Sunteți pe pagina 1din 16

LAPORAN KASUS

F32.11 EPISODE DEPRESIF SEDANG DENGAN GEJALA SOMATIK

STATUS PASIEN

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

Ny.R

No. RM

108663

Umur

51 tahun

Jenis Kelamin

Perempuan

Status Pernikahan

Menikah

Agama

Islam

Suku

Bugis

Pendidikan Terakhir

SMP

Pekerjaan

Penjual Baju

Alamat

Jl. Batu Galampa Bau-Bau, SulTeng

Masuk Poliklinik Psikiatri RSKD untuk pertama kalinya tanggal 12


November 2014. Pasien datang dengan istrinya.

II.

RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari catatan medis dan autoanamnesis
A. Keluhan Utama
Sakit kepala di sebelah kiri dan kram-kram pada lengan kiri
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke poli RSKD dengan keluhan sering mengalami
sakit kepala hanya di sebelah kiri, yang dialami sejak 2 tahun yang
lalu. Gejala sakit kepala biasanya disertai kram-kram pada lengan kiri.
pasien mengaku awalnya gejala timbul setelah berpanas-panasan saat
menjual barang di pasar. Namun kemudian muncul walaupun tidak
berpanas-panasan. Pasien pernah berobat di ahli jantung namun dokter

mengatakan tidak ada kelaianan, pasien juga pernah melakukan


pemeriksaan rekam jantung dan hasilnya normal. Selain itu pasien juga
pernah berobat ke penyakit dalam kemudian diberi obat yang menurut
pasien adalah obat sakit kepala (pasien lupa namanya) namun keluhan
yang dialami tidak membaik bahkan menurut pasien bertambah buruk,
sehingga pasien menghentikan mengkonsumsi obat tersebut. Karena
penyakit

tersebut

pasien

megaku

gampang

emosi,

gampang

tersinggung, dan tidak bergairah.


2 minggu belakangan pasien mengalami gangguan tidur,
napsu makan terganggu dan berat badan menurun karena sering
memikirkan anaknya yang sampai saat ini masih kontrol di rumah sakit
jiwa selain itu pasien juga sering memikirkan mengenai biaya
hidupnya. Pasien mengaku biasa minder melihat anak teman-temannya
yang sehat dan berhasil (sukses). Pasien mengaku saat ini lebih suka
melamun dan sudah jarang berkumpul dengan ibu-ibu dikompleksnya.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi,
trauma kapitis dan kejang.
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan
terlarang. Pasien tidak merokok.
3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Pasien tidak memiliki riwayat gangguan psikiatri sebelumnya.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal di rumah sakit ditolong oleh bidan. Pasien lahir
cukup bulan. Pasien meruBuan anak yang diharapkan.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)


Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Pertumbuhan dan
perkembangan pasien pada masa anak-anak awal sesuai dengan
perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang
menonjol.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)
Pasien tinggal bersama Orang tuanya. Di Sekolah Dasar pasien
memiliki prestasi yang bagus. Pasien mudah bergaul dan memiliki
banyak teman.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)
SD dan SMP di Majenne. Tidak melanjutkan sekolah karena biaya
tidak mencukupi.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien adalah seorang penjual baju
b. Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah dan memiliki 7 orang anak.. Anak
pertama dan kedua sudah menikah, anak ke tiga dan ke empat
sedang merantau, anak ke 5 mengalami gangguan jiwa, anak
ke enam dan tujuh masih bersekolah.
c. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam, dan menjalankan kewajiban
agama dengan cukup baik.
d. Riwayat Pelanggaran Hukum
Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah
hukum.
e. Aktivitas Sosial
Pasien dikenal sebagai seorang yang ceria, mudah berbaur
dengan masyarakat, amanah, dan memiliki hubungan yang
baik dengan masyarakat sekitar.

6. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke-3 dari 5 bersaudara (,,,,).
Hubungan dengan keluarga baik,
Riwayat keluarga dengan gejala yang sama tidak ada.
7. Situasi Kehidupan Sekarang
Saat ini pasien tinggal di Bau-Bau bersama suami dan ketiga anak
terakhirnya.
III.

PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI


A. Status Internus
Keadaan umum tidak tamBu sakit, kesadaran kompos mentis, tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 82 kali/menit, frekuensi pernafasan 20
kali/menit, suhu tubuh 36,7 C, berat badan 50 kg, tinggi badan 52 cm,
konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, jantung, paru dan
abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada
kelainan.
B. Status Neurologi
Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), Kernigs sign (-)/(-),
pupil bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi
motorik dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak
ditemukan refleks patologis.

IV.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (12 November 2014)


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang perempuan, wajah sesuai umur, postur tubuh normal, kulit
sawo matang, rambut pendek (sebahu) bergelombang dalam
keadaan terurai, menggunakan baju sifon motif bunga berwarna
hitam dan celana jeans panjang warna biru, perawatan diri kurang.
2. Kesadaran
Compos mentis

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


Pasien duduk dengan tenang dan tamBu sedang memikirkan
sesuatu.
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, lancar, intonasi
biasa, dan bicara cukup banyak.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Cukup kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood

: cemas

2. Afek

: hipotimia

3. Keserasian

: Serasi

4. Empati

: Dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


1. Taraf Pendidikan
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat
pendidikannya.
2. Orientasi
a. Waktu

: Baik

b. Tempat

: Baik

c. Orang

: Baik

3. Daya Ingat
a. Jangka Panjang

: Baik

b. Jangka Sedang

: Baik

c. Jangka Pendek

: Baik

d. Daya ingat Segera

: Baik

4. Konsentrasi dan Perhatian

: Baik

5. Pikiran Abstrak

: Baik

6. Bakat Kreatif

: Tidak ada

7. Kemampuan Menolong diri sendiri : Baik


8. Perawatan Diri

: Kurang (rambut dibiarkan


terurai

agak

kusam,

kuku

panjang dan agak kotor)


D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi

: Tidak ada

2. Ilusi

: Tidak ada

3. Depersonalisasi dan derealisasi : Tidak ada


E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
- Produktivitas

: Cukup

- Kontinuitas

: Relevan, koheren

- Hendaya berbahasa

: Tidak ada

2. Isi Pikiran
Preokupasi dengan kecemasan akan masa depan anaknya
F. Pengendalian Impuls
Baik
G. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial

: Baik

2. Uji daya nilai

: Baik

3. Penilaian Realitas

: Baik

4. Tilikan

: Pasien merasa dirinya sakit dan


membutuhkan pengobatan (tilikan 6)

H. Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien datang ke poli RSKD dengan keluhan sering mengalami sakit
kepala hanya di sebelah kiri, yang dialami sejak 2 tahun yang lalu. Gejala
sakit kepala biasanya disertai kram-kram pada lengan kiri. pasien mengaku
awalnya gejala timbul setelah berpanas-panasan saat menjual barang di pasar.
Namun kemudian muncul walaupun tidak berpanas-panasan. Pasien pernah
berobat di ahli jantung namun dokter mengatakan tidak ada kelaianan, pasien
juga pernah melakukan pemeriksaan rekam jantung dan hasilnya normal.
Selain itu pasien juga pernah berobat ke penyakit dalam kemudian diberi obat
yang menurut pasien adalah obat sakit kepala (pasien lupa namanya) namun
keluhan yang dialami tidak membaik bahkan menurut pasien bertambah
buruk, sehingga pasien menghentikan mengkonsumsi obat tersebut. Karena
penyakit tersebut pasien megaku gampang emosi, gampang tersinggung, dan
tidak bergairah.
2 minggu belakangan pasien mengalami gangguan tidur, napsu
makan terganggu dan berat badan menurun karena sering memikirkan
anaknya yang sampai saat ini masih kontrol di rumah sakit jiwa selain itu
pasien juga sering memikirkan mengenai biaya hidupnya. Pasien mengaku
biasa minder melihat anak teman-temannya yang sehat dan berhasil (sukses).
Pasien mengaku saat ini lebih suka melamun dan sudah jarang berkumpul
dengan ibu-ibu dikompleksnya.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan seorang
perempuan, wajah sesuai umur, postur tubuh normal, kulit sawo matang,
rambut pendek (sebahu) bergelombang dalam keadaan terurai, menggunakan
baju sifon motif bunga berwarna hitam dan celana jeans panjang warna biru,
perawatan diri kurang. Kesadaran compos mentis, perilaku dan aktivitas
psikomotor pasien duduk dengan tenang dan tamBu sedang memikirkan
sesuatu, pembicaraan spontan, lancar, intonasi biasa, dan bicara cukup
banyak, serta sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood dan afek hipotimia
(cemas), serasi dan empati dapat dirabarasakan.

Gangguan persepsi tidak ada. Arus pikir produktivitas spontan,


kontinuitas, relevan dan koheren, dan tidak ada hendaya berbahasa. Tidak
terdapat gangguan isi pikiran. Pengendalian impuls baik, daya nilai norma
sosial, uji daya nilai dan penilaian realitas baik. Pasien merasa dirinya sakit
dan secara umum yang diutarakan oleh pasien dapat dipercaya.
VI. AUTOANAMNESA
Pukul 11.00 WITA 12 November 2014, pasien berada di Poliklinik
Psikiatri RSKD.
seorang perempuan, wajah sesuai umur, postur tubuh normal, kulit
sawo matang, rambut pendek (sebahu) bergelombang dalam keadaan terurai,
menggunakan baju sifon motif bunga berwarna hitam dan celana jeans
panjang warna biru.
DM : Asslamualaikum
P

: Waalaikum salam....

DM : Saya Hasna dokter muda yang bertugas hari ini. Siapa namata Bu?
P

: Nama Saya R dok

DM : Berapa umurta Bu R?
P

: 51 tahun dok

DM : Tinggal dimana ?
P

: Tinggal di Bau-Bau dok

DM : Mohon maaf Bu, ibu sudah menikah?


P

: Iya Dok, Alhamdulillah, saya juga sudah dikaruniai 7 orang anak.

DM : Apa pekerjaan tab u ?


P

: Menjual baju di pasar dok

DM : Oh iye bu, kenapa ki bu. Ada yang bisa saya bantuki?


P

: sakit kepala ku dok di sebelah kiri sama lengan kiriku kaya kram-kram
begitu kurasa

DM : Sudah berapa lama kita rasakan hal ini ?


P

: Sudah kurang lebih 2 tahun, Dok. Awalnya muncul pas sudah panaspanasan karena menjual di pasar.

DM : Jadi saat kena panas selalu muncul gejala itu bu ?


P

: Iye dok, tapi belakangan ini biar tidak kena matahari k muncul juga
gejala itu.

DM : Apa yang ibu lakukan kalau muncul gejala ? ibu sudah pernah
memeriksakan diri ke dokter spesialis ?
P

: Ku biarkan saja dok, ku tahan sampainya hilang sendiri. Iye dok, Saya
sudah periksa di dokter ahli jantung, katanya tidak ada apa-apa, saya
juga sudah rekam jantung tapi dibilang normal jhi dok,tapi masih
khawatir k dok jadi pergi k juga periksa di penyakit dalam katanya nda
adaji kelainan Cuma dikasihkan ka obat sakit kepala.

DM : Maaf ibu masih ingat obat apa namanya ? setelah ibu minum ada
perbaikan yang ibu rasakan ?
P

: ku lupai nama obatnya dok. Tidak dok, malah tambah sakit kepalaku
makanya berhenti ka minum itu obat.

DM : Apa yang kita rasakan berubah setelah kita alami gejala itu bu ?
P

: iye dok, saya jadi gampang sekali marah, emosian k, jadi gampang
tersinggung sama sekarang kurang bergairah ku rasa dok.

DM : ibu sebelumnya pernah mengalami hal yang sama


P

: belum pernah dok

DM : Selain penyakit ta, apalagi yang kita cemaskan, karena raut wajahh ta
seperti banyak sekali pikiran ta?
P

: Iye dok, sebenarnya sekitar 2 minggu ini makan ku tidak teratur,


makanya tambah kurus k ini, kadang susah k juga tidur karena
kupikirkan ini anak ku dok, sama biaya hidupku sehari-hari.

DM : Maaf ibu kalau boleh tau kenapa anak ta kita cemaskan ibu ?
P

: anak ku dok kan ada tujuh orang memang 2 sudah menikah, tapi anak
ke 3 sama 4 ku merantau tapi belum punya penghasilan tetap, anak
kelima ku yang kupikir sekali karena dia juga pasien rumah sakit sini
dok, selalu kupikirkan jangan sampai dia putus obat. Baru anak ku yang
nomor 6 sama 7 masih sekolah jadi kupikirkan sekali bagamana kodong
supaya bisa ku sekolahkan mereka sampai perguruan tinggi sedangkan

saya cuma penjual pakaian titipanya orang. Suamiku cuma pedagang


keliling. Saya tidak ingin mereka gagal seperti saya dok.
DM : Iya ibu, setiap orang memang punya cobaan hidup, tapi ibu harus
tetap semngat mungkin ibu bisa cari kerja sampingan lain misal usaha
di rumah menjual apa saja, atau ibu buka catring kecil-kecilan ibu, yang
paling penting ibu harus tetap semangat jangan sampai putus asa, stress
dll ? Insya Allah untuk penyakitnya nanti kami berusaha untuk obati ya
ibu .
P

:Iya, dok saya juga tidak tau kenapa bigini pikiranku selalu melayang,
belakangan ini sering sekali melamun, seperti susah sekali ku jalani
hidup, dulu saya orangnya heboh sekali suka kumpul sama tetangggatetangga sekarang kaya nda bersemangat ka dok, lebih suka dirumah
saja.

DM : Oh iye ibu, nanti ada pemeriksaan lanjut untuk tau sakitta, jadi kita
kesininya terutama karna sering kita rasa sakit di kepala sebelah kiri
sama kram pada lengan selain itu juga ada pikiran cemas karena anak di
bu ?
P

: Iye dok

DM : Ibu maaf saya mau tanyaki perhitungan bisaji?


P

: Iye bisaji dok

DM : Kalau saya tanyaki 100-7 berapa?


P

: 100-7 itu sama dengan 93

DM : Kalau di kurang 7 lagi ?


P

: 86 Dok

DM : kalau 86 dikurangi 7, berapa?


P

: 79 Dok

DM : Apa bedanya sepeda sama motor Bu?


P

: Kalau sepeda Butuh tenaga pi dok baru bisa jalan, sedangkan motor
Butuh mesin ji.

DM : Ibu bisaki ingat angka ini 7, 4, 1, 5, 3?


P

: 7, 4, 1, 5, 3

10

DM : Oke bu, untuk sekarang cukup dulu pertanyaannya bu. Semoga cepat
sembuh. Terima kasih bu.
P : Iya terima kasih juga Dok.

VII. EVALUASI MULTI AKSIAL


1.

Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan

gejala klinis yang bermakna yaitu berupa episode depresi sedang. Sehingga
apabila memikirkan hal tersebut pasien sulit memulai tidur, napsu makan
berkurang, Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada pasien dan
keluarga serta terdapat hendaya (dissability) pada penggunaan waktu
senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan
Jiwa.
Pada pasien tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai
realita, melainkan hanya hendaya ringan saja, berupa hendaya penggunaan
waktu senggang. Tidak ditemukan waham dan halusinasi, sehingga
digolongkan dalam Gangguan Jiwa Non Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologik tidak ditemukan
adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang dapat
menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat mengakibatkan gangguan
jiwa yang diderita pasien ini. Sehingga kemungkinan adanya gangguan
mental organik dapat disingkirkan dan diagnosis diarahkan ke Gangguan
Jiwa Non Psikotik Non Organik.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya gejala-gejala yang
dapat dimengerti (berdasarkan realita) dan dapat diempati, yaitu cemas
memikirkan nasib yang tidak sesuai dengan keinginan,serta hendaya dalam
penggunaan waktu senggang, yaitu kesulitan untuk memulai tidur sehingga
didiagnosis Gangguan Jiwa Neurotik.
Dari autoanamnesisdan pemeriksaan status mental didapatkan adanya
afek dan mood hipotimia (depresi), kehilangan minat dan kegembiraan,
gejala lainya berupa gangguan tidur, nafsu makan berkurang, pandangan

11

masa depan yang suram dan pesimis, harga diri dan kepercayaan diri
berkurang, selain itu ada gejala dimana pasien merasa nyeri pada kepala dan
lengan sebelah kiri padahal sudah memeriksakan ke dokter ahli jantung dan
penyakit dalam dan hasilnya adalah normal, tapi pasien tetap merasa gelisah
dan

memikirkan

penyakitnya.

Sehingga

berdasarkan

Pedoman

Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) diagnosis


diarahkan pada Episode depresi sedang dengan gejala somatik (F32.11)
2.

Aksis II
Pasien tidak memenuhi ciri-ciri gangguan kepribadian yang tercantum

dalam PPDGJ III. Pasien memiliki hubungan interpersonal yang cukup baik
dengan orang disekitarnya, walaupun pasien mengaku belakangan pasien
memiliki kepribadian yang cukup tertutup.
3.

Aksis III
Tidak ada diagnosa

4.

Aksis IV
Kekhawatiran terhadap penyakitnya yang membuat pasien merasa takut

terjadi sesuatu dengannya.


5.

Aksis V
- GAF Scale saat ini 70-61: beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
- GAF Scale 1 tahun terakhir 80-71: gejala sementara dan dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam social, pekerjaan, sekolah, dll.

VIII. DAFTAR MASALAH


Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, namun diduga
terdapat ketidak seimbangan neurotransmitter, maka dari itu pasien
memerlukan farmakoterapi
Psikologik
Ditemukan adanya hendaya ringan sehingga pasein memerlukan
psikoterapi untuk menghilangkan gangguan depresi sedang

12

Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam penggunaan waktu senggang
sehingga perlu dilakukan sosioterapi.
IX.

RENCANA TERAPI
1. Farmakoterapi :

Alprazolam 0,5 mg (3x1/2)

Maprotiline 25 mg (1x1)

Haloperidol 0,5 mg (2x1)

B comp (1x1)

As folat (1x1)

2 .Terapi Supportif
a. Ventilasi
memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati
dan keinginannya sehingga pasien merasa lega
b. Konseling:
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami
cara menghadapinya serta memotivasi pasien agar tetap minum
obat secara teratur
c. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat
pasien tentang gangguan yang dialami oleh pasien sehingga
tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga
membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan
secara berkala.
X.

PROGNOSIS
Dubia et bonam

13

XI.

FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain

itu menilai efektivitas dan kemungkinan efek samping.


XII.

PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
Gangguan suasana perasaan (gangguan mood [afektif]) merupakan

sekelompok penyakit yang biasanya mengarah ke depresi atau elasi (suasana


perasaan yang meningkat). Menurut PPDGJ III, gangguan suasana perasaan
(mood [afektif]) merupakan sekelompok penyakit yang bervariasi bentuknya.
Kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana
perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi, atau ke arah elasi (suasana
perasaan yang meningkat).
Secara sederhana, depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan dan
perasaan tidak ada harapan lagi. Pada saat ini, depresi menjadi gangguan kejiwaan
yang sangat mempengaruhi kehidupan, baik hubungan dengan orang lain maupun
dalam hal pekerjaan. WHO memprediksikan pada tahun 2020, depresi akan
menjadi salah satu penyakit mental yang banyak dialami masyarakat dunia.
Beberapa penelitian menemukan terdapat perbedaan pengaturan pelepasan
hormon pertumbuhan antara pasien depresi dengan orang normal. Penelitian juga
telah menemukan bahwa pasien dengan depresi memiliki penumpulan respon
terhadap peningkatan sekresi hormon pertumbuhan yang diinduksi clonidine.

Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa


(PPDGJ III), Pedoman Diagnostik Episode depresi sedang dengan gejala
somatik (F32.11), yaitu:

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala uta depresi seperti pada episode
depresi ringan

Dttambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainya

Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu

Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan social, pekerjaan dan


urusan rumah tangga

14

Gejala Utama yang dimaksud antara lain :

Afek depresif

Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah ( rasa


lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunya aktivitas.
Gejala Lainnya mencakup :

Konsentrasi dan perhatian berkurang

Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

Tidur terganggu

Nafsu makan berkurang

Pada pasien ini ditemukan adanya afek dan mood depresif, kehilangan
minat dan kegembiraan, gejala lainya berupa gangguan tidur, nafsu makan
berkurang, pandangan masa depan yang suram dan pesimis, harga diri dan
kepercayaan diri berkurang, selain itu ada gejala dimana pasien merasa nyeri pada
kepala dan lengan sebelah kiri padahal sudah memeriksakan ke dokter ahli
jantung dan penyakit dalam dan hasilnya adalah normal, tapi pasien tetap merasa
gelisah

dan

memikirkan

penyakitnya.

Sehingga

berdasarkan

Pedoman

Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) diagnosis diarahkan


pada Episode depresi sedang dengan gejala somatic.
Medikasi

yang diberikan berupa obatantidepresi

dan obat penunjang

lainnya seperti multi vitamin B Comp dan Asam folat, disertai dengan intervensi
psikososial untuk memperkuat perbaikan klinis. Penatalaksanaan psikososial
umumnya lebih efektif pada saat penderita berada dalam fase akut. Terapi
berorientasi keluarga dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang
gangguan yang dialami pasien dan menciptakan suasana yang baik agar dapat
mendukung proses pemulihan pasien. Prognosis pasien ini adalah dubia, dinilai

15

dengan melihat faktor pendukung yaitu keluarga mendukung kesembuhan pasien


(ada dukungan dari keluarga). Faktor penghambat tidak dapat dijelaskan.

16

S-ar putea să vă placă și