Sunteți pe pagina 1din 19

ANALISIS PRODUK-PRODUK

ASURANSI SYARIAH

Disusun Oleh:
Suci Sundari
3125092169

Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2012

Ringkasan
Asuransi syariah (Tamin, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak
melalui investasi dalam bentuk aset dan tabarru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai
dengan syariah.
Keberadaan asuransi syariah selain karena tuntutan pasar juga dikarenakan keberadaan suatu produk diperlukan dalam rangka menjaga komitmen terhadap prinsip-prinsip syariah terutama kemaslahatan umat dan
rahmat bagi alam. Sistem asuransi syariah ini diatur dengan meniadakan
tiga unsur yang masih dipertanyakan, yaitu gharar, maisir dan riba. Produk
asuransi syariah ditawarkan kepada seluruh masyarakat, bukan saja muslim
tetapi juga kepada non-muslim.
Dalam paper ini akan dipaparkan jenis-jenis produk asuransi syariah
yang sesuai dengan kebutuhan atau kondisi masing-masing baik individu
maupun kumpulan.

Daftar Isi
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang . . . .
1.2 Perumusan Masalah .
1.3 Pembatasan Masalah .
1.4 Tujuan Penulisan . . .
1.5 Manfaat Penulisan . .
1.6 Sistematika Penulisan

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi Konvensional . . . . . . . . .
2.2 Pengertian Asuransi Syariah . . . . . . . . . . . . .
2.3 Perbedaan Asuransi Konvensional dengan Asuransi
2.4 Produk Asuransi Syariah dan Analisisnya . . . . .
2.4.1 Tafakul Individu . . . . . . . . . . . . . . .
2.4.2 Tafakul Group . . . . . . . . . . . . . . . .
2.4.3 Tafakul Umum . . . . . . . . . . . . . . . .

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

. . . . .
. . . . .
Syariah
. . . . .
. . . . .
. . . . .
. . . . .

.
.
.
.
.
.

2
2
3
3
3
3
3

.
.
.
.
.
.
.

4
4
4
5
6
7
13
13

3 KESIMPULAN

16

DAFTAR PUSTAKA

17

Bab 1

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Sebagai manusia tak seorangpun mengetahui tentang apa yang akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan berbagai alat
analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan ketidakpastian. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat
direkayasa semata.Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan
seseorang misalnya kematian, sakit atau dipecat dari pekerjaan. Dalam bisnis yang dihadapi dapat berupa resiko kebakaran, kerusakan atau kehilangan. Setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi, sehingga tidak
menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. Maka diperlukan perusahaan
yang mau menanggung resiko tersebut yaitu perusahaan asuransi.
Asuransi adalah sebuah mekanisme perlindungan merupakan langkah
yang tepat bagi seseorang dalam membagi atau mengalihkan risiko karena
asuransi menjawab kebutuhan rasa aman bagi setiap orang. Di bidang bisnis inilah asuransi semakin berkembang, terutama dalam hal perlindungan
terhadap barang-barang perdagangannya.
Konsep asuransi yang ada di Indonesia mempunyai dua sistem yaitu
sistem asuransi konvensional dan sistem asuransi syariah. Pada awalnya sistem asuransi yang lebih awal dikenal adalah sistem asuransi konvensional.
Namun, perkembangan sistem konvensional tidak sejalan dengan kesesuaian praktik asuransi terhadap syariah. Dengan banyaknya kajian terhadap
praktik perekonomian dalam perspektif hukum Islam, asuransi mulai diselaraskan dengan ketentuan-ketentuan syariah. Oleh karena itu muncullah
asuransi syariah. Mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam dan
juga tingkat kesadaran beragama yang terus meningkat, membuat prospek
bisnis asuransi syariah di Indonesia semakin menjanjikan sehingga semakin
banyak masyarakat yang menggunakkan produk dari asuransi syariah baik produk asruansi syariah yang berbasis saving maupun produk asuransi
syariah yang berbasis non saving.

1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas meliputi :
1. Apa yang dimaksud dengan asuransi dan asuransi syariah?
2. Apa perbedaan asuransi konvensional dengan asuransi syariah?
3. Apa saja produk-produk asuransi syariah?
4. Bagaimana hasil analisis produk-produk asuransi syariah?

1.3

Pembatasan Masalah

Dalam makalah ini, materi yang akan dibahas dibatasi hanya mengenai
asuransi syariah tentang analisis produk-produk asuransi syariah.

1.4

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari asuransi dan asuransi syariah.


2. Untuk mengetahui perbedaan asuransi konvensional dengan asuransi
syariah.
3. Untuk mengetahui produk-produk asuransi syariah
4. Untuk mengetahui hasil analisis produk-produk asuransi syariah.

1.5

Manfaat Penulisan

Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai produk-produk


asuransi syariah dan ketentuan produk-produk asuransi syariah.

1.6

Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN : Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,


perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN : Membahas tentang masalah produk-produk asuransi syariah dan ketentuan perhitungannya.
BAB III KESIMPULAN : Membahas keseluruhan uraian dari bab-bab sebelumnya.

Bab 2

PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Asuransi Konvensional

Kata Asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie , yang dalam hukum Belanda disebut verzekering yang artinya pertanggungan. Dari peristilahan assurantie kemudian timbul istilah assuradeur bagi penangung, dan
geassureerde bagi tertanggung. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Tahun Dagang pasal 246, asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang
penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian , kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang
mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu.
Definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Persuransian, Asuransi atau pertanggunan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggunan mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertangung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan diharapkan. Atau,
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Sedangkan, ruang lingkup masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberi perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbul
kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau
meninggalnya seseorang.

2.2

Pengertian Asuransi Syariah

Di Indonesia asuransi Islam dikenal dengan istilah takaful. Kata takaful


berasal dari takafalayatakafalu yang berarti menjamin atau saling menang4

gung. Muhammad Syakir Sula mengartikan takaful dalam pengertian muamalah adalah saling memikul risiko diantara sesama orang, sehingga antara
satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya.
Dewan syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah, memberi definisi tentang
asuransi. Menurutnya, asuransi syariah (Tamin , takaful, tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang
atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
yang sesuai dengan syariah.
Dalam Ensiklopedia hukum Islam bahwa asuransi (at-tamin) adalah
transaksi perjanjian antara dua pihak ; pihak pertama berkewajiban membayar iuran dan pihak lain erkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya
kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama
sesuai dengan perjanjian yang dibuat.
Prinsip dari asuransi syariah meliputi beberapa hal yaitu asuransi syariah dibangun atas dasar kerjasama (taawun). Asuransi syariah tidak bersifat
muawadhoh, tetapi tabarru atau mudhorobah. Sumbangan (tabarru) sama dengan hibah (pemberian) maka haram hukumnya ditarik kembali. Jika
terjadi beberapa masalah dalam asuransi, maka diselesaikan menurut syariah. Selain itu, setiap anggota yang menyetor uangnya menurut jumlah yang
telah ditentukan harus disertai dengan niat membantu demi menegakkan
prinsip ukhuwah.
Sehingga, tidak dibenarkan seseorang menyetorkan sejumlah kecil uangnya dengan tujuan supaya ia mendapat imbalan yang berlipat bila terkena
suatu musibah. Akan tetapi, ia diberi uang jamaah sebagai ganti atas kerugian itu menurut ijin yang diberikan oleh jamaah. Selanjutnya, apabila
uang itu akan dikembangkan maka harus dijalankan menurut aturan syari.

2.3

Perbedaan Asuransi Konvensional dengan Asuransi Syariah

Konsep asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional. Dengan


perbedaan konsep ini tentu akan mempengaruhi operasionalnya yang akan
dilaksanakan akan berbeda satu dengan yang lainnya. Pada asuransi syariah setiap peserta sejak awal bermaksud saling menolong dan melindungi
satu dengan yang lain dengan menyisihkan dananya sebagai iuran kebajikan
yang disebut tabarru. Jadi sistem ini tidak menggunakan pengalihan risiko
(transfer of risk) dimana tertanggung harus membayar premi, tetapi lebih
merupakan pembagian risiko (sharing of risk) di mana para peserta saling
menanggung. Kedua, akad yang digunakan dalam asuransi syariah harus
selaras dengan hukum Islam (syariah), artinya akad yang dilakukan harus
terhindar dari riba ,gharar (ketidak jelasan dana), dan maisir (gambling).
5

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah perbedaan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional dalam bentuk tabel :

2.4

Produk Asuransi Syariah dan Analisisnya

Pada prinsipnya, mendesain produk-produk asuransi syariah tidak terlampau jauh berbeda dengan cara mendesain produk-produk konvensional.
Walaupun demikian , perbedaan yang ada diantara keduanya dapat menentukan halal haramnya suatu produk. Basik perhitungan yang digunakan
dalam merancang produk-produk asuransi jiwa disyariah misalnya masih
mengacu kepada tabel kematian, tabel morbiditas dan juga masih menganut hukum jumlah bilangan besar.
Perbedaan kemudian terjadi ketika meneentukan tarif premi pada asuransi konvensional didasarkan pada perhitungan bunga sementara pada asuransi syariah mendasarkan pada konsep bagi hasil demikian halnya ketika
menentukan cadangan premi seorang aktuaris syariah tidak mendasarkan
taksirannya berdasarkan jumlah uang yang tersedia ditambah premi net
dan bunga untuk dapat membayar klaim dengan penuh tetapi, ia menghitungnya dengan mendasarkan pada skim bagi hasil yang telah ditentukan
berdasarkan perjanjian.
Produk asuransi syariah ditawarkan kepada seluruh masyarakat, baik
muslim maupun nonmuslim karena prinsip tolong-menolong dalam asuransi
syariah bermakna universal, dimana satu sama lain sebagai sesama manusia
mempunyai potensi mendapat resiko yang sama dalam hidup ini. Konse6

kuensi dari perkembangan asuransi syariah dan banyaknya masalah masyarakat yang ditemui, akan berdampak semakin beragam produk yang ditawarkan kepada masyarakat. Ada 3 jenis asuransi syariah yaitu :
1. Tafakul Individu
2. Tafakul Group atau Kumpulan
3. Tafakul Umum

2.4.1

Tafakul Individu

Tafakul Individu terdiri dari 2 jenis yaitu tafakul yang berbasis saving
dan tafakul yang berbasis non saving. Tafakul yang berbasis saving
adalah produk-produk asuransi individu yang ada unsur tabungan, artinya
suatu produk yang diperuntukkan untuk perorangan dan dibuat secara khusus, dimana di dalamnya selain mengandung tabarru juga terdapat unsur
tabungan yang dapat diambil kapan saja oleh pemiliknya. Beberapa contoh
produk individu yang mengandung unsur tabungan (saving) adalah sebagai
berikut :
Tafakul Dana Investasi
Tafakul dana investasi adalah suatu bentuk perlindungan untuk perorangan yang menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana dalam
mata uang Rupiah dan US Dolar sebagai dana investasi yang diperuntukkan
bagi ahli warisnya jika ditakdirkan meninggal lebih awal atau sebagai bekal
untuk hari tuanya nanti.
Manfaat Tafakul Dana Investasi

Bila peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir, maka perserta


akan memperoleh hal berikut:
Dana rekening tabungan yang telah disetor.
Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan.
Bila peserta ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan memperoleh hal berikut:
Dana rekening tabungan yang telah disetor.
Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan.
Selisih dari manfaat takaful awal (rencana menabung) dengan premi
yang sudah dibayar.

Bila peserta hidup sampai perjanjian berakhir, maka ahli warisnya akan
memperoleh hal berikut:
Dana rekening tabungan yang telah disetor.
Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan.
Bagian keuntungan atas rekening khusus atau tabarru yang ditentukan
oleh asuransi takaful keluarga, jika ada.
Ketentuan

1. Usia plus masa perjanjian maksimal 65 tahun.


2. Minimal premi per bulan Rp 100 ribu per kuitansi.
3. Biaya pengolahan untuk kontrak 5 tahun ke atas sebesar 30 % dari
premi tahun pertama.
4. Biaya pengelolaan untuk kontrak dibawah 5 tahun dapat dilihat pada
lampiran biaya.
5. Besar tabarru sesuai dengan daftar tabel tabarru
Perhitungan

1. Data

2. Perkembangan Dana
Tahun Pertama :
Jumlah premi yang terkumpul = 1.000.000
Jumlah tabarru yang terkumpul = 4,25 % 1.000.000 = 42.500
Jumlah tabungan yang terkumpul = 657.500
Bagi hasil yang terkumpul = 47.340
Dana kematian = 20 juta jumlah premi = 19.000.000
Nilai Tunai = jumlah tabungan + bagi hasil = 704.840
Klaim meninnggal = dana kematian + nilai tunai = 19.704.840
Persentase nilai tunai dengan premi=(nilai tunai/jumlah premi)100%=70,48%
8

3. Manfaat
Bila peserta hidup sampai akhir perjanjian, maka akan menerima
dana sebesar Rp 41.804,797 yang berasal dari rekening tabungan
Rp 18.850.000 dan bagi hasil Rp 22.954.797 ditambah surplus
dana dari rekening khusus jika ada.
Bila peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian
(misal pada tahun ke 5)maka ahli warisnya akan mendapatkan
manfaat takaful sebesar Rp 20.501.678 yang berasal dari rekening
tabungan Rp 4.487.500 ditambah bagi hasil Rp 1.014.178 dan
dana kematian sebesar premi yang belum disetor Rp 15.000.000
(Rp 1.000.000 15 tahun).
Bila peserta tidak mampu meneruskan pembayaran premi karena
suatu hal (misalnya tahun ke 10) maka akan mendapatkan dana
atau nilai tunai sebesar Rp 13.715.164 yang berasal dari rekening
tabungan Rp 9.276.000 dan bagi hasil Rp 4.440.164 .
Tafakul Dana Haji
Tafakul dana haji adalah suatu bentuk perlindungan untuk perorangan
yang menginginkan dan merencanakan pengumpulan dana dalam mata uang
Rupiah dan US Dolar untuk biaya menjalankan ibadah haji.
Manfaat Tafakul Dana Haji

Bila peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir, maka perserta


akan memperoleh hal berikut:
Dana rekening tabungan yang telah disetor.
Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan.
Bila peserta ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan memperoleh hal berikut:
Dana rekening tabungan yang telah disetor.
Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan.
Selisih dari manfaat takaful awal (rencana menabung) dengan premi
yang sudah dibayar.
Bila peserta hidup sampai perjanjian berakhir, maka ahli warisnya akan
memperoleh hal berikut:
Dana rekening tabungan yang telah disetor.
Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan.
9

Bagian keuntungan atas rekening khusus tabarru yang ditentukan oleh


asuransi tafakul.
Perhitungan

1. Data

2. Perkembangan Dana
Tahun Pertama :
Jumlah premi yang terkumpul = 1.000.000
Jumlah tabarru yang terkumpul = 1,75 % 1.000.000 = 17.500
Jumlah tabungan yang terkumpul = 682.500
Bagi hasil yang terkumpul = 49.410
Dana kematian = 10 juta jumlah premi = 9.000.000
Nilai Tunai = jumlah tabungan + bagi hasil = 731.640
Klaim meninnggal = dana kematian + nilai tunai = 9.731.640
Persentase nilai tunai dengan premi=(nilai tunai/jumlah premi)100%=73,6%
3. Manfaat
Bila peserta hidup sampai akhir perjanjian, maka akan menerima
dana sebesar Rp 14.008,962 yang berasal dari rekening tabungan
Rp 9.525.000 dan bagi hasil Rp 4.563.962 ditambah surplus dana
dari rekening khusus jika ada.
Bila peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian
(misal pada tahun ke 5)maka ahli warisnya akan mendapatkan
manfaat takaful sebesar Rp 10.656.414 yang berasal dari rekening
tabungan Rp 4.612,500 ditambah bagi hasil Rp 1.043.914 dan
dana kematian sebesar premi yang belum disetor Rp 5.000.000
(Rp 1.000.000 5 tahun).
Bila peserta tidak mampu meneruskan pembayaran premi karena
suatu hal (misalnya tahun ke 5) maka akan mendapatkan dana
atau nilai tunai sebesar Rp 5.656.414 yang berasal dari rekening
tabungan Rp 4.612.500 dan bagi hasil Rp 1.043.914 .
10

Tafakul Dana Jabatan


Tafakul dana jabatan adalah suatu bentuk perlindungan untuk Direksi
atau pejabat teras suatu perusahaan yang menginginkan dan merencanakan
pengumpulan dana dalam mata uang Rupiah atau US Dolar sebagai dana
santunan yang diperuntukkan bagi ahli warisnya jika ditakdirkan meninggal
lebih awal atau sebagai dan santunan atau investasi pada saat tidak aktif
lagi di tempat kerja.
Manfaat Tafakul Dana Jabatan

Bila peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir, maka perserta


akan memperoleh hal berikut:
Dana rekening tabungan yang telah disetor.
Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan.
Bila peserta ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan memperoleh hal berikut:
Dana rekening tabungan yang telah disetor.
Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan.
Dana santunan meninggal sebesar dana kematian.
Bila peserta hidup sampai perjanjian berakhir, maka ahli warisnya akan
memperoleh hal berikut:
Dana rekening tabungan yang telah disetor.
Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan.
Bagian keuntungan atas rekening khusus tabarru yang ditentukan oleh
asuransi takaful keluarga, jika ada.
Sedangkan, tafakul yang berbasis nonsaving adalah produk-produk asuransi individu yang tidak ada unsur tabungan. Beberapa contoh produk
individu yang tidak mengandung unsur tabungan adalah sebagai berikut :
Tafakul Kesehatan Individu
Program tafakul kesehatan individu diperuntukan bagi perorangan yang
bermaksud menyediakan dana santunan rawat inap dan operasi bila peserta
sakit dalam masa perjanjian.
Manfaat Tafakul Kesehatan Individu

11

Bila sampai pada akhir masa perjanjian tidak ada klaim, jika ada surplus
dana, maka peserta akan mendapatkan bagi hasil atas surplus dana tersebut
dari asuransi Tafakul Keluarga.
Ketentuan

Usia peserta masuk 5 sampai dengan 50 tahun.


Kontrak 1 tahun.
Biaya polis Rp 20.000
Cara bayar premi tahunan
Manfaat kesehatan dibayarkan untuk perawatan minimal 4 hari.
Tafakul Kecelakaan Diri Individu
Tafakul kecelakaan diri individu adalah program yang diperlukan bagi
perorangan yang bermaksud menyediakan santunan untuk ahli waris bila
peserta mengalami musibah kecelakaan dalam masa perjanjian.
Manfaat Tafakul Kecelakaan Diri Individu

Bila sampai dengan ahir masa perjanjian tidak adda klaim, jika adda surplus
dana, maka peserta akan mendapatkan bagi hasil atass surplus dana tersebut
dari perusahaan asuransi.
Ketentuan

Dalam hal kehilangan sebagian dari salah satu anggota badan sebagaimana tersebut di atas, pembayaran jaminannya harus dikurangi secara
proporsional. Sedangkan, dalam hal kehilangan dua atau lebih anggota badan secara bersama-sama, pembayaran jaminannya tidak boleh
melebihi jumlah yang ditentukan dalam sub cacat tetap seluruhnya di
atas atau melebihi 100% MT
Usia masuk 18 sampai dengan 55 tahun.
Maksimal usia peserta + kontrak = 60 tahun.
Minimal premi Rp 150.000 per tahun
Cara bayar premi tahunan
Manfaat kesehatan dibayarkan untuk perawatan minimal 4 hari.

12

2.4.2

Tafakul Group

Yang dimaksud tafakul group adalah produk kumpulan yang didisain


untuk dalam jumlah peserta relative banyak dan dalam struktur produknya
ada yang mengandung unsur tabungan (saving) dan ada yang tidak mengandung unsur tabungan. Produk-produk kumpulan yang tidak mengandung
unsur tabungan, diakhir masa kontrak tidak ada bagi hasil atau pengembalian nilai tunai, karena semuanya bersifat tabarru dana tolong menolong.
Beberapa contoh produk-produk kumpulan adalah sebagai berikut :
Tafakul Kecelakaan Diri Kumpulan
Tafakul kecelakaan diri kumpulan adalah suatu bentuk perkumpulan
yang ditujukan untuk perusahaan atau organisasi yang bermaksud menyediakan santunan kepada karyawan atau anggota apabila mengalami musibah
karena kecelakaan dalam masa perjanjian.
Manfaat Tafakul Kecelakaan Diri Kumpulan

Bila peserta ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian karena kecelakaan, maka kepada ahli warisnya akan dibayarkan dana santunan
meninggal sebesar manfaat takaful yang direncanakan.
Bila peserta mengalami musibah kecelakaan dalam masa perjanjian
yang mengakibatkan peserta cacat tetap total atau sebagian, maka
kepada peserta akan memberikan manfaat takaful sesuai persentase
yang sudah ditentukan.
Bila peserta hidup sampai perjanjian berakhir, maka peserta akan
mendapatkan bagian keuntungan atas rekening khusus/tabarru yang
ditentukan oleh asuransi takaful keluarga jika ada.
Ketentuan

1. Maksimal usia peserta 60 tahun.


2. Jumlah peserta min 25 tahun
3. Manfaat takaful dapat sesuaikan dengan permintaan.
4. Minimal premi untuk tiap kumpulan Rp.250.000 .
5. Biaya pengelolaan 30 % dari premi.

2.4.3

Tafakul Umum

Tafakul umum adalah bentuk produk takaful yang memberi perlindungan dalam menghadapi bencana atau kecelakaan atas harta milik peserta
takaful. Beberapa produk tafakul umum sebagai berikut :
13

Tafakul Kebakaran
Tafakul Kebakaran memberikan perlindungan terhadap kerugian dan
atau kerusakan sebagai akibat terjadinya kebakaran yang di sebabkan percikan api, sambaran petir, ledakan dan kejatuhan pesawat terbang berikut
resiko yang di timbulkannya dan juga dapat di perluas dengan tambahan
jaminan yang lebih luas sesuai dengan kebutuhan.
Ilustrasi perhitungan premi takaful kebakaran

Resiko-resiko yang di jamin:


Resiko yang termasuk dalam pertanggungan adalah resiko terjadinya kerusakan atau kerugian pada harta benda dan atau kepentingan yang di pertanggungkan yang di sebabkan oleh :
Sambaran petir
Ledakan
Kejatuhan pesawat terbang
Asap dari barang-barang yang dipertanggungkan
Contoh perhitungan premi :
Rumah tinggal permanen berikut isi (perabot rumah tangga) plus electronic household, dengan kontruksi bangunan kelas 1.
Harta pertanggungan:
Harga hanya untuk bangunan saja tidak termasuk harga tanah
sebesar Rp 100.000.000
Harga pertanggungan perabot rumah tangga Rp 10.000.000
Harga pertanggungan electronic household Rp 10.000.000
Premi rate : 0,6 % tahun
Premi yang harus dibayar per tahun = Rp 120.000.000 0,6 % = Rp
75.000 (tidak termasuk biaya polis + materai)
Pabrik radiator kendaraan permanen berikut isi dengan kontuksi bangunan kelas 1, fire code: 22112
Harta pertanggungan:
Harga hanya untuk bangunan saja tidak termasuk harga tanah
sebesar Rp 100.000.000
Harga pertanggungan office equipment sebesar 10.000.000
Harga pertanggungan stok sebesar Rp 50.000.000
Total harga pertanggungan Rp 300.000.000
14

Premi rate : 1,65 % tahun


Premi yang harus dibayar per tahun = Rp 300.000.000 1,65 % =
Rp 495.000 (tidak termasuk biaya polis + materai)
Tafakul Kendaraan Bermotor
Memberikan perlindungan terhadap kerugian dan atau kerusakan atas
kendaraan yang dipertanggungkan akibat terjadinya kecelakaan yang tidak
diinginkan.
Ilustrasi perhitungan premi takaful kendaraan bermotor

Resiko-resiko yang di jamin:


Jaminan resiko-resiko tambahan dengan dikarenakan tambahan untuk kerugian atau kerusakan yang diakibatkan terhadap resiko antara lain:
tanggung jawab bukum kepada pihak ketiga
kecelakaan diri terhadap pengemudi dan penumpang
Contoh perhitungan premi :
Sebuah mobil tahun 1997 seharga Rp.50.000.000 akan diasuransikan dengan
kondisi all risk:
Harga on the road = Rp.50.000.000
Premium tarif 3%
Premi yang harus dibayar pertahun = Rp.50.000.000 3% = Rp.1.500.000
(tidak termasuk biaya polis+ materai)
Deductibe untuk setiap kejadian = 0,5% Rp.50.000.000 = Rp.250.000
Khusus untuk kehingan karena pencurian dikarenakan penambahan resiko
sendiri sebesar 10% dari claim payment.

15

Bab 3

KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Tahun Dagang pasal 246, asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung dengan menerima suatu
premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian , kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang
mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu. Sedangkan menurut
fatwa Dewan syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI),
asuransi syariah (Tamin , takaful, tadhamun) adalah usaha saling
melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang atau pihak
melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
yang sesuai dengan syariah.
2. Konsep asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional. Konsep pada asuransi konvensional menerapkan kontrak jual beli yaitu
saling mengganti atau saling menukar antara pembayaran premi yang
disetorkan peserta asuransi dengan pembayaran klaim yang diserahkan
perusahaan asuransi. Sedangkan pada asuransi syariah kontrak yang
digunakan bukan kontrak jual beli melainkan kontrak tolong menolong.
Jadi asuransi jiwa syariah menggunakan kontrak tabarru (derma atau
sumbangan). Kontrak ini adalah alternatif yang sah dan dibenarkan
dalam melepaskan diri dari praktik yang diharamkan pada asuransi
konvensional.
3. Produk-produk asuransi syariah terdiri dari 3 jenis asuransi yaitu :
tafakul individu, tafakul group atau kumpulan, dan tafakul umum.
4. Hasil analisis yang didapat adalah produk asuransi syariah yang berbasis saving baik secara individual, kumpulan, maupun umum terdiri
dari asuransi jiwa dan asuransi umum. Sedangkan produk asuransi
syariah yang berbasis nonsaving adalah asuransi umum.
16

Bibliografi
[1] Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life Dan General)
Konsep Dan Sistem Operasional . Gema Insani Press. Jakarta.
[2] Rohaman, Sadikin dkk. 2012. Metode Perhitungan Kontribusi Asuransi
Syariah. STAIN Jurai Siwo. Metro.
[3] http://asuransitakaful.net/landasan-syariah/pedomanumumasuransisyariah/
(diakses tanggal 2 Desember 2012)
[4] http://asuransisyariah.net/?m=1 (diakses tanggal 10 desember 2012)

17

S-ar putea să vă placă și