Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Spondilitis TB atau tuberkulosis spinal yang dikenal pula dengan nama
Tujuan
1.3
Manfaat
1.3.1
Manfaat Teoritis
Mahasiswa dapat lebih memahami dan mengerti definisi Spondilitis TB,
Manfaat Praktisi
Dapat menjadi sumber informasi tentang Spondilitis TB, dan dapat
menjadi bahan referensi serta tolok ukur dalam pengklasifikasian Spondilitis TB.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian
Pott's disease atau lebih dikenal dengan spondilitis tuberkulosis
merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia, ditemukan pada mumi kuno
di Mesir dan Peru. Percival Pott menunjukkan gambaran klasik tuberkulosis
spinal pada tahun 1779. Spondilitis TB merupakan bentuk paling berbahaya dari
tuberkulosis muskuloskeletal karena dapat menyebabkan destruksi tulang,
deformitas dan paraplegia. Kondisi umumnya melibatkan vertebra thorakal dan
lumbosakral. Vertebra thorakal bawah merupakan daerah paling banyak terlibat
(40-50%), dengan vertebra lumbal merupakan tempat kedua terbanyak (35-45%).
Sekitar 10% kasus melibatkan vertebra servikal.
2.2
Epidemiologi
Insidensi spondilitis TB bervariasi di seluruh dunia dan biasanya
Etiologi
Tuberkulosis
tulang
belakang
merupakan
infeksi
sekunder
dari
2.4
12 ruas tulang dada (torakal), 5 ruas tulang pinggul (lumbal), 5 ruas tulang duduk
(sakral) dan 4 tulang ekor (kogsigeal). Secara anatomis setiap ruas tulang
belakang akan terdiri dari dua bagian:
1
Bagian depan
Bagian ini struktur utamanya adalah badan tulang belakang (corpus
vertebrae). Bagian ini fungsi utamanya adalah untuk menyangga berat
badan. Di antara dua korpus vertebra yang berdekatan dihubungkan oleh
struktur yang disebut diskus intervertebralis yang bentuknya seperti cakram,
konsistensinya kenyal dan berfungsi sebagai peredam kejut (shock
absorber).
Bagian belakang
Bagian belakang dari ruas tulang belakang ini fungsinya untuk :
1
Patogenesis
Infeksi Mycobacterium tuberculosis pada tulang selalu merupakan infeksi
Stadium I (Implantasi)
Stadium ini terjadi awal, bila keganasan kuman lebih kuat dari daya tahan
tubuh. Pada umumnya terjadi pada daerah torakal atau torakolumbal soliter
atau beberapa level.
Gambar 2
Nutrisi
Kondisi malnutrisi (baik pada anak ataupun orang dewasa) akan
menurunkan resistensi terhadap penyakit.
Faktor toksik
Perokok tembakau dan peminum alkohol akan mengalami penurunan daya
tahan tubuh. Demikian pula dengan pengguna obat kortikosteroid atau
immunosupresan lain.
Penyakit
Adanya penyakit seperti infeksi HIV, diabetes, leprosi, silikosis, leukemia
meningkatkan resiko terkena penyakit TB.
Ras
Ditemukan bukti bahwa populasi terisolasi contohnya orang Eskimo atau
Amerika asli, mempunyai daya tahan tubuh yang kurang terhadap penyakit
ini.
2.8
Patologi
TB pada tulang belakang dapat terjadi karena penyebaran hematogen atau
penyebaran langsung nodus limfatikus para aorta atau melalui jalur limfatik ke
tulang dari fokus TB yang sudah ada sebelumnya di luar tulang belakang. Pada
penampakannya, fokus infeksi primer TB dapat bersifat tenang. Sumber infeksi
yang paling sering adalah berasal dari sistem pulmoner dan genitourinarius.
Pada anak-anak biasanya infeksi TB tulang belakang berasal dari fokus
primer di paru-paru sementara pada orang dewasa penyebaran terjadi dari fokus
ekstrapulmoner (usus, ginjal, tonsil).
Penyebaran basil dapat terjadi melalui arteri intercostal atau lumbar yang
memberikan suplai darah ke dua vertebrae yang berdekatan, yaitu setengah bagian
bawah vertebra diatasnya dan bagian atas vertebra di bawahnya atau melalui
pleksus Batson's yang mengelilingi columna vertebralis yang menyebabkan
banyak vertebra yang terkena. Hal inilah yang menyebabkan pada kurang lebih
70% kasus, penyakit ini diawali dengan terkenanya dua vertebra yang berdekatan,
sementara pada 20% kasus melibatkan tiga atau lebih vertebra.
Berdasarkan lokasi infeksi awal pada korpus vertebra dikenal tiga bentuk
spondilitis:
1
Peridiskal / paradiskal
Infeksi pada daerah yang bersebelahan dengan diskus (di area metafise di
bawah ligamentum longitudinal anterior / area subkondral). Banyak
ditemukan pada orang dewasa. Dapat menimbulkan kompresi, iskemia dan
nekrosis diskus. Terbanyak ditemukan di regio lumbal.
Sentral
Infeksi terjadi pada bagian sentral korpus vertebra, terisolasi sehingga
disalahartikan sebagai tumor. Sering terjadi pada anak-anak. Keadaan ini
sering menimbulkan kolaps vertebra lebih dini dibandingkan dengan tipe
lain sehingga menghasilkan deformitas spinal yang lebih hebat. Dapat
terjadi kompresi yang bersifat spontan atau akibat trauma. Terbanyak di
temukan di regio torakal.
Anterior
Infeksi yang terjadi karena perjalanan perkontinuitatum dari vertebra di atas
Bentuk atipikal :
Dikatakan atipikal karena terlalu tersebar luas dan fokus primernya tidak
dapat diidentifikasikan. Termasuk didalamnya adalah TB spinal dengan
keterlibatan lengkung syaraf saja dan granuloma yang terjadi di
canalisspinalis tanpa keterlibatan tulang (tuberkuloma), lesi di pedikel,
lamina, prosesus transversus dan spinosus, serta lesi artikuler yang berada di
sendi intervertebral posterior. Insidensi TB yang melibatkan elemen
posterior tidak diketahui tetapi diperkirakan berkisar antara 2%-10%.
Infeksi TB pada awalnya mengenai tulang cancellous dari vertebra. Area
Diagnosis
Riwayat penyakit dan gambaran klinis :
1
Cold abscess.
Pemeriksaan penunjang
2.1 Tuberkulin skin test : positif
2.2 Laju endap darah : meningkat
2.3 Mikrobiologi (dari jaringan tulang atau abses) : basil tahan asam (+)
2.4 X-ray :
2.4.1
2.4.2
2.4.3
2.5 CT scan :
2.5.1
2.5.2
2.6 MRI
2.6.1
2.6.2
2.10
1
Penanganan
Terapi konservatif:
1
Medikamentosa :
1
Piridoksin 25 mg/kgBB
Imobilisasi ini dapat berupa tirah baring dan korset / bidai ,yaitu :
untuk daerah servikal dengan menggunakan jacket minerva ,pada
daerah vertebra torakal,torakolumbal dan lumbal bagian atas dengan
menggunakan
body
cast
jacket
,sedangkan
pada
lumbal
korset dari gips yang disertai fiksasi pada salah satu sisi panggul.
3
4
2.
2.1.
Indikasi operasi:
2.1.2.
2.1.3.
2.1.4.
2.1.5.
2.1.6.
2.1.7.
2.2.
Kontra-indikasi operasi :
Kegagalan pernapasan dengan kelainan jantung yang membahayakan
operasi
2.3.
Debridement
Dilakukan evaluasi pus, bahan kaseous dan sekuestra tanpa
melakukan tindakan apapun pada tulangnya.
2.3.2.
Operasi radikal
Eksisi dilakukan dari atas sampai ke bawah meliputi seluruh
tulang belakang yang rusak, hingga mencapai daerah yang
sehat dan posterior mencapai duramater. Dilanjutkan dengan
grafting yang diambil dari kosta atau tibia. Pada umumnya
meliputi anterior radical focal debridement dan stabilisasi
dengan instrumentasi.
2.11
Isometric exercise
Penyakit spondylitis TB biasanya menyebabkan gejala neurologis yang
dapat diperburuk dengan latihan tanpa pengawasan. Oleh karena itu penting
untuk meningkatkan latihan dengan hati-hati.Fisioterapi biasanya memulai
dengan
latihan
isometrik. Tujuan
dari
latihan
ini
adalah
untuk
Stretching exercise
Teknik ini harus diaplikasikan dengan sangat hati-hati pada pasien
spondylitis TB. Sebagai aturan umum, hanya latihan gentle stretching yang
diperbolehkan. Bahkan sebelum menerapkan tahap latihan ini pasien harus
dibantu dengan latihan passive movementterebih dahulu. Juga penting untuk
menjaga stabilitas tulang belakang ketika melakukan gentle stretching
exercise tersebut.
PNF techniques
Teknik ini pada awalnya dikembangkan untuk rehabilitasi pasien postparalysis. Keuntungan yang diperoleh dari PNF adalah menstimulasi otot
melalui aktifitas kelompok otot, penguluran, dan pemberian tahanan dengan
cara melibatkan serangkaian gerakan berulang.
2.12
Hiperem
Eksudat
Menyebar di
permukaan
longitudinal anterior
Infeksi
Eksudat
MK:
Resiko infeksi luka
operasi
MK:
Resiko gangguan
integritas kulit
MK:
Gangguan rasa
nyaman/nyeri
Operasi
Imobilisasi
MK:
Kurang pengetahuan
tentang perawatan diri
MK:
Gangguan
mobilitas fisik
MK:
Gangguan body
image/citra diri
Menembus
ligamentum dan
berekperasi ke
ligament yang lemah
Abses lumbal
Debridement
Kerusakan muskuloskeletal
BAB 3
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian.
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan.
Pengkajian di lakukan dengan cermat untuk mengenal masalah klien, agar dapat
memeri arah kepada tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan
sangat tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian. Tahap
pengkajian terdiri dari tiga kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengelompokan
data, perumusan diagnosa keperawatan.
3.2.1
Pengumpulan data.
Secara tehnis pengumpulan data di lakukan melalui anamnesa baik pada
klien, keluarga maupun orang terdekat dengan klien. Pemeriksaan fisik di lakukan
dengan cara: inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
1.
Identitas klien
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, agama,
suku bangsa, pendidikan, alamat, tanggal/jam MRS dan diagnosa medis.
2.
3.
adanya
riwayat
pernah
menderita
penyakit
tuberkulosis
5.
Riwayat psikososial
Klien akan merasa cemas terhadap penyakit yang di derita, sehingga kan
kelihatan sedih, dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit,
pengobatan dan perawatan terhadapnya maka penderita akan merasa takut
dan bertambah cemas sehingga emosinya akan tidak stabil dan
mempengaruhi sosialisai penderita.
6.
tidak
penyakitnya.Sehingga
semua
klien
mengerti
menimbulkan
salah
benar
perjalanan
persepsi
dalam
akan
menyebabkan
masalah
dalam
pemenuhan
menimbulkan
rasa
stres,
klien
akan
bertanya-tanya
tentang
Pada klien yang dalam kehidupan sehari - hari selalu taat menjalankan
ibadah, maka semasa dia sakit ia akan menjalankan ibadah pula sesuai
dengan kemampuannya. Dalam hal ini ibadah bagi mereka di jalankan
pula sebagai penaggulangan stres dengan percaya pada tuhannya.
7.
Pemeriksaan fisik
7.1 Inspeksi.
Pada klien dengan Spondilitis TB kelihatan lemah, pucat, dan pada
tulang belakang terlihat bentuk kiposis.
7.2 Palpasi.
Sesuai dengan yang terlihat pada inspeksi keadaan tulang belakang
terdapat adanya gibus pada area tulang yang mengalami infeksi.
7.3 Perkusi.
Pada tulang belakang yang mengalami infeksi terdapat nyeri ketok.
7.4 Auskultasi
Pada pemeriksaan auskultasi keadaan paru tidak di temukan kelainan.
8.1.2
8.1.3
8.2 Laboratorium
Laju endap darah meningkat
8.3 Tes tuberkulin.
Reaksi tuberkulin biasanya positif
3.2.2
Analisa.
Setelah data di kumpulkan kemudian dikelompokkan menurut data
subjektif yaitu data yang didapat dari pasien sendiri dalm hal komukasi atau data
verbal dan objektiv yaitu data yang didapat dari pengamatan, observasi,
Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah klien
yang nyata ataupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan, yang
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat untuk
melakukannya. Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien Spondilitis TB
adalah:
1
3.2.4
Perencanaan Keperawatan.
Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan
Tujuan
Klien dapat melakukan mobilisasi secara optimal.
Kriteria hasil
1.1.1.
1.1.2.
1.1.3.
Rencana tindakan
1.1.4. Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan
kerusakan.
Rasional
Mattress
2
Rasional
Mempertahankan posisi tulang belakang tetap rata
1.1.7. Mempertahankan postur tubuh yang baik dan latihan
pernapasan:
1
Rasional
Di lakukan untuk menegakkan postur dan menguatkan otototot paraspinal
1.1.8.
1.1.9.
2.2
Tujuan
2.1.1
2.1.2
Kriteria hasil
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.3
Rencana tindakan
2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5
Tujuan
Klien dapa mengekspresikan perasaannya dan dapat menggunakan
koping yang adaptif.
3.2.
Kriteria hasil
Klien dapat mengungkapkan perasaan/perhatian dan menggunakan
keterampilan koping yang positif dalam mengatasi perubahan citra.
3.3.
Rencana tindakan
3.3.1.
Perawat
harus
mendengarkan
dengan
penuh
perhatian.
Rasional
Meningkatkan harga diri klien dan membina hubungan saling
percaya dan dengan ungkapan perasaan dapat membantu
penerimaan diri
3.3.2.
Tujuan
Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan di rumah.
4.2.
Kriteria hasil
4.2.1.
4.2.2.
4.2.3.
4.3.
Rencana tindakan
4.3.1.
4.3.2.
4.3.3.
4.3.4.
Tekankan
pentingnya
lingkungan
yang
aman
untuk
mencegah fraktur.
4.3.5.
4.3.6.
3.2.5
Pelaksanaan
Yaitu perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan. Instruksi
3.2.6
Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan hasil - hasil yang di amati dengan kriteria
BAB 4
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Spondilitis tuberculosa adalah infeksi yang sifatnya kronis berupa infeksi
mengenai
tulang
vertebra
(Abdurrahman,
et
al
1994;
144
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih
bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa,
EGC, Jakarta
Johnson & Mass (2008). Nursing Outcomes Classifications. 2nd edition. New
York: Mosby-Year Book inc
McCloskey & Bulechek (2008). Nursing Interventions Classifications. 4th edition.
New York: Mosby-Year Book inc
NANDA. (2009-2011). Nursing Diagnosis: Definitions and classification.
Philadelphia, USA
http://kasaganu.blogspot.com/2014/05/askep-spondilitis-ankilosis.html,
tanggal 24 September 2014
diambil
R Sjamsuhidajat & Wim de Jong. (1997) Buku-Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN MUSKULOSKELETAL
GANGGUAN INFKESI TULANG
SPONDILITIS TB
OLEH
1
2
3
4
5.
6.
7.
8
9
KELOMPOK 2
Moriana B.R. Sembiring 131211123005
Dewi Agustina Ayu
131211123015
Carolina Amelia M. Veto 131211123023
Siti Hidayati Al Indasah 131211123041
Asri Fatonah
131211123057
Hamdan Hariawan
131211123064
Lulut Setyowati
131311123075
Rina Wahyuningsih
131311123017
Cecilia Indri K.
131311123025
.