Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DISUSUN OLEH :
YANTRI 462010066 / SEPRIANY VANESSA SIMATAUW 462011009/ HERIYUANDINI
462011011/ MARIS YOSLINA WATI LAINUA 462011033/ GREIS DIANA MEANLY
RUDJUBIK 462011053/ ANASTHASIA INTAN PURNAMASARI 462011082
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS AKUT
PAEDIATRIC NURSING
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
A. Definisi
Gastroenteritis adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih
dari 3 kali dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah
(Hidayat, 2006 :12).
Gastroenteritis adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2005 : 224).
Gastroenteritis adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai
bakteri, virus dan pathogen parasitik (Wong, 2003 : 492).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis adalah suatu
keadaan dimana terjadi inflamasi pada lambung dan usus ditandai dengan frekuensi
bunag air besar pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dan anak lebih dari 3 kali sehari
dengan konsistensi feses encer, dengan atau tanpa lendir dan darah.
Salah satu komplikasi dari gastroenteritis adalah dehidrasi. Klasifikasi tingkat
dehidrasi menurut Hidayat (2006) adalah :
1. Dehidrasi ringan
Apabila kehilangan 2 5 % dari berat badan atau rata rata 25 ml/kg BB dengan
gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada
keadaan syok.
2. Dehidrasi sedang
Apabila kehilangan cairan 5-8% dari berat badan atau rata-rata 75 ml/kg BB dengan
gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh syok, nadi cepat dan
dalam.
3. Dehidrasi berat
Apabila kehilangan cairan 8-10% dari berat badan atau rata-rata 125 ml/kg BB,
pada dehidrasi berat volume darah berkurang sehingga terjadi renjatan hipovolemik
dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan darah
menurun, pasien sangat lelah, kesadaran menurun (apatis, samnolen, kadang
sampai soporokomateus).
B. Etiologi
Faktor penyebab diare menurut Ngastiyah (2005) yaitu :
1. Faktor infeksi
monosakarida
(intoleransi
glukosa,
fruktosa
dan
galaktosa);
karena
sindrom
malabsorpsi
meningkatkan
motilitas
usus
intestinal.
Pathway
D. Manifestasi Klinis
Pasien yang menderita gastroenteritis, mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh
biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemungkinan timbul diare.
Tinja cair mungkin disertai lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi
kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul
lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin
banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dabsorpsi oleh usus selama
diare. Gejala muntah dapat timbul setelah atau sebelum diare dan dapat disebabkan
karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi
mulai nampak, yaitu berat badan turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar
menjadi cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering
(Ngastiyah, 2005 : 225). Frekuensi BAB pada bayi lebih dari 3 kali sehari, bentuk cair
pada buang air besarnya kadang kadang disertai lendir dan darah, nafsu makan
menurun, warnanya lama kelamaan menjadi kehijauan karena bercampur empedu,
muntah, rasa haus, malaise, adanya lecet pada daerah sekitar anus, feses bersifat
banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diserap oleh usus,
adanya tanda dehidrasi, kemudian dapat terjadi diuresis yang berkurang (oliguria
sampai dengan anuria) atau sampai terjadi asidosis metabolic seperti tampak pucat
dengan pernapasan kusmaul (Hidayat, 2006 : 13).
E. Penatalaksanaan
Menurut Supartini (2004), penatalaksanaan medis pada pasien diare meliputi:
pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan.
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatikan derajat dehidrasinya dan
keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan peroral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan glukosa untuk
diare akut.
b. Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan
kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan
setampat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) di berikan tergantung
berat / ringan dehidrasi, yang di perhitungkan dengan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan berat badannya
Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg BB /
oral.
Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB /
hari.
Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (inperset
1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
2. Dietetic (cara pemberian makanan)
Tujuan diit pada pasien gastroenteritis adalah memberikan makanan secukupnya
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa memberikan kerja usus, mencegah dan
disebabkan karena bakteri, darah jika terjadi peradangan pada usus, terdapat
lemak dalam feses jika disebabkan karena malabsorpsi lemak dalam usus halus
(Suprianto, 2008).
2. Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na, Ca, K dan P
serum pada diare yang diserta kejang), anemia (hipokronik, kadang-kadang
nikrosiotik) dan dapat terjadi karena malnutrisi / malabsorpsi tekanan fungsi sumsum
tulang
(proses
inflamasi
kronis)
peningkatan
sel-sel
darah
putih,
pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
3. Pemeriksaan elektrolit tubuh
Untuk mengetahui kadar Natrium, Kalium, kalsium, bikarbonat.
4. Doudenum intubation
Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama
pada diare kronik.
G. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar pertama atau langkah awal dari proses keperawatan
secara keseluruhan dan merupakan suatu proses yang sistematis dan pengumpulan
data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan pasien. Pada tahap ini semua data dan informasi tentang klien yang
dibutuhkan, dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan.
Tujuan dari pengkajian adalah untuk mengumpulkan data, menganalisa data sehingga
ditemukan diagnosa keperawatan. Adapun langkah langkah pengakajian ini adalah
sebagai berikut :
1. Riwayat kesehatan
Identitas pasien meliputi nama, umur, berat badan, jenis kelamin, alamat, suku
bangsa, agama dan nama orang tua. Keluhan utama pasien biasanya mengeluh
berak encer dengan atau tanpa adanya lendir dan darah lebih dari 3 kali sehari,
berwarna kehijau-hijauan dan berbau amis, biasanya disertai muntah, tidak nafsu
makan, dan disertai dengan demam ringan atau demam tinggi pada anak-anak yang
menderita infeksi usus.
Riwayat penyakit sekarang meliputi lamanya keluhan : masing-masing prang
berbeda tergantung pada tingkat dehidrasi, atau gizi, keadaan sosial, ekonomi,
hygiene dan sanitasi. Akibat timbul keluhan : anak menjadi rewel dan menjadi
gelisah, badan menjadi lemah dan aktivitas bermain kurang. Faktor yang
memperberat adalah ibu menghentikan pemberian makanan, anak tidak mau makan
dan minum, tidak ada pemberian cairan tambahan (larutan oralit atau larutan gula
garam).
Riwayat penyakit dahulu yang perlu ditanyakan yaitu riwayat penyakit yang
pernah diderita oleh anak maupun keluarga dalam hal ini orang tua. Apakah dalam
pada masalah khusus. Model konsep dan tipologi pola kesehatan fungsional
menurut gordon :
Pola persepsi managemen kesehatan
Pola nutrisi dan metabolik
Pola eliminasi
Pola latihan aktivitas
Pola kognitif perseptual
Pola istirahat dan tidur
Pola konsep diri-persepsi diri
Pola peran dan hubungan
Pola reproduksi /seksual
Pola pertahanan diri
Pola keyakinan dan nilai
(Winugroho, 2008)
H. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien gastroenteritis menurut
Wilkinson (2007) adalah :
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan dehidrasi
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,
dan intake inadekuat.
3. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi .
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rectal karena diare.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan lingkungan terhdap
patogen.
6. Defisit pengetahuan tantang penyakit dan cara perawatannya berhubungan dengan
kurang paparan sumber informasi.
7. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan stress.
I.
Intervensi
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan dehidrasi (Wilkinson, 2007 :
174).
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan kekeurangan volume
cairan akan teratasi dan keseimbangan elektrolit dan asam basa dapat tercapai
dengan kriteria hasil : hidrasi dan status nutrisi adekuat, frekuensi irama dan nadi
dalam rentang yang diharapkan, frekuensi dan irama nafas dalam rantang yang
diharapkan, kewaspadaan mental dan orientasi kognitif tidak ada gangguan,
elektrolit serum (misalnya natrium, kalium, kalsium dan magnesium) dalam batas
normal, serum dan pH urine dalam batas normal.
Intervensi yang diberikan adalah :
Beri larutan rehidrasi oral (LRO) sedikit tapi sering khususnya bila anak
muntah. Rasional : LRO untuk rehidrasi dan penggantian kehilangan cairan
melalui feses.
Berikan dan pantau cairan IV sesuai ketentuan. Rasional : untuk mengobati
patogen khusus yang menyebabkan kehilangan cairan yang berlebihan.
diet
normal
secara
dini
bersifat
menguntungkan
untuk
Timbang
berat
badan
setiap
hari.
Rasional
untuk
mengetahui
pengalihan
yang
sesuai
dengan
tingkat
J. Referensi
Carpenito, Lynda Jual.2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Jakarta : EGC
Corwin, E, S. 2000. Buku Saku Patofisologi. Jakarta : EGC
Frida.
2008.
Askep
http://alfreedr.blogspot.com/2010/06/askep-gastroenteritis.html.
Gunawan.
2009.
Asuhan
Keperawatan
Dengan
http://ilmukeperawatan.com/asuhan_keperawatan_diare.html
Gastrointestinal.
Gastrointestinal.
2008.
Model
Konsep
Keperawatan.
http://winugroho-emt-
n.blogspot.com/2008/08/model-konsep-tipologi-pola-kesehatan.html.
Wong, Donna, L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4.
Jakarta : EGC.