Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
kelompok tidak hanya manfaat yang akan dirasakan, masalah pun tetap akan
muncul dalam sebuah kelompok. Untuk itu, perlu bagi setiap orang khususnya
yang akan bergabung dalam sebuah kelompok untuk mengetahui dasar-dasar
perilaku kelompok yang akan memberikan banyak pengetahuan mengenai
kelompok.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Definisi Kelompok
Kelompok (group) didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang
2.2
Karakteristik Kelompok
Ukuran (Size)
Harus terdapat dua atau lebih individu dalam pembentukan sebuah kelompok.
Satu orang saja tidak akan membentuk satu kelompok. Walaupun ada batasan
minimum untuk kelompok, akan tetapi tidak ada batasan jumlah maksimum.
2.
Artinya, bahwa mereka harus berinteraksi satu dengan yang lain dalam cara
tertentu.
3.
Sasaran bersama adalah sasaran yang mampu memotivasi setiap anggota untuk
bekerja mencapai sasaran tersebut.
2.3
Klasifikasi Kelompok
Gitosudarmo dalam Sopiah (2008) mengklasifikasikan kelompok menjadi
Kelompok Komando
Melaksanakan
Tugas Rutin
Kelompok
Formal
Tujuan
Kelompok Tugas
Melaksanakan
Tugas Proyek
Kelompok Persahabatan
Kelompok
Informal
Mendukung/Menghambat
Kelompok Kepentingan
1.
Kelompok formal
b.
2.
Kelompok informal
Kelompok informal adalah suatu kelompok yang tidak dibentuk secara formal
melalui struktur organisasi, akan tetapi muncul karena adanya kebutuhan akan
kontak sosial. Kelompok informal dibedakan menjadi:
a.
b.
berikut:
Kelompok Formal
Kelompok Perintah
oleh bagan organisasi dan terdiri atas para bawahan yang melaporkan langsung
pada penyelia.
b.
Kelompok Tugas
Kelompok ini biasanya terdiri atas karyawan karyawan yang bekerja sama untuk
menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu
2.
Kelompok Informal
Kelompok Minat
Sebuah kelompok yang terbentuk karena sejumlah minat topik tertentu yang
khusus. Biasanya ketika minat ini menurun atau sasaran tercapai kelompok ini
bubar.
b.
Kelompok Pertemanan
2.4
Alasan Berkelompok
Berikut alasan mengapa orang orang bergabung dalam suatu kelompok
Status. Bergabung dalam suatu kelompok yang dianggap penting oleh orang
lain memberikan pengakuan dan status bagi anggota anggotanya.
Harga Diri. Kelompok kelompok dapat memberi perasaan harga diri kepada
orang.
Kekuatan. Yang tidak dapat dicapai secara individu sering kali menjadi
mungkin melalui tindakan kelompok.
Pencapaian Tujuan. Terdapat saat saat dimana membutuhkan lebih dari satu
orang untuk menyelesaikan suatu tugas terdapat sebuah kebutuhan terhadap
kelompok bakat, pengetahuan, atau kekuatan dengan tujuan menyelesaikan
sebuah pekerjaan.
2.5
2.6
sajakah hal hal tersebut? Menurut Robbins et al (2009) hal hal ini meliputi
peran, norma, status, ukuran kelompok, dan tingkat kekohesifan kelompok.
a.
Ekspektasi Peran. Apa yang diyakini orang lain mengenai bagaimana Anda
harus bertindak dalam sebuah situasi tertentu. Di tempat kerja, akan sangat
membantu untuk melihat topik ekspektasi peran melalui perspektif kontak
psikologis.
seorang individu menemukan bahwa untuk memenuhi syarat satu peran dapat
membuatnya lebih sulit untuk memenuhi peran lain.
b.
antarkelompok,
komunitas,
dan
masyarakat
tetapi
mereka
semua
memilikinya.
makan siang, persahabatan di dalam dan di luar pekerjaan, permainanpermainan sosial, dan semacamnya dipengaruhi oleh norma-norma tersebut.
norma terakhir berhubungan dengan norma alokasi sumber daya. Normanomra ini dapat berasal dari dalam kelompok atau organisasi dan mencakup
hal-hal seperti bayaran, penugasan pada pekerjaan-pekerjaan sulit, serta
alokasi peralatan dan perlengkapan baru.
10
c.
Status. Sebuah definisi atau pangkat yang didefinisikan secara sosial yang
diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok orang lain. Status adalah
faktor penting dalammemahami perilaku manusia karena hal ini adalah
sebuah motivator signifikan dan memliki konsekuensi-konsekuensi perilaku
besar ketika individu menerima perbedaan antara apa yang mereka percaya
sebagai status dan apa yang dirasakan orang lain.
yang
dianggap
berstatus
tinggi
adalah
orang-orang
yang
mengendalikan hasil sebuah kelompok melalui kekuasaan mereka, orangorang yang kontribusinya penting terhadap keberhasilan kelompok.
d.
Ukuran
e.
2.7
Kepemimpinan
11
Komunikasi
Kelompok merupakan kumpulan dari para individu yang berinteraksi satu sama
lain sehingga masalah komunikasi memegang peran sentral. Melalui komunikasi
yang baik maka saling pengertian akan tercipta sehingga pada akhirnya akan
memperkuat kohesi dan tercapainya tujuan-tujuan kelompok.
4.
Konflik
2.8
dimulai ketika satu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah memengaruhi
secara negative, atau akan memengaruhi secara negative, sesuatu yang menjadi
kepedulian atau kepentinngan pihak pertama.
adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi
dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya. Menurut Folger dan
Poole (1984), konflik adalah interaksi antara orang-orang yang interdependen
12
yang mengalami ketidak sesuaian tujuan dan gangguan dari sesame mereka dalam
mencapai tujuan tersebut. menurut Wood, Wallacce, Zeffane, Scher Merhorn,
Hunt, dan Osborn (1998), konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak
orang saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut
kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya perasaan permusuhan satu
dengan yang lainnya.
Dalam mencapai tujuan tersebut konflik terjadi apabila:
1.
2.
3.
Strategi kalah kalah. Strategi ini dapat berupa kompromi dimana kedua
belah pihak berkorban untuk kepentingan bersama.
3.
Metode ini dianggap paling baik karena tidak ada pihak yang
dirugikan.
Menurut Puthnam dan Wilson (1982), tiga pendekatan umum pengelolaan
konflik adalah:
4.
13
5.
6.
2.9
3.
14
Keinginan para
4.
Dalam kelompok ini, para anggota bertemu secara tatap muka dan
mengandalkan
interaksi
verbal
maupun
nonverbal
untuk
dapat
saling
interkasi
verbal
maupun
nonverbal
untuk
dapat
saling
15
kelompok
yang
berinteraksi
alternative-alternatif kreatif.
yang
memperlambat
perkembangan
proses pembangkitan ide yang secara khusus mendorong semua alternatif apa pun
sambil menahan kritik atas alternatif-alternatif tersebut. Dalam sebuah sesi tukar
pikiran, setengah hingga satu lusin orang duduk mengitari sebuah meja.
Pemimpin kelompok menyatakan masalahnya dengan jelas sehingga dapat
dipahami oleh semua peserta. Para anggota kemudian menggulirkan dengan
bebas sebanyak mungkin alternatif yang dapat mereka berikan dalam jangka
waktu tertentu.
direkam untuk diskusi dan analisis selanjutnya. Satu ide merangsang ide yang lain
dan penilaian serta saran yang paling ganjil ditahan sehingga akhirnya mendorong
anggota kelompok untuk memikirkan sesuatu yang tidak biasa. Tukar pikiran
memang memberikan banyak ide, tetapi tidak dengan cara yang paling efisien.
Penelitian secara terus menerus memperlihatkan bahwa individu yang bekerja
sendirian akan menghasilkan lebih banyak ide karena halangan produksi, yaitu
ketika orang-orang menghasilkan ide di sebuah kelompok, terdapat bannyak orang
yang berbicara dalam waktu yang bersamaan, yang menghalangsi proses
pemikiran dan akhirnya mengganggu pembagian ide-ide.
3. Teknik nominal kelompok (nominal group technique)
Teknik ini mealrang diskusi atau komunikasi antarpersonal selama proses
pengambilan keputusan, hal ini yang dimaksud dengan nominal. Para anggota
kelompok semuanya hadir, seperti di sebuah pertemuan komisi tradisional , tetapi
para anggota beroperasi secara independen.
16
2) Setelah periode diam ini, setiap anggota memberikan satu ide kepada
kelompok.
disiapkan, 50 orang atau kurang duduk mengitari sebuah meja berbentuk tapal
kuda, yang bersih tanpa apa pun kecuali adanya serangkaian terminal komputer.
Berbagai persoalan dihadirkan kepada para peserta dan mereka mengetikkan
tanggapan-tanggapan mereka ke dalam layar komputer mereka.
individual, juga suara
agregat
ditampilkan di
Komentar
17
Kelompok yang
yang
Interaksi
Tukar pikiran
Nominal
Elektronik
Rendah
Menengah
Tinggi
Tinggi
Tekanan sosial
Tinggi
Rendah
Menengah
Rendah
Biaya uang
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Kecepatan
Menengah
Menengah
Menengah
Menengah
Orientasi tugas
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Menengah
Rendah
Tinggi
Tidak diterapkan
Menengah
Menengah
Tinggi
tinggi
Menengah
Rendah
18
BAB III
PEMBAHASAN
19
BAB IV
SIMPULAN
20
BAB V
SARAN
Kasus yang dikaji di makalah ini dapat diambil beragam pelajaran penting
bagi pekerja, manajemen perusahaan, pemerintahan, aparat dan masyarakat pada
umumnya untuk selalu berhati-hati dan memahami prosedur yang berlaku dan K3
yang baik dan benar. Dengan begitu, di harapkan angka kecelakaan atau kematian
akibat pekerjaan dapat ditekan dan diminimalisir. Pemerintah melalui undangundang dan kebijakan yang berlaku harus memantau setiap pergerakan perusahaan
demi menjamin tidak ada yang keliru dan semuanya berlangsung sesuai ketetapan
yang berlaku. Hal ini sebagai bentuk upaya pemerintah dalam melindungi warga
Negara khususnya pekerja. Di samping itu, manajemen perusahaan juga sebaiknya
berperan lebih aktif dalam perlindungan pekerja di mana salah satunya dengan K3
yang memadai, hal tersebut sebagai indikasi bahwa perusahaan peduli dan
memerhatikan kesejahteraan pekerja yang telah mengabdi untuk perusahaan.
21