
bisnis asuransi syariah di Indonesia semakin menjanjikan sehingga semakin
banyak masyarakat yang menggunakkan produk dari asuransi syariah baik produk asruansi syariah yang berbasis saving maupun produk asuransi
syariah yang berbasis non saving.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas meliputi :
1. Apa yang dimaksud dengan asuransi dan asuransi syariah?
2. Apa perbedaan asuransi konvensional dengan asuransi syariah?
3. Apa saja produk-produk asuransi syariah?
4. Bagaimana hasil analisis produk-produk asuransi syariah?
1.3
Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini, materi yang akan dibahas dibatasi hanya mengenai
asuransi syariah tentang analisis produk-produk asuransi syariah.
1.4
Tujuan Penulisan
1.5
Manfaat Penulisan
1.6
Sistematika Penulisan
Bab 2
PEMBAHASAN
2.1
Kata Asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie , yang dalam hukum Belanda disebut verzekering yang artinya pertanggungan. Dari peristilahan assurantie kemudian timbul istilah assuradeur bagi penangung, dan
geassureerde bagi tertanggung. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Tahun Dagang pasal 246, asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang
penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian , kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang
mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu.
Definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Persuransian, Asuransi atau pertanggunan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggunan mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertangung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan diharapkan. Atau,
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Sedangkan, ruang lingkup masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberi perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbul
kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau
meninggalnya seseorang.
2.2
gung. Muhammad Syakir Sula mengartikan takaful dalam pengertian muamalah adalah saling memikul risiko diantara sesama orang, sehingga antara
satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya.
Dewan syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah, memberi definisi tentang
asuransi. Menurutnya, asuransi syariah (Tamin , takaful, tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang
atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
yang sesuai dengan syariah.
Dalam Ensiklopedia hukum Islam bahwa asuransi (at-tamin) adalah
transaksi perjanjian antara dua pihak ; pihak pertama berkewajiban membayar iuran dan pihak lain erkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya
kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama
sesuai dengan perjanjian yang dibuat.
Prinsip dari asuransi syariah meliputi beberapa hal yaitu asuransi syariah dibangun atas dasar kerjasama (taawun). Asuransi syariah tidak bersifat
muawadhoh, tetapi tabarru atau mudhorobah. Sumbangan (tabarru) sama dengan hibah (pemberian) maka haram hukumnya ditarik kembali. Jika
terjadi beberapa masalah dalam asuransi, maka diselesaikan menurut syariah. Selain itu, setiap anggota yang menyetor uangnya menurut jumlah yang
telah ditentukan harus disertai dengan niat membantu demi menegakkan
prinsip ukhuwah.
Sehingga, tidak dibenarkan seseorang menyetorkan sejumlah kecil uangnya dengan tujuan supaya ia mendapat imbalan yang berlipat bila terkena
suatu musibah. Akan tetapi, ia diberi uang jamaah sebagai ganti atas kerugian itu menurut ijin yang diberikan oleh jamaah. Selanjutnya, apabila
uang itu akan dikembangkan maka harus dijalankan menurut aturan syari.
2.3
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah perbedaan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional dalam bentuk tabel :
2.4
Pada prinsipnya, mendesain produk-produk asuransi syariah tidak terlampau jauh berbeda dengan cara mendesain produk-produk konvensional.
Walaupun demikian , perbedaan yang ada diantara keduanya dapat menentukan halal haramnya suatu produk. Basik perhitungan yang digunakan
dalam merancang produk-produk asuransi jiwa disyariah misalnya masih
mengacu kepada tabel kematian, tabel morbiditas dan juga masih menganut hukum jumlah bilangan besar.
Perbedaan kemudian terjadi ketika meneentukan tarif premi pada asuransi konvensional didasarkan pada perhitungan bunga sementara pada asuransi syariah mendasarkan pada konsep bagi hasil demikian halnya ketika
menentukan cadangan premi seorang aktuaris syariah tidak mendasarkan
taksirannya berdasarkan jumlah uang yang tersedia ditambah premi net
dan bunga untuk dapat membayar klaim dengan penuh tetapi, ia menghitungnya dengan mendasarkan pada skim bagi hasil yang telah ditentukan
berdasarkan perjanjian.
Produk asuransi syariah ditawarkan kepada seluruh masyarakat, baik
muslim maupun nonmuslim karena prinsip tolong-menolong dalam asuransi
syariah bermakna universal, dimana satu sama lain sebagai sesama manusia
mempunyai potensi mendapat resiko yang sama dalam hidup ini. Konse6
kuensi dari perkembangan asuransi syariah dan banyaknya masalah masyarakat yang ditemui, akan berdampak semakin beragam produk yang ditawarkan kepada masyarakat. Ada 3 jenis asuransi syariah yaitu :
1. Tafakul Individu
2. Tafakul Group atau Kumpulan
3. Tafakul Umum
2.4.1
Tafakul Individu
Tafakul Individu terdiri dari 2 jenis yaitu tafakul yang berbasis saving
dan tafakul yang berbasis non saving. Tafakul yang berbasis saving
adalah produk-produk asuransi individu yang ada unsur tabungan, artinya
suatu produk yang diperuntukkan untuk perorangan dan dibuat secara khusus, dimana di dalamnya selain mengandung tabarru juga terdapat unsur
tabungan yang dapat diambil kapan saja oleh pemiliknya. Beberapa contoh
produk individu yang mengandung unsur tabungan (saving) adalah sebagai
berikut :
Tafakul Dana Investasi
Tafakul dana investasi adalah suatu bentuk perlindungan untuk perorangan yang menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana dalam
mata uang Rupiah dan US Dolar sebagai dana investasi yang diperuntukkan
bagi ahli warisnya jika ditakdirkan meninggal lebih awal atau sebagai bekal
untuk hari tuanya nanti.
Manfaat Tafakul Dana Investasi
Bila peserta hidup sampai perjanjian berakhir, maka ahli warisnya akan
memperoleh hal berikut:
Dana rekening tabungan yang telah disetor.
Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan.
Bagian keuntungan atas rekening khusus atau tabarru yang ditentukan
oleh asuransi takaful keluarga, jika ada.
Ketentuan
1. Data
2. Perkembangan Dana
Tahun Pertama :
Jumlah premi yang terkumpul = 1.000.000
Jumlah tabarru yang terkumpul = 4,25 % 1.000.000 = 42.500
Jumlah tabungan yang terkumpul = 657.500
Bagi hasil yang terkumpul = 47.340
Dana kematian = 20 juta jumlah premi = 19.000.000
Nilai Tunai = jumlah tabungan + bagi hasil = 704.840
Klaim meninnggal = dana kematian + nilai tunai = 19.704.840
Persentase nilai tunai dengan premi=(nilai tunai/jumlah premi)100%=70,48%
8
3. Manfaat
Bila peserta hidup sampai akhir perjanjian, maka akan menerima
dana sebesar Rp 41.804,797 yang berasal dari rekening tabungan
Rp 18.850.000 dan bagi hasil Rp 22.954.797 ditambah surplus
dana dari rekening khusus jika ada.
Bila peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian
(misal pada tahun ke 5)maka ahli warisnya akan mendapatkan
manfaat takaful sebesar Rp 20.501.678 yang berasal dari rekening
tabungan Rp 4.487.500 ditambah bagi hasil Rp 1.014.178 dan
dana kematian sebesar premi yang belum disetor Rp 15.000.000
(Rp 1.000.000 15 tahun).
Bila peserta tidak mampu meneruskan pembayaran premi karena
suatu hal (misalnya tahun ke 10) maka akan mendapatkan dana
atau nilai tunai sebesar Rp 13.715.164 yang berasal dari rekening
tabungan Rp 9.276.000 dan bagi hasil Rp 4.440.164 .
Tafakul Dana Haji
Tafakul dana haji adalah suatu bentuk perlindungan untuk perorangan
yang menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana dalam mata uang
Rupiah dan US Dolar untuk biaya menjalankan ibadah haji.
Manfaat Tafakul Dana Haji
1. Data
2. Perkembangan Dana
Tahun Pertama :
Jumlah premi yang terkumpul = 1.000.000
Jumlah tabarru yang terkumpul = 1,75 % 1.000.000 = 17.500
Jumlah tabungan yang terkumpul = 682.500
Bagi hasil yang terkumpul = 49.410
Dana kematian = 10 juta jumlah premi = 9.000.000
Nilai Tunai = jumlah tabungan + bagi hasil = 731.640
Klaim meninnggal = dana kematian + nilai tunai = 9.731.640
Persentase nilai tunai dengan premi=(nilai tunai/jumlah premi)100%=73,6%
3. Manfaat
Bila peserta hidup sampai akhir perjanjian, maka akan menerima
dana sebesar Rp 14.008,962 yang berasal dari rekening tabungan
Rp 9.525.000 dan bagi hasil Rp 4.563.962 ditambah surplus dana
dari rekening khusus jika ada.
Bila peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian
(misal pada tahun ke 5)maka ahli warisnya akan mendapatkan
manfaat takaful sebesar Rp 10.656.414 yang berasal dari rekening
tabungan Rp 4.612,500 ditambah bagi hasil Rp 1.043.914 dan
dana kematian sebesar premi yang belum disetor Rp 5.000.000
(Rp 1.000.000 5 tahun).
Bila peserta tidak mampu meneruskan pembayaran premi karena
suatu hal (misalnya tahun ke 5) maka akan mendapatkan dana
atau nilai tunai sebesar Rp 5.656.414 yang berasal dari rekening
tabungan Rp 4.612.500 dan bagi hasil Rp 1.043.914 .
10
11
Bila sampai pada akhir masa perjanjian tidak ada klaim, jika ada surplus
dana, maka peserta akan mendapatkan bagi hasil atas surplus dana tersebut
dari asuransi Tafakul Keluarga.
Ketentuan
Bila sampai dengan ahir masa perjanjian tidak adda klaim, jika adda surplus
dana, maka peserta akan mendapatkan bagi hasil atass surplus dana tersebut
dari perusahaan asuransi.
Ketentuan
Dalam hal kehilangan sebagian dari salah satu anggota badan sebagaimana tersebut di atas, pembayaran jaminannya harus dikurangi secara
proporsional. Sedangkan, dalam hal kehilangan dua atau lebih anggota badan secara bersama-sama, pembayaran jaminannya tidak boleh
melebihi jumlah yang ditentukan dalam sub cacat tetap seluruhnya di
atas atau melebihi 100% MT
Usia masuk 18 sampai dengan 55 tahun.
Maksimal usia peserta + kontrak = 60 tahun.
Minimal premi Rp 150.000 per tahun
Cara bayar premi tahunan
Manfaat kesehatan dibayarkan untuk perawatan minimal 4 hari.
12
2.4.2
Tafakul Group
Bila peserta ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian karena kecelakaan, maka kepada ahli warisnya akan dibayarkan dana santunan
meninggal sebesar manfaat takaful yang direncanakan.
Bila peserta mengalami musibah kecelakaan dalam masa perjanjian
yang mengakibatkan peserta cacat tetap total atau sebagian, maka
kepada peserta akan memberikan manfaat takaful sesuai persentase
yang sudah ditentukan.
Bila peserta hidup sampai perjanjian berakhir, maka peserta akan
mendapatkan bagian keuntungan atas rekening khusus/tabarru yang
ditentukan oleh asuransi takaful keluarga jika ada.
Ketentuan
2.4.3
Tafakul Umum
Tafakul umum adalah bentuk produk takaful yang memberi perlindungan dalam menghadapi bencana atau kecelakaan atas harta milik peserta
takaful. Beberapa produk tafakul umum sebagai berikut :
13
Tafakul Kebakaran
Tafakul Kebakaran memberikan perlindungan terhadap kerugian dan
atau kerusakan sebagai akibat terjadinya kebakaran yang di sebabkan percikan api, sambaran petir, ledakan dan kejatuhan pesawat terbang berikut
resiko yang di timbulkannya dan juga dapat di perluas dengan tambahan
jaminan yang lebih luas sesuai dengan kebutuhan.
Ilustrasi perhitungan premi takaful kebakaran
15
Bab 3
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Tahun Dagang pasal 246, asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung dengan menerima suatu
premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian , kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang
mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu. Sedangkan menurut
fatwa Dewan syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI),
asuransi syariah (Tamin , takaful, tadhamun) adalah usaha saling
melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang atau pihak
melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
yang sesuai dengan syariah.
2. Konsep asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional. Konsep pada asuransi konvensional menerapkan kontrak jual beli yaitu
saling mengganti atau saling menukar antara pembayaran premi yang
disetorkan peserta asuransi dengan pembayaran klaim yang diserahkan
perusahaan asuransi. Sedangkan pada asuransi syariah kontrak yang
digunakan bukan kontrak jual beli melainkan kontrak tolong menolong.
Jadi asuransi jiwa syariah menggunakan kontrak tabarru (derma atau
sumbangan). Kontrak ini adalah alternatif yang sah dan dibenarkan
dalam melepaskan diri dari praktik yang diharamkan pada asuransi
konvensional.
3. Produk-produk asuransi syariah terdiri dari 3 jenis asuransi yaitu :
tafakul individu, tafakul group atau kumpulan, dan tafakul umum.
4. Hasil analisis yang didapat adalah produk asuransi syariah yang berbasis saving baik secara individual, kumpulan, maupun umum terdiri
dari asuransi jiwa dan asuransi umum. Sedangkan produk asuransi
syariah yang berbasis nonsaving adalah asuransi umum.
16
Bibliografi
[1] Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life Dan General)
Konsep Dan Sistem Operasional . Gema Insani Press. Jakarta.
[2] Rohaman, Sadikin dkk. 2012. Metode Perhitungan Kontribusi Asuransi
Syariah. STAIN Jurai Siwo. Metro.
[3] http://asuransitakaful.net/landasan-syariah/pedomanumumasuransisyariah/
(diakses tanggal 2 Desember 2012)
[4] http://asuransisyariah.net/?m=1 (diakses tanggal 10 desember 2012)
17