Sunteți pe pagina 1din 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di negara-negara maju. Di


Indonesia prevalensi untuk menderita hipertansi masih rendah presentasinya.Walaupun demikian
bukan berarti ancaman penyakit hipertensi diabaikan begitu saja.Bagi masyarakaat golongan atas
hipertensi benar-benar menjadi momok yang menakutkan (Sri Rahayu : 2000).
Prevalensi penyakit hipertensi di negara maju seperti Amerika Serikat rata-rata 20
%.Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat. Di negara Indonesia
rata-rata 6-15 %.Presentasi ini mungkin masih tinggi karena jumlah anak dibawah 15 tahun di
negara Indonesia lebih kurang 15 % dari populasi (Rahayu : 2000).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi Darmojo bahwa di Indonesia 1,8-28,6 %
penduduk yang berusia > 20 tahun adalah penderita Hipertensi dan pada umumnya berkisar
antara 6 10 % . Di provinsi Jawa Timur angka kesakitaan penyakit hipertensi tahun 1998
1999 : 12,42 % (Data Provil). Sedangkan dari laporan bulanan puskesmas Mojo terhitung dari
bulan Januari 1998 sampai bulan Desember tahun 1999 yang berkunjung ke Puskesmas Mojo
adalah 19,13 % .dan tahun 2000 : 47,1%. Mengamati data tersebut dapat memberikan gambaran
bahwa masalah penyakit hipertensi khususnya di puskesmas Mojo perlu mendapat pengamatan,
pengawasan serta perawatan yang komprehensip.
Hipertensi merupakan factor resiko, primer yang menyebabkan penyakit jantung dan
stroke.Hipertensi disebut juga sebagai The Shilent Disease karena tidak ditemukan tanda tanda
fisik yang dapat dilihat (Gede Yasmin : 1991).
Banyak ahli beranggapan bahwa hipertensi lebih tepat disebut sebagai Heterogenus Group of
Disease dari pada single disease.Hipertensi yang tidak tekontrol akan menyebabkan kerusakan
organ tubuh seperti otak, ginjal, mata dan jantung serta kelumpuhan anggota gerak. Namun
kerusakan yang paling sering adalah gagal jantung dan stroke serta gagal ginjal (Susi Purwati :

2000).Untuk menghindari hal tersebut perlu pengamatan secara dini. Hipertensi sering
ditemukan pada usia tua/lanjut kira-kira 65 tahun keatas (Sri Rahayu : 2000 : 7 ).
Untuk mencegah komplikasi diatas sangat diperlukan perawatan dan pengawasan yang baik.
Banyak kasus penderita dan kematian akibat penyakit kardiovaskuler dapat dicegah jika seorang
merubah perilaku kebiasaan yang kurang sehat dalam mengkonsumsi makanan yang
menyebabkan terjadinya hipertensi, selalu berolah raga secara teratur serta merubah kebiasan
hidup lainnya yang dapat mencetus terjadinya penyakit hipertensi seperti merokok, minumminuman beralkohol. Adapun factor dietik dan kebiasaan makan yang mempengaruhi tekanan
daran yang meliputi, cara mempertahankan berat badan ideal, natrium klorid, Kalium, Kalsium,
Magnesium, lemak dan alcohol. (Dr. Wendra Ali 1996 : 3, 20, 21).
Apabila dalam satu keluarga ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, maka
mungkin dapat timbul beberapa masalah seperti :
1. Ketidak patuhan diit rendaah garam dan rendah lemak.
2. Resiko terjadinya komplikasi bagi penderita .
3. Sumber daya keluarga kurang .
4. Perubahan fisiologi (mudah marah dan tersinggung)
5. Keadaan ekonomi (bertambahnya pengeluaran dan berkurangnya pendapatan. Keluarga).
Dalam pelaksanaan tugastugas kesehatan keluarga mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pemeliharaan kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi. Freedmen (1981) membagi lima (5) peran yang dilakukan keluarga yaitu : mengenal
gejala hipertensi, mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat untuk
menolong klien hipertensi, mampu memberikan asuhan keperawatan pada anggota keluarga
yang menderita hipertensi dalam mengatasi masalahnya dan meningkatkan produktivitas
keluarga

dalam meningkatkan mutu hidup anggota keluarga, yang menderita penyakit

hipertensi.
Untuk mencapai tujuan perawatan kesehataan keluarga yang optimal, sangatlah penting
peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.Adapun peran perawat dalam membantu
keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit hipertensi antara lain : mampu mengenal
asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi, sebagai pengamat
masalah dan kebutuhan keluarga, sebagai koordinator pelayanan kesehatan, sebagai fasilitator,

sebagai pendidik kesehatan, sebagai penyuluh dan konsultan dalam asuhan perawatan dasar
pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Mengapa prevalensi penyakit hipertensi tiap tahun meningkat.
2. Bagaimana peran keluarga dalam membantu mengatasi masalah yang salah satu
anggotanya menderita penyakit hipertensi.
3. Bagaimana peran perawat puskesmas dalam mengarahkan dan membantu keluarga yang
anggotanya menderita penyakit hipertensi.
4. Bagaimana perawat membuat asuhan keperawatan pada keluarga yang

menderita

penyakit hipertensi.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Penulis mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan keperawataan
keluarga tuan IS. di RT V, RW VI dengan penyakit hipertensi yang disebabkan oleh
akibat nutrisi melalui pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini agar penulis mampu :
a. Mengumpulkan data pada keluarga tuan IS.dengan penyakit hipertensi
b.

Menganalisa data yang telah dikumpulkan.

c. Merumuskan masalah kesehatan keluarga.


d. Menentukan prioritas masalah.
e. Menentukan diagnosa keperawatan .
f. Menentukan rencana tindakan keperawatan .
g. Melaksanakan tindakan keperawaatan.
h. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
i. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan.

BAB II

KONSEP TEORI

I.

Konsep Dasar Keluarga


a. Definisi Keluarga
Menurut Depkes. RI. 1988, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ke tergantungan.
Menurut S .G . Bailon dan Aracelis Maglaya 1989, keluarga adalah dua
atau lebih dari individu yangtergabung
perkawinan, atau pengangkatan
tangga, berinteraksi satu sama

dan

karena hubungan darah, hubungan

mereka hidup bersama dalam satu rumah

lain dan di dalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan ( Nasrul Effendi ,1998 : 33 ).


b. Keperawaatan kesehatan keluarga
Menurut S.G. Bailon dan Aracelis Maglaya 1978
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana penyalur
(Nasrul Effendi,1998:39) .
c. Tipe keluarga Terdiri dari :
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anakanak.
2) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakandan sebagainya .
3) Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4) Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5) Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinanya
berpoligami dan hidup secara bersamasama.

6) Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga .

d. Keluarga sebagai unit keperawatan


Alasan keluarga sebagai unit pelayanan ( R.B freedman, 1981 ) adalah

sebagai

berikut :
1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat .
2) Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah masalah dalam kelompoknya
3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah
satu angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga yang lain.
4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu ( pasien )
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya yang menderita hipertensi.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya kesehatan
bagi anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.

II.

Konsep Dasar Hipertensi


a. Pengertian
Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik
dan diastolic serta merupakan suatu factor terjadinya kompilikasi penyakitt
kardiovaskuler (Soekarsohardi,1999 : 151) .
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic
diatas standar dihubungkan dengan usia (Gede Yasmin,1993 : 191 ).
Dari definisi definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun
diastolic diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu factor resiko
terjadinya kompilkasi penyakit kardiovaskuler.

b. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1) Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
2) Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti
berrtambahnya usia ,r psikologis , dan keturunan.
3) Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya .
4) Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri
renalis,

penyakit

parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron,

pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi.


Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin,
umur, kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol

dan

social

ekonomi (Susi Purwati , 2000 : 25 ).

c. Patofisiologi.
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah
keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan
tekanan

peririfer. Pada

keadaan

normal

untuk

memenuhi

kebutuhan

metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac


output dan tekanan perifer menurun .
Konsumsi sodium (garam )

yang berlebihan

akan

mengakibatkan

meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac


aouput . Dalam sistim Renin - Angiotensien - aldosteron pada patogenesis
hipertensi, , glandula supra renal juga menjadi factor penyebab oleh karena
faktor hormon .
Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian
angitensin I menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym (ACE
).
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus
pereifer

yang mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan

retensi

vaskuler perifer meningkat . Disamping itu angiotensin II mempunyai efek


langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis. Hal tersebut

merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosteron yang akan meningkatkan


extra Fluid volume melalui retensi air dan natrium. Hal ini semua akan
meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac output. (Jurnlistik
international cardiovaskuler,1999 ).

d. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti , penyakit jntung
koroner, gagal jantung ,gagal ginjal ,kerusakan mata, dan kerusakan pembuluh
darah otak ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23 dan patologi penyakit jantung RSUD.dr
Soetomo,1997)

e. Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :


1) Pengaturan diit
2) Berolah raga
3) Obat-obatan penurun takanan darah antara lain : ga secara teratur
4) Menghilangkaan rasa takut

f. Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada
beberapa factor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat
hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada
penderita hipertensi ,diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium
dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat rata-rata mengandung
2800 6000 mg per hari ). Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan
tekanan darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4
(empat) macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan
darah yaitu :

1. Diet rendah garam


Diet

rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan

mengkonsumsi Makanan tanpa garam.Garam dapur mempunyai kandungan


40% Natrium.
Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue,
baking powder,

MSG (Mono Sodium Glutamat),Pengawet makanan atau

natrium bensoat biasanya terdapat dalam saos,kecap,selai,jelli,makanan yang


terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam
memperhatikan hal sebagai berikut :
a. Jangan menggunakan garam dapur
b. Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi,
petis, biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-lain.
c. Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan
makanan tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
d. Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung
sodium.
e. Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, seperait
2. Diet rendah kolesterol / lemak.
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida,
dan pospolipid. Sekitar 25 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat
diarsorbsi oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa makanan
yang mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras, susu,
kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol
adalah menurunkan kadar kolestero serta menurunkan berat badan bila gemuk.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hypertensi
adalah :
a.

Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.

b.

Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.

c.

Gunakan susu full cream.

d.

Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.

e.

Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang


lainnya.

f.

Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup,


dodol.
Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah buahan.

g.

3. Diet kalori bila kelebihan berat badan. Hypertensi tidak mengenal usia dan
bentuk tubuh seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat badan
akan

beresiko

tinggi

terkena

hypertensi.

Salah

satu

cara

untuk

menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori, agar berat


badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu
diperhatikan hal berikut:
a. Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500
kalori untuk penurunan 0,5 kg berat badab per minggu.
b. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
c. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
d. Dampak masalah.
g.

Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistimatis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta implementasi keperawatan
terhadap keluarga sesuai rencana yang telah direncanakan /dibuat serta
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan .
1. Pengkajian
a. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah
yang dihadapi oleh keluarga.
b. Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah
kesehatan

,status

kesehatan,

kesanggupan

memberikan perawatan pada anggota keluarga .


c. Struktur dan sifat anggota keluarga

keluarga

dalam

1. Anggota anggota keluarga dan hubungan dengan kepala


keluarga.
2. Data demografi

: umur,jenis kelamin, kedudukan dalam

keluarga.
3. Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,
4. Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat
berkumpul atau menyebar.
5. Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.
6. Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan
yang nyata ataupun tidak nyata.
7. Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan
makan dan penggunaan waktu senggang
b. Faktor sosial budaya dan ekonomi
1. Pekerjaan
2. Penghasilan
3. Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer
4. Jam kerja ayah dan ibu
5. Siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya
c. Faktor lingkungan
(1) Perumahan
(a)

Luas rumah

(b) Pengaturan dalam rumah


(c) Persediaan sumber air
(d) Adanya bahan kecelakaan
(e) Pembuangan sampah
(2) Macam lingkungan / daerah rumah
(3) Fasilitas social dan lingkungan
(4) Fasilitas transportasi dan kesehatan
d. Riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
(2) Upaya pencegahan terhadap penyakit

(3) Sumber pelayanan kesehatan


(4)

Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas

kesehatan.
(5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
e. Cara pengumpulan data
(1)

Oservasi langsung

: dapat mengetahui keadaan

secara

langsung.
(a) Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga.
(b) Komunikasi dari tiap anggota keluarga
(c) Peran dari tiap anggota keluarga
(d) Keadaan rumah dan lingkungan
(2) Wawancara
Dapat mengetahui hal-hal :
(a) Aspek fisik
(b) Aspek mental
(c) Sosial budaya
(d) Ekonomi
(e) Kebiasaan
(f)

Lingkungan

(3) Studi dokumentasi antara lain


(a) Perkembangan kesehatan anak
(b) Kartu keluarga
(c) Catatan kesehatan lainnya
(4) Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan dan keperawatan antara lain :
(a) Tanda-tanda penyakit
(b) Kelainan organ tubuh

h.

Diagnosa Keperawatan
1. Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya
hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturaan
diet yang benar.
2. Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan diet
bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
cara pengaturan diet yang benar.
3. Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang tepat.

i.

Intervensi
1. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab
terjadinya hipertensi berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan tentang

cara pengaturan diet yang benar.


Tujuan :Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga
yang menderita penyakit hipertensi.
Kriteria hasil :Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas
pengaturan diet bagi anggota kelurga yng menderita hipertensi, Keluarga dapat
memahami danmampu mengambil tindakan sesuai anjuran.
Intervensi
1. Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi
penderita hipertensi.
R/ Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga menimbulkan
peresepsi yang negatip sehingga dapat dijadikan motivasi untuk
mengenal masalah khususnya nutrisi untuk klieh hiperetensi
2. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya
menyediakan makan-makanan rendah garam bagi penderita hipertensi .
R/ Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan makanan
yang rendah garam.

2. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet terhadap


anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang manfaat dari pengaturan diet
Tujuan :Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk
klien hipertensi
Kriteria hasil : Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet
bagi klien hiperetensi, Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk
klien hipertensi
Intervensi
1. Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet untuk
klien hipertensi
R/ Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan
cara pengaturan diet untuk klien hipertensi
2. Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien hipertensi.
R/ Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk penderita
hipertensi.
3. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang benar .
Tujuan : Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.
Kriteria hasil : Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk
penderita hipertensi, Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah
yang tepat bagi klien hipertensi.
Intervensi
1. Beriakan penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengolahan makanan
untuki klien hipertensi.
R/ Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga dapat cara
pengolahan makanan untuk klien hipertensi.
2. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh klien hipertensi.

R/ Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai yang


dianjurkan.
3. Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk memnbuat
makanan dengan jumlah yang tepat.
R/ Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat makanan dalam
jumlah

yang

tepat

kilen

dan

keluarga

/melaksanakaannya sendiri

http://elnersing.blogspot.com/2011/08/askep-keluarga-hipertensi.html

mampu

menjalankan

DAFTAR PUSTAKA

Proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistim kardiovasculer. Editor Ni Luh Gede
Yasmin SKp. Penerbit buku kedokteran EGC I 1993 Jakarta

Patologi hipertensi Lab. SMF. Penyakit jantung RSUD.Dr.Soetomo 1997 Surbaya

Jurnalistik Guedilines for the management hipertention 1997

Jurnalistik International of Cardiovasculer Medicine,Surgery and patology 1997

Farmakologi dan terapi .Edisi IV FKUI 1995 Jakarta

Nutrisi untuk klien hipertensi Ir.Sri Rahayu dkk.2000

Jakarta

Keperawatan Komunitas dan kesehatan rumah ,pengkajian intervensi dan penyuluhan .Pengarang Marcia
Stanhope dan Ruth N. Knollmueler.Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta 1997

Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas edisi II Nasrul Effendi editor Yasmin Asih penerbit buku
kedokteran EGC Jakarta 1998

Masalah hipertensi Prof.Dr.Moerdono penerbit Bhrata Karya Aksara Jakarta. 1994

S-ar putea să vă placă și