Sunteți pe pagina 1din 7

Demam Tifoid

Pendahuluan
Demam ada banyak macamnya, contohnya: malaria, DBD, dan demam tifoid. Masing-masing
demam memiliki ciri-ciri gejala yang khas dan penyebabnya juga berbeda-beda. Malaria
disebabkan oleh infeksi Plasmodium, DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue, dan demam
tifoid yang disebabkan oleh infeksi S.typhi.
Dalam hal ini yang akan dibahas ialah demam tifoid, apa penyebabnya? Bagaimana bisa sakit
demam tifoid? Bagaimana penanggulangannya? dan lain-lain.
Skenario: seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke RS dengan keluhan demam sejak 7
hari yang lalu, pasien mengaku demam disertai nyeri pada kepala, nyeri ulu hati, mual dan
muntah. Demam sepanjang hari dan lebih panas pada malam hari. Belum BAB sejak 4 hari
lalu.
PF: compos mentis, T:38,6oC, RR:20x/menit, N:80x/menit, TD:110/80 mmHg, abdomen:
nyeri tekan pada regio epigastrium.
Istilah yang tidak diketahui:
Compos mentis: kejernihan pikiran; waras.
Rumusan masalah:
Seorang laki-lalki 35 tahun, deman sejak 7 hari lalu disertai nyeri kepala, nyeri ulu
hati, mual, dan belum BAB sejak 4 hari lalu.
Demam meningkat pada malam hari.
Analisis masalah:

1.

Anamesis
Anamesis terdiri dari:
Data pribadi pasien: nama, tempat dan taggal lahir, agama, pekerjaan, status
perkawinan, alamat terakhir. Dalam pembicaraan yang pendek sewaktu perkenalan
pertama, pemeriksa harus mampu memperoleh gambaran mengenai pekerjaan,
lingkungan dan keluarga pasien.1-2
Keluhan utama1-2
Mengetahui apa yang dikeluhkan oleh pasien.
Contoh pertanyaan: apa yang terutama saudara rasakan? Sudah berapa lama?
Riwayat penyakit sekarang
Tanyakanlah pada pasien tentang penyakit yang sedang dideritanya dan perhatikanlah
apakah ada keluhan mengenai gangguan fisiologik yang penting, misalnya serangan
nyeri , demam, sesak dan lain-lain. 1-2
Selain itu ditanyakan hal-hal yang penting sebagai berikut: telah berapa lama keluhan
ini? atau telah berapa lama saudara menderita penyakit ini?
Setiap pertanyaan yang penting dalam anamnesis, sebaiknya diikuti oleh pertanyaan
untuk kontrol, misalnya: apakah saudara sebelumnya merasa sehat 100%? atau
pernahkah saudara mengalami keluhan semacam ini ?.
Keluhan-keluhan yang paling utama perlu diuraikan lebih lanjut, misalnya keadaan yang
mempengaruhi timbulnya gejala, pengaruh fungsi fisiologik pada keluhan utama yang
dapat dirasakan pasien sendiri, misalnya pengaruh perubahan suhu udara luar, kerja
berat, posisi atau gerakan tubuh, pengaruh dan memakan makanan tertentu. 1-2
2

Meminta pasien menunjukkan dengan tepat, tempat terjadinya keluhan. Pada pasien
dengan keluhan nyeri perlu diketahui tempat, penjalaran, sifat, beratnya, lamanya,
frekuensi, periodesitas, waktu timbul nyeri, faktor yang memperberat, faktor yang
meringankan dan gejala-gejala yang menyertai rasa nyeri tersebut.
Agar tetap objektif tulislah anamnesis dengan bahasa yang dipergunakan pasien sendiri
dan jangan menggunakan nama diagnosis satu penyakit tertentu atau istilah kedokteran,
karena bila memakai istilah kedokteran maka ini sama artinya bekerja dengan perkiraanperkiraan, bukan lagi berdasarkan pengamatan.
Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang diderita pada masa kanak-kanak? Cacar, difteri, batuk rejan,
campak, tonsilitis, demam rematik, pneumonia, pleuritis, tubercolosis, malaria,
desentri, hepatitis, tifus abdominalis, skrofula, hipertensi, ulkus peptikum, batu
empedu, batu ginjal, hernia, wasir, diabetes, alergi, kanker, penyakit jantung
koroner, strok, psikosis. 1-2
Operasi? Transfusi darah ?
Kecelakaan?
Penyakit berat lainnya, tertama bila pernah dirawat di Rumah Sakit?
Tempat terakhir yang dikunjungi?
Riwayat penyakit keluarga
Bagai mana kesehatan kakek, nenek, orang tua, kakak, adik atau anak-anak?
Penyakit keturunan dan penyakit penting lainnya dalam keluarga antara lain penyakit
kencing manis, batu ginjal, batu empedu, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, asma
bronkial, artritis, kista ginjal, kanker, strok, hiperkolesterolemi, kejang, kecanduan obat,
gangguan emosi dan mental. 1-2
Kebiasaan
Suka jajan makanan, merokok, minum kopi, makan banyak, olah raga, memakai obat
narkotik, obat sedatif, bergadang. 1-2
2.

Diagnosis banding
Diagnosis banding perlu dipertimbangkan bilamana terdapat kesesuaian klinis. Dari
kasus (demam sejak 7 hari yang lalu, pasien mengaku demam disertai nyeri pada kepala,
nyeri ulu hati, mual dan muntah. Demam sepanjang hari dan lebih panas pada malam
hari. Belum BAB sejak 4 hari lalu) diatas diagnosis banding perlu dipertimbangkan
antara demam berdarah dengue, malaria, dan demam tifoid.4
kriteria demam berdarah dengue menurut WHO 1997:
Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari.
Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan: uji bendung, perekie, ekimosis,
atau purupura positif, perdarahan mukosa (tersering perdarahan gusi) atau
perdarahan dari tempat lain, hematemesis atau melena.
Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul).
3

Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakge (kebocoran plasma):


peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis
kelamin.
Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan
nilai hematokrit sebelumnya.
Tanda kebocoran plama seperti: efusi pleura, asites atau hipoprotinemia. 4

Gejala klinis malaria:


Malaria mempunyai gambaan karakteristik demam periodik, anemia dan splenomegali.
Masa inkubasi bervariasi pada masing-masing plamodium: P.falciparum 9-14 hari,
P.vivax 12-17 hari, P.ovale 16-18 hari, P.malariae 18-40 hari. Keluhan prodromal dapat
terjadi sebelum terjadinya demam berupa kelesuan, malaise, sakit kepala, sakit belakang,
merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia, perut tak
enak, diare ringan dan kadang-kadang dingin. 3-4
Serangan paroksimal tiap jenis malaria:
Malaria malariae terjadi tiap 3-4 hari biasanya pada waktu sore, malaria ovale terjadi
tiap 3-4 hari biasanya malam hari, malaria tropika panas biasanya ireguler dan tidak
periodik, sering terjadi hiperpireksia dengan temperatu diatas 40oC. 3-4
Gejala klinis demam tifoid:
Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala serupa
dengan peyakit infeksi akut pada umumnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri
otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk,
dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Sifat
demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam hari.
Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia relatif
(peningkatan suhu 1oC tidak diikuti peningkatan denyut nadi 8 kali per menit), lidah
yang berselaput, hepatomegali, splenomegali, meteroismus, gangguan mental berupa
somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis. 4
3.

Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik:
Pada pemeriksaan fisik didapat suhu badan 38,6 oC, dan nyeri tekan pada regio
epigastrium.
Pemeriksaan penunjang:
Dari pemeriksaan didapat hasil uji widal: STTO 1/300, H = 1/320, O = 1/80.
Hb= 14, leukosit = 600, trombosit 200.000, hematokrit 38
Uji widal
Uji widal dilakukan untuk deteksi antibodi terhadap kuman S.thyphi. Pada uji widal
terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen kuman S.thyphi dengan antibodi yang
disebut aglutinin. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi Salmonella
yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Maksud uji widal adalah untuk
menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita demam tifoid yaitu: aglutinin O
4

(dari tubuh kuman), aglutinin H (flagela kuman). Semakin tinggi titernya semakin besar
kemungkinan terinfeksi kuman ini. 4
4.

Diagnosis
Dari ciri-ciri demam pada kasus diatas, diketahui bahwa bapak ini menderita demam
tifoid.

5.

Etiologi
Penyebab demam tifoid ialah salmonella thypi. Bakteri ini berbentuk batang, gram
negatif, tidak membentuk spora, motil, berkapsul dan mempunyai flagella (bergerak
dengan rambut getar). Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas
seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan
(suhu 600C) selama 15 20 menit, pasteurisasi, pendidihan dan khlorinisasi. 4

6.

Epidemiologi
Insiden demam tifoid bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi
lingkungan, penyediaan air yang belum memadai serta pembuangan sampah yang kurang
memenuhi syarat kesehatan lingkungan.

7.

Patofisiologi
Masuknya kuman ke dalam tubuh manusia terjadi melalui makanan yang terkontaminasi
kuman. Sebagian kuman dimusnahkan dalam lambung, sebagian masuk ke dalam usus
dan selanjutnya berkembang biak. Bila respons imunitas humoral mukosa (IgA) usus
kurang baik maka kuman akan menembus sel-sel epitel dan selanjutnya ke lamina
propia. Di lamina propia kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit
terutama oleh makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak di dalam makrofag
dan selanjutnya dibawa ke plak Peyeri ileum distal dan kemudian ke kelenjar getah
bening mesenterika. Selanjutnya melalui duktus torasikus kuman yang terdapat di dalam
makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh organ
retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa. Di organ tersebut kuman meninggalkan
sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid dan
selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi dan disertai tanda-tanda dan gejala
penyakit infeksi sistemik. 4
Di hati, kuman masuk ke dalam kandung empedu, berkembang biak, dan bersama cairan
empedu diekskresikan ke dalam lumen usus. Sebagian kuman dikeluarkan melalui feses
dan sebagian masuk lagi ke dalam darah setelah menembus usus. Proses yang sama
terulang kembali, makrofag telah teraktivasi dan hiperaktif maka saat fagositosis kuman
Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasai yang selanjutnya akan
menimbulkan gejala reaksi inflamasi sistemik seperti demam, malaise, mialgia, sakit
kepala, sakit perut, instabilitas vaskular. 4
Di dalam plak Peyeri makrofag hiperaktif manimbulkan reaksi hiperplasia jaringan.
Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah.

8.

Komplikasi
Komplikasi intestinal
Perdarahan intestinal
5

Pada plak Peyeri usus yang terinfeksi dapat terbentuk luka. Bila luka menembus
usus dan mengenai pembuluh darah maka terjadi perdarahan. Bila luka menembus
dinding usus maka perforasi dapat terjadi. 4
Perforasi usus
Penderita demam tifoid dengan perforasi mengeluh nyeri perut yang hebat terutama
di daerah kuadran kanan bawah yang kemudian menyebar ke seluruh perut. Tandatanda perforasi lainnya adalah nadi cepat, tekanan darah turun, dan bahkan dapat
syok. 4

Komplikasi ekstra-intestinal
Komplikasi hematologi
Komplikasi hematologi berupa trombositopenia, hipofibrino-genemia, peningkatan
prothrombin time, peningkatan pertial thromboplastin time, peningkatan fibrin
degradation products sampai koagulasi intravaskuler dieminata. 4
Hepatitis tifosa
Pembengkakan hati ringan sampai sedang. Pada demam tifoid kenaikan enzim
transaminase tidak relevan denan kenaikan serum bilirubin.
Miokarditis
Biasanya dengan keluhan sakit dada, gagal jantung kongestif, aritmia, atau syok
kardiogenik.
Manifestasi neuropsikiatrik
Dapat berupa delirium dengan atau tanpa kejang, semi-koma atau koma, Parkinson
rigidity, sindrom otak akut, mioklonus generalisata, meningismus, skizofrenia
sitotoksik, mania akut, hipomania, ensefalomielitis, meningitis, polineuritis perifer,
sindrom Guillain-Barre, dan psikosis. 4
9.

Penatalaksanaan
Istirahat dan perawatan
Tirah baring dan perawatan profesional bertujuan untuk mencegah komplikasi. Tirah
baring dengan perawatan sepenuhnya di tempat seperti makan, minum, mandi, buang air
kecil, dan buang air besar akan membantu dan mempercepat masa penyembuhan. Dalam
perawatan perlu juga dijaga kebersihan perorangan dan benda sekitar. 4
Diet dan terapi penunjang
Diet merupakan hal yang cukup penting dalam proses penyembuhan penyakit demam
tifoid, karena makanan yang kurang akan menurunkan keadaan umum dan gizi penderita
akan semakin turun dan proses penyembuhan akan menjadi lama. 4
Pemberian antimikroba4-5
Kloramfenikol. Dosis yang diberikan 4x500mg per hari dapat diberikan secara per
oral atau intravena. Diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas.
Tiamfenikol. Dosis tiamfenikol adalah 4x500mg, demam rata-rata menurun pada
hari ke-5 sampai ke-6.
Kotrimoksazol. Dosis untuk orang dewasa adalah 2x2 tablet (1 tablet mengandung
sulfametoksazol 400mg dan 80 mg trimetoprim) diberikan selama 2 minggu.
Ampisilin dan amoksisilin. Dosis yang dianjurkan berkisar antara 50-150 mg/kgBB
dan digunakan selama 2 minggu.
6

Sefalosporin generasi ketiga. Yang terbukti efektif adalah seftriakson, dosis yang
dianjurkan adalah antara 3-4 gram dalam dekstrosa 100cc diberikan selama jam
per infus sekali sehari, diberikan selama 3 hingga 5 hari.

10. Prognosis
Penularan Salmonella thypi sebagian besar melalui makanan/minuman yang tercemar.
Kebiasaan jajan di luar, higiene perorangan yang kurang mempunyai resiko terkena
demam tifoid.
Demam tifoid jika ditangani dengan baik dan bijak akan memperbaik keadaan pasien,
sebaliknya jika ditangani dengan baik atau terlambat ditangani maka akan memperburuk
keadaan pasien.
11. Pencegahan
Proteksi pada orang yang berisiko tinggi tertular dan terinfeksi. Sarana proteksi
pada populasi ini dilakukan dengan cara vaksinasi tifoid di daerah endemik maupun
hiperendemik. 4
Vaksinasi. 4 Indikasi vaksinasi adalah bila hendak mengunjungi daerah endemik, orang
yang terpapar dengan penderita, dan petugas laboratorium/mikrobiologi kesehatan.
Jenis vaksin:
vaksin oral Ty21a: efek sampingnya demam, sakit kepala.
vaksin parenteral ViCPS: efek sampingnya demam, sakit kepala, nyeri lokal.

Kesimpulan
Bapak tersebut menderita demam tifoid. Demam tifoid disebabkan oleh S.thypi melalui
makanan/minuman yang tercemar. Jika terkena demam tifoid, dengan perawatan yang baik
pasien dapat membaik dari sakitnya. Kebiasaan hidup yang sehat, lingkungan yang bersih
dapat mencegah orang terkena demam tifoid.

Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.

Sibuea W.H, Frenkel M. Pedoman dasar anamnesis dan pemeriksaan jasmani. Jakarta:
CV. Sagung Seto; 2007.h. 7-15
Sudoyo AW, Setiyohadi B, et al. Buku ajar: Ilmu penyakit dalam. Ed. 5, Cet.I. Jakarta:
InternaPublishing; 2009. h.25-7
Laihad Ferdinand, Nugroho Agung. Malaria. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2009.h.109-128
Sudoyo AW, Setiyohadi B, et al. Buku ajar: Ilmu penyakit dalam. Ed. 5, Cet.III. Jakarta:
InternaPublishing; 2009. h. 2776; 2797-2805; 2817-9
Departemen Farmakologi FKUI. Farmako dan terapi. Ed 5. Jakarta: FKUI; 2009.h. 608;
673; 701-2

S-ar putea să vă placă și

  • Intervensi Keperawatan
    Intervensi Keperawatan
    Document11 pagini
    Intervensi Keperawatan
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Intervensi Keperawatan
    Intervensi Keperawatan
    Document11 pagini
    Intervensi Keperawatan
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Intervensi Keperawatan
    Intervensi Keperawatan
    Document11 pagini
    Intervensi Keperawatan
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Pengepakan Instrumen Dengan Medipack
    Pengepakan Instrumen Dengan Medipack
    Document1 pagină
    Pengepakan Instrumen Dengan Medipack
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • 044-Menyerahkan Instrumen Ke Unit CSSD
    044-Menyerahkan Instrumen Ke Unit CSSD
    Document1 pagină
    044-Menyerahkan Instrumen Ke Unit CSSD
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • 040-Internal Indikator Comply 1250 - 3M
    040-Internal Indikator Comply 1250 - 3M
    Document1 pagină
    040-Internal Indikator Comply 1250 - 3M
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Kertas Legal Ok Lipat
    Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Kertas Legal Ok Lipat
    Document4 pagini
    Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Kertas Legal Ok Lipat
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Kartu Bimbingan
    Kartu Bimbingan
    Document9 pagini
    Kartu Bimbingan
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • 043-Bowie Dick Test
    043-Bowie Dick Test
    Document2 pagini
    043-Bowie Dick Test
    Andi Adriana AT
    100% (1)
  • Alur CSSD
    Alur CSSD
    Document2 pagini
    Alur CSSD
    Andi Adriana AT
    100% (2)
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document2 pagini
    Kata Pengantar
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document6 pagini
    Bab Iv
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Bab I
    Bab I
    Document3 pagini
    Bab I
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Form SKP JKT - Perawat K'kas
    Form SKP JKT - Perawat K'kas
    Document3 pagini
    Form SKP JKT - Perawat K'kas
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document19 pagini
    Bab Iii
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document7 pagini
    Bab Ii
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Bab V
    Bab V
    Document3 pagini
    Bab V
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • BAB IIIc (Repaired)
    BAB IIIc (Repaired)
    Document33 pagini
    BAB IIIc (Repaired)
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • PF Gastritis
    PF Gastritis
    Document1 pagină
    PF Gastritis
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Bab I Inchy
    Bab I Inchy
    Document10 pagini
    Bab I Inchy
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Sasaran Keselamatan Pasien
    Sasaran Keselamatan Pasien
    Document14 pagini
    Sasaran Keselamatan Pasien
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document2 pagini
    Daftar Pustaka
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Falsafah 5 Jari
    Falsafah 5 Jari
    Document14 pagini
    Falsafah 5 Jari
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Audit
    Audit
    Document13 pagini
    Audit
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Bab Iiic New
    Bab Iiic New
    Document33 pagini
    Bab Iiic New
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document51 pagini
    Bab Ii
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Audit
    Audit
    Document9 pagini
    Audit
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • SPO Metode Kanguru
    SPO Metode Kanguru
    Document2 pagini
    SPO Metode Kanguru
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Audit Infus
    Audit Infus
    Document3 pagini
    Audit Infus
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări
  • Sop Menimbang BB Bayi
    Sop Menimbang BB Bayi
    Document1 pagină
    Sop Menimbang BB Bayi
    Andi Adriana AT
    Încă nu există evaluări