Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun Oleh :
FIKA KHARISMA
J230 145 063
: Tn. J
Umur
: 62 Tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Petani
Suku
: Jawa
Status perkawinan
: Menikah
Alamat
: Ngemplak, Boyolali
Sumber informasi
Tanggal masuk RS
: 13 Januari 2015
Tanggal pengkajian
: 19 Januari 2015
b. Penanggungjawab
Nama
: Tn. M
Umur
: 32 tahun
Alamat
: Ngemplak, Boyolali
: Anak
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan utama saat masuk rumah sakit :
Nyeri dada
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 13 Januari
2015 dengan keluhan batuk terus menerus dan berdahak, sesak napas,
nyeri dada, dada terasa panas, keadaan umum lemah, sebelumnya klien
pernah dirawat di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 3 januari 2015
dengan diagnosa Ca Paru, kemudian klien mendapat kemoterapi yang
pertama pada tanggal 8 januari 2015.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit seperti DM, jantung ataupun
hipertensi, klien tidak pernah mengkonsumsi obat anti TB.
d. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien tidak ada yang pernah mengalami penyakit yang sama
seperti klien, keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti, kanker, DM, jantung, ataupun hipertensi.
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Garis Keturunan
: Tinggal serumah
: Meninggal
Dx Medis
Pemeriksaan
Terapi tindakan
penunjang
- Laboratorium
squamus cell
T4N3M1
stadium III ps
Hematologi
Rontgen
Thoraks
70-80
4. Pengkajian Saat Ini
= BB(kg)/TB(m)
= 60kg/(1,66)
= 21,8 (Normal)
c. Pola eliminasi
1) Buang air besar
a
b
c
d
Keluhan
Berapa kali
Konsistensi
Warna
Keluhan
b
c
DC)
Berapa kali
Warna
: + 1200 ml/hari
: kuning pekat
Keterangan:
0 : Mandiri,
1 : alat Bantu,
2 : dibantu orang lain,
3 : dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total.
Pasien mengatakan dalam beraktifitas perawatan diri dibantu oleh
keluarga.
e. Oksigenasi
Klien mengeluh sesak nafas, klien terpasang O2 nasal kanul 4 Lpm.
f. Pola Tidur dan istirahat
Sebelum sakit : pasien tidur selama 6-8 jam.
Selama sakit : pasien tidur hanya 6-8 jam, pasien mengatakan tidurnya
tidak terganggu, klien merasa segar saat bangun tidur, klien tidur
dengan nyenyak.
g. Pola konseptual
1) Penglihatan : Pasien mengatakan tidak memakai alat bantu
penglihatan/ kacamata.
2) Pendengaran : Pasien tidak menggunakan alat Bantu pendengaran,
pendengaran pasien normal.
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Klien mengatakan nyeri panas pada dada, klien
tampak menahan nyeri, Keadaan Umum lemah.
a. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
S : 37 c
Nadi : 98 x/menit
RR : 28 x/menit
Kesadaran Compos Mentis, GCS : 15 E4V5M6
b. Kepala : Bentuk : Mesocephal
Rambut: Bersih, warna putih, dan kurang rapi, rambut rontok
Mata : bentuk simetris, Conjungtiva : anemis, Sklera : tidak ikterik,
reflek pupil terhadap cahaya (+/+), pupil isokor, fungsi penglihatan
baik.
Telinga : bersih, tidak ada sekret, klien tidak mengalami gangguan
pendengaran
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada gangguan penciuman, tidak
ada sekret.
Mulut : mulut bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, gigi
tidak lengkap, tampak adanya karies gigi, tidak ada perdarahan gusi.
c. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada gangguan menelan.
JVP : 4 cm (tidak ada peningkatan JVP)
d. Thorak
Paru-paru
Inspeksi : Simetris, tampak retraksi dinding dada dan penggunaan otot
bantu pernapasan, pengembangan dada tidak simetris,
Palpasi : Penurunan ekspansi paru, Taktil Fremitus kanan dan kiri
teraba tidak sama, tampak penurunan getaran taktil fremitus pada lobus
sinistra
Perkusi : Sonor
Auskultasi : terdapat suara napas tambahan stridor dan ronkhi,
terdengar suara vesikuler disemua lapang paru, suara broncho
vesikuler pada bronkus.
Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba kuat di mid clavikula intercosta 4-5
Perkusi : suara pekak
Auskultasi: bunyi jantung I dan bunyi jantung II reguler, tidak ada
suara jantung tambahan
e. Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada jaundice, tidak odema, tidak asites
Auskultasi: Peristaltik 10x/menit
Palpasi : Abdomen supel, hati dan limfe tidak teraba, tidak ada nyeri
tekan.
Perkusi : Suara timpany di kuadran ke 4
f. Inguinal : Tidak ada kelainan/pembengkakan di region inguinal
g. Genital dan perianal : tidak terkaji
h.
No
Nama Obat
Rute
Dosis
1
Infus NaCl 0,9%
IV
20 tpm
2
Ranitidin
IV
50 mg/12 jam
3
Codein
Oral
10 mg/8 jam
4
B complex
Oral
3x1
5
Antasid Syr
Oral
3x1
6
Paracetamol
Oral Kalau Demam
Obat kemoterapi tanggal 22 Januari 2015
No
.
1
2
7.
Nama Obat
Carboplatin
Gemcitabine
Dosis
666,65 mg
1700 mg
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan Laboraturium Tanggal 13 Januari 2015
Jenis pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Hamatokrit
Leokosit
Trombosit
Eritrosit
KIMIA KLINIK
GDS
SGOT
SGPT
Kreatinin
Ureum
Hasil
Satuan
Normal Range
Interpretasi
11,7
32
3.0
126
3,80
g/dl
%
Ribu/Ul
Ribu/ul
Juta/ ul
13,5-17,5
33-45
4,5-11,0
150-450
4,50-5,90
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
95
41
20
0,4
19
Mg/dl
u/l
u/l
Mg/dl
Mg/ dl
60-140
<35
<45
0,8- 1,3
< 50
Normal
Tinggi
Normal
Normal
Normal
MCV
MCH
MCHC
RDW
HDW
MPV
PDW
Eosinofil
Basofil
Netrofil
Limfosit
Luc/Amc
Elektrolit
84.7
30,6
36,2
11,9
3,1
7,2
51
2,20
0,60
68,7
2,40
1,70
/um
Pg
g/dl
%
g/dl
Fl
%
%
%
%
%
%
80,0-96,0
28,0-33,0
33,0-36,0
11,6-14,6
2,2-3,2
7,2-11,1
25-65
0,00-4,00
0,00-2,00
55.00-80,00
0,00-7,00
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Natrium Darah
Kalium Darah
Chlorida Darah
125
3,1
92
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
136-145
3,7-5,4
98-106
Rendah
Rendah
Rendah
Hasil
Kuning
Agak Keruh
Tidak ada bekuan
5,1
110
591
1420
98
Satuan
Nilai Normal
gr/dl
mg/dl
u/L
/uL
%
Keruh
Bekuan
>3
<70
>200
>1000
30-75
Mn
Hitung jenis
12
<10
Pmn
Cairan pleura
Eksudat
10
ANALISA DATA
No
1.
Data
DS :
Etiologi
Problem
Agen
injury Nyeri akut
fisik
kanker,
injuri
neurologis)
2.
DS :
Penurunan
Pengembangan
dada
tidak
simetris,
Tampak
penggunaan
otot
dinding dada.
Penurunan ekspansi paru,
Taktil Fremitus kanan dan kiri
teraba tidak sama, tampak
penurunan
getaran
taktil
Pola
napas
tidak efektif
3.
DS :
Penumpukkan
Bersihan
sekret
jalan
napas
tidak efektif
sesak napas.
DO :
-
12
C. INTERVENSI
No. Dx
1
Intervensi (NIC)
Monitor frekuensi, kedalaman,
Rasional
Peningkatan pernapasan sebagai
kriteria hasil :
Mendemonstrasikan batuk
(pucat, sianosis)
pernapasan.
Untuk mengetahui adanya aliran udara
memaksimalkan ventilasi
Ubah posisi dengan sering,
drainase sekret
rentang normal
posisi miring
Ajarkan klien latihan napas dalam
oksigenasi
Meningkatkan pengetahuan pasien dan
13
napas
paru maksimal
sputum/aspirasi sekret
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara
(mampu mengeluarkan
sputum)
dyspneu
14
Frekuensi pernafasan
(16-24x/mnt)
penghisapan
Ronchi (-)
endotrakeal/nasotrakeal yang
inhalasi
Menghilangkan spasme bronkus untuk
indikasi.
normal
yang efektif
dengan kriteria
15
hasil:
Nyeri berkurang dengan skala 1
Tidak ada ekspresi menahan
ketidaknyamanan
Kontrol lingkungan yang dapat
mengurang nyeri
verbal
Tidak ada tegangan otot
kebisingan
Ajarkan tentang teknik non
perhatian, menghilangkan
ketidaknyamanan.
punggung
Anjurkan klien untuk
menghemat energi
16
17
D.
IMPLEMENTASI
E.
F. T
G. Implementasi
N
a
n
g
g
al
/
J
a
m
J.
K. 1 - Mengkaji nyeri
3
9/
secara
1/
komprehensif
1
5
L. 1
4.
3
0
H. Respon
I.
T
T.
Fi
dada,
N. P : Nyeri bertambah ketika
batuk dan beraktivitas
O. Q : Nyeri terasa panas
P. R : Nyeri di dada sampai ulu
hati
Q. S : Skala nyeri 5 (VAS)
R. T : Nyeri hilang timbul
S. O : klien tampak menahan
U.
1
V. 1 5.
0
0
Memonitor TTV
X. O : TD : 130/80 mmHg
AB.
Fi
Y. S : 37 c
Z. Nadi : 98 x/menit
AC.
3
AD. 15.30
AA.
AE.
Mengajarkan
teknik relaksasi
napas dalam
RR : 28 x/menit
S: Pasien mengatakan
AG.
Fi
AH.
1
AI. 1 6.
Memonitor
frekuensi dan
18
AM.
Fi
0
0
kedalaman
pernapasan
O:
AL.
Pengembangan
tidak
simetris,
penggunaan
dinding
AN.
2
AO. 16.30
Mengauskultasi
x/menit
AP.S : -
paru untuk
AQ.
mengetahui adanya
Tampak
otot
pernapasan
dan
dada,
dada
RR
bantu
retraksi
:
28
O : terdengar suara
AR.
Fi
ronkhi
AT.1 7.
0
0
normal
Memberikan obat
antitusif sesuai
program terapi
AU.
Codein
10 mg/8 jam
AY.
1
AZ. 18.00
pasien untuk
obat
masuk
lebih nyaman
BB.
ventilasi
BF.1 9.
0
0
Memposisikan
memaksimalkan
BE.
2
AW.
AX.
Fi
BD.
Fi
fowler,
Mengajarkan klien
BC.
BG.
RR: 28 x/mnt
S : klien mengatakan
teknik batuk
efektif
dada
setelah
tidak
terlalu
melakukan
sakit
batuk
efektif
BH.
O : produksi sekret
19
BI.
Fi
BJ.
1
BK. 20.00
Memonitor
respirasi dan status
O2
BL.
lebih
S : klien mengatakan
nyaman
setelah
BN.
Fi
terpasang O2
BM.
O : klien terpasang
BU.
1
BP.2 0/
1/
1
5
BQ.
14.30
BV. 15.00
28 x/mnt
BR.
S : Klien mengatakan
Mengkaji nyeri
secara
komprehensif
BT.
Fi
Memonitor TTV
BW.
S:-
BX.
O : TD : 130/80
CB.
Fi
mmHg
CC.
3
CD. 15.30
Mengajarkan
teknik relaksasi
napas dalam
BY.
S : 36,7 c
BZ.
Nadi : 92 x/menit
CA.
CE.
RR : 24 x/menit
S: Pasien mengatakan
CG.
Fi
CH.
1
CI. 1 6.
0
0
Memonitor
frekuensi dan
kedalaman
pernapasan
berkurang
CK.
O:
CL.
Pengembangan
dada
otot
bantu
CM.
Fi
CN.
2
CO. 16.30
Mengauskultasi
CP.S : -
paru untuk
CQ.
mengetahui adanya
O : terdengar suara
CR.
Fi
ronkhi
CT.1 7.
0
0
normal
Memberikan obat
CV.
antitusif sesuai
program terapi
CU.Codein 10
CW.
CZ.
18.00
pasien untuk
obat
masuk
lebih nyaman
DB.
ventilasi
DF.1 9.
0
0
Memposisikan
memaksimalkan
DE.
2
CX.
Fi
mg/8 jam
CY.
1
S : klien mengatakan
DD.
Fi
fowler,
Mengajarkan klien
DC.
DG.
RR: 24 x/mnt
S : klien mengatakan
teknik batuk
efektif
dada
setelah
tidak
terlalu
melakukan
DI.
Fi
sakit
batuk
efektif
DH.
O : produksi sekret
DK. 20.00
Memonitor
respirasi dan status
O2
darah
DL.
S : klien mengatakan
lebih
nyaman
setelah
DN.
Fi
terpasang O2
DM.
O : klien terpasang
DP.2 1/
1/
24 x/mnt
DR.
S : Klien mengatakan
Mengkaji nyeri
secara
21
DT.
Fi
DU.
1
1
5
DQ.
21.30
DV. 21.40
komprehensif
DS.
klien
tampak
DW.
S:-
DX.
O : TD : 130/80
EB.
Fi
mmHg
EC.
3
ED. 22.00
DY.
S : 36,7 c
DZ.
Nadi : 92 x/menit
EA.
RR : 24 x/menit
EE.S: Pasien mengatakan terasa
Mengajarkan
teknik relaksasi
napas dalam
lebih
nyaman
setelah
EG.
Fi
EH.
1
EI. 2 2.
1
0
Memonitor
frekuensi dan
kedalaman
pernapasan
berkurang
EK.
EM.
Fi
O:
EL.Pengembangan
simetris,
dada
klien
menggunakan
otot
tidak
tidak
bantu
EO. 05.00
24 x/menit
EQ.
S : klien mengatakan
Memberikan obat
antitusif sesuai
program terapi
EP. Codein 10
ER.
EU. 05.10
obat
masuk
mg/8 jam
ET.
1
ES.
Fi
Memposisikan
pasien untuk
nyaman
memaksimalkan
EW.
22
EY.
Fi
ventilasi
EZ.
2
FA.0 5.
2
0
fowler,
Mengajarkan klien
EX.
FB.S
RR: 24 x/mnt
: klien mengatakan
teknik batuk
efektif
dada
tidak
setelah
terlalu
melakukan
FD.
Fi
sakit
batuk
efektif
FC.O : produksi sekret sedikit,
kental
dan
berwarna
FF. 0 6.
0
0
Memonitor
respirasi dan status
O2
darah
FG.
S : klien mengatakan
lebih
nyaman
setelah
terpasang O2
FH.
O : klien terpasang
FQ.
T
FY.
f
FI.
Fi
RR : 28 x/menit
FW.
belum teratasi
FX.
-
FZ.20.30
P : lanjutkan intervensi
ventilasi
- Berikan O2 nasal kanul sesuai program
GA.
GB.
S : Klien masih mengeluh
2
batuk terus dan sesak napas.
GC.
O:
ronkhi
RR : 28 x/menit
GD.
GF.
F
P : lanjutkan intervensi
GH.
3
GL.
hati
GM.
S : Skala nyeri 5
GN.
GO.
O:
GU.
f
Nadi : 98 x/menit
GR.
RR : 28 x/menit
GS.
teratasi
GT.
GV.
20
Janua
ri
2015
GW.
20.00
GX.
1
P : lanjutkan intervensi
Monitor TTV
Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
Berikan lingkungan yang nyaman
Berikan analgetik sesuai program terapi
GY.
S : Klien masih mengatakan
batuk berkurang dan tenggorokan lebih
HC.
F
O:
HA.
teratasi sebagian
HB.
-
HD.
20.30
P : lanjutkan intervensi
ventilasi
- Berikan O2 nasal kanul sesuai program
- Anjurkan melakukan batuk efektif
HE.
HF.S : Klien mengatakan batuk berkurang,
2
tenggorokan terasa lebih lega.
HG.
-
O:
25
HJ.
F
ronkhi
RR : 24 x/menit
HH.
P : lanjutkan intervensi
Anjurkan klien melakukan batuk efektif
Aukultasi suara napas
Kolaborasi
medis
pemberian
HL.
3
dada berkurang,
HN.
-
HT.
F
O:
Skala nyeri 4
Klien tampak rileks
Klien tidak gelisah
TTV : TD : 130/80 mmHg
HO.
S : 37 c
HP.Nadi : 98 x/menit
HQ.
HR.
RR : 24 x/menit
sebagian
HS.
HU.
21
Janua
ri
2015
HV.
06.30
HW.
1
P : lanjutkan intervensi
Monitor TTV
Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
Berikan lingkungan yang nyaman
Berikan analgetik sesuai program terapi
HX.
S : Klien masih mengatakan
batuk berkurang dan tenggorokan lebih
lega setelah melakukan batuk efektif.
HY.
O:
26
IB.
F
HZ.
teratasi sebagian
IA.
IC. 06.30
P : lanjutkan intervensi
ventilasi
Berikan O2 nasal kanul sesuai program
Anjurkan melakukan batuk efektif
IE. S : Klien mengatakan batuk berkurang,
ID.
2
II.
ronkhi
RR : 24 x/menit
IG.
P : lanjutkan intervensi
Anjurkan klien melakukan batuk efektif
Aukultasi suara napas
Kolaborasi
medis
pemberian
IK.
3
berkurang,
IM.O :
-
Skala nyeri 3
Klien tampak rileks
Klien tidak gelisah
TTV : TD : 130/80 mmHg
IN. S : 37 c
IO. Nadi : 98 x/menit
27
IS.
F
IP. RR : 24 x/menit
IQ. A : Masalah nyeri akut teratasi
sebagian
IR. P : lanjutkan intervensi
-
Monitor TTV
Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
Berikan lingkungan yang nyaman
Berikan analgetik sesuai program terapi
IT.
28