Sunteți pe pagina 1din 3

1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gulma merupakan tanaman pengganggu yang hidup pada tanaman yang
dibudidayakan. Keberadaan gulma dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman budidaya
menjadi terhambat, sehingga akan dapat mengurangi produktifitas tanaman budidaya. Oleh
karena itu perlu dilakukan pengendalian terhadap keberadaan gulma tersebut, salah satu
pengendalian gulma yaitu secara kimiawi yaitu dengan menggunakan herbisida.
Herbisida merupakan jenis pestisida yang fungsinya sebagai pengendali gulma atau
tan aman pengganggu. Berdasarkan sifat kerjanya herbisida digolongkan menjadi beberapa
jenis yaitu herbisida kontak dan herbisida sistemik . Herbisida kontak merupakan herbisida
yang membasmi gulma terbatas pada bagian gulma yang terkena herbisida tersebut. Pada
perlakuan herbisida gramoxone yang termasuk herbisida kontak, memiliki reaksi yang cepat
sehingga gejala yang ditimbulkan tampak pada waktu yang cepat. Bagian bagian gulma yang
terkena herbisida ini secara langsung akan mengalami kerusakan atau kematian. Namun
hanya terjadi pada gulma yang terkena herbisida.
Herbisida sistemik merupak herbisida yang dapat merusak atau mematikan seluruh
bagian tubuh gulma walaupun tidak mengalami kontak secara langsungdengan herbisida.
Pada perlakuan penyemprotan herbisidaround up dan maron yang termasuk herbisida sitemik,
reaksi atau hasilnya terlihat pada waktu yang lebih lama disbanding dengan herbisida kontak.
Gulma yang terkena herbisida ini mulanya akan mengalami layu, mongering dan pada
akhirnya akan mati.
1.2 Tujuan

Agar mahasiswa mampu mengetahui definisi herbisida


Agar mahasiswa mampu mengetahui aplikasi efektifitas herbisida
Agar mahasiswa memahami faktor yang mempengaruhi efektifitas herbisida

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Efektifitas Herbisida

Efektifiitas adalah ukuran penggunaan herbisida secara efektif dan efisien serta tidak
membahayakan lingkungan. Ditentuka oleh kecermatan petani dalam memilih herbisida yang
akan digunakan untuk memberantas gulma yang ada dilahan mereka.
(Sumarni, Sudarma, Zaini, 2014)
Efektifitas herbisida adalah pengaplikasian herbisida yang digunakan sesuai dengan
gulma yang ingin dikendalikan dan mempunyai reaksi cepat dalam mengendalikannya.
Sehingga dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi.
(Sudirman dan Yakap, 1995)
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Herbisida
Pemakaian suatu jenis herbisida secara terus menerus akan membentuk gulma yang
resisten sehingga akan sulit mengendali-kannya. Guna mengantisipasi kelemahan tersebut
diatas adalah dengan mencampurkan dua herbisida. Pencampuran dua jenis herbisida telah
dilakukan sejak lama dengan tujuan untuk memperluas spektrum pengendalian gulma,
mengurangi resistensi gulma terhadap salah satu herbisida sehingga mencegah vegetasi
gulma
yang
mengarah
ke
homogen.
Herbisida klomazon merupakan herbisida sistemik, diberikan pre emergence pada permukaan
tanah. Herbisida ini akan diserap oleh akar tanaman dan ditranslokasikan ke atas dan tinggal
di daun. Herbisida ini memberikan efek penghambat pembentukan karotenoid, sehingga
menyebabkan pemutihan kloroplas. Herbisida klomazon dapat digunakan untuk
mengendalikan gulma golongan teki dan gulma daun lebar, sedangkan metribuzin dapat
digunakan untuk mengendalikan gulma golongan rumput dan daun lebar. Cara kerja herbisida
mertibuzin
adalah
mengganggu
aktivitas
fotosintesis.
Pencampuran dua jenis herbisida membuat makin bertambahnya efektifitas dan ekonomis
dalam metode pengendalian gulma. Pencampuran kedua jenis herbisida ini akan
memperlihatkan hubungan satu bahan dengan bahan yang lain yang dinamakan dengan interaksi . Ketika dua atau lebih bahan kimia terakumulasi di dalam tanaman, mereka melakukan interaksi dan respon ditunjukkan keluar menghasilkan reaksi yang berbeda ketika
bahan kimia tersebut diberikan sendiri-sendiri. Interaksi ini bisa bersifat sinergi, adidtiv atau
antagonis.
(Akobundu, 1987)

5. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Ditinjau dari cara kerjanya, herbisida dibedakan atas herbisida kontak dan herbisida sistemik.

2. Herbisida kontak adalah herbisida yang langsung mematikan jaringan-jaringan atau bagian
gulma yang terkena larutan herbisida ini, terutama bagian gulma yang berwarna hijau
3.

Herbisida sistemik adalah herbisida yang cara kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh
atau bagian jaringan gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya

4. Aplikasi herbisida kontak, menunjukkan gejala perubahan warna pada daun, karena gulma
terganggu proses fotosintesis nya
5. Lahan kelompok kami dengan kelompok 4 menunjukkan perbedaan yang signifikan. Lahan
kelompok 4, gulma yang mati lebih banyak dibanding gulma yang tidak terkena herbisida.
6.

Herbisida kontak yang digunakan hanya menyebabkan kematian pada gulma Cynodon
dactylon saja, dan belum menunjukkan kematian pada gulma yang lainnya

S-ar putea să vă placă și